7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Demam Tifoid 1. Definisi
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan dan disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi yang masih dijumpai
secara luas di berbagai negara berkembang, terutama yang terletak di daerah tropis dan subtropis Widodo, 2010.
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus yang disebabkan bakteri Salmonella thypi dengan gejala demam lebih dari satu minggu,
gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. Penyakit ini termasuk penyakit menular endemik yang dapat menyerang banyak orang dan
masih merupakan masalah kesehatan di daerah tropis terutama di negara-negara berkembang Musnelina, 2004.
2. Epidemiologi
Penyebaran demam tifoid sangat luas, khususnya di negara-negara berkembang dengan kondisi sanitasi yang buruk. Demam tifoid endemik di Asia,
Afrika, Amerika Latin, Kepulauan Karibia, dan Oceania. Diantara beberapa wilayah tersebut, demam tifoid paling banyak terjadi di negara-negara
berkembang ataupun negara-negara terbelakang. Demam tifoid menginfeksi kurang lebih 2,1 juta orang angka kejadian 3,61000 populasi dan diperkirakan
membunuh 200.000 orang setiap tahunnya Brusch, 2010.
3. Patofisiologi
Salmonella thypii masuk melalui makanan dan minuman yang tercemar.
Sebagian bakteri dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus. Apabila respon immunitas Imunoglobulin A usus kurang baik maka
bakteri akan menembus sel-sel epitel, selanjutnya ke lamina propria. Di lamina propria bakteri berkembang biak dan ditelan oleh sel-sel fagosit terutama
makrofag. Bakteri dapat hidup dan berkembang biak di dalam makrofag, kemudian dibawa ke jaringan limfoid Plaques peyeri di illeum terminalis. Melalui
duktus torasikus, bakteri yang terdapat di dalam makrofag masuk ke dalam sirkulasi darah. Selanjutnya menyebar ke organ retikuloendotelial tubuh terutama
hati dan limpa. Di dalam hati bakteri masuk ke dalam kandung empedu, berkembang biak dan diekskresikan ke dalam lumen usus melalui cairan empedu,
sebagian bakteri ini dikeluarkan melalui feses dan sebagian lagi menembus usus Brusch, 2010.
4. Manifestasi Klinis
Masa tunas demam tifoid berlangsung selama 10-14 hari. Keluhan dan gejala demam tifoid tidak khas, dan bervariasi dari gejala seperti flu ringan
sampai tampilan sakit berat dan fatal yang mengenai banyak sistem organ Brusch, 2010.
Secara klinis
gambaran klinis
demam tifoid
berupa demam
berkepanjangan, gangguan fungsi usus, dan keluhan sistem saraf pusat. Panas atau demam lebih dari 7 hari, biasanya makin hari makin meninggi sehingga pada
minggu kedua panas tinggi secara terus menerus. Demam biasanya dialami pada
malam hari. Gejala gangguan gastrointestinal dapat berupa obstipasi, diare, mual, muntah dan kembung Brusch, 2010.
Pada minggu pertama, terdapat keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut. Pada umumnya timbul gejala seperti demam, nyeri kepala, pusing,
nyeri otot, tidak nafsu makan, mual, muntah, perut kembung, perasaan tidak nyaman diperut, serta diare dan sembelit silih berganti. Pada akhir minggu
pertama, diare lebih sering terjadi. Pemeriksaan fisik hanya ditemukan suhu badan meningkat. Pada minggu kedua, gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam,
denyut jantung relatif lambat, lidah yang khas kotoran ditengah, tepi dan ujung merah, tremorbergetar, hati membesar, limpa membesar, dan gangguan psikis
Ali, 2006. Pada minggu ketiga, suhu tubuh berangsur-angsur turun, dan bahkan
normal kembali di akhir minggu. Hal itu terjadi jika tanpa komplikasi atau berhasil diobati. Meskipun demikian, justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus. Jika denyut nadi sangat meningkat disertai peritonitis lokal maupun umum, maka hal
ini menunjukkan telah terjadinya perforasi usus, sedangkan keringat dingin, gelisah, sukar bernapas dan kolaps dari nadi yang teraba denyutnya memberi
gambaran adanya perdarahan. Degenerasi miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian pada penderita demam tifoid pada minggu ketiga
Ali, 2006. Minggu keempat merupakan stadium penyembuhan, meskipun pada awal
minggu ini dapat dijumpai adanya pneumonia lobar atau tromboflebitis vena
femoralis. Pada mereka yang mendapatkan infeksi ringan dengan demikian juga hanya menghasilkan kekebalan yang lemah, kekambuhan dapat terjadi dan
berlangsung dalam waktu yang pendek. Kekambuhan dapat lebih ringan dari serangan primer, tetapi dapat menimbulkan gejala lebih berat daripada infeksi
primer tersebut. Sepuluh persen dari demam tifoid yang tidak diobati dapat mengakibatkan timbulnya relaps Brusch, 2010.
5. Diagnosis