3.3 Variabel Penelitian
a. Variabel Independen : Klasifikasi berat badan : obesitas, overweight dan normal
b. Variabel dependent : Kadar Estradiol, leptin dan profil lipid
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian 3.4.1 Tempat
Pengambilan sampel dilakukan di Poltekkes Aceh dan komunitas diwilayah kota Banda Aceh dan sekitarnya. Pengambilan sampel darah
dilakukan di laboratorium RSU Meuraxa Kota Banda Aceh. Pemeriksaan profil lipid, kadar Estradiol dan kadar Leptin dilakukan di Laboratorium Spectrum
International Medan.
3.4.2 Waktu
Penelitian ini dilakukan selama empat 4 bulan yaitu mulai bulan Juli - Oktober 2014.
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
3.5.1 Populasi
Populasi penelitian adalah semua wanita yang berusia 20 - 40 tahun yang berdomisili di Kota Banda Aceh dan sekitarnya.
3.5.2 Sampel
1. Penentuan Sampel Sampel dalam penelitian dibagi menjadi 3 tiga kelompok, yaitu kelompok
obesitas , overweight dan berat badan normal yang memenuhi criteria sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Kriteria inklusi 1. Wanita yang obesitas, overweight dan berat badan normal
2. Menyetujui dan menandatangani informed consent 3. Berada pada hari ke 6 siklus menstruasi
b. Kriteria ekslusi 1. Menderita penyakit jantung, hipertensi, ginjal, keganasan, hepatitis dan
diabetes. 2. Menggunakan obat jangka panjang misal steroid,tiazolidinedione dll
3. Menggunakan kontrasepsi hormonal 4. Menggunakan terapi hormon Estrogen, Testoteron dll
5. Telah dilakukan ovariektomi 6. Memiliki kadar trigliserida 400 mgdl
2. Penentuan besar sampel Rumus Besar Sampel
Za√2PQ+ Zβ√P
1
Q
1
+P
2
Q
2 2
N1=N2 = ----------------------------------- P
1
-P
2 2
N1 = N2 = Jumlah sampel Za
= Derajat kepercayaan 95 = 1,64 Z
β = 20 = 0,84
P
2
= kepustakaan= 0,1 Ardikani et al,2009. Q
2
= 1-P
2
=1-0,1=0,9 PІ- PЇ
= Selisih proporsi yang dianggap bermakna ditetapkan 0,2 P
1
= PЇ + 0,20 = 0,1 + 0,2 = 0,3
Universitas Sumatera Utara
Q1 = 1- P = 1
– 0,3 = 0,7 P
= PІ + PЇ2 = 0,3 + 0,12 = 0,2 Q
= 1-P = 1 – 0,2 = 0,8
= 1,64√2 0,2 0,84 + 0,84√0,3 0,7 +0,1 0,9
2
-------------------------------------------------------------- 0,3-0,1
2
= 25 Sehingga besar sampel untuk tiap kelompok adalah 25 orang.
3. Tehnik pengambilan sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik purposive sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan merupakan data primer. Meliputi pengumpulan data responden dengan menggunakan kuisioner dan pengukuran BMI serta data
hasil pemeriksaan estradiol,leptin dan profil lipid TC, HDL-C, LDL-C dan trigliserida.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Kerangka Kerja
3.8 Prosedur Penelitian
a. Persiapan penelitian 1. Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan komite etik Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2. Validasi metode analisis
Validasi metode analisis dilakukan sebelum pemeriksaan sampel dilakukan.Akurasi ketelitiankecermatan merupakan ukuran perbedaan
atau kedekatan antara rata-rata hasil uji dengan nilai sebenarnya true value
. Nilai akurasi ditentukan dari besarnya penyimpangan data hasil uji dengan nilai sesungguhnya true value. Akurasi dapat dinyatakan sebagai
koefisien variasi CV dengan melakukan pengulangan uji sebanyak 5 x pada sampel yang sama dan dihitung dengan Rumus :
Rumus koefisien variasi :
Penentuan Katagori Subjek Penelitian: Anamnesa
Pengukuran BMI, Lp, Lemak Sub cutan
Obesitas Normal
Pengambilan sampel darah
Pemeriksaan Kadar Leptin Pemeriksaan Estradiol
Pemeriksaan Profil Lipid
Analisa Hasil Overweight
Universitas Sumatera Utara
Ket : CV
: Koefisien variasi SD
: standar deviasi X
: rata-rata hasil pemeriksaan setiap prosedur b. Sebagai skrining awal,subjek di anamnesa tentang umur , riwayat kesehatan
dan data indeks massa tubuh, lingkar pinggang dan lemak sub cutan. Subjek yang masuk kriteria inklusi kemudian melakukan prosedur informed consent
yang dilakukan peneliti. Peneliti akan menjelaskan seluruh prosedur penelitian. Bila subjek bersedia ikut serta dalam penelitian, dipersilahkan
menandatangani formulir persetujuan. Subjek akan mendapatkan salinan lembar persetujuan.
