Paradigma Kognitif Konsep Psikologi Kepribadian

4. Paradigma Kognitif

Gestalt adalah kesatuan, keseluruhan, pola konfigurasi. Pengalaman manusia selalu membentuk kesatuan yang memiliki pola dan konfigurasi tertentu. Max Wertheimer membangun teori Gestalt dari temuannya phy nomenon: ilusi bahwa mobil yang kita naiki sedang berhenti terasa bergerak ketika mobil di sebelah kita bergerak. Itu pertanda atau bukti bahwa pengalaman baru sesudah diterima indra tidak dipersepsi apa adanya, tetapi digabung lebih dahulu dengan pengalaman lama. Teori Gestalt berangkat dari asumsi dasar bahwa manusia sebagai pemeroses informasi. Paradigma kognitif menggunakan kontekstualisme sebagai akar metafora. Konsep dasarnya adalah: keyakinan dan pikiran seseorang menjadi kunci memahami tingkah laku. Ingatan, pikiran, dan keyakinan ini mempunyai referensi khusus terhadap dunia. Persepsi adalah hasil kerja simultan antara dunia stimulus dengan pemerhati kecenderungan untuk memproleh gestalt yang bagus. Dunia pendidikan dan sekolah terbantu oleh teori Gestalt, yang secara intensif meneliti bagaimana pikiran, motivasi, perasaan, dan ingatan bekerja dalam kesatuan menangkap sensasi-sensasi baru, bagaimana seseorang mempelajari pengalaman baru. Para pakar kepribadian meyakini paradigma kognitif seperti: Kurt Lewin, George Kelly, Carl Rogers, Mechael dan Bandura, cenderung akrab dengan filsafat humanisme. Carl Rogers berpendapat bahwa yang paling tahu tentang diri seseorang adalah diri orang itu sendiri. Setiap orang memiliki kemampuan untuk memilih yang terbaik bagi dirinya, dan jika terjadi kesalahan tingkah laku, hanya si penderita sendirilah yang dapat mengkoresinya. Proses itu dilakukan di tengah-tengah lingkungan yang berperan sebagai fasilitator, sumber informasi, dan penyedia alternatif. Teknik empathy dan unconditioning positive regard dikembangkan sebagai 9 penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Ketika membantu mengatasi tingkah laku yang tidak dikehendaki, penekanannya bukan sekadar mengatakan kepada orang itu bahwa ada masalah dengan pikirannya, tetapi paradigma kognitif berusaha mengungkapkan bahwa cara pandang seseorang mencerminkan bagaimana dunia itu bergerak dan cara bagaimana otaknya bekerja. Tetapi kognitif berusaha mendorong orang untuk mengubah keberadaannya di dunianya; mendorong orang untuk berpikir yang baik tentang dirinya sendiri, di samping mendorong orang untuk memilih lingkungan yang tepat dengan dirinya.

5. Paradigma Behaviorisme