Pengawas yang otoriter yang akan mempengaruhi ketenangan para siswa yang sedang mengerjakan soal ujian. Fakta itu sama
sekali tidak ditangkap oleh Kepala Sekolah. Ia berada di dalam kantornya, tetapi atensinya tertuju kepada pribadi-dalam, dia sibuk
dengan pikiran-pikirannya sendiri, sehingga kepanikan siswa tidak dapat merangsang persepsinya. Fakta UAS berada di luar ruang
hidup dan fakta itu berada di daerah non psikologis. Setiap sel atau region dari ruang hidup dihuni oleh fakta yang
terpisah. Bagi Lewin, fakta bisa semua hal, baik yang dirasakan lapar, haus maupun yang disimpulkan masalah orang lain, dia
orang yang bodoh. Fakta juga bersifat empiris, fenomenal, hipotesis, dinamik. Fakta yang ada di dalam daerah pribadi-dalam di sebut
kebutuhan, dan fakta yang ada di lingkungan psikologis berupa objek. Setiap kebutuhan menghuni sel yang terpisah dalam pribadi-dalam,
dan setiap objek menghuni region yang terpisah di lingkungan psikologis. Peristiwa event adalah hasil interaksi antara dua atau
lebih fakta baik di daerah pribadi maupun di daerah lingkungan psikologis. Misalnya, ketika orang bergerak dari satu region ke region
lain di daerah lingkungan psikologis, itu adalah peristiwa karena paling kurang melibatkan tiga fakta, region yang ditinggalkan, region
yang dituju, dan lingkaran pribadi yang bergerak.
3. Dinamika Kepribadian
a. Energi, Tegangan dan Kebutuhan
Energi
105
Bagi Lewin, manusia adalah sistem energi yang kompleks. Energi yang dipakai untuk kerja psikologis disebut Energi psikis
psychic energy. Energi muncul dari perbedaan tegangan antar sel atau antar region. Meningkatnya tegangan di salah satu sel lebih
tinggi dibanding sel lain, akan menghasilkan ketidakseimbangan, dan usaha sistem pribadi-dalam untuk menyeimbangkan kembali
tegangan antar sel itu akan menimbulkan energi psikis. Ketika sistem kembali seimbang, keluaran energi berhenti dan sistem menjadi
istirahat. Ketidakseimbangan akibat peningkatan tegangan juga bisa terjadi antar region di sistem lingkungan psikologis.
Tegangan
Tension mempunyai dua sifat; pertama, tegangan cenderung menjadi seimbang, yaitu jika sistem a berada dalam keadaan
tegangan tinggi dan sistem b, c, d dalam keadaan tegangan rendah, tegangan akan cenderung bergerak dari a ke b-c-d, sampai ke empat
sistem itu berada dalam tegangan yang sama bandingkan dengan prinsip entropy dari Jung.
Sifat ke dua dari tegangan adalah kecenderungan untuk menekan bondaris sistem yang mewadahinya. Sel atau region hampir
selalu memiliki persinggungan dengan beberapa selregion lain. Kalau bondaris antar region yang tegang itu dengan region
tetangganya permeabel, tegangan akan mengalir kesana. Kalau bondaris itu tak permeabel aliran terhambat dan tegangan akan
mencari bondaris yang permeabel.
Kebutuhan
Tegangan di satu sel meningkat karena munculnya kebutuhan. Misalnya; kondisi fisiologis seperti lapar, haus, atau seks, atau
106
keinginan seperti ingin bekerja menghasilkan uang, atau bisa juga kemauan untuk mengerjakan sesuatu seperti menyelesaikan tugas
atau menghadiri pertemuan. Jadi bagi Lewin, kebutuhan itu mencakup pengertian motif, keinginan, dan dorongan.
Menurut Lewin, kebutuhan yang bersifat spesifik jumlahnya tak terhingga, sebanyak keinginan spesifik manusia. Lewin tidak
berusaha mendaftar semua need, dan juga tidak mereduksi jumlah kebutuhan menjadi satu beberapa kebutuhan umum. Dia merasa
masih sangat sedikit yang diketahui tentang bagaimana mensistematisirnya. Dalam sistemnya, hanya kebutuhan yang
muncul pada saat ini yang akan menghasilkan dampak terhadap situasi. Misalnya, setiap orang dapat merasakan lapar, tetapi hanya
kalau kebutuhan itu perlu diperhitungkan. Kebutuhan bisa menjadi sangat spesifik, karena dihubungkan dengan objek tertentu, akibat
pengaruh interaksi sosial dan budaya. Kebutuhan semacam itu di sebut kebutuhan semu Quasy need. Lapar sebagai kebutuhan
spesifik, menjadi kebutuhan semu dalam bentuk kebutuhan makan nasi. Kebutuhan mendengar konser piano, menari, atau memelihara
ikan hias adalah contoh lain dari kebutuhan semu, karena kebutuhan- kebutuhan itu melibatkan interaksi dengan orang lain dan dengan
aspek budaya.
b. Tindakan action