8
Bahan ajar dibagi menjadi 2 yaitu bahan ajar cetak dan bahan ajar non cetak. Bahan ajar cetak misalnya LKS, modul, buku, dan lain-lain. Sedangkan bahan ajar
non cetak bisa berupa kaset, media dengar radio, dll. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar cetak
diantaranya:
26
a. Susunan tampilan, susunan tampilan diantaranya urutan yang mudah dipahami,
terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, rangkuman, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh pembaca.
b. Bahasa yang mudah, yaitu penggunaan bahasa yang mudah dipahami oleh
pembaca, jelas, singkat dan menggunakan kalimat-kalimat yang tidak terlalu panjang.
c. Bahan ajar yang baik mampu memberikan pemahaman terhadap pembacanya.
Untuk menguji pemahaman pembaca diperlukan uji pemahaman, salah satunya dengan menggunakan check list sebagai tanda bahwa pembaca telah memahami
isi bahan ajar tersebut. d.
Stimulan. Tulisan yang disajikan dalam bahan ajar cetak harus dapat mendorong pembaca untuk berpikir, sehingga dapat menstimulasi kerja otak.
e. Kemudahan dibaca, hal ini terkait jenis huruf yang digunakan, susunan tulisan
atau paragraf, kerapihan tulisan, dan ukuran huruf yang dipakai. f.
Materi instruksional, yang menyangkut: pemilihan teks, bahan kajian, lembar kerja work sheet.
2. Lembar Kerja Siswa LKS
a. Definisi LKS
Lembar Kegiatan Siswa LKS merupakan bentuk bahan ajar cetak untuk mendukung proses pembelajaran.
27
Dalam penelitian lain disebutkan bahwa LKS adalah bahan ajar yang berisi tugas disertai petunjuk dan langkah-langkah untuk
26
Depdiknas, Op.Cit, h. 18
27
Nike Gusmedi, Pengaruh penerapan Lembar Kerja Siswa berbasis Sains Teknologi Masyarakat terhadap hasil belajar fisika kelas VIII SMPN 18 Padang. Jurnal Pendidikan Fisika Vol.
2. 2013, h. 82.
9
menyelesaikannya.
28
Depdikbud dalam Trianto mendefinisikan Lembar Kegiatan Siswa LKS adalah suatu bentuk lembar kerja yang berisi pedoman bagi siswa
untuk melakukan kegiatan terprogram.
29
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS adalah bentuk bahan ajar cetak yang berisi pedoman atau
petunjuk untuk melakukan kegiatan terprogram guna mendukung proses pembelajaran. Kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan teoritis maupun kegiatan
praktis disesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari. Tugas teoritis contohnya membaca artikel, membuat resume dan lain sebagainya, sedangkan kerja
laboratorium yakni melakukan percobaan di dalam laboratorium maupun di lapangan.
30
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mendesain LKS yaitu mengenai tingkat kemampuan membaca dan pengetahuan siswa. Berikut ini yaitubatasan
umum yang dapat dijadikan pedoman dalam menentukan desain LKS:
31
1 Ukuran
Gunakan ukuran yang dapat mengakomodasi kebutuhan instruksional yang telah ditetapkan.
2 Kepadatan halaman
Usahakan agar halaman tidak terlalu dipadati dengan tulisan karena dapat mengakibatkan siswa sulit memfokuskan perhatian.
3 Kejelasan
Pastikan bahwa materi dan instruksi yang diberikan dalam LKS dapat jelas dibaca siswa. Meskipun sempurna materi yang disiapkan tetapi jika siswa tidak
dapat membacanya dengan jelas maka LKS tidak akan memberikan hasil yang optimal.
28
Nikmatul Husna, Penggunaan ICT pada LKS berorientasi STS Terhadap Hasil belajar siswa kelas VII SMPN 1 Padang. Jurnal Pendidikan Fisika Vol.2. 2013, h. 132.
29
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran tematik, Jakarta: Kencana, 2011, h.243
30
Nikmatul husna. loc. cit.
31
Denny Setiawan, dkk. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007 h. 26
10
Langkah-langkah dalam mengembangkan LKS, yaitu:
32
1 Tentukan tujuan Instruksional yang akan diturunkan dalam LKS.
Tentukan desain, perhatikan variabel ukuran, kepadatan halaman, dan kejelasan.
2 Pengumpulan bahan.
Tentukan materi dan tugas yang akan diberikan kepada siswa dan pastikan bahwa pilihan ini sejalan dengan tujuan instruksional. Kumpulkan bahan
materi dan buat perincian tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa. Bahan yang dimuat dalam LKS dapat juga dikembangkan sendiri atau memanfaatkan
materi yang sudah tersedia. 3
Penyusunan elemen Ini merupakan langkah pengintegrasian desain dengan materi dan tugas. Kedua
hal ini dipadukan sehingga menjadi sebuah paduan yang selaras. 4
Pengecekan dan penyempurnaan. Lakukan pengecekan terhadap LKS yang telah dikembangkan. Terdapat empat
variabel yang harus diperiksa, yaitu: a.
Kesesuaian desain dengan tujuan instruksional. Kesesuaian desain maksudnya yaitu memastikan bahwa desain yang telah ditentukan dapat
mengakomodasi pencapaian tujuan instruksional. b.
Kesesuaian materi dengan tujuan instruksional. Kesesuaian materi yang dimuat dalam LKS harus dipastikan sesuai dengan tujuan instruksional yang
ditargetkan. c.
Kesesuaian elemen dengan tujuan instruksional maksudnya bahwa tugas dan latihan yang diberikan dapat menunjang pencapaian tujuan
instruksional. d.
Kejelasan penyampaian. Hal ini menyangkut keterbacaan LKS dan ketersediaan ruang untuk mengerjakan tugas yang diminta.
32
Setiawan, Op. Cit, h.27
11
LKS memiliki setidaknya empat fungsi sebagai berikut
33
: 1
Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan siswa.
2 Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang
diberikan. 3
Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, serta 4
Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
b. Unsur-unsur LKS Sebagai Bahan Ajar