Pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut.

BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Periode Audit dan Biaya Audit Akuntan Benyanto Suherman dari Kantor Akuntan Publik Purwantono Suherman Surja – Ernst Young melakukan audit laporan keuangan tahunan Bank BTN sebanyak 5 lima periode. Tabel di bawah menginformasikan Akuntan dan Kantor Akuntan Publik yang memberikan Audit Keuangan untuk Perseroan selama lima tahun serta biaya audit yang dikeluarkan, sebagai berikut: Kantor Akuntan Publik 5 Tahun Terakhir Tahun Kantor Akuntan Publik Nama Akuntan Partner Penanggung Jawab Fee 2014 Purwantono, Suherman Surja Benyanto Suherman Rp 1.769.000.000 2012 Purwantono, Suherman Surja Benyanto Suherman Rp 1.650.000.000 2011 Purwantono, Suherman Surja Benyanto Suherman Rp 1.490.000.000 2010 Purwantono, Suherman Surja Hari Purwantono Rp. 1.235.000.000 2009 Purwantono, Suherman Surja Hari Purwantono Rp. 957.000.000 Jasa Non Audit Pada bulan Desember 2014, IAD mengadakan pengadaan Review Eksternal Kaji ulang fungsi Internal Audit olehlembaga konsultan Independen KAP Pricewaterhouse Copper untuk mereview kepatuhan terhadap penerapan SPFAIB, PBI-MRTI dan best practice di Bank BTN periode 3 tahunan Juli 2012 s.d November 2014 dan diperkirakan laporan dapat diserahkan paling lambat pada bulan Februari 2015. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Publikasi Pembayaran Pajak Berdasarkan surat Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar No.S-2992 WPJ.19KP.042014 tanggal 27 Februari 2014 perihal Pemberitahuan Pemberian Penghargaan, Perseroan mendapatkan PenghargaanApresiasi atas kontribusi dalam membayar dan melaporkan pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan untuk periode tahun pajak 2013. Melalui penghargaan tersebut merupakan bukti bahwa Perseroan dalam operasionalnya telah menjalankan tata kelola perusahaan yang baik yang dilakukan secara transparan dan akuntabel khususnya dalam mengelola hak dan kewajiban perpajakannya. Pembayaran Pajak Total Pembayaran Pajak periode Januari s.d Desember 2014, sebagai berikut: PAJAK 2014 PPh PPh Badan 358.078.321.887 PPH 21 Perorangan 146.407.796.173 PPN 1.695.081.838 PPnBM - PBB 7.010.042.394 Pajak Lainnya : PPh pasal 22 1.303.079.251 PPh pasal 23 31.905.755.523 PPh pasal 26 18.166.146.687 PPh pasal 4 ayat 2 633.039.593.907 TOTAL 1.197.605.817.660 Pembayaran Pajak PenghargaanApresiasi atas kontribusi dalam membayar dan melaporkan pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan untuk periode tahun pajak 2013 Ketidakpatuhan dalam Pembayaran Pajak Pada periode 2014, tidak terdapat ketidakpatuhan Perseroan dalam kewajiban membayar pajak NIHIL BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Kebijakan Akuntansi Kebijakan Umum Kebijakan akuntansi Perseroan adalah kebijakan- kebijakan yang memuat prinsip dasar, peraturan dan praktek akuntansi yang diterapkan bank sehingga pelaksanaan pencatatan, pengadministrasian, pengawasan serta penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perseroan di Kantor Pusat dan Kantor Cabang dilakukan sesuai dan memenuhi ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK, ketentuan Bank Indonesia, ketentuan OJK, dan regulator lainnya. Laporan keuangan Perseroan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan SAK di Indonesia yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia DSAK-IAI dan regulasi Pasar Modal Bapepam-LK yaitu Peraturan No.VIII.G.7, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No.KEP-347BL2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”. Penerapan SAK Tahapan Kegiatan Yang dilakukan Tahap I 2008 - 2009 Persiapan Awal Infrastruktur, yaitu : Rekonsiliasi PSAK dengan IFRS Identiikasi dampak signiikan terhadap Bank Kajian dampak penerapan pada Laporan Keuangan, Struktur Organisasi, IT dan SDM Kajian pendekatan penerapan sistem Pengadaan konsultan pendamping dan sistem Mempersiapkan SDM melalui internal training, workshop dan seminar Data Gap Analysis Data Feeding. Tahap II 2009 - 2010 Implementasi Awal Analisis Transaksi Melakukan analisis transaksi terhadap semua transaksi signiikan yang berdampak Revisi kebijakan dan prosedur Mempersiapkan SDM melalui internal training, workshop seminar Simulasi secara paralel dengan pengembangan sistem secara bertahap Mempersiapkan proforma laporan keuangan sesuai PSAK 50 55 Tahap III 2010 - 2012 Implementasi Tahap Lanjut Safe Guarding Penyelesaian pengembangan sistem selesai dan running aplikasi sistem baru Revisi kebijakan dan prosedur baru Tahap IV 2012 - dst Fully Comply mulai 1 Januari 2012 Telah menerapkan perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kolektif sesuai PSAK 50 55 Melakukan evaluasi dampak penerapan PSAK secara terus menerus dan komprehensif. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Penerapan sistem Manajemen Risiko Perseroan mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia Nomor 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 1125 PBI2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Surat Edaran No. 521DPNP perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan SE BI No. 1323DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Perubahan atas 521DPNP perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, PBI No. 131PBI2011 tanggal 5 Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Surat Edaran SE Bank Indonesia No. 1324DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, dan ketentuan Bank Indonesia lainnya terkait dengan manajemen risiko. Risiko-Risiko Bank Sesuai ketentuan Bank Indonesia bahwa secara garis besar, risiko-risiko yang dihadapi Perseroan terdiri dari risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi dan risiko stratejik, risiko kepatuhan. Penjelasan risiko-risiko tersebut dapat disampaikan, sebagai berikut: Risiko Kredit Risiko Kredit merupakan risiko yang terjadi akibat kegagalan debitur danatau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. Untuk mengantisipasi tereksposnya Risiko Kredit, Bank sedang merencanakan penerapan four eyes principle pemisahan fungsi dalam proses bisnis kredit komersial. Bank telah mereview Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko yang juga mengatur kebijakan di bidang manajemen risiko kredit, antara lain mengatur mengenai perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR risiko kredit dengan pendekatan standar sesuai dengan SE BI No.136DPNPtanggal 18 Februari 2011 perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar. Bank secara teratur meninjau dan memperbarui Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko serta Pedoman Kebijakan Kredit dan Pembiayaan untuk kredit Bank dan pembiayaan sebagai bagian dari proses penilaian risiko. Eksposur Risiko Kredit dipantau sejak proses pemberian kredit sampai dengan jatuh tempo kredit. Pemantauan risiko kredit di antaranya denganmengevaluasi eksposur risiko kredit terhadap limit risiko kredit. Pemantauan risiko secara reguler dilakukan oleh RMD melalui Risk Superintendent RS di divisi, Regional Risk Superintendent RRS di Kantor Wilayahdan Branch Risk Oicer BROdi Kantor Cabang untuk memastikan bahwa unit kerja telah melakukan proses manajemen risiko kredit dengan memadai. Langkah strategis lainnya dalam penerapan manajemen risiko kredit Bank adalah dengan melakukan penyebaran risiko kredit dan pengendalian risiko konsentrasi kredit dengan meningkatkan portofolio kredit maupun pembiayaan di luar sektor perumahan non-housing related. Risiko Likuiditas Risiko Likuiditas merupakan risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas danatau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. • Ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid; danatau • Ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang berasal dari penghimpunan dana, transaksi antar Bank, dan pinjaman yang diterima. Penerapan Manajemen Risiko BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Proses Manajemen Risiko Likuiditas meliputi Identiikasi Risiko Likuiditas, Pengukuran Risiko Likuiditas, Pemantauan Risiko Likuiditas dengan memperhatikan indikator peringatan dini untuk mengetahui potensi peningkatan Risiko Likuiditas Bank dan pengendalian Risiko Likuiditas. Pengendalian Risiko Likuiditas dilakukan melalui beberapa cara yaitu : • Strategi pendanaan dan strategi pricing • Pengelolaan posisi likuiditas dan Risiko Likuiditas harian • Pengelolaan aset likuid yang berkualitas tinggi • Rencana