c. Pengukuran berat badan BB dan tinggi badan TB Penimbangan berat badan dilakukan dengan timbangan digital Merk GEA.
Pengaktifan alat timbang dengan cara menekan permukaan timbangan. Mula- mula akan muncul angka bervariasi dan tunggu sampai muncul angka 0,00.
berarti timbangan siap digunakan 1 Responden diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di tengah
alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca tanpa menggunakan alas kaki.
2 Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengah alat timbang, sikap tenang dan kepala memandang lurus kedepan.
Universitas Sumatera Utara
3 Angka di monitor alat timbang akan muncul, dan tunggu sampai angka tidak berubah Statis
4 Catat angka yang terakhir 5 Angka hasil penimbangan diambil sampai 1 angka dibelakang koma
6 Minta Responden turun dari alat timbang 7 Alat timbang akan Off secara otomatis.
Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan menggunakan alat ukur tegak microtaise dengan kapasitas 2 meter sampai ketepatan 0,1 cm. Hasil
dibaca dalam cm. 1 Minta responden melepaskan alas kaki sandalsepatu, topi penutup
kepala. 2 Pastikan alat geser berada diposisi atas.
3 Reponden diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser. 4 Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit
menempel pada dinding tempat microtoise di pasang. 5 Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas.
6 Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala responden. Pastikan alat geser berada tepat di tengah kepala responden. Dalam
keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada dinding.
7 Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih besar ke bawah Pembacaan dilakukan tepat di depan angka skala pada garis
merah, sejajar dengan mata petugas.
Universitas Sumatera Utara
8 Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri di atas bangku agar hasil pembacaannya benar.
9 Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang koma.
d. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan posisi responden berdiri tegak dan diukur diantara crista illiaca dan costa XII. Katagori IDF 2006, obesitas
pada wanita bila lingkar pinggang 80 cm. e. Pengukuran lemak subcutan pada area triseps dilakukan dengan posisi berdiri
tegak. Pengukuran pada bagian lateral lengan dengan bahu dengan sudut 90˚
menggunakan pita pengukur. Titik tengah ditandai pada sisi samping lengan. Pengukuran diambil 1 cm diatas tanda tersebut dengan menggunakan Skinfold
caliper. Obesitas pada wanita bila lemak triseps 25,1 mm Ramayulis, 2013. Pengukuran dilakukan 3 kali, dan diambil hasil rata2 dari ketiga
pemeriksaan tersebut. Dan pencatatan dilakukan dengan ketelitian 1 angka dibelakang koma.
Pengambilan dan pemeriksaan sampel darah : 1. Pengambilan sampel
Dilakukan pada pagi hari Pkl. 08.00 – 10.00 WIB setelah subjek berpuasa
selama 10-12 jam. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil darah vena cubiti sebanyak 6 ml, dibagi dua dan dimasukkan kedalam 2 tabung.
