Analisis Steepest Descent Analisis Model Orde Kedua

y = 14,1375 0,0125 x 1 0,1375 x 2 0,0875 x 3 Dari persamaan orde pertama tersebut diuji tiga buah hipotesis, yaitu uji model linear, uji efek lengkung, dan uji lack of fit. Untuk uji model linear, diperoleh bahwa hipotesis awal diterima. Hipotesis awal tersebut yaitu tidak ada variabel di dalam persamaan model linear yang memiliki pengaruh signifikan terhadap penurunan nilai variabel respon. Ini berarti bahwa dari ketiga faktor yang diteliti tidak ada faktor yang akan memberikan pengaruh yang besar terhadap penurunan kadar air. Untuk uji efek lengkung, diperoleh bahwa hipotesis awal ditolak. Hipotesis yang diterima yaitu persamaan orde pertama memiliki efek kuadratis yang signifikan. Ini berarti bahwa hasil eksperimen yang diperoleh menunjukkan sifat kuadratis yang belum dapat terwakili dengan baik oleh persamaan orde pertama, sehingga perlu ditentukan dengan menggunakan persamaan orde kedua. Untuk uji lack of fit, diperoleh bahwa hipotesis awal diterima. Hipotesis awal tersebut yaitu model yang dibuat tidak memiliki ketidak sesuaian terhadap variabel respon yang diperoleh. Ini berarti bahwa persamaan orde pertama yang diperoleh dapat memberikan estimasi hasil yang sesuai dengan hasil eksperimen yang sebenarnya dengan kesalahan yang tidak signifikan.

6.3. Analisis Steepest Descent

Dengan menggunakan metode steepest descent, titik penelitian awal yang baru akan ditentukan dengan melakukan percobaan dengan pergerakan level tertentu. Setelah sampai pada eksperimen keempat, diperoleh hasil eksperimen terendah yang diinginkan pada eksperimen ketiga, yaitu sebesar 12,1. Dengan demikian, setting pada eksperimen ketiga tersebut lama pengeringan 2,27 jam, tinggi tumpukan 4,5 cm, frekuensi pengadukan 7,8 kali per jam akan digunakan sebagai titik awal penelitian untuk model orde kedua.

6.4. Analisis Model Orde Kedua

Eksperimen yang digunakan untuk menentukan model orde kedua yaitu dengan menggunakan desain central composite 3 faktor dengan replikasi titik pusat sebanyak 3 kali dan nilai sebesar 1,68. Berdasarkan hasil eksperimen tersebut, persamaan orde kedua yang diperoleh yaitu: y = 12,235 + 0,38 x 1 + 0,113 x 2 0,441 x 3 0,657 x 1 2 0,304 x 2 2 0,569 x 3 2 0,063 x 1 x 2 + 0,688 x 1 x 3 + 0,063 x 2 x 3 Dari persamaan orde kedua tersebut akan diuji tiga buah hipotesis, yaitu uji model orde pertama, uji model orde kedua, dan uji lack of fit. Untuk uji model pertama, diperoleh bahwa hipotesis awal diterima. Hipotesis awal tersebut yaitu tidak ada variabel orde pertama yang memiliki pengaruh signifikan terhadap penurunan kadar air. Ini berarti bahwa tidak ada faktor yang memberikan pengaruh yang besar terhadap penurunan kadar air. Untuk uji model kedua, diperoleh bahwa hipotesis awal diterima. Hipotesis awal tersebut yaitu tidak ada variabel orde kedua yang memiliki pengaruh signifikan terhadap penurunan nilai variabel respon. Ini berarti bahwa tidak ada faktor atau interaksi faktor yang memberikan pengaruh yang besar terhadap penurunan kadar air. Untuk uji lack of fit, diperoleh bahwa hipotesis awal diterima. Hipotesis awal tersebut yaitu model yang dibuat tidak memiliki ketidak sesuaian terhadap nilai variabel respon yang diperoleh. Ini berarti bahwa hasil estimasi yang diperoleh dengan menggunakan persamaan orde kedua ini tidak akan memberikan perbedaan yang signifikan dengan hasil eksperimen yang sebenarnya.

6.5. Analisis Titik Optimum Faktor