pendanaan darurat • Sistem Informasi Manajemen Risiko Likuiditas untuk mendukung pelaksanaan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian, serta pelaporan Risiko Likuiditas dalam kondisi normal dan kondisi krisis secara lengkap, akurat, terkini, dan berkesinambungan. Alat pengukuran yang digunakan dalam pengukuran Risiko Likuiditas antara lain adalah Rasio Likuiditas, Proil Maturitas, Proyeksi arus kas, dan Stress testing pengujian terhadap kemampuan Bank untuk memenuhi kebutuhan likuiditas pada kondisi krisis dengan menggunakan skenario stress secara spesiik pada Bank maupun general market stress scenario. Risiko Pasar Risiko Pasar merupakan risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.Dalam melakukan pengukuran risiko pasar, Bank menggunakan perhitungan Standard Method untuk menghitung Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM untuk Risiko Pasar. Risiko nilai tukar yang timbul dari luktuasi nilai tukar dikelola dengan cara menjaga Posisi Devisa Neto sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Gejolak eksternal juga diakomodasi dengan melakukan stress testing untuk melihat sejauh mana ketahanan Bank terhadap beberapa skenario perubahan kondisi eksternal, khususnya perubahan suku bunga pasar. Termasuk di dalam risiko pasar adalah risiko perubahan harga instrumen keuangan akibat perubahan faktor- faktor pasar, seperti perubahan suku bunga dan perubahan nilai tukar. Risiko Operasional Risiko Operasional merupakan risiko akibat ketidakcukupan danatau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, danatau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Dalam rangka menghitung kebutuhan modal minimum untuk Risiko Operasional, Bank menerapkan metode Pendekatan Indikator Dasar Basic Indicator Approach, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 113DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Operasional Dihitung dengan Pendekatan Indikator Dasar PID. Dalam rangka melakukan proses identiikasi dan pengukuran risiko, saat ini Bank sedang mengembangkan aplikasi BTN-Loss Event Database BTN-LED. Aplikasi BTN- LED ini dirancang terhubung dengan kantor wilayah dan kantor cabang. Dengan demikian Kantor Wilayah dan Kantor Cabang dapat secaraperiodik mengirimkan data lost event masing-masing kantor secara online melalui media aplikasi berbasis web web based. Data yang terkumpul selanjutnya akan diolah dan dianalisis. Dari hasil pengolahan dan analisis tersebut akan teridentiikasi peta eksposur risiko dari masing-masing kantor Cabang. Berdasarkan peta eksposur risiko yang diperoleh, selanjutnya dilakukan langkah mitigasi terhadap eksposur risiko yang teridentiikasi tersebut.Dalam pemantauan Risiko Operasional dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan mitigasi risiko yang diberikan. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Mitigasi terhadap Risiko Operasional dilakukan oleh seluruh satuan kerja Bank.Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur merupakan salah satu bentuk mitigasi Risiko Operasional yang dilaksanakan oleh seluruh satuan kerja Bank.Risk Management Division memastikan bahwa Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur yang memadai yang wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap satuan kerja operasional dalam melaksanakan transaksi dan aktivitas dengan akurat, eisien dan tepat waktu. Bank juga telah menempatkan Branch Compliance Supervisory Oicer BCSO di 83 di kantor cabang dari 87 kantor cabang yang berfungsi untuk melakukan evaluasi tingkat kepatuhan atas aktivitas operasional transaksi maupun non transaksi pada Kantor Wilayah dan Kantor Cabang konvensional maupun syariah, melakukan koordinasi terhadap unit- unit kerja lainnya atas tindak lanjut aktivitas operasional yang memerlukan penyelesaian serta menumbuhkan budaya kepatuhan dan sadar risiko dan melakukan monitoring terhadap tindak lanjut penyelesaian dan atau perbaikan hasil evaluasi tingkat kepatuhan maupun hasil temuan audit. Dalam rangka meningkatkan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Operasional, Bank sedang melakukan review terhadap Business Continuity Plan sesuai dengan SE BI Nomor : 930DPNP tanggal 12 Desember 2007 perihal Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank umum. Risiko Hukum Risiko Hukum merupakan risiko akibat tuntutan dan atau kelemahan aspek yuridis dimana Risiko Hukum dapat bersumber dari perikatan yang dilakukan oleh Bank.Bank melaksanakan identiikasi Risiko Hukum berdasarkan faktor-faktor risiko yang meliputi tuntutan hukum dan adanya kelemahan aspek yuridis. Pengukuran Risiko Hukum dilaksanakan oleh Risk Management Division bersama-sama Legal Division LGD berdasarkan laporan hasil evaluasi atas analisis kasus-kasus hukum secara individual terhadap kewajiban kontinjensi yang timbul dari tuntutan hukum yang terjadi. Pemantauan Risiko Hukum dilaksanakan oleh Legal Division dengan mengevaluasi efektivitas implementasi kebijakan, prosedur dan kepatuhan terhadap kebijakan, regulasi hukum serta ketentuan limit Bank Risk Appetite dan Risk Tolerance. Pemantauan dilaksanakan secara berkala terhadap seluruh posisi Risiko Hukum. Dalam melaksanakan pengendalian Risiko Hukum, LGD memberi masukan hukum dan rekomendasi kepada setiap divisi dan satuan kerja serta melakukan review secara berkala terhadap perjanjian dan kontrak kerjasama dengan counterparty. Bank juga telah menempatkan Branch Legal Representative BLR di Kantor Cabang yang berfungsi untuk memberikan pendapat hukum maupun konsultasi hukum kepada Kantor Cabang dalam rangka pengamanan aspek hukum yang berkaitan dengan pemberian kredit dan restrukturisasi kredit, melakukan observasi, penelitian dan memberikan saran terhadap operasional di unit kerja Kantor Cabang yang dinilai memiliki potensi risiko hukum serta mendampingi, membantu dan berkoordinasi dengan Kantor Cabang pada proses penyelesaian perkara yang berkaitan dengan hukum. Risiko Reputasi Risiko Reputasi merupakan risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.Identiikasi Risiko Reputasi dilakukan pada faktor-faktor risiko yang melekat pada aktivitas fungsional yang mencakup keterbukaan informasi yang material disclosure requirement, keluhan nasabah terhadap pelayanan Bank, perilaku karyawan Bank dalam melayani nasabah, dan sistem komunikasi Bank. Pengukuran Risiko Reputasi dilakukan berdasarkan hasil assessment terhadap faktor-faktor Risiko Reputasi. Risiko Reputasi Bank dikelola oleh Corporate Secretary Division CSD dan Customer Care Division CCD dan dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan oleh Customer Care Division CCD. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Dalam rangka pemantauan Risiko Reputasi, dikembangkan aplikasi Sistem Pengaduan Nasabah SPN untuk mendukung layanan dan penanganan pengaduan nasabah yang memungkinkan proses penanganan pengaduan secara online antar pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan di Kantor Cabang dan Kantor Pusat. Hal ini berguna untuk memastikan terjaganya kepuasan nasabah. Dalam pengendalian Risiko Reputasi, Corporate Secretary Division bertanggung jawab dalam penerapan kebijakan yang berkaitan dengan penanganan dan penyelesaian berita negatif atau menghindari informasi kontra produktif serta menjalankan fungsi Public Service Obligation PSO dalam rangka melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social Responsibility CSR. Kegiatan Corporate Social Responsibility tidak terfokus kepada kegiatan charity saja, tetapi juga dalam bentuk program yang berkesinambungan.Hal ini diwujudkan dalam bentuk pemberian kredit subsidi dan pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL. Risiko Stratejik Risiko Stratejik merupakan risiko akibat ketidaktepatan Bank dalam pengambilan danatau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.Identiikasi Risiko Stratejik dilakukan berdasarkan atas faktor-faktor Risiko Stratejik pada aktivitas fungsional tertentu, seperti aktivitas perkreditan, treasuri dan investasi, serta operasional dan jasa melalui business plan yang disusun oleh Strategy PerformanceManagement Division SPMD sebagai penjabaran dari Kebijakan Umum Direksi KUD. Pengukuran Risiko Stratejik dilakukan berdasarkan pencapaian kinerja Bank yaitu dengan membandingkan hasil aktual dengan target yang telah ditetapkan. Pemantauan Risiko Stratejik dilakukan oleh Strategy and Performance Management Division SPMD secara berkala dengan memonitor