Penentuan Koefisien b , b Uji Ketidak Sesuaian Model Orde Pertama

Tabel 5.2. Pengukuran Kadar Air Rata-rata Eksperimen Orde Pertama Lanjutan Perlakuan x x 1 x 2 x 3 y 7 1 -1 1 1 13,8 8 1 1 1 1 14,0 9 1 13,6 10 1 13,2 11 1 14,1

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Penentuan Koefisien b , b

1 , b 2 , dan b 3 Persamaan umum untuk model orde pertama yaitu: y = b x + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 Untuk menentukan model persamaan orde pertama, koefisien persamaan dapat ditentukan dengan pendekatan matriks. Langkah-langkah penentuan koefisien persamaan orde pertama yaitu: 1. Daftarkan nilai dari variabel-variabel prediktor ke dalam matriks X dan variabel respon ke dalam matriks Y. X Y 1 -1 -1 -1 14,5 1 1 -1 -1 14,2 1 -1 1 -1 14,0 1 1 1 -1 14,2 1 -1 -1 1 14,3 1 1 -1 1 14,1 1 -1 1 1 13,8 1 1 1 1 14,0 1 13,6 1 13,2 1 14,1 2. Buat persamaan dengan bentuk X X ij dan X Y iy. Gunakan metode perkalian matriks. X adalah transpose dari matriks X. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 X = -1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 -1 1 1 -1 -1 1 1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 11 0 0 0 154 X X = 8 0 0 X Y = -0,1 0 8 0 -1,1 0 0 8 -0,7 3. Buat invers dari matriks X X menjadi bentuk X X -1 . Metode yang akan digunakan yaitu metode reduksi baris. XX I 11 1 dibagi 11 8 1 dibagi 8 8 1 dibagi 8 8 1 dibagi 8 I XX -1 1 0,091 1 0,125 1 0,125 1 0,125 Maka invers dari matriks X X yaitu: 0,091 X X -1 = 0,125 0,125 0,125 4. Tentukan koefisien regresi b n . Perhitungan dilakukan dengan mengalikan matriks X X -1 dengan matriks X Y. X X -1 X Y b 0,091 154 14,1375 b 1 = 0,125 x -0,1 = -0,0125 b 2 0,125 -1,1 -0,1375 b 3 0,125 -0,7 -0,0875 Berdasarkan hasil yang diperoleh dari langkah-langkah di atas, persamaan model orde pertama yang terbentuk yaitu: y = 14,1375 0,0125 x 1 0,1375 x 2 0,0875 x 3