Tabung pertama berisi EDTA dan tabung kedua berisi clot activator. a. Pengolahan serum
1 Masukkan 3 ml darah kedalam tabung yang telah berisi clot activator 2 Diamkan 10-15 menit
Universitas Sumatera Utara
3 Centrifugasi selama 8 menit dengan kecepatan 3200 rpm 4 Ambil serum yang berada dibagian atas tabung dan masukkan
ketabung evendrof. 5 Simpan dalam lemari es dengan suhu -
20˚C b. Pengolahan plasma
1 Masukkan 3 ml darah kedalam tabung yang telah berisi EDTA 2 Diamkan selama 10 menit
3 Centrifugasi selam 8 menit dengan kecepatan 3200 rpm 4 Ambil plasma yang berada dibagian atas tabung dan masukan
ketabung evendrof. 5 Simpan dalam lemari es dengan suhu -
20˚C Plasma pada tabung EDTA akan digunakan untuk pemeriksaan Leptin Plasma,
sedangkan serum pada tabung biasa akan digunakan untuk pemeriksaan profil lipid dan kadar estradiol. Serum untuk pemeriksaan profil lipid, estradiol dan
plasma untuk pemeriksaan leptin disimpan dalam suhu - 20 ˚C sampai
diperiksa. 2. Pemeriksaan Profil Lipid
1 Pemeriksaan Total Cholesterol Pemeriksaan kolesterol total dilakukan dengan teknik kimiawi
menggunakan reaksi enzimatis cholesterol oxidase peroxidasephenol4- aminophenazone
metode CHOD-PAP . a Prinsip pemeriksaan
Kolesterol ditentukan setelah hidrolisis dan oksidasi enzimatis. Indicator kalorimetri quinoneimine terbentuk dari 4-aminoantipyrine
Universitas Sumatera Utara
dan phenol dengan adanya hydrogen peroxidase dibawah pengaruh katalitik peroxidase.
Reaksi kimia yang terjadi dalam pemeriksaaan adalah :
b Komposisi reagensia R1 4 x 100 ml reagen enzyme
Phosphase buffer pH 6,5
100 mmoll 4 aminophenazone
0,25 mmoll Phenol
5 mmoll Peroxidase
5 KUl Cholesterol esterase
150 Ul Cholesterol oxidase
100 Ul Sodium azide
0,05 23 ml standar : cholesterol 200 mgdl atau 5,17 mmoll
c Persiapan reagen Reagen enzyme R1 dan standar 2 telah siap digunakan.
Specimen yang digunakan untuk pemeriksaan ini adalah serum. d Prosedur
1. Larutan disiapkan dengan komposisi ; Reagent
Blanko Sampel atau
standar Sampelstandar
R1 -
1000 µl 10 µl
1000 µl
Universitas Sumatera Utara
2. Larutan yang telah dicampur dan Inkubasi selama 10 menit dalam suhu 37˚C atau 20 menit dalam suhu 20-25 ˚C.
3. Baca absorbansi sampel dan standar dengan panjang gelombang 500 nm dalam waktu 60 menit dan bandingkan
dengan blangko. e Kalkulasi
Cholesterol mgdL = 200 x Absorbansi sampel mgdL Absorbansi standar
2 Pemeriksaan LDL cholesterol Konsentrasi kolesterol-LDL LDL-C dihitung berdasarkan kadar
kolesterol total, kolesterol HDL dan trigliserida dengan menggunakan rumus Fried dan Wald yaitu;
LDL-C = TC – HDL-C – TG5 mg dl
LDL-C = TC – HDL-C – TG2.2 mmol l
Ket: TC
; Total Cholesterol HDL-C
; HDL Cholesterol TG
; Trigliserida 3 Pemeriksaan Kolesterol HDL
Pengukuran kadar kolesterol HDL dilakukan dengan teknik presipitasi yang dilanjutkan dengan pemeriksaan cholesterol liquicolor.
a Prinsip pemeriksaan Pemeriksaan kolesterol HDL diawali dengan pemisahan kolestreol
HDL dengan menggunakan reagensia presipitan. Kilomikron, very low density lipoprotein VLDL dan LDL serum dipresipitasi dengan
Universitas Sumatera Utara
menambahkan phosphotungistic acid dan magnesium klorida MgCLЇ. Setelah sentrifugasi, supernatan yang diperoleh mengandung
HDL. Kemudian diperiksa kadarnya dengan menggunakan human cholesterol liquicolor.