pencapaian KeyPerfomance Indicator KPI dan Risk Management Division RMD yang memonitor risk exposure dibandingkan dengan risk appetite bank. Selanjutnya, Dewan Komisaris, Direksi dan Divisi mereview strategi dasar yang fokus pada perubahan-perubahan antara lain struktur organisasi Bank, perkreditan komersial, pembiayaan perdagangan, treasuri, operasional dan kekuatan serta kelemahan sistem teknologi informasi. Dalam pengendalian Risiko Stratejik, Strategy PerformanceManagement Division SPMD berfungsi menganalisis gap antara realisasi dan target bisnis dan menyampaikan langkah-langkah yang harus dilakukan kepada Direksi secara berkala. Risiko Kepatuhan Risiko Kepatuhan merupakan risiko akibat Bank tidak mematuhi danatau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Dalam mengidentiikasi Risiko Kepatuhan, Compliance Division CMPD melalui BCSO melakukan evaluasi eksposur Risiko Kepatuhan terhadap ketentuan eksternal yang melekat inherent pada ketentuan internal. Di samping itu, Compliance Division menganalisis kejadian yang menyebabkan timbulnya Risiko Kepatuhan dengan cara : • Memberikan kajian kepatuhan terhadap produk baru dan konsep peraturan internal yang baru • Melakukan kajian terhadap peraturan internal yang masih berlaku • Melakukan sosialisasi kebijakan regulator baru kepada divisi-divisi dan Kantor Cabang. Dalam rangka meminimalkan dampak Risiko Kepatuhan, Legal Divison LGD telah menyediakan portal khusus yang bernama Akses Internal Manajemen Standar AIMS untuk memudahkan seluruh unit kerja melakukan akses terhadap ketentuan internal Bank. Pengukuran Risiko Kepatuhan dilakukan terhadap potensi kerugian yang disebabkan oleh ketidakpatuhan dan ketidakmampuan Bank dalam memenuhi ketentuan eksternal yang berlaku. Besarnya Risiko Kepatuhan diestimasi berdasarkan kemampuan Bank untuk memenuhi seluruh peraturan pada waktu yang lampau dan yang akan datang. Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk mereview semua penalti, litigasi, dan keluhan nasabah yang pernah diterima Bank. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Dalam pemantauan Risiko Kepatuhan, Risk Management Divisiondan Compliance Division bertugas untuk mengevaluasi efektivitas implementasi manajemen Risiko Kepatuhan dengan memantau secara berkala seluruh jenis kegiatan yang berpotensi menimbulkan Risiko Kepatuhan. Upaya Mengelola Risiko Perseroan sebagai Bank yang fokus utamanya di bidang pemberian kredit atau pembiayaan perumahan, portofolio asetnya didominasi oleh Kredit Pemilikan Rumah KPR yang dipengaruhi oleh adanya perubahan iklim bisnis eksternal seperti inlasi, tingkat BI Rate. Upaya meminimalkan dampak negatif tersebut dilakukan dengan pengelolaan risiko secara day to day risk management activities, dengan berlandaskan prinsip Good Corporate Governance GCG untuk memastikan seluruh proses dan mekanisme yang terjadi dalam mencapai tujuan perusahaan, mencegah perusahaan dari penyimpangan dan risiko yang dapat mengakibatkan kegagalan pencapaian tujuan perusahaan, serta berlandaskan prinsip kehati-hatian untuk memastikan pertumbuhan kinerja Bank yang sehat dan berkesinambungan. Sebagai tindak lanjut penerapan Pilar 1 Basel II, Bank telah mengimplementasikan pengukuran risiko kredit dengan menggunakan Standardized Approach sesuai dengan SE BI No. 136DPNP tanggal 18 Februari 2011 perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar.Selain dari itu Bank juga telah melakukan perhitungan kebutuhan modal minimum dengan menggunakan Basic Indicator Approach untuk risiko operasional sesuai dengan SE BI No. 113 DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Operasional. Penggunaan Standardized Model untuk risiko pasar sesuai dengan SE BI No.933DPNP tanggal 18 Desember 2007 perihal Pedoman Penggunaan Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar. Guna melengkapi pengukuran risiko khususnya risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas. Bank melakukan stress testing secara berkala untuk menilai kecukupan modal dalam hal terjadinya kejadian-kejadian risiko yang bersifat ekstrimatau catastrophy.Saat ini, stress test yang dilakukan oleh bank difokuskan pada 3 tiga jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar termasuk di dalamnya risiko suku bunga dan risiko likuiditas. Stress testing Risiko Kredit telah dilakukan satu kali dalam setahun, stress testing Risiko Pasar dua kali dalam setahun dan stress testing Risiko Likuiditas dilakukan pada Laporan Proil Risiko Bank. Bank juga telah melakukan kaji ulang terhadap Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR guna meningkatkan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko minimal 1 satu tahun sekali. Untuk selanjutnya, berkaitan dengan rencana implementasi Basel III Bank telah melakukan persiapan penerapan kerangka kerja Basel III dan terlibat dalam workinggroup di bawah koordinasi Otoritas Jasa Keuangan. Sistem Manajemen Risiko Komisaris dan Direksi Tata kelola risiko Bank yang berlandaskan prinsip GCG terwujud dari terlibatnya seluruh organ Bank dalam pengelolaan manajemen risiko. Hal ini dapat dilihat dari susunan organisasi manajemen risiko Bank. Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab untuk memastikan penerapan Manajemen Risiko telah memadai sesuai dengan karakteristik, kompleksitas dan proil Risiko Bank. Dewan Komisaris dan Direksi berperan aktif pada proses manajemen risiko dalam rangka memitigasi risiko Bank melalui Kualitas Penerapan Manajemen Risiko meliputi tata kelola risiko, kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko dan kecukupan sistem informasi manajemen risiko, serta kecukupan sistem pengendalian risiko. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Komite Pemantau Risiko Komite Pemantau Risiko bertugas dan bertanggung jawab dalam memberikan pendapat yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris dengan melakukan evaluasi atas kebijakan manajemen risiko Bank Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Stratejik, dan Risiko Kepatuhan, melakukan evaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko Bank dengan pelaksanaannya, mendorong pemberdayaan fungsi manajemen risiko bank, melakukan pemantauan atas risiko akibat perubahan indikator-indikator dalam pasar suku bunga, kurs, dll untuk memastikan perubahan tersebut tidak mengganggu kestabilan Bank, melakukan pemantauan atas sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan usaha dan operasional Bank, mengevaluasi kebijakan, sistem dan pengendalian internal yang efektif untuk mengidentiikasikan, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko konsentrasi kredit, melakukan pemantauan atas pengendalian internal penyaluran kredit serta melaporkan kepada Dewan Komisaris dalam hal kemungkinan terjadinya risiko Bank dan mengusulkan alternatif penyelesaiannya. Komite Manajemen Risiko Komite Manajemen Risiko KMR berperan aktif dalam memberikan pertimbangan-pertimbangan terhadap risiko yang melekat pada kebijakan yang akan ditetapkan Direksi maupun memberikan evaluasi terhadap ketentuan-ketentuan yang dirasa kurang sesuai dengan perkembangan terkini dan perlu dilakukan penyesuaian. KMR terlibat secara aktif dalam melakukan penilaian risiko yang melekat pada setiap produk danatau jasa aktivitas baru sehingga Bank dapat melakukan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan. Selain itu apabila dipandang perlu KMR dapat melakukan evaluasi terhadap Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR. Satuan Kerja Manajemen Risiko Risk Management Division RMD merupakan Satuan Kerja Manajemen Risiko SKMR pada Bank, dipimpin oleh seorang Kepala Divisi yang bertanggung jawab langsung kepada Managing Director Risk, Compliance Strategy. Struktur Organisasi Risk Management Division terdiri dari Market Risk Management Department, Credit Risk Management Department, Operational Risk Management Department dan Risk Oicer Coordination Departement. Market Risk Management Department berfungsi untuk melakukan pengelolaan Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas. Fungsi Credit Risk Management Department melakukan pengelolaan Risiko Kredit sedangkan Operational Risk Management Department berfungsi mengelola Risiko Operasional, Risiko Kepatuhan, Risiko Stratejik, Risiko Reputasi dan Risiko Hukum. Setiap Departement Head dibantu oleh Unit Policy Procedure dan Unit Assessment Measurement. Dalam menjalankan fungsi pemantauan risiko pada tingkat Divisi dan Kantor Cabang, Kepala