B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Persepsi Siswa terhadap Profesi Guru ditinjau dari Jenis Kelamin Siswa
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi siswa mengenai profesi guru ditinjau dari jenis
kelamin siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji t yang dibantu oleh program SPSS dengan hasil Sig 2-tailed yaitu 0,722 lebih besar dari
tingkat probabilitas 0,05. Jenis kelamin adalah suatu komponen yang kritis dalam identitas
seseorang. Sifat kepribadian yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan berbeda. Seorang perempuan lebih mempunyai sifat keibuan, lemah
lembut, berperasaan dan lebih feminim. Sedangkan laki-laki mempunyai sifat maskulin, kasar, dan lebih perkasa. Namun perbedaan kepribadian ini
tidak menyebabkan adanya perbedaan persepsi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan terhadap profesi guru. Hal ini bisa saja dikarenakan
keterbukaan para guru dalam menerima murid apa adanya. Guru dalam kegiatannya di sekolah mampu menjadi guru yang adil dan tidak
membeda-bedakan jenis kelamin. Guru dapat menjalin hubungan yang erat dengan siswanya sehingga siswa menjadikan guru sebagai sahabat
bahkan sebagai pengganti orang tua saat mereka berada di sekolah. Selain itu guru menanamkan nilai-nilai positif kepada siswa dengan
memberikan contoh dan teladan bagi para siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pergeseran pandangan di masa kini juga menyebabkan masyarakat tidak memandang bahwa profesi guru merupakan profesi yang cocok
untuk kaum perempuan saja tetapi juga untuk kaum pria. Banyak pria yang memilih profesi guru bukan sekedar sebagai pekerjaan alternatif jika tidak
mendapatkan pekerjaan lainnya. Lahirnya Undang-undang Guru dan Dosen telah mampu mengubah persepsi masyarakat tentang profesi guru
yang sekarang ini ada jaminan kesejahteraan dan keprofesiannya. Akhirnya siswa laki-laki dan perempuan sama-sama memandang bahwa
profesi guru merupakan profesi yang sederajat baik untuk pria maupun wanita. Persepsi positif yang ditunjukkan siswa laki-laki dan perempuan
tentang profesi guru dapat menyebabkan rasa perhatian dan empati yang tinggi terhadap profesi guru yang pada akhirnya dapat menyebabkan
keinginan untuk lebih mengenal profesi guru, salah satunya keinginan untuk bekerja menjadi seorang guru.
2. Persepsi siswa terhadap Profesi Guru ditinjau dari Prestasi Belajar Siswa
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi siswa mengenai profesi guru ditinjau dari prestasi
belajar siswa hal ini ditunjukan dengan hasil uji t yang dibantu oleh program SPSS dengan hasil Sig 2-tailed yaitu 0,494 lebih besar dari
tingkat probabilitas 0,05. Siswa yang berprestasi tinggi biasanya mempunyai kemampuan
dan pengetahuan yang lebih baik dari siswa yang berprestasi rendah. Siswa yang berprestasi tinggi biasanya suka dengan hal-hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bersifat menantang, sedangkan siswa yang berprestasi rendah kadang puas dengan hasil yang ia capai. Namun perbedaan prestasi belajar ini
tidak menyebabkan perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru. Guru dipandang sebagai profesi yang diidolakan dan dibanggakan
dengan demikian seorang siswa mempunyai pandangan yang baik terhadap guru. Hal ini dikarenakan karena siswa memandang guru
adalah seorang pendidik yang bertanggungjawab dalam membimbing, mendidik dan mengajar siswa. Selain itu pula siswa menilai guru
adalah pemberi inspirasi bagi siswa agar siswa siap membangun hidup beserta lingkungan sosialnya. Sehingga secara tidak langsung akan
berpengaruh pada siswa dalam memberikan persepsi mengenai profesi guru.
3. Persepsi Siswa terhadap profesi Guru ditinjau dari Pekerjaan Orangtua
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi siswa mengenai profesi guru ditinjau dari jenis
pekerjaan orangtua hal ini ditunjukan dengan hasil uji t yang dibantu oleh program SPSS dengan hasil Sig 2-tailed yaitu 0,630 lebih besar dari
tingkat probabilitas 0,05. Hal ini diduga karena latar belakang pekerjaan orangtua yang
tidak telalu jauh berbeda, semua orang tua menanamkan nilai-nilai kebaikan pada pekerjaan yang dianggap baik. Orangtua tidak akan
mengajarkan hal-hal negatif dalam menilai pekerjaan di sekitar mereka dalam hal ini adalah profesi guru. Orangtua yang baik akan mengajarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada anaknya bahwa semua pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada sesama manusia dan kepada Tuhan sang pencipta adalah baik
adanya. Keteladanan seorang guru akan selalu dilihat dimanapun ia berada baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Guru juga memiliki sikap yang adil, jujur dan dapat dijadikan teladan meskipun ada sebagian guru yang tidak dapat dan tidak baik untuk
dijadikan teladan bagi orang lain. Guru memperlakukan muridnya sama, orang tua mengajarkan untuk menghormati guru karena guru merupakan
pengganti orang tua saat siswa berada di sekolah. Orang tua sadar bahwa guru membantu mereka dalam mewujudkan keberhasilan dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Apabila tidak ada guru siapa yang akan mengajarkan anak-anak caranya membaca, menulis, berhitung
dan berkembang sesuai potensi yang dimiliki Oleh karena itu masyarakat sebagai orang tua siswa memberikan
tempat yang terhormat pada profesi guru. Kerjasama yang berhasil dibina oleh guru dan orang tua siswa memberikan nilai positif pada profesi guru.
Hal ini secara tidak langsung berpengaruh pada siswa dalam memberikan persepsi mengenai profesi guru. Siswa akan meniru apa yang dilakukan
oleh orang tua, dalam hal ini yaitu cara pandang orang tua dalam memberikan persepsi mengenai profesi guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN,