Indikator Kompleks
Mencatat dan meneliti berbagai gangguan tingkah laku seperti salah ucap atau hambatan ingatan. Memanggil istrinya
memakai nama ibunya mungkin ungkapan kompleks ibu. Lupa nama temannya bernama Siti ketika ingin mengenalkan
kepada orang lain Reaksi
emosional Ditunjukkan kepada seseorang sebagai kata atau kalimat dan
mencatat reaksinya, antara lain waktu reaksinya dan pola respon fisiologiknya. Respon lambat mungkin menandai
bahwa kata itu berasosiasi dan menyentuh komplek yang disembunyikan. Respon fisiologi yang tidak umum misalnya
denyut jantung meningkat mungkin menunjukkan emosi yang meningkat.
Cara di atas hanya bermanfaat untuk energi psikis yang dipakai dalam kegiatan di tingkat sadar dan tidak banyak menjelaskan energi
psikis di tingkat tak sadar. Nilai psikis tak sadar harus ditentukan dengan menganalisis “daya konstelasi unsur inti suatu kompleks”. Kekuatan
kompleks adalah jumlah kelompok item atau pengalaman yang dapat disimpulkan berhubungan oleh inti kompleks. Inti kompleks seks misalnya
mempengaruhi banyak tingkah laku di sekitarnya, seperti pilihan judul buku yang dibaca, kegiatan olah raga, minat bergaul, koleksi barang, jenis
pekerjaan, dan lain-lain. Menaksir kekuatan kompleks itu dapat dilakukan dengan metoda observasi deduksi, indikator kompleks, dan reaksi
emosional sebagaimana diringkas dalam Tabel 3.2.
3. Kesamaan Equivalence dan Keseimbangan Entropy
Energi psikis bekerja mengikuti hukum termodinamika, yakni prinsip ekuivalen dan prinsip entropy. Prinsip ekuivalen menyatakan, jumlah
energi psikik selalu tetap hanya distribusinya yang berubah. Jika energi pada suatu elemen menurun, energi pada elemen lain akan menaik.
Misalnya, jika perhatian anak kepada orang tuanya menurun, maka
57
perhatiannya kepada teman sebayanya akan naik. Orang yang energi sadarnya bertambah, energi tak sadarnya akan berkurang.
Prinsip entropy mengemukakan tentang kecenderungan energi menuju ke keseimbangan. Dua benda yang panasnya berbeda, manakala
bersentuhan maka benda yang lebih panas akan mengalirkan panasnya ke benda yang lebih dingin, sampai temperatur keduanya sama. Jadi
apabila dua nilai psikis kekuatannya tidak sama, maka energi yang lebih tinggi akan mengalir ke energi yang lebih rendah, sampai terjadi
keseimbangan. Misalnya, ekstraversi yang tinggi akan mengalirkan energinya sehingga dalam tak sadar introversinya juga semakin tinggi.
Tujuan entropy adalah keseimbangan homostatik. Keseimbangan yang sempurna tidak pernah dapat dicapai, karena sistem kepribadian hanya
relatif tertutup, masih dimungkinkan adanya perubahan energi akibat dari adanya konflik di dalam maupun pengaruh dari luar. Naik turunnya energi
itu disamping disebabkan oleh perpindahan energi dari bagian satu ke bagian yang lain ekuivalen dan mengalirnya energi dari yang kuat ke
yang lemah entropy, bisa juga karena penambahan atau pengurangan energi dari luar, baik dari sistem fisik maupun dari lingkungan.
Hukum umum dari Jung menyatakan bahwa perkembangan hanya satu sisi dari kepribadian akan menimbulkan konflik, sedang tegangan dan
perkembangan simultan semua aspek akan menghasilkan harmoni dan kepuasan. Karena bagian atau sistem yang lemah akan selalu berusaha
untuk menjadi kuat, bagian dari kepribadian yang sangat kuat terus menerus ditekan oleh bagian lain yang lemah.
4. Tujuan Penggunaan Energi