Keterampilan Berpikir Kreatif KAJIAN TEORETIK

Akbar dkk., Hamzah, 2014: 112 menyebutkan lima ciri berpikir kreatif yang terdiri dari: a. Berpikir lancar 1 Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, dan penyelesaian masalah. 2 Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal. 3 Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. b. Berpikir luwes 1 Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi. 2 Melihat suatu masalah dari sudut pandang berbeda. 3 Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda. 4 Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. c. Berpikir rasional 1 Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik. 2 Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri. 3 Membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian- bagian atau unsur-unsur. d. Merinci atau mengelaborasi 1 Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk. 2 Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Menilai 1 Menentukan patokan penilaian sendiri dan dapat menentukan kebenaran pertanyaan, rencana atau tindakan. 2 Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka. 3 Dapat melaksanakan gagasannya. Jelaslah bahwa berpikir kreatif terkait dengan aturan dan kondisi. Dari teori dan definisi di atas, maka yang dimaksud dengan berpikir kreatif adalah bentuk pemikiran individu melalui tahapan-tahapan berpikir. Tahapan-tahapan berpikir tersebut berupa persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi, untuk menemukan hubungan-hubungan baru, jawaban, dan metode baru dalam menanggapi suatu persoalan untuk memecahkan masalah. Ciri-cirinya adalah adanya kepekaan dalam pengamatan, kelancaran berpikir, keluwesan berpikir, keaslian berpikir, mendefiniskan kembali, menguraikan, menilai, minat, ketaatan pada aturan, menerima hal-hal baru, mengkhayal, percaya diri sendiri, dan bertindak. 3. Indikator-indikator keterampilan berpikir kreatif Uno, 2014: 114-116 a. Kelancaran berpikir Seseorang mungkin memiliki berbagai gagasan, jawaban, dan penyelesaian masalah. Ia memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal. Selain itu ia selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Keluwesan berpikir Orang yang berpikir luwes biasanya menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi. Mereka melihat suatu masalah dari sudut pandang berbeda. Biasanya mereka mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda dan mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. c. Rasional berpikir Seseorang yang berpikir rasional mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik. Mereka memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri. Mereka juga membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. d. Elaborasi Merinci atau mengelaborasi maksudnya adalah mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk. Selain itu mengelaborasi juga memiliki makna menambah atau merinci detil- detil dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik. e. Menilai Menilai yaitu menentukan patokan penilaian itu sendiri dan dapat menentukan kebenaran pertanyaan, rencana, atau tindakan. Menilai berarti mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, dan dapat melaksanakan gagasannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI f. Imajinatif Memikirkan beberapa alternatif dalam melakukan suatu penyelesaian masalah. Seseorang yang imajinatif menggunakan imajinasinya berkhayal. Berimajinasi juga melibatkan kemampuan kognitif. g. Keaslian berpikir Seseorang yang memiliki keaslian berpikir berarti orang tersebut mampu memunculkan suatu gagasan dari hasil pemikirannya sendiri. Gagasan tersebut dapat dibagikan kepada orang lain sebagai suatu informasi. h. Menghadapi tantangan Ketika terlibat dalam suatu permasalahan, seseorang yang kreatif tidak akan lari dari permasalahan yang dihadapi. Beberapa hal dilakukannya untuk menghadapi permasalahan tersebut. Mereka tidak menyerah atau mundur, melainkan memiliki sikap berani menerima suatu tantangan. i. Ingin tahu Ingin tahu adalah suatu emosi yang berkaitan dengan perilaku ingin tahu seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar. Rasa ingin tahu ini juga berkaitan dengan KEPO Knowing Every Particular Objects . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI j. Berani mengambil resiko Sering kali seseorang dihadapkan pada suatu tantangan dalam hidupnya. Seseorang yang berani mengadapi tantangan juga sebaiknya memiliki sikap berani mengambil resiko atas keputusan yang dibuatnya. k. Menghargai Menghargai diartikan sebagai memiliki toleransi dan berbesar hati menerima apa yang dilakukan atau dikerjakan oleh orang lain. Hal ini akan lebih baik apabila seseorang juga mampu mengapresiasi apa yang telah diperbuat orang lain. l. Memiliki prinsip Prinsip juga berarti pendirian. Seseorang yang memiliki prinsip berarti memiliki suatu keyakinan yang dipegang teguh dan tidak mudah goyah dalam hidupnya. Biasanya suatu prinsip tidak akan dilanggar.

C. Efikasi Diri

1. Efikasi diri Menurut Alwisol 2009: 287, efikasi adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Efikasi ini berbeda dengan aspirasi cita-cita, karena cita-cita menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya dapat dicapai, sedangkan efikasi menggambarkan penilaian kemampuan diri. Orang bisa memiliki ekspektasi hasil yang realistik apa yang diharapkan sesuai dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kenyataan hasilnya, atau sebaliknya ekspektasi hasilnya tidak realistik mengharap terlalu tinggi dari hasil nyata yang dapat dicapai. Orang yang ekspektasi efikasinya tinggi percaya bahwa dia dapat mengerjakan sesuai dengan tuntutan situasi dan harapan hasilnya realistik memperkirakan hasil sesuai dengan kemampuan sendiri, orang itu akan bekerja keras dan bertahan mengerjakan tugas sampai selesai. Keadaan para masyarakat dewasa ini mengalami kemajuan informasi yang luar biasa, sosial, dan transformasi teknologi yang luar biasa. Perubahan sosial bukanlah hal baru dalam rangkaian sejarah, tetapi hal apa yang baru adalah langkah yang besar dan cepat dari sejarah tersebut. Siklus yang cepat dari perubahan drastis tersebut membutuhkan adanya pribadi yang secara terus-menerus ada dan pembaharuan-pembaharuan sosial. Kenyataan-kenyataan yang menantang tersebut menempati posisi pada pengertian orang-orang mengenai efikasi untuk membentuk masa depan mereka. Orang-orang bersikap proaktif, makhuk hidup dengan ambisi yang kuat yang mempunyai andil untuk membentuk hidup mereka sendiri dan sistem-sistem sosial yang mengorganisasikan, menuntun, dan mengatur hubungan-hubungan sosial mereka Bandura, 1997: vii. Menurut Schooler, efikasi diri terkadang digunakan dengan tidak tepat oleh seorang individu Bandura, 1997: 32-33. Efikasi diri dinilai bukan berdasarkan penghormatan untuk individu, tetapi karena sebuah pendirian yang kuat dari efikasi diri sangatlah penting untuk berhasilnya penyesuaian diri dan perubahan dari apa yang diraihnya secara individual PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI maupun secara berkelompok dengan cara berkontribusi melalui kemampuan-kemampuannya untuk menggunakan kemampuan terbaiknya secara bersama-sama. Efikasi diri prihatin dengan ketidakmampuan seseorang. Efikasi diri memiliki peran yang sangat penting dalam teori sosial kognitif karena efikasi diri berperan di atas faktor-faktor lain yang menentukan. Dengan mempengaruhi pilihan aktivitas-aktivitas dan tingkat motivasi, kepercayaan terhadap efikasi diri memberi kontribusi penting terhadap penambahan struktur dimana keterampilan-keterampilan ditemukan Bandura, 1997: 35. Orang yang berbeda dengan keterampilan yang sama, atau orang yang sama dengan dengan keadaan yang berbeda, mungkin dapat melakukan sesuatu dengan kurang baik, dengan baik, ataupun dengan sangat baik, tergantung pada fluktuasi tingkat kepercayaan mereka terhadap efikasi diri Bandura, 1997: 37. Menurut Bandura dan Jourden, juga Wood dan Bandura Bandura, 1997: 37, keterampilan dapat dengan mudah hilang dikarenakan adanya keraguan diri. Maka dari itu, walaupun individu memiliki tingkat keterampilan yang tinggi, mereka dapat menggunakan kemampuan-kemampuan mereka secara rendah di bawah keadaan yang meruntuhkan kepercayaan mereka terhadap diri mereka sendiri. Maka dari itu efikasi diri memberi kontribusi yang penting untuk meningkatkan prestasi. Dalam mengukur tingkat kepercayaan orang untuk meningkatkan efikasi dirinya, mereka tidak diminta untuk mengritik apakah mereka dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengubah kunci pemikiran mereka. Lebih baik mereka mengritik kekuatan kemampuan meningkatkan efikasi diri mereka dimana mereka dapat mengendalikan sesuatu dengan baik ketika kondisi pada saat itu berada pada tingkat tantangan yang berbeda Bandura, 1997: 38. Bagaimana orang bertingkahlaku dalam situasi tertentu tergantung kepada resiprokal antara lingkungan dengan kondisi kognitif, khususnya faktor kognitif yang berhubungan dengan keyakinan bahwa dia mampu atau tidak mampu melakukan tindakan yang memuaskan. Bandura Alwisol, 2009: 287 menyebut keyakinan atau harapan diri ini sebagai efikasi diri, dan harapan hasilnya disebut ekspektasi hasil. Efikasi diri atau efikasi ekspektasi self effication-efficacy expectation adalah persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. Efikasi diri berhubungan dengan keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan. Ekspektasi hasil outcome expectations adalah perkiraan atau estimasi diri bahwa tingkah laku yang dilakukan diri itu akan mencapai hasil tertentu. Locke dk k., Ni‟mah, 2012: 113 mengatakan bahwa efikasi diri yang tinggi akan menumbuhkan rasa percaya diri akan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas. Efikasi diri menurut Bandura Ni‟mah, 2012: 114 adalah keyakinan diri seseorang akan kemampuan-kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu hal. Efikasi diri merupakan penilaian terhadap kemampuan diri seeorang. Schunk, Bandura, Pajares dan Miller Ni‟mah, 2012: 114 menyatakan bahwa efikasi diri mengacu pada harapan yang dipelajari seseorang bahwa dirinya mampu melakukan suatu perilaku ataupun menghasilkan sesuatu yang diharapkan dalam suatu situasi tertentu. Bandura Ni‟mah, 2012: 114 menyatakan bahwa efikasi diri merupakan perasaan, penilaian seseorang mengenai kemampuan dan kompetensi yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas yang diberikan padanya. Menurut Pajares Ni‟mah, 2012: 114 efikasi diri adalah penilaian terhadap kompetensi diri dalam melakukan suatu tugas khusus dalam konteks yang spesi fik, selanjutnya Marsh, Walker dan Debus Ni‟mah, 2012: 114-115 menyatakan efikasi diri fokus pada kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan sejumlah tugas dengan sukses. Myers Ni‟mah, 2012: 115 mengungkapkan bahwa efikasi diri adalah perasaan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya kompeten dan efektif dalam melakukan suatu tugas. Bandura Ni‟mah, 2012: 115, mengatakan bahwa keyakinan akan seluruh kemampuan ini meliputi kepercayaan diri, kemampuan menyesuaikan diri, kapasitas kognitif, kecerdasan, dan kapasitas bertindak pada situasi yang penuh dengan tekanan. Percaya terhadap keyakinan diri atau efikasi diri merupakan faktor kunci dalam perantara hidup. Sedangkan menurut Baron dan Byrne Ni‟mah, 2012: 115 efikasi diri adalah evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan dan mengatasi hambatan. Menurut Bandura Ni‟mah, 2012: 115-116, jika seseorang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survey pada siswa kelas XII IIS SMA di wilayah Kabupaten Bantul yang menerapkan kurikulum 2013.

0 0 165

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo.

0 18 171

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 2 229

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 163

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 169

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar dan kecerdasan emosional siswa

0 0 158

Hubungan Efikasi Diri dengan Tingkat Kontrol Asma.

0 1 4