tepatnya di instalasi rekam medik Rumah Sakit Emannuel Purwareja Klampok Banjarnegara.
F. Tata Cara Penelitian 1. Pengurusan Izin Penelitian
Penelitian diawali dengan mengurus izin penelitian yang diperoleh dari Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara sebagai lokasi untuk
pengambilan data.
2. Analisis Situasi
Analisis situasi dengan cara mencari data kartu rekam medik pasien demam tifoid kelompok pediatrik pada tahun 2013 yang diperoleh melalui
komputer di Instalasi Rekam Medik RS. Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara.
3. Pengambilan data
Penulusuran data lembar rekam medik di Instalasi Rekam Medik mengenai jumlah pasien kelompok pediatrik yang terdiagnosa positif menderita
demam tifoid, usia pasien, jenis kelamin pasien, berat badan pasien, data laboratorium, jenis dan golongan antibiotik yang diberikan pada pasien, dosis dan
frekuensi pemberian antibiotik. Pencarian pasien demam tifoid kelompok pediatrik dilakukan sesuai
dengan definisi operasional yang telah ditetapkan sebelumnya menggunakan nomor rekam medik yang didapat. Pengumpulan data dari rekam medik tersebut
dilakukan dengan tanpa mengganggu aktivitas petugas kesehatan di rumah sakit tersebut.
4. Pengolahan data dan analisis hasil
Data diolah secara deskriptif dengan memberikan gambaran karakteristik pasien demam tifoid kelompok pediatrik sebagai subjek penelitian, profil
penggunaan obat pasien, serta profil penggunaan antiobiotika pasien. Pengolahan data secara evaluatif dilakukan dengan mengevaluasi DRPs penggunaan
antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik. Pengolahan data secara deskriptif dan evaluatif dijelaskan secara rinci
sebagai berikut: a.
Karakteristik pasien Analisis deskriptif mengenai karakteristik pasien dilakukan dengan
mengelompokkan pasien demam tifoid kelompok pediatrik berdasarkan distribusi umur dan jenis kelamin yang kemudian dinyatakan dalam
bentuk persentasi. b.
Profil penggunaan antibiotika pasien Profil penggunaan antibiotika oleh pasien demam tifoid kelompok
pediatrik yang akan dianalisis terbagi menjadi jenis dan golongan antibiotika, indikasi dan pilihan terapi antibiotika, dosis dan frekuensi
pemberian antibiotika, serta durasi dan rute pemberian antibiotika. c.
Evaluasi Drug Related Problems DRPs a
Butuh tambahan obat need additional drug therapy b
Tidak butuh obat unnecessary drug therapy c
Salah pemberian obat wrong drug d
Dosis obat yang tidak mencukupi atau kurang dosage too low
e Efek samping obat adverse drug reaction
f Dosis obat yang berlebih dose too high
Hasil evaluasi Drug Related Probelms DRPs kemudian akan dianalisis dengan metode subjektif, objektif, assesment, dan plan SOAP. Subjektif
meliputi umur, jenis kelamin, lama dirawat, diagnosa, keluhan, perjalanan penyakit, dan status keluar pasien. Objektif yaitu meliputi hasil laboratorium,
tanda vital tekanan darah, denyut nadi, dan respiratori, kondisi kesadaran pasien, dan penatalaksanaan obat yang diterima oleh pasien. Assesment merupakan
penilaian yang dilakukan terkait evaluasi penggunaan antibiotika. Sedangkan plan atau rekomendasi merupakan saran yang diberikan untuk mengatasi DRPs yang
muncul dalam penggunaan antibiotika berdasarkan acuan yang ada. Acuan yang digunakan untuk evaluasi yang terjadi dalam pengobatan pasien demam tifoid
kelompok pediatrik adalah Standar Pelayanan Medis Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara, Drug Information Handbook Lacy et al.,
2006, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Roespandi dan Nurhamzah, 2007, dan Background Document: The Diagnosis, Treatment and
Prevention of Typhoid Fever WHO, 2003.
5. Penyajian Hasil Analisis