Risk Management Division dibantu oleh Branch Risk Oicer BRO, Regional Risk Superintendent RRS, Risk Superintendent RS, dan di bawah koordinasi Risk Oicer Coordination ROC Departement Head yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Risk Management Division RMD. Branch Risk Oicer BRO adalah pejabat yang bertanggung jawab langsung kepada ROC Departement Head dan bertugas melakukan pemantauan implementasi manajemen risiko di Kantor Cabang dengan melakukan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan dan merekomendasikan pengendalian risiko kepada Kantor Cabang dimana BRO bertugas. Regional Risk Superintendent RRS adalah pejabat yang bertanggung jawab langsung kepada ROC Departement Head dan bertugas melakukan pemantauan implementasi manajemen risiko di Kantor Wilayah dengan melakukan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan dan merekomendasikan pengendalian risiko kepada Kantor Wilayah dimana RRS bertugas. Risk Superintendent RS merupakan pejabat yang bertanggung jawab langsung pada ROC Departement BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Head dan bertugas melakukan pemantauan implementasi manajemen risiko di Divisi dengan melakukan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan dan merekomendasikan pengendalian risiko kepada Divisi. Bank telah membentuk Risk Superintendent di Kantor Pusat, Regional Risk Superintendent RRS di Kantor Wilayah dan Branch Risk Oicer BRO di Kantor Cabang dalam rangka pengawasan aktif pengelolaan risiko di Divisi, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang. Per Desember 2014, jumlah Risk Superintendent yang ditempatkan di Kantor Pusat ada 4 orang yaitu Credit Risk Superintendent CRS, Market Risk Superintendent MRS, Operational Risk Superintendent ORS dan Sharia Risk Superintendent SRS. Sementara itu, terdapat 2 dua orang RRS Regional Risk Superintendent yang ditempatkan di Kantor Wilayah I dan Kantor Wilayah III dan 60 orang Branch Risk Oicer BRO ditempatkan di 55 Kantor Cabang Konvensional dan 5 Kantor Cabang Syariah dari 87 Kantor Cabang. Untuk beberapa Kantor Cabang yang belum ditempatkan BRO, pemantauan pengelolaan risiko dilakukan oleh BRO dari Kantor Cabang terdekat. Kebijakan dan Prosedur Pengelolaan Risiko Bank telah memiliki panduan kebijakan di bidang manajemen risiko yaitu Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR di mana di dalamnya terdapat ketentuan- ketentuan minimal yang disyaratkan di dalam Peraturan Bank Indonesia. Pengkajian ulang terhadap kebijakan internal juga dilakukan agar sesuai dengan ketentuan terkini dari regulator dengan melakukan gap analysis serta mengakomodasi best practices yang lazim digunakan untuk meningkatkan kualitas penerapan manajemen risiko. Sistem informasi manajemen risiko pada tahap awal difokuskan pada pengumpulan dan perbaikan database risiko yang diharapkan dapat dikembangkan dan diaplikasikan ke dalam sistem teknologi informasi secara bertahap agar proses pengukuran risiko dan pemantauan risiko dapat dilakukan secara terintegrasi dan dapat disajikan secara tepat waktu. Pengembangan SDM di bidang Manajemen Risiko Di bidang pengembangan sumber daya manusia, Bank telah melaksanakan program pengembangan SDM di bidang pendidikan dan pelatihan bagi pejabat manajemen risiko, yaitu: Risk Superintendent RS di Kantor Pusat Regional Risk Superintendent RRS di Kantor Wilayah dan Branch Risk Oicer BRO di Kantor Cabang dalam menjalankan fungsinya memberikan second opinion dan opini risiko yang melekat dalam setiap bisnis Bank. Selain itu, Bank juga melaksanakan program peningkatan kompetensi di bidang manajemen risiko, Bank mengikutsertakan seluruh pegawai sesuai job speciication termasuk di RMD, dalam rangka sertiikasi manajemen risiko.. Bank secara berkala mengadakan pendidikan dan pelatihan serta aktif mengikutsertakan staf dan pejabatnya dalam seminar yang terkait dengan manajemen risiko. Bank juga melakukan in-house training dan melakukan pre-test sebagai saringan awal bagi pejabat dan karyawan yang akan mengikuti ujian sertiikasi manajemen risiko yang diselenggarakan LSPP Lembaga Sertiikasi Profesi Perbankan. Perbaikan dan Peningkatan Pengelolaan Risiko Peningkatan risk awareness yang berlandaskan prinsip GCG dalam lingkungan perusahaan dilakukan melalui pendidikan sertiikasi manajemen risiko bagi seluruh pejabat Bank dan peningkatan technical competency bagi Analis, Oicer Development Program, Supporting Staf, Business Process Staf, General Banking Staf melalui penyampaian modul manajemen risiko. Di samping itu, Risk Management Division telah melakukan sosialisasi Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko revisi terbaru kepada seluruh unit kerja. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Target dan Inisiatif Strategis Pelaksanaan Manajemen Risiko Tahun 2014 Target dan inisiatif strategis terkait pelaksanaan manajemen risiko pada tahun 2014, sebagai berikut: • Penerapan manajemen risiko selain difokuskan kepada pengembangan dan simulasi pengukuran risiko dan permodalan, juga difokuskan kepada pengembangan budaya sadar risiko pada segenap jajaran di Bank BTN serta pada fungsi Ex Ante dalam rangka meminimalisir timbulnya eksposur risiko sehingga kebijakan manajemen risiko yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan dalam kegiatan usaha dan operasional harian pada setiap level. • Mengingat risiko terbesar Bank BTN adalah risiko kredit dan risiko operasional, maka dipandang perlu untuk memperbaiki kualitas kredit dan meningkatkan kualitas penerapan manajemen risiko operasional pada proses bisnis kredit komersial. • Penyusunan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko tahun 2014, sebagai berikut : 1. Penyusunan dan penerbitan SE No. 32DIR RMD2014 tanggal 30 Juni 2014 perihal Petunjuk Pelaksanaan Proses Pengukuran Risiko Likuiditas. 2. Review Peraturan Direksi mengenai Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko yang mengatur tentang risk appetite manajemen Bank BTN yaitu Peraturan Direksi No. 07PDRMD2013 tanggal 27 November 2013 tentang Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. 3. Penyusunan dan penerbitan Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko yang diatur dalam Peraturan Direksi 12PDRMD2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. • Pelaksanaan stress testing untuk Risiko Kredit telah dilakukan 1 satu kali dalam setahun, stress testing Risiko Pasar 2 dua kali dalam setahun dan stress testing Risiko Likuiditas dilakukan sebanyak 3 tiga kali dalam setahun guna menilai ketahanan Bank terhadap skenario stresskrisis. Pengawasan Dewan Komisaris dan Direksi Dewan Komisaris memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas, di antaranya: a. Menyetujui kebijakan Manajemen Risiko termasuk strategi dan kerangka Manajemen Risiko yang ditetapkan sesuai dengan tingkat risiko yang diambil risk appetite dan toleransi risiko risk tolerance; b. Mengevaluasikebijakan Manajemen Risiko dan Strategi Manajemen Risiko paling kurang satu kali dalam satu tahun atau dalam frekuensi yang lebih sering dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha Bank secara signiikan; 1. Dewan Komisaris telah mengevaluasi Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko melalui Surat Komisaris kepada Direksi No. 105KOM BTNIX2014 tanggal 15 September 2014 perihal Tanggapan Review Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR atas usulan Direksi melalui Surat Direksi No. 474SDIRRMD VII2014 tanggal 11 Juli 2014 Perihal Mohon Persetujuan Hasil Review Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Tahun 2013, beberapa hal yang disarankanmenjadi masukan Dewan Komisaris yaitu : i. Pedoman Pelaksanaan Manajemen Risiko Aktivitas Reksadana dan Bancassurance serta Pedoman Manajemen Risiko Penggunaan Teknologi Informasi merupakan petunjuk pelaksanaan dan atau petunjuk teknis untuk kegiatan usaha bank sehingga dikategorikan sebagai Surat Edaran Direksi. ii. Tidak ada perbedaan Risk Appetite dan Risk Tolerance untuk risiko kredit pada tabel review dan PKMR. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. iii. Disarankan untuk waktu yang akan datang bila saat ini belum memungkinkan agar metode penetapan likuiditas sekunder tersebut dikaji ulang guna memperoleh motederumusan yang lebih sesuai dengan kondisi yang adabest practice perbankan. iv. Penetapan Risk Tolerance pada Risiko Hukumdan Risiko dapat dirumuskan secara kuantitatif. 