Purwareja Klampok, kabupaten Banjarnegara yang merupakan bagian dari wilayah karisidenan Banyumas, dengan mayoritas penduduknya adalah
masyarakat dengan kondisi perekonomian menengah kebawah. Sebagian besar wilayah Banjarnegara merupakan perkampungan penduduk dengan kondisi
sanitasi lingkungan yang buruk Wihartoyo, 2012. Sebagai contoh masih terdapat banyak sampah di sungai yang digunakan untuk mencuci pakaian dan alat-alat
rumah tangga, serta tempat bermain dan berenang anak-anak di kampung setempat. Kondisi sanitasi yang buruk ini merupakan salah satu faktor utama
penyebaran bakteri Salmonella thypi penyebab penyakit demam tifoid yang cukup luas di daerah Banjarnegara.
Pada penelitian ini dilakukan evaluasi DRPs terkait penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik di RS. Emanuel
Purwareja Klampok Banjarnegara pada tahun 2013. DRPs dibagi menjadi 7 kategori menurut Cipolle 2004, yaitu terapi tanpa indikasi, perlu terapi
tambahan, pemilihan obat tidak tepat, dosis terlalu rendah, efek samping obat, dosis terlalu tinggi, dan ketidakpatuhan pasien.
1. Rumusan Masalah
a. Seperti apa karakteristik pasien demam tifoid kelompok pediatrik di Rumah
Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara pada tahun 2013? b.
Seperti apa profil penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik di Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara pada
tahun 2013?
c. Seperti apa DRPs terkait penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid
kelompok pediatrik di Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara pada tahun 2013?
2. Manfaat Penelitian
Manfaat praktis a.
Sumber informasi bagi farmasis dan tenaga kesehatan lain dalam pengambilan keputusan mengenai penatalaksanaan penggunaan antibiotika pada pasien
demam tifoid kelompok pediatrik sehingga dapat mencegah terjadinya DRPs. b.
Memberi bahan pertimbangan kepada pemerintah selaku pembuat kebijakan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian obat, khususnya obat
golongan antibiotika, dalam rangka mencegah terjadinya DRPs.
Manfaat teoritis a.
Sebagai awal bagi penelitian yang lebih lanjut dan studi mengenai evaluasi Drug Related Problems
DRPs penggunaan antibiotika pada pasien penderita demam tifoid kelompok pediatrik ataupun pasien dengan penyakit lain.
3. Keaslian Penelitian
Penelitian yang berhubungan dengan evaluasi Drug Related Problems DRPs penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid yang pernah dilakukan
sebelumnya, yaitu: 1.
Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Pada Kasus Demam Tifoid Yang Dirawat Pada Bangsal Penyakit Dalam Di RSUP. Dr. Kariadi Semarang tahun
2. 2008. Hasilnya adalah dari 137 kasus terapi hanya 11 terapi yang masuk
konsep rasional, 126 lainnya dikategorikan tidak rasional Santoso, 2009. 3.
Evaluasi Drug Therapy Problems DTPs pada Pengobatan Kasus Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Sleman
Yogyakarta Periode Juli 2007 – Juni 2008. Hasilnya yaitu terapi antibiotika
yang paling banyak digunakan adalah Tiamfenikol dengan DTPs 10 kasus dosis terlalu rendah, 28 kasus interaksi obat Sari, 2009.
4. Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak Penderita Demam Tifoid
di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Agoesdjam Ketapang Periode Juni 2008 –
Juni 2009. Hasil: Antibiotika kloramfenikol terbanyak digunakan 65,2 dengan DRPs yang diperoleh 4 kasus dosis terlalu rendah, 2 kasus dosis terlalu
tinggi dan 2 kasus efek samping obat Pratiwi, 2010. 5.
Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak Penderita Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Ypgyakarta Periode Januari
– Desember 2010. Hasil: 16,13 penggunaan antibiotika yang rasional, 70,98
tidak rasional karena kesalahan dosis, 48,39 tidak rasional karena kesalahan dalam intervalfrekuensi pemberian, 25,81 tidak rasional karena durasi
pemberian terlalu pendek, dan 1,61 tidak rasional karena tersedianya antibiotika lain yang lebih efektif Rufaldi, 2011.
6. Kajian Penggunaan Obat Demam Tifoid bagi Pasien Anak Di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2000 – Desember
2001. Hasil yang diperoleh yaitu jenis kelamin pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna, anak yang berumur 5
– 12 tahun lebih banyak menderita
7. demam tifoid daripada anak yang berumur 1 – 5 tahun, jenis antibiotika yang
terbanyak digunakan adalah kotrimoxazole 44,32. Ditemukan 4 kasus efek samping obat dan 9 kasus interaksi obat Triana, 2003.
Perbedaan penelitian ini dengan yang telah disebutkan diatas adalah terletak pada subjek yang diteliti, tempat penelitian, serta waktu pelaksanaannya.
Sedangkan beberapa persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang telah disebutkan diatas adalah terletak pada topik penelitian, yaitu evaluasi DRPs
pada pasien di rumah sakit, serta penyakit yang diteliti, yakni demam tifoid.
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum