berbagai kegiatan yang dapat membuat insting yang ditekan tidak muncul ke kesadaran.
F. Perkembangan Kepribadian
1. Mekanistik Mechanistic, Purposif Purposive, dan
Sinkronisitas Synchronicity
Perkembangan kepribadian adalah salah satu peristiwa yang sangat penting. Pendekatan Jung untuk menjelaskan mengapa peristiwa psikis itu
terjadi lebih lengkap dibanding Freud. Pandangan Freud bersifat mekanistik atau kausalistik, menurutnya semua peristiwa disebabkan oleh
sesuatu yang terjadi pada masa lalu. Jung mengedepankan pandangan purposif atau teleologik, yang menjelaskan kejadian sekarang ditentukan
oleh masa depan atau tujuan. Jung yakin bahwa dua pandangan ini, mekanistik dan purposif dibutuhkan untuk melengkapi pemahaman
terhadap kepribadian; masa kini ditentukan bukan hanya oleh masa lalu tetapi juga oleh masa depan. Prinsip mekanistik akan membuat manusia
menjadi sengsra karena terpenjara masa lalu. Manusia tidak bisa bebas menentukan tujuan atau membuat rencana karena masa lalu yang tidak
dapat diubah itu yang menentukan apa yang akan terjadi. Sebaliknya, prinsip purposif membuat orang mempunyai perasaan penuh harapan, ada
sesuatu yang membuat orang berjuang dan bekerja. Menurut Jung peristiwa psikis tidak selalu dapat dijelaskan dengan
prinsip sebab akibat. Dua peristiwa psikis yang terjadi secara bersamaan dan tampak saling berhubungan, yang satu tidak menjadi penyebab dari
yang lain, karena keduanya tidak dapat ditunjuk mana yang masa lalu dan mana yang masa depan. Ini dinamakan prinsip sinkronisitas
synchronicity. Jung menyimpulkan dari pengalaman-pengalaman dalam telepati mental, pengindraan batin clairvoyance, dan fenomena
paranormal lainnya; bahwa ada jenis aturan lain di alam semesta di
60
samping aturan sebab-akibat, aturan itulah prinsip sinkronisitas. Dalam banyak kasus, sering orang menjelaskan suatu peristiwa itu terjadi karena
orang sangat memikirkan hal itu, atau karena yakin bahwa hal itu akan terjadi. Sekedar memikirkan atau keyakinan jelas tidak mempunyai
hubungan sebab akibat dengan peristiwanya. Jung memakai prinsip sinkronisitas untuk menjelaskan tata kerja arsetip. Arsetip sebagai isi tak
sadar tidak menjadi sebab terjadinya peristiwa mental atau fisik. Prinsip sinkronisitaslah yang membuat peristiwa mental atau fisik terjadi
bersamaan dengan aktifnya isi-isi tak sadar.
2. Individuasi Individuation dan Transendensi Transcendent