2. Dewan Komisaris telah menyetujui hasil review Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko tahun 2013 melalui Surat No. 138KOMBTNXII2014 tanggal 10 Desember 2014 perihal Persetujuan Hasil Review Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk Tahun 2013. c. Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi dan memberikan arahan perbaikan atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko secara berkala. Evaluasi dilakukan dalam rangka memastikan bahwa Direksi telah mengelola aktivitas dan risiko-risiko Bank secara efektif. 1. Proil risiko disampaikan kepada Komisaris secara triwulanan sebagai bahan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko.. 2. Rapat berkala Komite Pemantau Risiko dengan RMD setiap satu kali dalam sebulan untuk membahas isu-isu terkini, Proil Risiko secara Triwulanan Bank BTN, Tingkat Kesehatan Bank dan hal-hal yang terkait dengan manajemen risiko Bank BTN. Direksi memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas, diantaranya: a. Menyusun kerangka Manajemen Risiko termasuk strategi manajemen risiko secara tertulis dan komprehensif termasuk kebijakan limit risiko secara keseluruhan dan per jenis risiko, dengan memperhatikan tingkat risiko yang diambil dan toleransi risiko terhadap kecukupan permodalan. Setelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris maka Direksi menetapkan kerangka Manajemen Risiko dan strategi dimaksud; 1. Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi dalam penerapan manajemen risiko , Direksi telah melakukan : i. Direksi telah menyampaikan usulan perubahan PKMR tersebut kepada Dewan Komisaris melalui Surat Direksi No. No. 474SDIRRMDVII2014 tanggal 11 Juli 2014 Perihal Mohon Persetujuan Hasil Review Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Tahun 2013. Usulan tersebut telah mendapat tanggapan evaluasi dari Dewan Komisaris melalui Surat No. 105KOMBTNIX2014 tanggal 15 September 2014 perihal Tanggapan Review Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR, terdapat beberapa evaluasi dari Dewan Komisaris terhadap usulan perubahan PKMR tersebut serta telah ditanggapi kembali oleh Direksi melalui Surat Direksi No. 710DIRRMDX2014 tanggal 28 Oktober 2014 perihal Mohon Persetujuan Hasil Review Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Tahun 2013. ii. Melalui memo TRSD No. 547MTRSD BSLMXI2014 tanggal 12 November 2014 perihal Risalah Rapat ALCO Tgl 28 Oktober 2014, sesuai arahan Direktur Treasury dan hasil kajian dari RMD melalui memo No. 115MRMDMRDX2014 tanggal 17 Oktober 2014 perihal Second Opinion Kajian Risiko Atas Perubahan Limit Secondary Reserve Bank BTN dimana Secondary Reserve SR agar dipelihara dengan deviasi maksimum 20 Rp 840 Miliar di bawah batas mínimum Rp 4.2 Triliun SR sesuai ketentuan tanpa giro FLPP minimal sama dengan Rp 3.3 Triliun. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. b. Menyusun, menetapkan, dan mengkinikan prosedur dan alat untuk mengidentiikasi, mengukur, memonitor, dan mengendalikan risiko; Direksi menyusun, menetapkan dan mengkinikan prosedur dan alat untuk mengidentiikasi, mengukur, memonitor dan mengendalikan risiko likuiditas melalui Surat Edaran Direksi No. 32DIR RMD2014 tanggal 30 Juni 2014 perihal Petunjuk Pelaksanaan Proses Pengukuran Risiko Likuiditas c. Menyusun dan menetapkan mekanisme persetujuan transaksi, termasuk yang melampaui limit dan kewenangan untuk setiap jenjang jabatan; 1. Direksi telah menetapkan limit risiko dan besar maksimum risiko dengan mempertimbangkan pengalaman, kemampuan mengelola manajemen risiko, sumber daya manusia, peraturan-peraturan Bank Indonesia, dan praktek prudential banking yang baik. 2. Penetapan limit risiko disusun oleh Satuan Kerja Bisnis untuk kemudian direkomendasikan kepada Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko merekomendasikan kepada Direktur Utama dan disetujui oleh Direksi. 3. Terdapat klasiikasi limit kewenangan dalam memutus kredit di Kantor Cabang dan Kantor Pusat per level jabatan. 4. Terdapat klasiikasi limit kewenangan dalam melakukan transaksi treasury per level jabatan. 5. Terdapat klasiikasi limit kewenangan dalam melakukan otorisasi dan iat bayar di Kantor Cabang dan Kantor Pusat per level jabatan. d. Mengevaluasi danatau mengkinikan strategi dan kerangka Manajemen Risiko paling kurang satu kali dalam satu tahun atau dalam frekuensi yang lebih sering dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha Bank, eksposur risiko, danatau proil risiko secara signiikan. Direksi telah menyampaikan usulan perubahan PKMR tersebut kepada Dewan Komisaris melalui Surat Direksi No. No. 474SDIRRMDVII2014 tanggal 11 Juli 2014 Perihal Mohon Persetujuan Hasil Review Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Tahun 2013. Usulan tersebut telah mendapat tanggapanevaluasi dari Dewan Komisaris melalui Surat No. 105KOMBTNIX2014 tanggal 15 September 2014 perihal Tanggapan Review Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR, terdapat beberapa evaluasi dari Dewan Komisaris terhadap usulan perubahan PKMR tersebut serta telah ditanggapi kembali oleh Direksi melalui Surat Direksi No. 710DIRRMDX2014 tanggal 28 Oktober 2014 perihal Mohon Persetujuan Hasil Review Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Tahun 2013. e. Menetapkan struktur organisasi termasuk wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang terkait dengan penerapan Manajemen Risiko; Direksi telah menetapkan melalui Peraturan Direksi mengenai organisasi manajemen risiko yang terdiri dari Komite Manajemen Risiko dan divisi-divisi yang mendukung penerapan manajemen risiko yaitu RMD sebagai Satuan Kerja Manajemen Risiko, fungsi pengendalian intern oleh IAD sebagai Satuan Kerja Audit Intern dan fungsi kepatuhan dilakukan oleh CMPD sebagai Satuan Kerja Kepatuhan termasuk wewenang dan tanggung jawab masing-masing satuan kerja tersebut. f. Bertanggung jawab atas pelaksanaan strategi dan kerangka Manajemen Risiko yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris serta mengevaluasi dan memberikan arahan berdasarkan laporan-laporan yang disampaikan oleh SKMR termasuk laporan mengenai proil risiko; 1. Sebagai bagian dari pelaksanaan tanggung jawab tersebut, Direksi memberikan arahan antara lain pada laporan-laporan yang disampaikan oleh RMD, yaitu : a. Proil Risiko Bank yang disampaikan secara triwulanan. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. b. Laporan Pemantauan Posisi dan Risiko Likuiditas disampaikan secara pekanan. c. Laporan Hasil Pemantauan Eksposur Risiko Kredit yang disampaikan secara bulanan. d. Stress Testing periode Juli-Desember 2014: • Stress Testing Risiko Pasar telah dilakukan sebanyak 2 kali sesuai dengan Memo RMD No. 99MRMD MRDVIII2014 tanggal 21 Agustus 2014 perihal Penyampaian Analisis Sensitivitas Risiko Pasar Posisi 31 Juli 2014 dan No. 253MRMDCRMD XI2014 tanggal 26 November 2014 perihal Penyampaian Hasil Stress Testing yang disampaikan juga kepada OJK melalui surat No. 10S RMDXI2014 tanggal 28 November 2014 perihal Penyampaian Hasil Stress Testing. • Stress Testing Risiko Likuiditas telah dilakukan sebanyak 3 kali yaitu untuk posisi 30 Juni 2014 yang disampaikan melalui Laporan Proil Risiko Triwulan II 2014 dan untuk posisi 30 September 2014 melalui Laporan Proil Risiko Triwulan III 2014 serta disampaikan juga kepada OJK melalui surat No. 10SRMDXI2014 tanggal 28 November 2014 perihal Penyampaian Hasil Stress Testing. • Stress Testing Risiko Kredit telah dilakukan sebanyak 4 kali sesuai dengan Memo RMD No. 253M RMDCRMDXI2014 tanggal 26 November 2014 perihal Penyampaian Hasil Stress Testing dan disampaikan juga kepada OJK melalui surat No. 10SRMDXI2014 tanggal 28 November 2014 perihal Penyampaian Hasil Stress Testing. g. Memastikan seluruh risiko yang material dan dampak yang ditimbulkan oleh risiko dimaksud telah ditindaklanjuti dan telah menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Dewan Komisaris secara berkala. Laporan dimaksud antara lain memuat laporan perkembangan dan permasalahan terkait risiko yang material disertai langkah-langkah perbaikan yang telah, sedang, dan akan dilakukan; 1. Berdasarkan proil risiko bank, jenis risiko yang bersifat signiikan bagi bank adalah risiko kredit dan risiko likuiditas. Melalui mekanisme proil risiko bank, laporan pemantauan posisi dan risiko likuiditas serta laporan hasil pemantauan eksposur risiko kredit, Direksi memastikan bahwa unit-unit kerja terkait, menindaklanjuti rekomendasi-rekomendasi dalam laporan-laporan tersebut sehingga dengan demikian risiko kredit dan risiko likuiditas dapat diminimalisasi. 2. Perkembangan kedua jenis risiko yang signiikan di atas telah disampaikan kepada Dewan Komisaris oleh Direksi melalui mekanisme Penyampaian Laporan Proil Risiko Bank secara triwulanan. h. Memastikan pelaksanaan langkah-langkah perbaikan atas permasalahan atau penyimpangan dalam kegiatan usaha Bank yang ditemukan oleh SKAI; 1. Direksi telah memastikan langkah- langkah perbaikan atas permasalahan atau penyimpangan dalam kegiatan usaha bank melalui : a. Pemberian arahan pada Laporan monitoring tindak lanjut temuan pemeriksaan ekstern intern yang disampaikan IAD setiap triwulanan kepada Direksi. b. Mengevaluasi hasil tindak lanjut audit tahun sebelumnya pada exit meeting Audit c. Rapat Komite Audit BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. i. Mengembangkan budaya Risiko diawali dengan kesadaran risiko pada seluruh jenjang organisasi, antara lain meliputi komunikasi yang memadai kepada seluruh jenjang organisasi tentang pentingnya pengendalian intern yang efektif; 1. Sebagai bagian dari mengembangkan budaya manajemen risiko, Direksi memastikan antara lain adanya : a. Sertiikasi manajemen risiko dan program refreshment sertiikasi kepada pegawai dan pejabat Bank BTN. b. Pemberian pelatihan manajemen risiko pada pegawai baru. c. Penambahan Branch Risk Oicer BRO termasuk pemberian pelatihan kepada BRO baru. j. Memastikan kecukupan dukungan keuangan dan infrastruktur untuk mengelola dan mengendalikan risiko; Melalui laporan stress testing dan dalam Laporan Pemantauan Posisi dan Risiko Likuiditas yang disampaikan pekanan, Direksi memastikan kecukupan keuangan yang dimiliki Bank. Direksi juga memutuskan ketentuan-ketentuan yang mengatur standar infrastruktur agar dapat mengelola dan mengendalikan risiko k. Memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko telah diterapkan secara independen yang dicerminkan antara lain adanya pemisahan fungsi antara SKMR yang melakukan identiikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko dengan satuan kerja yang melakukan dan menyelesaikan transaksi. Direksi telah memastikan bahwa fungsi manajemen risiko telah diterapkan secara independen terhadap satuan kerja bisnis dan IAD, RMD sebagai Satuan Kerja Manajemen Risiko SKMR telah menjalankan fungsinya sebagai Risk Manager yang terus melakukan identiikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko dan satuan kerja bisnis atau satuan kerja operasional sebagai Risk Owner yang wajib menyampaikan laporan atau informasi mengenai eksposur risiko yang dikelola satuan kerja tersebut kepada RMD. Pelaksanaan Implementasi Basel a. Pelaksanaan implementasi Basel II di tahun 2014 1. Sebagai tindak lanjut penerapan Pilar 1 Basel II, Bank telah mengimplementasikan pengukuran risiko kredit dengan menggunakan Standardized Approach sesuai dengan SE BI No. 136DPNP tanggal 18 Februari 2011 perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Kredit dengan menggunakan Pendekatan Standar. Selain dari itu Bank juga telah melakukan perhitungan kebutuhan modal minimum dengan menggunakan Basic Indicator Approach untuk risiko operasional sesuai dengan SE BI No. 113DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Operasional. Penggunaan Standardized Model untuk risiko pasar sesuai dengan SE BI No.1421DPNP tanggal 18 Juli 2012 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 933DPNP tanggal 18 Desember 2007 perihal Pedoman Penggunaan Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar. 2. Penerapan Pilar 2 Basel II adalah Supervisory Review, Bank telah menyampaikan laporan perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM sesuai Proil Risiko ke Otoritas Jasa Keuangan setiap semester. 3. Bank telah menerapkan Pilar 3 Basel II yaitu Disclosure. antara lain melalui penyampaian report kepada publik : i. Laporan Keuangan Publikasi 3 bulanan yang disajikan sesuai dengan PSAK 5055 revisi 2006 dan PSAK 60. ii. Laporan Keuangan Audited. iii. Annual Report. iv. Sustainability Report. v. Laporan Penerapan GCG b. Persiapan implementasi Basel III Sejalan dengan perkembangan terkini kerangka kerja manajemen risiko yang telah disusun oleh BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Basel Committee on Banking Supervision dalam rangka memperkuat permodalan bank untuk memitigasi risiko procyclicality dan systemicrisk serta menerapkan standar likuiditas global, Bank juga telah mempersiapkan diri guna mengadopsi dan mengimplementasikan manajemen risiko dengan kerangka kerja Basel III. Persiapan yang telah dilakukan oleh bank, antara lain melakukan simulasi konsep Basel III berkaitan dengan risiko likuiditas melalui simulasi perhitungan LCR Liquidity Coverage Ratio dan NSFR Net Stable Funding Ratio dalam pengelolaan likuditas bank. Sesuai dengan PBI No.1512PBI2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum, Bank telah melakukan perhitungan ICAAP Internal Capital Adequacy Assessment Process setiap 6 enam bulan sekali untuk menetapkan kecukupan modal sesuai dengan proil risiko Bank, dan penetapan strategi untuk memelihara tingkat permodalan Bank. Selain kewajiban penyediaan modal minimum sesuai proil risiko sebagaimana dimaksud di atas, Bank wajib membentuk tambahan modal sebagai penyangga bufer. Tambahan modal sebagaimana dimaksud berupa: 1. Capital Conservation Bufer yang dilakukan secara bertahap sebagai berikut : i. Sebesar 0,625 nol koma enam ratus dua puluh lima persen dari ATMR mulai tanggal 1 Januari 2016; ii. Sebesar 1,25 satu koma dua puluh lima persen dari ATMR mulai tanggal 1 Januari 2017; iii. Sebesar 1,875 satu koma delapan ratus tujuh puluh lima persen dari ATMR mulai tanggal 1 Januari 2018; dan iv. Sebesar 2,5 dua koma lima persen dari ATMR mulai tanggal 1 Januari 2019. 2. CountercyclicalBufer ditetapkan dalam kisaran sebesar 0 nolpersen sampai dengan 2,5 dua koma lima persen dari ATMR. Penetapan besarnya persentase Countercyclical Buferdilakukan oleh Bank Indonesia. 3. Capital Surchargeuntuk D-SIB ditetapkan dalam kisaran sebesar1 satu persen sampai dengan 2,5 dua koma lima persen dariATMR.Penetapan besarnya persentase Capital Surchargeuntuk D-SIBdilakukan oleh otoritasyang berwenang. Kecukupan Proses Identiikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko Proses identiikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko dalam hal ini RMD yang memiliki unit kerja assessment and measurement untuk mengidentiikasi dan mengukur masing-masing risiko serta unit kerja Risk Oicer Coordination Departement sebagai unit untukmemonitor kesesuaian pelaksanaan dengan kebijakandan prosedur yang telah dibuat. Di Kantor Cabang RMD memiliki Branch Risk Oicer yang bertugas memonitor eksposur risiko yang ada di KC serta memberikan mitigasinya. Kecukupan Sistem Informasi Manajemen Risiko Saat ini Bank BTN sedang menyusun perencanaan untuk menggunakan Risk Management Solution RMS sebagai system informasi manajemen risiko terutama Sistem Monitoring Risiko Likuiditas dan Internal Credit Rating ICR sebagai salah satu sistem yang dapat mengumpulkan datainformasi yang diperlukan untuk memonitor risiko kredit. Bank BTN juga telah memiliki BTN LED-Tools yang membantu mengumpulkan informasi loss event yang terjadi di Kantor Cabang sehingga dapat diketahui risiko-risiko yang terjadi di KC dan dapat ditindaklanjuti dengan memitigasinya. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Evaluasi Efektivitas Sistem Manajemen Risiko Risk Management Division sebagai Satuan Kerja Manajemen Risiko secara rutin per triwulan melakukan evaluasi atas pelaksanaan efektivitas sistem manajemen risiko dengan menggunakan tools proil risiko yang meliputi pengelolaan risiko untuk risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi dan risiko stratejik. Sebagaimana diatur dalam PBI Nomor 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum dan PBI No. 1125PBI2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, laporan proil risiko tersebut mencakup penilaian terhadap Risiko Inheren dan penilaian terhadap Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Bank. Penilaian Risiko Inheren merupakan penilaian atas Risiko yang melekat pada kegiatan bisnis Bank, baik yang dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan Bank. Penilaian Kualitas Penerapan Manajemen Risiko merupakan penilaian terhadap 4 empat aspek yang saling terkait meliputi tata kelola risiko, kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko, kecukupan sumber daya manusia, dan kecukupan sistem informasi manajemen, serta kecukupan sistem pengendalian risiko. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Sistem Pengendalian Internal SPIN Gambaran Singkat Sistem Pengendalian Interen SPIN Sistem Pengendalian Intern SPIN merupakan suatu mekanisme proses pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen Bank secara berkesinambungan on going basis yang kualitas disain dan pelaksanaannya dipengaruhi oleh Dewan Komisaris, Direksi serta seluruh pejabat dan pegawai Bank, dirancang untuk dapat memberikan keyakinan yang memadai guna menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank, menjamin tersedianya laporan yang akurat, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak kerugian keuangan, penyimpangan termasuk kecurangan fraud dan pelanggaran aspek kehati-hatian, serta meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan eisiensi biaya. Beberapa tujuan SPIN Bank BTN adalah untuk memastikan: • Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang- undangan yang berlaku Tujuan Kepatuhan, yaitu: untuk menjamin bahwa semua kegiatan usaha Bank telah dilaksanakan sesuai ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik ketentuan yang dikeluarkan pemerintah otoritas pengawasan Bank maupun kebijakan, ketentuan, dan peraturan interen yang ditetapkan Bank. • Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang benar, lengkap dan tepat waktu Tujuan Informasi, yaitu: untuk menyediakan laporan yang benar, lengkap, tepat waktu dan relevan yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. • Eisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha Bank Tujuan Operasional, yaitu: untuk meningkatkan efektivitas dan eisisiensi dalam menggunakan asset dan sumber daya lainnya dalam rangka melindungi Bank dari risiko kerugian. • Meningkatkan efektivitas budaya risiko risk culture pada organisasi secara menyeluruh Tujuan Budaya Risiko, yaitu: untuk mengidentiikasi kelemahan dan menilai penyimpangan secara dini dan menilai kembali kewajaran kebijakan dan prosedur yang ada di Bank secara berkesinambungan. • Mengurangi dampak kerugian, penyimpangan termasuk kecuranganfraud dan pelanggaran aspek kehati-hatian. Sedangkan, unsur-unsur lingkungan pengendalian Bank BTN dapat disampaikan bahwa lingkungan pengendalian mencerminkan keseluruhan sikap, komitmen, perilaku, kepedulian dan langkah-langkah dari Komisaris dan Direksi, dalam melaksanakan kegiatan pengendalian operasional Bank. Sikap terhadap pentingnya pengendalian interen ini terdiri atas unsur- unsur lingkungan pengendalian yang meliputi: • Struktur organisasi yang memadai. • Gaya kepemimpinan dan ilosoi manajemen Bank. • Integritas dan nilai-nilai etika serta kompetensi seluruh pegawai. • Kebijakan dan prosedur sumber daya manusia Bank. • Atensi dan arahan manajemen Bank dan komite lainnya, seperti Komite Manajemen Risiko. • Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi operasional Bank dan penerapan manajemen risiko. Secara garis besar tentang kegiatan pengendalian Bank BTN dapat disampaikan bahwa sistem pengendalian melibatkan seluruh pegawai dan pejabat Bank, termasuk Dewan Komisaris dan Direksi. Oleh karena itu, kegiatan pengendalian terlebih dahulu direncanakan dan diterapkan guna mengendalikan risiko yang dapat mempengaruhi kinerja atau mengakibatkan kerugian Bank. Kegiatan pengendalian mencakup pula penetapan kebijakan dan prosedur pengendalian serta proses veriikasi lebih dini untuk memastikan bahwa kebijakan BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. dan prosedur tersebut secara konsisten dipatuhi, serta merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari setiap fungsi atau setiap kegiatan Bank sehari-hari. Kegiatan pengendalian diterapkan pada semua tingkatan fungsional sesuai struktur organisasi Bank, yang sekurang-kurangnya meliputi: Kaji ulang manajemen Top Level Reviews Direksi Bank secara berkala meminta penjelasan informasi dan laporan kinerja operasional dari pejabat dan pegawai sehingga memungkinkan untuk mengkaji ulang kemajuan realisasi dibandingkan dengan target yang akan dicapai, seperti laporan keuangan dibandingkan dengan rencana anggaran yang ditetapkan. Berdasarkan kaji ulang tersebut, Direksi segera mendeteksi permasalahan seperti kelemahan pengendalian, kesalahan laporan keuangan atau penyimpangan lainnya fraud. Kaji Ulang Kinerja Operasional Functional Review Kaji ulang ini dilaksanakan oleh Internal Audit Division dengan frekuensi yang lebih tinggi, baik kaji ulang secara harian, mingguan maupun bulanan. • Melakukan kaji ulang terhadap penilaian risiko laporan proil risiko yang dihasilkan oleh satuan kerja manajemen risiko. • Menganalisis data operasional, baik data yang terkait dengan risiko maupun data keuangan, yaitu melakukan veriikasi rincian dan kegiatan transaksi dibandingkan output laporan yang dihasilkan oleh satuan kerja manajemen risiko dan • Melakukan kaji ulang atas realisasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran, guna: - Mengidentiikasi penyebab penyimpangan yang signiikan. - Menetapkan persyaratan untuk tindakan dan perbaikan corrective action. Pengendalian Sistem Informasi dan Teknologi • Bank melaksanakan veriikasi terhadap akurasi dan kelengkapan dari transaksi dan melaksanakan prosedur otorisasi, sesuai dengan ketentuan interen. • Kegiatan pengendalian sistem informasi dapat digolongkan dalam dua kriteria, yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. - Pengendalian umum general control meliputi pengendalian terhadap operasional pusat data, sistem pengadaan dan pemeliharaan software, pengamanan akses, serta pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi yang ada. Pengendalian umum ini diterapkan terhadap mainframe, server, dan users workstation, serta jaringan internal–eksternal. - Pengendalian aplikasi application controls diterapkan terhadap program yang digunakan Bank dalam mengolah transaksi dan untuk memastikan bahwa semua transaksi adalah benar, akurat dan telah diotorisasi secara benar. Selain itu, pengendalian aplikasi harus dapat memastikan tersedianya proses audit yang efektif dan untuk mengecek kebenaran proses audit dimaksud. Pengendalian Aset Fisik Physical Control • Pengendalian asset isik dilaksanakan untuk menjamin terselenggaranya pengamanan isik terhadap asset Bank. • Kegiatan ini meliputi pengamanan aset, catatan dan akses terbatas terhadap program komputer dan ile data, serta membandingkan nilai aktiva dan pasiva Bank dengan nilai yang tercantum pada catatan pengendali, khususnya pengecekan nilai aktiva secara berkala. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Dokumentasi Documentation • Bank sekurang-kurangnya memformalkan dan mendokumentasikan kebijakan, prosedur, sistem dan standar akuntansi serta proses audit secara memadai. • Dokumen tersebut harus diperbarui secara berkala guna menggambarkan kegiatan operasional Bank secara aktual, dan diinformasikan kepada pejabat dan pegawai. • Atas suatu permintaan, dokumen harus senantiasa tersedia untuk kepentingan auditor interen, akuntan publik dan otoritas pengawasan Bank. • Akurasi dan ketersediaan dokumen harus dinilai oleh auditor interen ketika melakukan audit rutin maupun non rutin. Selain berbagai hal di atas, dapat disampaikan juga aktivitas pemisahan fungsi yang merupakan bagian dalam aktiitas pengendalian yang dimaksudkan agar setiap orang dalam jabatannya tidak memiliki peluang untuk melakukan dan menyembunyikan kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan tugasnya pada seluruh jenjang organisasi dan seluruh langkah kegiatan operasional yaitu sebagai berikut: • Mematuhi prinsip pemisahan fungsi ini, yang dikenal sebagai “Dual Control”. • Menetapkan prosedur kewenangan, termasuk penetapan daftar petugas yang dapat mengakses suatu transaksi atau kegiatan usaha yang berisiko tinggi. • Menghindari pemberian wewenang dan tanggung jawab yang dapat menimbulkan berbagai benturan kepentingan conlict of interest. Seluruh aspek yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan tersebut diidentiikasi, diminimalisir, dan dipantau secara hati-hati oleh pihak lain yang independen. • Dalam pelaksanaan pemisahan fungsi tersebut, Bank melakukan langkah-langkah, antara lain: - Menetapkan fungsi dan tugas tertentu pada Bank yang dipisahkan atau dialokasikan kepada beberapa orang dalam rangka mengurangi risiko