b Persiapan reagensia Reagen presipitan 4 x 80 ml presipitan
Phosphotungesic acid 0,55 mmoll
Magnesium klorida 25 mmoll
Standar 1 x 3 ml standar : kolesterol 50 mgdl 1,29 mmoll
c Specimen yang digunakan adalah serum d Prosedur persiapan cholesterol presipitan
1. Pipet kedalam tabung sentrifugasi
Makro Semi Mikro
Sampel Presipitan a
Presipitan b 500 µl
1000 µl -
200 µl -
500 µl
2. Larutan dicampur dan inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25 ˚c kemudian disentrifugasi selama 2 menit 10000 g.
3. Supernatant dipisahkan dalam 1 jam dan diperiksa dengan menggunakan human cholesterol liquicolor.
e Prosedur pemeriksaan cholesterol
Universitas Sumatera Utara
1. Larutan disiapkan dengan komposisi Blanko
Standar Sampel
Aqua Destilata Standar
Supernatant HDL
HCL 100 µl
- -
1000 µl -
100 µl -
1000 µl -
- 100 µl
1000 µl
2. Campurkan larutan dan inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25 ˚C.
3. Ukur nilai absorbansi dengan panjang gelombang 500 nm dalam waktu 60 menit. Bandingkan nilai absorbansi sampel dan standar
dengan blanko. a. Kalkulasi
Kadar kolesterol HDL = 150 x Absorbansi sampel mgdl Absorbansi standar
f Pemeriksaan Trigliserida Pemeriksaan
trigliserida dilakukan
dengan teknik
kimiawi menggunakan reaksi enzimatis gliserol phosphate oxidase- peroxidase
phenol4-aminoantipyrine metode GPO-PAP .
a Prinsip pemeriksaan Trigliserida ditentukan setelah hidrolisis enzymatic dengan
lipoprotein lipase. Indicator quinoneimine terbentuk dari 4 aminoantipyrine dan 4-chlorophenol oleh hydrogen peroxidase
dibawah pengaruh katalitik peroxidase. Reaksi kimia yang terjadi dalam pemeriksaan ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
HЇOЇ+4-aminoantypyrine peroxidase
quinoneimine+HCL+HЇO+4 Chlorophenol b Komposisi Reagent
15 ml; 100 ml atau 250 ml monoreagent Pipet buffer pH 7,5
50 mmoll 4 chlorophenol
5 mmoll 4 aminophenazone
0,25 mmoll Magnesium ions
4,5 mmoll ATP
2 mmol Lipase
≥1300 Il Peroxidase
≥500 Ul Glycerol kinase
≥400 Ul Glycerol 3 phosphate oxidase
≥1500 Ul Sodium azide
0,05 Standar
Triglycerides 200 mg c Specimen yang digunakan adalah serum
d Prosedur 1. Larutan disiapkan dengan komposisi ;
Blanko Sampel standar
Sampelstandar Reagent
- 1000 µl
10 µl 1000 µl
Universitas Sumatera Utara
2. Campurkan larutan dan inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-
25 ˚C. Ukur absorbansi sampel dan standard dan dibandingkan dengan blanko dengan panjang gelombang 500
nm dalam waktu 60 menit. e Kalkulasi
Trigliserida mgdL = 200 Absorbansi sampel mgdl Absorbansi standar
g Pengukuran kadar estradiol Pengukuran kadar estradiol menggunakan The AxSYM Estradiol assay
berdasarkan pada teknologi mikropartikel Enzyme Immunoassay MEIA.
1. Prinsip pemeriksaan SAMPLING CENTER
Micropartikel dalam kit telah dilapisi anti estradiol. Sampel Anti- Estradiol coated Microparticles, Estradiol Assay Buffer
dan Line Diluent Solution 4
dicampurkan dalam sumur yang sama dan membentuk campuran reaksi. Estrogen : konyugasi Alkaline
Phosphatase ditambahkan ke sumur kedua. Kemudian segera
dipindahkan ke Pusat Pengolahan . Pipetting lebih lanjut dilakukan di Pusat Pengolahan dengan Probe Processing .
Processing center a. Campuran reaksi pada proses inkubasi . Estradiol dalam sampel
berikatan dengan anti - estradiol pada mikropartikel membentuk kompleks antigen-antibodi .
Universitas Sumatera Utara
b. Setelah inkubasi , aliquot campuran reaksi dipindahkan ke Matrix Cell. Mikropartikel berikatan secara irreversibel ke matrixs fiber
glass .
c. Setelah matrix cell dicuci untuk menghilangkan substans yang tidak berikatan, Estrogen : konyugasi Alkaline Phosphatase
kemudian dibagikan ke dalam Matrix Sel dan diinkubasi . d. Steroid dari konyugasi berikatan dengan tempat yang tersedia
pada micropratikel yang sudah dilapisi anti estradiol. Kemudian Matrix Sel dicuci kembali untuk menghilangkan bahan yang
tidak terikat . e. Substrat : 4 - Methylumbelliferyl fosfat , ditambahkan ke dalam
Matrix Sel dan fluorescent yang terbentuk diukur dengan MEIA optical assembly
2. Alat dan bahan Alat : kulkas freezer, centrifuge, Abbot AxSYM System, matrix cell, Vortex,
mikropipet, tabung reaksi, sample cup. 3. Bahan :
a. Sampel beku yang tersimpan pada suhu – 20 ˚C
b. Reagen 1. AxSYM Estradiol Reagent Pack 7A63-20
a. 1 Botol 12,1 mL Estrogen : alkaline fosfat terkonyugasi pada TRIS
buffer dengan bovine stabilizer . Konsentrasi Minimum : 0,5 mg
mL botol reagent 1
Universitas Sumatera Utara
b. 1 Botol 5,1mL Anti - Estradiol antibody poliklonal kelinci dilapisi micropartikel TRIS buffer dengan bovinestabilizer . botol
reagen 2. c. 1 Botol 5,5 mL Estradiol Assay Buffer . Citrate glysine buffer yang
berisi releasing agen dan surfaktan . botol reagen 3 d. 1 Botol 20 mL Spesimen Pengencer yang mengandung Tris buffer
dengan bovine stabilizer . botol reagen 4. 2. AxSYM estradiol master calibrator 7A63-30
2 Botol masing-masing 4 mL AxSYM Estradiol master Calibrator . berisi TRIS buffer dengan bovine stabilizer
3. AxSYM estradiol standart calibrator A63-01 4. AxSYM estradiol control 7A63-10; 3 Botol 8 mL masing-masing
AxSYM Estradiol Kontrol mengandung estradiol pada TRIS buffer dengan bovine stabilizer
5. Reagensia lain : a. AxsYM probe cleaning solution 9A35-049A35-05 : 2 botol 220
mL masing-masing berisi 2 Tetraethylammonium Hydroxide TEAH.
b. Solution 1 MUP 8A47-04 4 Botol 230 mL masing-masing berisi
4-Methylumbelliferyl Phosphate , 1.2 mM, dalam AMP buffer.
Pengawet : Sodium Azide. c. Solution 3 Matrix Cell Wash 8A81-04 4 Botol 1000 mL masing-
masing berisi 0.3 M Sodium Chloride dalam TRIS Buffer. Pengawet: Sodium Azide dan Antimicrobial Agents.
Universitas Sumatera Utara
d. Solution 4 Line Diluent 8A46 1 botol 10 L berisi 0.1M Phosphate buffer.
Pengawet: Sodium Azide dan Antimicrobial Agent.
e. AxSYM probe cleaning solution 9A35-05 4. Prosedur pemeriksaan estradiol
a. Sebelum prosedur uji, pastikan ketersediaan system Matrix Cell, bulk solution
dan waste level sudah sesuai. b. Serum beku dikeluarkan dari freezer agar mencair di suhu ruangan.
Specimen diaduk seluruhnya dengan vortex dengan kecepatan rendah dan disentrifugasi pada setiap siklus pembekuan dan pencairan.
c. Sampel dimasukan kedalam sampel CUP minimal 196 µl d. Masukkan reagen pack di carose reagen
e. Masukkan sampel ke carose sesuai dengan posisi order yang telah dilakukan sebelumnya.
f. Tekan running, klik oke. g. Tunggu masa inkubasi
h. Tunggu hasil pemeriksaan 5. Hasil
AxSYM Estradiol menggunakan empat Curva Parameter Logistic metode fit 4PLC, Y-weighted untuk menghasilkan kurva Standard Kalibrasi. Master
Kalibrasi menggunakan Teknik A Rasio untuk menyesuaikan master Curva. Kurva standart kalibrasi estradiol menggunakan kurva semi log. Sumbu
horizontal X berupa kosentrasi estradiol dalam skala lograitmik dan sumbu
Universitas Sumatera Utara
vertical Y berupa optical density dalam skala linear. Dengan menggunakan skala logaritmik, jarak antara satu titik dengan titik lainnya tidak linear.
BBo = Persentase absorbansi standar
OD = Optical density
Perhitungan konsentrasi estradiol: Konsentrasi sampel = Kurva BBo x Dilution factor.
Hasil dari axSYM estradiol adalah dalam satuan pgml. Reference Values :
Follicular Phase : 39- 189 pgml
a Pengukuran kadar leptin Pengukuran kadar leptin dilakukan dengan metode ELISA Enzyme-
linked immunosorbent assay 1 Prinsip pemeriksaan
DRG leptin Elisa Kit merupakan solid Enzyme Linked Immunosorbent Assay
ELISA berdasarkan prinsip sandwich. Sumur microtiter telah dilapisi antibody monoclonal yang akan berikatan dengan antigen
Universitas Sumatera Utara
spesifik pada molekul Leptin. Specimen yang mengandung leptin diinkubasi pada sumur yang telah dilapisi antibody biotinylated.
Terbentuklah kompleks sandwich. Setelah inkubasi, bahan yang tidak terikat dicuci dan kompleks enzyme Steptavidine Peroxidase
mendeteksi jumlah Leptin yang terikat. Setelah ditambahakan substrate solution
, terbentuklah intensitas warna yang proporsional dengan konsentrasi leptin pada specimen.
2 Reagents a Reagents tersedia
1. Microtiter wells, 12x8 strips, 96 wells;Wells dilapisi dengan anti-Leptin antibody monoclonal
. 2. Standard Standard 0-5, 6 vials, lyophilized, 0.5 mL;
Konsentrasi : 0 – 2 – 5 – 25 – 50 – 100 ngmL.
3. Kontrol rendah dan tinggi, 2 vials, lyophilized, 0.5 mL. 4. Assay Buffer, 1 vial, 11 mL, siap digunakan.
5. Antiserum, 1 vial, 11 mL, siap digunakan, monoclonal biotinylated anti-Leptin antibody.
6. Enzyme Complex, 1 vial, 11 mL, siap digunakan, horseradish Peroxidase conyugated streptavidin
. 7. Substrate
Solution ,
1 vial,
14 mL,
siap digunakan,Tetramethylbenzidine TMB.
8. Stop Solution, 1 vial, 14 mL siap digunakan, Mengandung 0.5 M H2SO4,
9. Wash Solution, 1 vial, 30 mL 40X Koncentrat,
Universitas Sumatera Utara
b Bahan lain yang dibutuhkan 1. Microplate reader yang mampu mengukur absorbansi pada 450
± 10 nm 2. Micropipet presisi yang terkalibrasi
3. Absorbent paper.
4. Deionized water aquadest 5. Timer
6. Software untuk analisis data 3 Persiapan Reagen
Bawa semua reagensia dan sampel ke tempat dengan suhu ruangan sebelum digunakan.
