Drug Related Problems DRPs

dll. Sedangkan contoh untuk antibiotika yang bersifat bakterisida yaitu penisilin, sefalosporin, aminoglikosida, vankomisin, polimiksin, dll Katzung, 2008.

b. Berdasarkan mekanisme kerja

Berdasarkan mekanisme kerjanya terhadap bakteri, antibiotika dikelompokkan sebagai berikut: 1. Inhibitor sintesis dinding sel bakteri 2. Inhibitor sintesis protein bakteri 3. Menghambat sintesa folat 4. Mengubah permeabilitas membran sel 5. Mengganggu sintesis DNA 6. Mengganggu sintesa RNA Katzung, 2008.

c. Berdasarkan aktivitas antibiotika

Berdasarkan aktivitasnya, antibiotika dikelompokkan menjadi 1. Antibiotika spektrum luas broad spectrum 2. Antibiotika spektrum sempit narrow spectrum Ganiswara, 1995.

C. Drug Related Problems DRPs

Drug related problems DRPs atau sering diistilahkan dengan drug therapy problems DTPs adalah kejadian atau efek yang tidak diharapkan yang dialami pasien dalam proses terapi dengan obat Cipolle, 2004. Drug related problem DRPs dibagi menjadi 4 kategori besar, yaitu: 1. Aspek indikasi yang terdiri dari perlu terapi tambahan dan pemberian obat yang tidak diperlukan. 2. Aspek efektifitas yang terdiri dari salah pemberian obat dan dosis terlalu rendah. 3. Aspek kemanan yang terdiri dari efek samping dan dosis terlalu tinggi. 4. Aspek kepatuhan Cipolle, 2004. Adapun penyebab untuk masing-masing kategori DRPs, antara lain: a. Terapi tanpa indikasi unnecessary drug therapy Disebabkan oleh terapi yang diperoleh sudah tidak sesuai, menggunakan terapi polifarmasi yang seharusnya bisa menggunakan terapi tunggal, kondisi yang seharusnya mendapat terapi non farmakologi, terapi efek samping yang dapat diganti dengan obat lain, dan penyalahgunaan obat. b. Memerlukan terapi tambahan needs additional drug therapy Disebabkan oleh munculnya kondisi kronik yang membutuhkan terapi, memerlukan terapi untuk mengurangi resiko munculnya kondisi medis baru, memerlukan terapi kombinasi untuk memperoleh efek obat kuat atau efek tambahan. c. Pemilihan obat yang tidak tepat wrong drug Dapat disebabkan oleh obat yang efektif tetapi harganya relatif mahal atau bukan obat yang paling aman untuk digunakan, kombinasi obat yang tidak tepat sehingga efek yang dihasilkan tidak maksimal. d. Dosis terlalu rendah dosage too low Umumnya disebabkan oleh penggunaan obat dengan dosis yang terlalu rendah untuk dapat menimbulkan efek terapi yang diinginkan respon, jarak pemberian obat dalam frekuensi yang panjang atau jarang untuk dapat memberikan efek terapi, adanya interaksi obat yang dapat mengurangi jumlah obat yang tersedia dalam bentuk aktif, durasi terapi pengobatan terlalu pendek untuk dapat menghasilkan efek terapi. e. Efek obat yang merugikan adverse drug reaction Dapat disebabkan karena obat menimbulkan efek yang tidak diinginkan tetapi tidak ada hubungannya dengan menejemen dosis, interaksi obat yang memunculkan efek atau reaksi yang tidak diinginkan tetapi tidak ada hubungannya dengan menejemen dosis, aturan dosis yang telah diberikan atau diubah terlalu cepat, obat yang dapat menimbulkan alergi, dan obat yang mempunyai kontraindikasi dengan keadaan pasien. f. Dosis terlalu tinggi dosage too high Dapat disebabkan karena dosis yang diberikan terlalu tinggi sehingga memunculkan efek yang berlebihan, frekuensi pemberian obat terlalu pendek sehingga terjadi akumulasi, durasi terapi pengobatan terlalu panjang, interaksi obat dapat menghasilkan efek toksik, obat diberikan atau dinaikkan dosisnya terlalu cepat. g. Ketidakpatuhan pasien noncompliance Dapat disebabkan karena pasien tidak memahami aturan pemakaian, pasien lebih memilih atau suka untuk tidak menggunakan obat-obatan, pasien lupa untuk mengkonsumsi obatnya, harga obat terlalu mahal bagi pasien, pasien tidak mampu menelan obat atau menggunakan obat itu sendiri secara tepat. Karena itulah diperlukannya peran seorang farmasis dalam mencegah terjadinya ketidakrasionalan penggunaan obat oleh pasien Cipolle, 2004.

D. Keterangan Empiris

Dokumen yang terkait

Korelasi Drug Related Problems (DRP) Penggunaan Antibiotika Terhadap Outcomes Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan Periode Oktober-Desember 2010 dan Januari-Maret 2011

2 74 111

Evaluasi Drug Related Problems Kategori Penyesuaian Dosis Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Utara

4 33 166

Analisa Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik dengan Penyakit Penyerta di Rumkital Dr. Mintohardjo Tahun 2014

2 39 174

Evaluasi drug related problems obat antidiabetes pada pasien geriatri dengan diabetes melitus tipe 2 di ruang rawat inap rumah sakit umum pelabuhan periode januari-juni 2014

4 24 164

Analisa Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik dengan Penyakit Penyerta di Rumkital Dr. Mintohardjo Tahun 2014

1 17 174

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOGIRI TAHUN 2007.

0 2 17

IDENTIFIKASI Drug Related Problems (DRPs) PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Di Rsi Klaten Tahun 2010.

0 5 16

Analisis Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Demam Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit - Ubaya Repository

0 0 1

Studi Drug Related Problems Pada Pengobatan Pasien Demam Tifoid Anak Rawat Inap di Rumah Sakit X di Surabaya - Ubaya Repository

0 0 1

Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari-Desember 2010 - USD Repository

0 3 153