40
H. Kajian Mengenai Model Pengembangan
Model pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang
akan dihasilkan.
Model pengembangan
mengandung prosedur
pengembangan yang memaparkan langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam mengembangkan suatu produk. Ada beberapa model pengembangan yang
dikaji dalam penelitian ini, yaitu model 4-D Four D, dan model Borg and Gall.
1. Model 4-D Four D
Model ini dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel pada tahun 1974 dan terdiri atas empat tahap yaitu define, design, develop, and disseminate.
Thiagarajan, Semmel, dan Semmel 1974:5-9 menjelaskan tahapan tersebut sebagai berikut.
a. Define Tahap define meliputi studi pendahuluan secara teoritik dan empirik. Tahap
ini dapat dilakukan dengan studi literatur, identifikasi masalah, dan analisis situasi.
b. Design Tahap design yaitu merancang model dan prosedur pengembangan secara
konseptual-teoritik. Secara rinci tahapan ini berupa pemilihan format atau kriteria dan rancangan produk awal.
c. Develop Tahap develop yaitu melakukan kajian empirik tentang pengembangan
produk awal, uji ahli, penilian praktisi, melakukan uji coba terbatas dan lapangan, dan revisi produk.
41 d. Disseminate
Tahap disseminate dilakukan dengan menyebarluaskan hasil akhir atau master produk.
2. Model Borg and Gall
Model ini dikembangkan pada oleh Borg and Gall dan memiliki 10 tahapan. Menurut Borg and Gall dalam Nana Syaodih Sukmanidinata
2013:169-170, sepuluh tahap tersebut adalah sebagai berikut. a. Research and information collecting, meliputi pengukuran kebutuhan,
pengumpulan literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan dari segi nilai.
b. Planning, meliputi
kemampuan yang diperlukan dalam penelitian, perumusan kemampuan, perumusan tujuan berkaitan dengan urutan
pembelajaran, dan uji coba skala terbatas. c. Develop preliminary form of product, meliputi pengembangan bahan
pembelajaran, proses pembelajaran dan alat evaluasi. d. Preliminary field testing, melibatkan 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai
12 subjek uji coba. Angket dikumpulkan dan dianalisis. e. Main product revision, merevisi produk berdasarkan uji coba.
f. Main field testing, melibatkan 5-15 sekolah dengan 30-100 subjek, data kuantitatif dianalisis.
g. Operational field testing- melibatkan 10-30 sekolah dengan 40-200 subjek. Data wawancara, observasi, dam kuisioner dikumpulkan dan dianalisis.
42 Operational product revision, merevisi produk sesuai data yang telah
terkumpul. h. Final product revision, merevisi produk didasarkan masukan dari uji
pelaksanaan lapangan. i. Dissemination and implementation, melaporkan produk dalam pertemuan
dan jurnal. Bekerja sama dengan produser bagi yang menginginkan komersialisasi distribusi produk. Memonitor pendistribusian untuk
menjamin kualitas. Penelitian ini mengadaptasi model Thiagarajan, Semmel, dan Semmel
1974 hal ini dikarenakan model ini memang di tujukan untuk pengembangan perangkat pembelajaran. Buku teks merupakan bagian dari perangkat
pembelajaran. Peneliti akan mengadaptasi tiga dari empat langkah yang telah dikemukakan yaitu define, design, dan develop, tahap terakhir berupa
dissemination tidak dilakukan mengingat keterbatasan peneliti.
I. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dilakukan oleh Woro Sri Hastuti, dkk 2013 dengan judul Pengembangan Model Rekayasa Mitigasi Bencana Geologi Berorientasi
Pada Emergency Preparedness Dan Disaster Awareness Untuk Menumbuhkan Karakter Tanggap Bencana Dalam Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Hasil
yang telah dicapai pada tahun pertama ini adalah: 1 Telah berhasil dikembangkan model mitigasi bencana yang berorientasi pada emergency preparedness dan
disaster awareness untuk diterapkan di sekolah kawasan bencana; 2
Pengembangan buku pegangan guru SD bermuatan IPA yang berorientasi pada
43 emergency preparedness dan disaster awareness untuk dapat digunakannya
sebagai rekayasa mitigasi bencana telah berhasil dikembangkan 75. Finalisasi
berupa implementasi di kelas akan dilakukan pada tahun kedua; 3 Telah dihasilkan desain strategi belajar mengajar
yang dapat menumbuhkan karakter tanggap bencana untuk mengoptimalkan pemahaman siswa SD terkait resiko
bencana gunung api.
J. Kerangka Pikir