Tinjauan Teoritik TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik

1. Persepsi Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Stimulus yang telah diindera tersebut oleh individu diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti, tentang apa yang diindera tersebut. Menurut Slameto 1987, persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium. Dalam kenyataannya setiap orang dihadapkan pada sejumlah objek dan peristiwa. Objek dan peristiwa tersebut itu tidak mempunyai arti apa- apa jika tidak diinterpretasikan atau ditafsirkan. Persepsi terhadap suatu objek dan peristiwa yang sama dan disampaikan oleh orang yang sama pula, terhadap hal ini tidak berarti persepsi orang yang satu dengan orang yang lain tidak mungkin terjadi kesamaan. Maksudnya satu stimulus dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda dan beberapa stimulus yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respon yang sama. Walgito 1981 menyatakan bahwa persepsi merupakan kesan yang pertama untuk mencapai suatu keberhasilan. Persepsi pada dasarnya merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Dapat disimpulkan, persepsi adalah suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya pencatatan yang benar terhadap situasi Thoha, 1005:141. Persepsi dapat diartikan sebagai: 1 suatu tanggapan penerimaan langsung dari suatu serapan dan 2 proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:675. Menurut Winkel 1986:161 persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan antara objek yang satu dengan yang lain berdasarkan ciri-ciri fisik objek-objek itu, misalnya ukuran, warna dan bentuk. Menurut Walgito 1992: 70, menjelaskan ada tiga faktor utama yang berperan dalam persepsi, yaitu: 1. Objek yang dipersepsi Suatu objek dapat menimbulkan stimulus yang diterima oleh alat indera. Stimulus dapat datang dari luar maupun dari dalam diri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI individu yang bersangkutan. Namun, sebagian besar stimulus datang dari luar individu. 2. Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf Alat indera digunakan sebagai alat untuk menerima stimulus. Di samping itu harus ada syaraf sensoris yang berfungsi untuk meneruskan stimulus. Stimulus tersebut lalu diterima oleh pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. 3. Perhatian Perhatian diperlukan untuk membentuk atau menyadari persepsi yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Edgar Thoha, 1988; 143-144 1. Psikologi Persepsi seseorang mengenai sesuatu di alam dunia ini sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi. Sebagai contoh, terbenamnya matahari di waktu yang indah akan dirasakan sebagai bayang-bayang kelabu bagi seseorang yang buta warna. 2. Famili Pengaruh yang paling besar terhadap anak-anaknya adalah familinya. Orangtua telah mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia ini banyak sikap dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI persepsi-persepsi mereka yang diturunkan kepada anak-anaknya. Oleh sebab itu tak ayal lagi kalau orangtuanya kasar, anaknya akan bersikap kasar pula, ayahnya suka bermain bola maka anaknya pun juga suka sepak bola, dll. 3. Kebudayaan Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan di dunia ini. 2. Profesi Guru Salah satu definisi yang dikemukakan oleh Dr. Sirkun Pribadi Oemar Hamalik, 2002:1 adalah: Profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan. Menurut Webstar, 1989, Profesi diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. Kunandar, 2007:45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah suatu keahlian skill dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang mensyaratkan kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu secara khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Profesi biasanya berkaitan dengan mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikemukakan arti guru sebagai orang yang pekerjaannya atau profesinya mengajar. Sementara itu, Ametembun 1973:3, mengemukakan guru adalah semua orang yan berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid, individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun luar sekolah. Guru yang dimaksud di sini mencakup semua guru dari tingkat pra sekolah TK sampai guru besar Dosen di perguruan tinggi, baik yang berstatus negeri maupun swasta. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 mengemukakan, bahwa Guru adalah tenaga profesional yang mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi dengan tugas utama menjadi agen pembelajaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik sehingga menjadi manusia berkualitas yang mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secara optimum, pada jalur pendidikan dasar dan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini formal. Profesi guru memiliki ciri-ciri Dedi Supriadi, 1999: 96 sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Pekerjaan itu lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan dalam mengabdi kepada masyarakat. b. Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh lewat pendidikan, latihan yang lama dan intensif serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan. c. Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu. d. Ada kode etik yang menjadi pedoman perilaku anggota beserta sangsi yang jelas dan tugas terhadap pelanggaran kode etik. e. Anggota profesi secara perseorangan ataupun kelompok memperoleh imbalan finansial atau materiil. Berikut ini beberapa kriteria yang harus dipenuhi guru Mulyasa, 2005; 37-65: a. Guru sebagai pendidik Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh panutan dan identifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri dan disiplin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Guru sebagai pengajar Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari. c. Guru sebagai pembimbing Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalan itu. Dalam hal ini istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik, tetapi juga perjalanan mental , emosional, kreativitas, moral yang lebih dalam dan kompleks. d. Guru sebagai pelatih Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan ketrampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. e. Guru sebagai penasehat Guru adalah penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orangtua., meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat. Banyak guru cenderung menganggap bahwa konseling terlalu banyak membicarakan klien, sehingga seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang. Oleh karena itu, mereka tidak senang menjalankan fungsi ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI f. Guru sebagai pembaharu inovator Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang luas dan dalam antara generasi yang satu dan generasi yang lain. Guru harus menjembatani ini bagi peserta didik., jika tidak maka hal ini dapat mengambil bagian dalam proses belajar dan berakibat tidak menggunakan potensi yang dimilikinya. g. Guru sebagai model atau teladan Guru sebagai model atau teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Sebagai teladan tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapatkan sorotan peserta didik dan orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. h. Guru sebagai pribadi Sebagai individu yang bergerak di bidang pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih jika dibandingkan dengan profesi selain guru. Ungkapan yang sering diungkapkan lainnya adalah bahwa guru bisa ‘ digugu lan ditiru’. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Supriyadi 1993, untuk menjadi seorang guru yang profesional harus dituntut untuk memiliki lima hal sebagai berikut: 1. Guru menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarkannya kepada siswa. 