Bahan Penelitian Lokasi Penelitian Keterbatasan Penelitian

acuan untuk evaluasi pengobatan pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik di Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara. 218 populasi demam 42 pasien dengan Tifoid penyakit penyerta 118 pasien pediatrik Eksklusi 86 36 pasien dengan demam tifoid pasien catatan RM dan hasil laboratorium tidak lengkap Inklusi 32 pasien 8 pasien suspect terduga demam tifoid Gambar 1. Skema Pemilihan Subjek Penelitian di RS Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara Periode 2013

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu rekam medik pasien demam tifoid kelompok pediatrik yang ada di RS. Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara pada tahun 2013. Rekam medik adalah riwayat pengobatan dan perawatan pasien yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian yaitu yang memuat data karakteristik pasien meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa masuk, terapi yang diberikan, catatan keperawatan, dan hasil pemeriksaan laboratorium.

E. Lokasi Penelitian

Pengambilan data dilakukan di Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara yang beralamat di Jl. Ahmad Yani, Purwareja, Klampok, Banjarnegara, 53474. Pengambilan data tersebut dilakukan tepatnya di instalasi rekam medik Rumah Sakit Emannuel Purwareja Klampok Banjarnegara.

F. Tata Cara Penelitian 1. Pengurusan Izin Penelitian

Penelitian diawali dengan mengurus izin penelitian yang diperoleh dari Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara sebagai lokasi untuk pengambilan data.

2. Analisis Situasi

Analisis situasi dengan cara mencari data kartu rekam medik pasien demam tifoid kelompok pediatrik pada tahun 2013 yang diperoleh melalui komputer di Instalasi Rekam Medik RS. Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara.

3. Pengambilan data

Penulusuran data lembar rekam medik di Instalasi Rekam Medik mengenai jumlah pasien kelompok pediatrik yang terdiagnosa positif menderita demam tifoid, usia pasien, jenis kelamin pasien, berat badan pasien, data laboratorium, jenis dan golongan antibiotik yang diberikan pada pasien, dosis dan frekuensi pemberian antibiotik. Pencarian pasien demam tifoid kelompok pediatrik dilakukan sesuai dengan definisi operasional yang telah ditetapkan sebelumnya menggunakan nomor rekam medik yang didapat. Pengumpulan data dari rekam medik tersebut dilakukan dengan tanpa mengganggu aktivitas petugas kesehatan di rumah sakit tersebut.

4. Pengolahan data dan analisis hasil

Data diolah secara deskriptif dengan memberikan gambaran karakteristik pasien demam tifoid kelompok pediatrik sebagai subjek penelitian, profil penggunaan obat pasien, serta profil penggunaan antiobiotika pasien. Pengolahan data secara evaluatif dilakukan dengan mengevaluasi DRPs penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik. Pengolahan data secara deskriptif dan evaluatif dijelaskan secara rinci sebagai berikut: a. Karakteristik pasien Analisis deskriptif mengenai karakteristik pasien dilakukan dengan mengelompokkan pasien demam tifoid kelompok pediatrik berdasarkan distribusi umur dan jenis kelamin yang kemudian dinyatakan dalam bentuk persentasi. b. Profil penggunaan antibiotika pasien Profil penggunaan antibiotika oleh pasien demam tifoid kelompok pediatrik yang akan dianalisis terbagi menjadi jenis dan golongan antibiotika, indikasi dan pilihan terapi antibiotika, dosis dan frekuensi pemberian antibiotika, serta durasi dan rute pemberian antibiotika. c. Evaluasi Drug Related Problems DRPs a Butuh tambahan obat need additional drug therapy b Tidak butuh obat unnecessary drug therapy c Salah pemberian obat wrong drug d Dosis obat yang tidak mencukupi atau kurang dosage too low e Efek samping obat adverse drug reaction f Dosis obat yang berlebih dose too high Hasil evaluasi Drug Related Probelms DRPs kemudian akan dianalisis dengan metode subjektif, objektif, assesment, dan plan SOAP. Subjektif meliputi umur, jenis kelamin, lama dirawat, diagnosa, keluhan, perjalanan penyakit, dan status keluar pasien. Objektif yaitu meliputi hasil laboratorium, tanda vital tekanan darah, denyut nadi, dan respiratori, kondisi kesadaran pasien, dan penatalaksanaan obat yang diterima oleh pasien. Assesment merupakan penilaian yang dilakukan terkait evaluasi penggunaan antibiotika. Sedangkan plan atau rekomendasi merupakan saran yang diberikan untuk mengatasi DRPs yang muncul dalam penggunaan antibiotika berdasarkan acuan yang ada. Acuan yang digunakan untuk evaluasi yang terjadi dalam pengobatan pasien demam tifoid kelompok pediatrik adalah Standar Pelayanan Medis Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara, Drug Information Handbook Lacy et al., 2006, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Roespandi dan Nurhamzah, 2007, dan Background Document: The Diagnosis, Treatment and Prevention of Typhoid Fever WHO, 2003.

5. Penyajian Hasil Analisis

Hasil atau data yang muncul akan disajikan dalam bentuk tabel dan dilakukan pula analisis DRPs yang muncul berdasarkan acuan yang digunakan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara evaluatif dengan cara mengevaluasi DRPs yang terjadi pada penggunaan antibiotika dan dibahas dalam bentuk uraian dan secara deskriptif dalam bentuk tabel dan atau diagram.

G. Keterbatasan Penelitian

Penelitian dengan data retrospektif memiliki kelemahan bila dibandingkan dengan data prospektif. Pada penelitian dengan data retrospektif tidak memungkinkan mengamati lebih lanjut perkembangan kondisi pasien yang sesungguhnya berkaitan dengan analisis DRPs. Sebagai contoh, kepatuhan pasien terhadap regimen terapi. Oleh karena itu, pada penelitian ini hanya dapat dilakukan menggunakan 6 aspek DRPs, sedangkan aspek ketidakpatuhan pasien noncompliance tidak dapat dilakukan. Selain itu, kelemahan dari penggunaan data retrospektif yang lainnya yaitu acuan yang digunakan untuk mengevaluasi DRPs yang terjadi pada penelitian tidak dapat menggunakan acuan yang terbaru. Keterbatasan lain yang terdapat pada penelitian ini adalah waktu. Pihak Rumah Sakit Emanuel menyediakan waktu yang sangat terbatas untuk melakukan wawancara dokter anak sebagai penulis resep, dimana hal tersebut menyebabkan hasil wawancara dengan dokter anak yang digunakan bersifat menyeluruh, tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi satu per satu kasus yang diperoleh, serta penelitian ini hanya mengevaluasi mengenai penggunaan antibiotika tanpa melihat dan mengevaluasi secara lengkap keseluruhan pengobatan lain yang diberikan pada pasien sehingga DRPs terkait perlu terapi tambahan need additional drug therapy tidak teridentifikasi pada penelitian ini. Selain itu, dari dua dokter anak sebagai penulis resep di Rumah Sakit Emanuel, hanya satu dokter anak yang bersedia dan dapat diwawancarai oleh penulis. Hal ini menyebabkan acuan sebagai Standar Pelayanan Medis RS. Emanuel yang digunakan untuk mengevaluasi DRPs terkait penggunaan antibiotika pasien demam tifoid kelompok pediatrik kurang lengkap. 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai “Evaluasi Drug Related Problems DRPs Penggunaan Antibiotika pada Pasien Demam Tifoid Kelompok Pediatrik di Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara Tahun 2013” dilakukan dengan menelusuri lembar data rekam medik pasien pediatrik yang positif terdiagnosa demam tifoid. Berdasarkan data hasil penelusuran dari bagian instalasi rekam medik RS Emanuel, diperoleh 32 kasus sebagai bahan penelitian yang mempunyai data rekam medik lengkap, yaitu mencantumkan usia, jenis kelamin, berat badan, diagnosa utama, lama perawatan, catatan keperawatan, data pemeriksaan laboratorium, dan terapi yang diberikan.

A. Karakteristik Pasien 1.

Distribusi pasien berdasarkan usia Pasien demam tifoid kelompok pediatrik yang diteliti adalah pasien yang berusia 0 – 12 tahun. Izenberg 2000 membagi kelompok pediatrik menjadi 3 bagian berdasarkan usia , yaitu kelompok neonatus ≤ 1 tahun, kelompok balita 1 – 5 tahun, dan kelompok usia anak-anak 5 – 12 tahun. Dari hasil penelitian didapatkan kasus demam tifoid di RS Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara pada tahun 2013 paling banyak terjadi pada kelompok usia anak-anak yaitu pada rentang 5 – 12 tahun sebesar 59,4 dan kelompok usia balita yaitu pada rentang 1 – 5 tahun sebesar 40,6. Hasil penelitian ini mendukung hasil

Dokumen yang terkait

Korelasi Drug Related Problems (DRP) Penggunaan Antibiotika Terhadap Outcomes Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan Periode Oktober-Desember 2010 dan Januari-Maret 2011

2 74 111

Evaluasi Drug Related Problems Kategori Penyesuaian Dosis Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Utara

4 33 166

Analisa Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik dengan Penyakit Penyerta di Rumkital Dr. Mintohardjo Tahun 2014

2 39 174

Evaluasi drug related problems obat antidiabetes pada pasien geriatri dengan diabetes melitus tipe 2 di ruang rawat inap rumah sakit umum pelabuhan periode januari-juni 2014

4 24 164

Analisa Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik dengan Penyakit Penyerta di Rumkital Dr. Mintohardjo Tahun 2014

1 17 174

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOGIRI TAHUN 2007.

0 2 17

IDENTIFIKASI Drug Related Problems (DRPs) PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Di Rsi Klaten Tahun 2010.

0 5 16

Analisis Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Demam Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit - Ubaya Repository

0 0 1

Studi Drug Related Problems Pada Pengobatan Pasien Demam Tifoid Anak Rawat Inap di Rumah Sakit X di Surabaya - Ubaya Repository

0 0 1

Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari-Desember 2010 - USD Repository

0 3 153