F
hitung
F
tabel 0,05; 4; 2
0,129 19,25, maka H diterima. Ini menunjukkan bahwa
model dapat memberikan estimasi hasil sesuai dengan hasil kadar air yang diperoleh dari percobaan.
Hasil perhitungan untuk uji lack of fit dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Perhitungan Uji Ketidak Sesuaian untuk Model Orde Pertama Sumber Variasi
df SS
MS F
hitung
F
tabel
= 0,05
Model linear 3
0,21375 0,07125
0,836 19,16
Efek lengkungan 1
0,555 0,555
6,514 18,51
Error 6
0,511 0,0852
Lack of fit 4
0,105 0,02625
0,129 19,25
Pure error 2
0,406 0,203
Total 10
1,27975
5.2.3. Steepest Descent
Langkah selanjutnya yaitu mencari steepest descent untuk mendapatkan titik setting yang baru sebagai acuan percobaan eksperimen untuk membentuk
model orde kedua. Steepest descent merupakan prosedur pencarian nilai minimum lokal dari sebuah fungsi dan mengikuti gradien tersebut untuk mencari titik
optimal yang baru. Cara perhitungan steepest descent dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Cara Perhitungan pada Metode Steepest Descent Prosedur
x
1
x
2
x
3
1 Perubahan relatif pada unit desain b
i
b
1
b
2
b
3
2 Unit origin 1 unit desain A
+1
-A
-1
2 B
+1
-B
-1
2 C
+1
-C
-1
2 3 Perubahan relatif pada unit origin
1
1
2
1
1
2
2
2
1
3
2
3
4 Perubahan per n pada variabel i 3
1
3
1
3
2
3
1
3
3
3
1
Keterangan: A
+1
= Nilai level tinggi x
1
A
-1
= Nilai level rendah x
1
B
+1
= Nilai level tinggi x
2
B
-1
= Nilai level rendah x
2
C
+1
= Nilai level tinggi x
3
C
-1
= Nilai level rendah x
3
Hasil perhitungan dan pengumpulan data eksperimen untuk metode steepest descent dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Perhitungan Pergerakan Level pada Metode Steepest Descent Prosedur
x
1
x
2
x
3
Perubahan relatif pada unit desain b
i
-0,0125 -0,1375 -0,0875 Unit origin 1 unit desain
0,5 0,5
1 Perubahan relatif pada unit origin
-0,00625 -0,075 -0,0875 Perubahan per n pada variabel i
0,091 1
1,272
Pergerakan Steepest Descent x
1
x
2
x
3
Hasil Percobaan
Level awal origin = o 2
1,5 4
- Pergerakan Level o + n ; n = 1
2,091 2,5
5,272 13,6
Pergerakan Level o + n ; n = 2 2,182
3,5 6,544
13,1 Pergerakan Level o + n ; n = 3
2,273 4,5
7,816 12,1
Pergerakan Level o + n ; n = 4 2,364
5,5 9,088
13,0
Dari hasil perhitungan dan pengumpulan data percobaan pada metode steepest descent, dapat ditentukan titik pusat atau origin untuk langkah
selanjutnya menentukan model persamaan orde kedua. Pada pergerakan level n = 3, percobaan memberikan hasil yang paling minimal dan mendekati kadar air
yang diinginkan untuk biji kopi, yaitu sebesar 12,1 . Karena itu, untuk membentuk model persamaan orde dua akan digunakan titik origin dengan setting
lama pengeringan x
1
= 2,27 jam; tinggi tumpukan x
2
= 4,5 cm; dan frekuensi pengadukan x
3
= 7,8 kali per jam. Grafik steepest descenti dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Gambar 5.3. Grafik Steepest Descent
5.2.4. Penentuan Model Orde Kedua