2. Guru harus memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswa. Bagi seorang guru hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. 3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi. Mulai dari pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar. 4. Guru mampu berfikir secara sistematis tentang apa yang dilakukan, dan belajar dari pengalamannya. Artinya harus selalu ada waktu untuk mengadakan refleksi terhadap apa yang telah dilakukannya. 5. Guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya, misalnya PGRI dan organisasi lainnya. Kematangan profesional guru ditandai dengan perwujudan guru yang memiliki keahlian, rasa tanggung jawab dan rasa kesejawatan yang tinggi Surya, 2003:30. Selain harus menjalankan tugasnya secara profesional, seorang guru juga harus memiliki kompetensi. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Pendapat di atas sejalan dengan B. J Chandler Sahertian, 1994:27 yang menjelaskan tentang profesi mengajar. Dikatakan bahwa profesi mengajar merupakan suatu jabatan yang mempunyai kekhususan. Memerlukan kelengkapan mengajar dan keterampilan yang menggambarkan bahwa seseorang melakukan tugas mengajar yaitu membimbing manusia. Dengan demikian, profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan dan pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi keahlian dan kewenangan dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berdaya guna. Kunandar, 2007: 46 3. Jenis Kelamin Jenis kelamin adalah suatu komponen yang kritis dalam identitas seseorang. Sejak lahir, anak laki-laki dan anak perempuan dibiasakan berperilaku sesuai dengan ketentuan-ketentuan masyarakat sehubungan dengan perilaku mana yang semestinya untuk laki-laki dan perilaku mana yang seharusnya bagi anak perempuan. Sifat-sifat seperti logis, bebas, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI agresif, dianggap sebagai sifat-sifat maskulin, sedangkan sifat-sifat seperti lemah lembut, ramah dan empatik dianggap feminin. Ada anggapan bahwa tekanan-tekanan untuk berperilaku sesuai dengan cara-cara yang tepat bagi pria atau wanita semakin meningkat pada masa remaja, khususnya terhadap remaja putri. John Mill dan Mary Allen Lynch 1983, dari penelitiannya memperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Remaja putri menjadi lebih self- conscious perasa terhadap diri sendiri dan lebih banyak mengalami gangguan dalam citra diri ketimbang remaja-remaja pria. 2. Remaja-remaja putri lebih menonjol dalam prestasinya di bidang ketrampilan-ketrampilan verbal kata-kata, sedangkan remaja-remaja pria di bidang ketrampilan spasial ruang. 3. Remaja-remaja putri menjadi lebih suka membentuk persahabatan- persahabatan yang kental. Sedangkan menurut Kartono 1981: 20, perbedaan pria dan wanita adalah: a. Pada umumnya kemampuan intelektual wanita lebih rendah daripada kemampuan intelektual laki-laki. b. Wanita lebih menyenangi pekerjaan yang bersifat sosial seperti juru rawat dan guru, sedangkan pria lebih menyenangi pekerjaan yang membutuhkan pemikiran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto, 1987: 2. Menurut Oemar Hamalik 1975:4, belajar adalah suatu bentuk perubahan dalam seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Seseorang dikatakan telah belajar jika di dalam dirinya telah terjadi perubahan tertentu, misalnya semula tidak dapat membaca. Tetapi tidak semua perubahan dapat disebut sebagai hasil belajar. Misalnya bayi yang belum bisa duduk menjadi bisa duduk. Perubahan ini terjadi karena kematangan. Dari definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut Sumandi Suryabrata, 1971: 252 : 1. Bahwa belajar itu membawa perubahan dalam arti behavioral changes, aktual maupun potensial 2. Bahwa perubahan itu pokoknya adalh didapatkannya kecakapan baru dalam arti Kenntins dan Fertingkeit 3. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut Sumandi Suryabrata, 1971: 253 : 1. Faktor-faktor yang berasal dari luar: a Faktor-faktor non-sosial Misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu pagi, siang, malam, alat peraga, dll. b Faktor-faktor sosial Yang dimakdud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah manusia sesama manusia, baik manusia itu ada hadir maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. 2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam: a Faktor-faktor fisiologis 1 Keadaan tonus jasmani pada umumnya Keadaan tonus jasmani pada umumnya dapat melatar belakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang lelah akan lain pengaruhnya daripada yang tidak lelah. 2 Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu terutama fungsi-fungsi panca indera. b Faktor-faktor psikologis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Arden N. Frandsen Sumandi Suryabrata, 1971: 257 mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar itu sebagai berikut: 1 adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas 2 adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju 3 adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orangtua, guru, dan teman 4 adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi 5 adanya ganjaran atau hukuman mendapatkan rasa aman 3. Prestasi Belajar Prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan salah satu bukti yang menunjukkan keberhasilan belajar siswa di sekolah. Mengenai prestasi belajar, W.S Winkel 1984:3 mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti usaha yang dicapai. Winkel 1984: 43 menyatakan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu: a. Faktor pada pihak siswa: 1 faktor psikis meliputi intelektual dan non intelektual, 2 faktor atau kondisi fisik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Faktor dari luar diri siswa: 1 faktor pengatur proses sekolah, meliputi kurikulum, disiplin, guru dan fasilitas yang dimiliki sekolah, 2 faktor sosial di sekolah meliputi sistem sekolah, status sosial, interaksi guru dan siswa, 3 faktor situasional meliputi polotik dan ekonomi, waktu, tempat, musim dan iklim. Prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan melihat nilai raport. Raport adalah sebuah buku yang memuat laporan hasil belajar siswa selama siswa tersebut mengikuti proses belajar di sekolah. Raport berguna bagi orangtua siswa dan siswa sendiri untuk mengetahui kemampuan siswa. Dengan nilai yang tinggi pada mata pelajaran tertentu menunjukkan bahwa siswa tersebut mempunyai bakat, sehingga perlu dikembangkan ilmu yang diperoleh tersebut. 5. Pekerjaan orangtua Pekerjaan adalah segala usaha manusia, baik usaha jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses peningkatan kegunaan ekonomi Gilarso , 1986; 77. Dari definisi ini dapat terlihat bahwa tidak setiap kegiatan manusia dipandang sebagai kerja. Kegiatan yang hanya dilakukan demi kesenangan atau hobi tidak termasuk faktor produksi kerja. Pekerjaan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Biro Pengembangan Sosial Budaya, hal 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Pekerjan pokok Pekerjaan pokok adalah pekerjaan yang dimiliki seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap. b. Pekerjaan sampingan atau sambilan Pekerjaan sampingan atau sambilan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sifat pekerjaan sampingan atau sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok. Dalam penelitian ini penulis membedakan pekerjaan orangtua menjadi dua jenis, yaitu: 1 Guru 2 Non Guru pegawai negeri, petani, pedagang, pengusaha, ABRI POLRI dan sejenisnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Kajian hasil penelitian yang relevan

Dokumen yang terkait

Hubungan antara persepsi siswa tentang kineja guru dengan prestasi belajar siswa : survai di SMP Negeri I Bojongpicung-Cianjur

0 8 84

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, prestasi belajar siswa dan pekerjaan orang tua : studi kasus siswa SMA Pangudi Luhur Jl. P. Senopati no. 18 Yogyakarta.

0 0 123

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin, tingkat pendidikan orangtua, dan pekerjaan orang tua : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI di SMK YPKK 1 Sleman.

0 0 150

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa, pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua: studi kasus siswa SMA N Megang Sakti.

0 0 164

Pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, gaya mengajar, sikap guru dalam mengajar dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru : studi kasus pada SMA St. Mikael Warak Sleman.

0 2 159

Persepsi siswa mengenai profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, tingkat pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua : studi kasus SMA BOPKRI 1, SMA BOPKRI 2, dan SMA BOPKRI Banguntapan Yogyakarta.

0 2 94

SIKAP SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEGURUAN PRAKTIKAN PPL II DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, PRESTASI BELAJAR, MINAT MENJADI GURU, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA

0 1 179

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DAN JENIS KELAMIN SISWA

0 1 211

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA, PRESTASI BELAJAR SISWA DAN PEKERJAAN ORANGTUA

0 0 129

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa, pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua: studi kasus siswa SMA N Megang Sakti - USD Repository

0 0 162