1. Standar Menyusun kembali isi lyophilized vial standar dengan 0,5 mL
Aqua dest dan diamkan minimal selama 10 menit. Goncangkan vial beberapa kali sebelum digunakan. Catatan: Standar yang telah
dilarutkan stabil selama minimal 6 minggu pada 2 ° C - 8 ° C. Untuk penyimpanan yang lebih lama dibekukan pada suhu -20 °
C. 2. Kontrol
Menyusun kembali kandungan lyophilized dari vial standar dengan 0,5 mL Aqua dest dan diamkan minimal selama 10 menit.
goncangkan vial beberapa kali sebelum digunakan. Catatan: Standar yang telah dilarutkan stabil selama minimal 6 minggu pada
Universitas Sumatera Utara
2 ° C - 8 ° C. Untuk penyimpanan yang lebih lama dibekukan pada suhu -20 ° C.
3. Wash Solution Tambahkan air deionisasi aquadest pada 30 ml 40 x consentrat
wash solution dengan mengencerkan 30 mL konsentrat wash
solution dengan 1170 ml aquadest untuk mencapai volume akhir
sebesar 1200 ml. Wash Solution yang diencerkan stabil selama 2 minggu pada suhu kamar.
4 Pengumpulan dan Persiapan Spesimen 1. Pengumpulan specimen.
Specimen yang digunakan dalam pengujian ini berupa plasma. darah diambil dengan venipuncture. Spesimen harus ditutup dan
dapat disimpan sampai 24 jam pada 2 ° C - 8 ° C sebelum pemeriksaan. Spesimen untuk pemeriksaan dalam waktu yang lama
dibekukan pada suhu -20 ° C. sebelum pemeriksaan sampel dicairkan dan harus dibolak-balik beberapa kali.
2. Pengenceran Specimen . Jika dalam pemeriksaan awal, spesimen ditemukan melebihi
standar tertinggi, spesimen dapat diencerkan dengan Standard 0 dan reassayed seperti yang dijelaskan dalam Prosedur Assay.
Untuk perhitungan konsentrasi faktor pengenceran ini harus diperhitungkan.
Universitas Sumatera Utara
contoh: a Pengenceran 1:10: 10 uL Serum + 90 uL Standard 0
campurkan b Pengenceran 1:100: 10 uL pengenceran.
5 Prosedur pemeriksaan a. Bagikan masing-masing 15 uL Standard, kontrol dan sampel
dengan tips ke dalam sumur yang sesuai. b. Bagikan 100 uL Assay Buffer ke setiap sumur.
c. Campurkan dengan menyeluruh dalam 10 detik. d. Inkubasi selama 120 menit dalam suhu ruangan tanpa menutupi
plate e. Goncangkan isi sumur dengan cepat.
f. Bilas sumur 3 kali dengan Wash Solution 300 uL per sumur yang telah diencerkan . Keringkan sumur dengan kertas penyerap untuk
menghapus sisa tetesan. g. Tambahkan 100 uL antiserum untuk masing-masing sumur.
h. Inkubasi selama 30 menit pada suhu kamar. i. Menggoncang isi sumur dengan cepat
j. Bilas sumur 3 kali dengan Wash Solution yang telah diencerkan 300 uL per sumur. Keringkan dengan kertas penyerap untuk
menghilangkan sisa tetesan. k. Masukkan 100 uL kompleks enzym pada masing-masing sumur
dengan baik. l. Inkubasi selama 30 menit pada suhu kamar.
Universitas Sumatera Utara
m. Mengguncang isi sumur dengan cepat. n. Bilas sumur 3 kali dengan Wash Solution yang telah diencerkan
300 uL per sumur. Keringkan dengan kertas penyerap untuk menghapus tetesan sisa.
o. Tambahkan 100 uL Substrat Solution pada masing-masing sumur dengan baik.
p. Inkubasi selama 15 menit pada suhu kamar. q. Menghentikan reaksi enzimatik dengan menambahkan 50 uL Stop
Solution pada masing-masing sumur dengan baik.
r. Tentukan absorbansi OD pada 450 ± 10 nm dengan membaca plate mikrotiter.
s. Absorbansi dibaca dalam waktu 10 menit setelah menambahkan
Stop solution. 6 Perhitungan Hasil
a. Menggunakan perhitungan dengan menggunakan soft ware curve
expert versi 14. b.
Hitung nilai absorbansi rata-rata untuk setiap set standar, kontrol dan sampel pasien.
c. Buatlah sebuah kurva standar dengan memplot absorbansi rata-rata
yang diperoleh dari masing-masing standar terhadap konsentrasi dengan nilai absorbansi pada vertikal Y axis dan konsentrasi pada
horisontal X axis masing-masing dalam skala Logaritma. Kurva standart.
Universitas Sumatera Utara
d. Menggunakan nilai absorbansi rata-rata masing-masing sampel
untuk menentukan konsentrasi yang sesuai dari kurva standar. e. Hasil di IFU telah dihitung secara otomatis menggunakan 4 PL 4
Parameter Logistik curve fit: 4 metode otomatis. f. Software yang digunakan untuk menganalisa data adalah program
Curve expert versi 1,4.
g. Konsentrasi sampel dapat dibaca langsung dari kurva standar. Sampel dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari standar tertinggi
diencerkan terlebih dahulu. Untuk perhitungan konsentrasi, dilution factor ini harus dimasukkan dalam perhitungan.
b. Menggunakan Perhitungan Parallel Line Assay PLA
Perhitungan dengan metode parallel line pada penelitian ini dilakukan pada 3 tiga sampel sebagai pembanding dengan 2 dua metode
lainnya. Pada metode ini standar didilusi sebanyak 2 x dilusi secara serial dari konsentrasi tertinggi 50 ngmL ,25 ngmL dan 12,5 mL
untuk menggambarkan kurva standar dan sampel. Sampel juga diencerkan secara serial N,12 dan ¼. Kurva standar dan sampel
Universitas Sumatera Utara
harus sejajar dan dibuat pada kertas double Logaritma. Logaritma konsentrasi ditunjukkan pada sumbu horizontal x, sedangkan optical
density OD ditunjukkan pada sumbu vertical y. Logaritma konsentrasi sampel diperoleh dengan cara interpolasi nilai OD sampel
terhadap kurva standar. Gambaran Kurva Standar dan sampel pada metode Parallel Line
Assay:
Universitas Sumatera Utara
c. Menggunakan perhitungan manual dengan rumus 1. Hitung nilai absorbansi rata-rata untuk setiap set standar, kontrol
dan sampel pasien 2. Perhitungan manual untuk menentukan konsentrasi samprl
dilakukan dengan menggunakan persamaan matematika yang didapatkan dari nilai kurva standar yang dibuat dengan
menggunakan program excel 2007: Y= fx
F x = m log 10 x + b Dimana : y = optical density
x = Konsentrasi leptin m = Slope
b =intercept Kurva standar digambarkan pada kertas semi-logaritmik dimana x
berupa konsentrasi dalam skala linear dan y adalah optical density OD dalam skala logaritmik.
Range nilai normal pemeriksaan leptin : Female : 7.36 ± 3,73 3,63-11,09
Melihat berbedanya hasil perhitungan ketiga metode ini, analisis data kadar leptin pada penelitian ini diputuskan menggunakan hasil perhitungan
dengan metode manual dengan pertimbangan hasil perhitungan dengan metode ini paling mendekati nilai hasil perhitungan dengan metode parallel line assay yang
diakui sebagai cara yang memberikan hasil yang paling mendekati hasil sebenarnya dari analisa parameter dimana kurva konsentrasi versus OD berbentuk
sigmoid Lean et al,1978. Perhitungan menggunakan metode PLA pada keseluruhan sampel pada penelitian ini tidak dilakukan disebabkan oleh
terbatasnya dana penelitian. Sedangkan perhitungan dengan menggunakan soft
Universitas Sumatera Utara
ware curve expert menunjukkan hasil yang terlalu tinggi mencapai 3-4 kali lipat
bahkan untuk kadar leptin bagi responden yang berada pada katagori normal. Perbandingan hasil perhitungan ketiga metode ini dapat dilihat pada tabel dibawah
ini. No
Sampel Katagori
Perhitungan Soft Ware
PLA Manual
1 Normal
17.78 10.5
4.68 2
Overweight 33.28 16.5
9.25 3
Obesitas 42.36
25.00 12.08
3.9 Analisis Data