5.2.2. Uji Ketidak Sesuaian Model Orde Pertama

Uji ketidak sesuaian merupakan cara untuk melihat kesesuaian model orde pertama yang diperoleh terhadap data hasil eksperimen. Langkah-langkah perhitungannya yaitu: 1. Perhitungan derajat kebebasan degree of freedom = df Model linear orde pertama memiliki df = k = 3. Efek lengkungan memiliki df = 1. Lack of fit memiliki df = k + 1 = 3 + 1 = 4. Pure error memiliki df = n 2k 1 = 9 23 1 = 2. Error memiliki df = n k = 9 3 = 6. 2. Perhitungan jumlah kuadrat sum of square = SS Perhitungan SS untuk model linear yaitu: SS F =   k i i iy b 1 = -0,0125 x -0,1 + -0,1375 x -1,1 + -0,0875 x -0,7 = 0,21375 Perhitungan SS untuk efek lengkung yaitu: SS C = C F C F C F n n y y n n   2 = [ 8 3 14,1375 13,6333 2 ] 8 + 3 = 0,555 Perhitungan SS untuk lack of fit yaitu: SS LOF =     k i i i i y y r 1 2 = { 1 [14,1375 0,0125-1 0,1375-1 0,0875-1 14,5] 2 } + { 1 [14,1375 0,01251 0,1375-1 0,0875-1 14,2] 2 } + + { 1 [14,1375 0,01251 0,13751 0,08751 14,0] 2 } = 0,105 Perhitungan SS untuk pure error yaitu: SS PE =    2 1 i u y y = 13,6 13,63 2 + 13,2 13,63 2 + 14,1 13,63 2 = 0,406 Perhitungan SS untuk error: SS E = SS LOF + SS PE = 0,105 + 0,406 = 0,511 3. Perhitungan rata-rata kuadrat mean square = MS Perhitungan MS untuk model linear: MS F = SS F df = 0,21375 3 = 0,07125 Perhitungan MS untuk efek lengkung: MS C = SS C df = 0,555 1 = 0,555 Perhitungan MS untuk lack of fit: MS LOF = SS LOF df = 0,105 4 = 0,02625 Perhitungan MS untuk pure error: MS PE = SS PE df = 0,406 2 = 0,203 Perhitungan MS untuk error yaitu: MS E = SS E df = 0,511 6 = 0,0852 4. Perhitungan F hitung Untuk model linear: F hit = MS F MS E = 0,07125 0,0852 = 0,836 Untuk efek lengkung: F hit = MS C MS E = 0,555 0,0852 = 6,514 Untuk lack of fit: F hit = MS LOF MS PE = 0,02625 0,203 = 0,129 Asumsikan tingkat kepercayaan adalah sebesar 95, maka nilai = 0,05. Nilai F tabel untuk model linear v 1 = 3, v 2 = 6 yaitu F 0,05; 3; 6 = 4,76; nilai F tabel untuk efek lengkung v 1 = 1, v 2 = 6 yaitu F 0,05; 1; 6 = 5,99; dan nilai F tabel untuk lack of fit v 1 = 4, v 2 = 2 yaitu F 0,05; 4; 2 = 19,25. 5. Pengujian hipotesis Untuk model linear: H = Tidak ada variabel di dalam persamaan model linear yang memiliki pengaruh signifikan terhadap penurunan nilai variabel respon. H 1 = Ada satu atau lebih variabel di dalam persamaan model linear yang memiliki pengaruh signifikan terhadap penurunan nilai variabel respon. F hitung F tabel 0,05; 3; 6 0,836 4,76, maka H diterima. Ini menunjukkan bahwa seluruh variabel di dalam persamaan linear yang diperoleh tidak memberikan peningkatan yang signifikan terhadap penurunan kadar air. Untuk efek lengkung: H = Persamaan orde pertama memiliki efek kuadratis yang tidak signifikan. H 1 = Persamaan orde pertama memiliki efek kuadratis yang signifikan. F hitung F tabel 0,05; 1; 6 6,514 5,99, maka H ditolak. Ini menunjukkan bahwa efek kuadratis memiliki pengaruh yang signifikan, sehingga perlu digunakan persamaan dengan orde yang lebih tinggi. Untuk lack of fit: H = Model yang dibuat tidak memiliki ketidak sesuaian terhadap nilai variabel respon yang diperoleh. H 1 = Model yang dibuat memiliki ketidak sesuaian terhadap nilai variabel respon yang diperoleh. F hitung F tabel 0,05; 4; 2 0,129 19,25, maka H diterima. Ini menunjukkan bahwa model dapat memberikan estimasi hasil sesuai dengan hasil kadar air yang diperoleh dari percobaan. Hasil perhitungan untuk uji lack of fit dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Perhitungan Uji Ketidak Sesuaian untuk Model Orde Pertama Sumber Variasi df SS MS F hitung F tabel = 0,05 Model linear 3 0,21375 0,07125 0,836 19,16 Efek lengkungan 1 0,555 0,555 6,514 18,51 Error 6 0,511 0,0852 Lack of fit 4 0,105 0,02625 0,129 19,25 Pure error 2 0,406 0,203 Total 10 1,27975

5.2.3. Steepest Descent