terjadi manipulasi data keuangan atau penyalahgunaan aset Bank; - Pemisahan fungsi tersebut tidak terbatas pada kegiatan front dan back oice, tetapi juga dalam rangka pengendalian terhadap: • Persetujuan atas pengeluaran dana dan realisasi pengeluaran; • Rekening nasabah dan rekening pemilik Bank; • Transaksi dalam pembukuan Bank; • Pemberian informasi kepada nasabah Bank; • Penilaian terhadap kecukupan dokumentasi perkreditan dan pemantauan debitur setelah pencairan kredit; • Kegiatan usaha lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan yang signiikan; • Independensi fungsi manajemen risiko pada Bank. Evaluasi Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Bank BTN senantiasa melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap efektivitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian interen. Pemantauan terhadap risiko utama Bank harus diprioritaskan dan berfungsi sebagai bagian dari kegiatan Bank sehari-hari termasuk evaluasi secara berkala, baik oleh satuan-satuan kerja operasional maupun Internal Audit Division. Bank juga memantau dan mengevaluasi kecukupan sistem pengendalian interen secara terus menerus berkaitan dengan adanya perubahan kondisi interen dan ekstern serta harus meningkatkan kapasitas SPIN tersebut agar efektivitasnya dapat ditingkatkan. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Secara garis besar, langkah-langkah yang dilakukan Bank BTN dalam rangka memastikan terselenggaranya kegiatan pemantauan yang efektif, antara lain: • Memastikan bahwa fungsi pemantauan telah ditetapkan secara jelas dan terstruktur dengan baik dalam organisasi Bank; • Menetapkan satuan kerjapegawai yang ditugaskan untuk memantau efektivitas pengendalian interen; • Menetapkan frekuensi yang tepat untuk kegiatan pemantauan yang didasarkan pada risiko yang melekat pada Bank dan sifatfrekuensi perubahan yang terjadi dalam kegiatan operasional; • Mengintegrasikan SPIN ke dalam kegiatan operasional dan menyediakan laporan rutin seperti jurnal pembukuan, management review dan laporan mengenai persetujuan atas eksepsi penyimpangan dari kebijakan dan prosedur yang ditetapkan justiikasi atas irregularities yang selanjutnya dilakukan kaji ulang; • Melakukan kaji ulang terhadap dokumentasi dan hasil evaluasi dari satuan kerja pegawai yang ditugaskan untuk melakukan pemantauan; • Menetapkan informasifeed back dalam format dan frekuensi yang tepat. Pada periode 2014, Internal Audit Division IAD dalam melakukan pengujian dan evaluasi guna meningkatkan menyempurnakan efektiitas SPIN Bank yang memadai, yang mencakup lima komponen utama pengendalian yang satu sama lain saling berkaitan, yaitu Lingkungan Pengendalian Control Environtment termasuk di dalamnya Pengawasan oleh Manajemen dan Budaya Pengendalian Management Oversight and Control Culture, Identiikasi dan Penilaian Risiko Risk Recognition Assesment, Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi Control Activities and Segregation of Duties sistem informasi dan akuntansi serta komunikasi Accountancy, Information and Communication, kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangankelemahan Monitoring Activities and Correction Deiciencies. Berdasarkan penelaahan dan pembahasan dalam pertemuan pertemuan yang telah dilakukan oleh Dewan Komisaris, Komite-Komite, Internal Audit Division dan beberapa divisi terkait dapat dikatakan bahwa Bank BTN telah memiliki sistem pengendalian internal yang memadai. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Permasalahan Hukum Sepanjang tahun 2014, jumlah permasalahan hukum perdata dan pidana yang telah selesai telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan yang masih dalam proses penyelesaian dapat disajikan melalui tabel, sebagai berikut: No Permasalahan Hukum Jumlah Perdata Pidana Hubungan Industrial 1. Telah Selesai Telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap 30 9 2. Dalam proses penyelesaian 132 98 2 Total 162 107 2 Dari beberapa perkara tersebut yang dihadapi perusahaan, entitas anak, anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat terdapat kasus dengan nilai tuntutan di atas Rp. 1 Miliar, dapat disampaikan, sebagai berikut: Gugatan Mengenai Objek Sengketa Kredit Modal Kerja Pokok PerkaraGugatan 1. Bank BTN sebagai Tergugat V 2. Penggugat memiliki tanah yang menjadi agunan tambahan Debitur Kredit Modal Kerja. Telah terjadi jual beli antara para Penggugat dengan Tergugat I atas objek perkara sebelum menjadi agunan Bank BTN. Penggugat juga telah melaporkan Tergugat I dan terbukti melakukan tindak pidana penggelapan pidana 10 bulan. Status Penyelesaian PerkaraGugatan Putusan sudah keluar tetapi belum dapat dipastikan Penggugat mengajukan banding atau tidak Pengaruh terhadap Kondisi Perusahaan Terjadinya kerugian secara materiil karena agunan Kredit Modal Kerja menjadi objek sengketa. Sanksi administrasi yang dikenakan kepada Entitas, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, oleh otoritas terkait [pasar modal, perbankan dan lainnya] pada tahun buku terakhir atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan sanksi administrasi Tidak ada Gugatan Mengenai Pengosongan Rumah Dinas Pokok PerkaraGugatan 1. Bank BTN sebagai Tergugat 2.Gugatan perdata atas perintah pengosongan rumah dinas BTN, namun mantan pejabat BTN tudak mau mengosongkan rumah dinas BTN Status Penyelesaian PerkaraGugatan Penggugat mengajukan banding Pengaruh terhadap Kondisi Perusahaan Dalam keadaan putusan dimenangkan oleh BTN maka rumah dinas BTN bisa dikuasai kembali. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Sanksi administrasi yang dikenakan kepada Entitas, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, oleh otoritas terkait [pasar modal, perbankan dan lainnya] pada tahun buku terakhir atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan sanksi administrasi Tidak ada Gugatan Mengenai Wanprestasi Perjanjian Pokok PerkaraGugatan 1. Bank BTN sebagai Tergugat II 2.Gugatan wanprestasi atas perjanjian antara Penggugat dengan Tergugat I terkait pembangunan proyek properti Status Penyelesaian PerkaraGugatan Sidang dalam tahap mediasi di Pengadilan Negeri Denpasar Pengaruh terhadap Kondisi Perusahaan Menimbulkan kerugian materiil kepada Bank BTN Sanksi administrasi yang dikenakan kepada Entitas, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, oleh otoritas terkait [pasar modal, perbankan dan lainnya] pada tahun buku terakhir atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan sanksi administrasi] Tidak ada Gugatan Mengenai Sertiikat Pelunasan KPR Pokok PerkaraGugatan 1. Bank BTN sebagai Tergugat III 2.Penggugat yang merupakan Debitur KPR BTN mengajukan gugatan karena telah melakukan pelunasan tetapi hingga saat ini belum mendapatkan sertiikat Status Penyelesaian PerkaraGugatan Sidang masih dalam proses relaas karena panggilan kepada Tergugat I belum kembali dan untuk sidang selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2015 Pengaruh terhadap Kondisi Perusahaan Dapat menimbulkan kerugian baik secara materiil dan reputasi perusahaan karena dalam pemenuhan hak nasabah belum bisa dioptimalkan semaksimal mungkin Sanksi administrasi yang dikenakan kepada Entitas, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, oleh otoritas terkait [pasar modal, perbankan dan lainnya] pada tahun buku terakhir atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan sanksi administrasi] Tidak ada BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Kode Etik Perusahaan Code of Conduct Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan senantiasa berupaya menerapkan Kode Etik Code of Conduct untuk menunjang pelaksanaan GCG pada setiap tingkatan dan jenjang organisasi. Keberadaan Code of Conduct Keberadaan Code of of Conduct Perseroan dimaksudkan, antara lain untuk: • Menerapkan nilai-nilai Perseroan ke dalam standar perilaku pegawai dan etika bisnis yang selaras dengan visi dan misi Perseroan. • Menjabarkan nilai-nilai Perseroan ke dalam standar perilaku pegawai dan etika bisnis yang harus dipatuhi oleh seluruh insan Perseroan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari. • Menjelaskan secara rinci standar perilaku pegawai dan etika bisnis agar insan Perseroan dapat menilai wujud perilaku yang diinginkan dan membantu memberikan pertimbangan jika menemui keragu- raguan dalam bertindak. • Memberikan panduan dasar bagi segenap tingkatan dan jenjang organisasi Perseroan dalam melaksanakan standar perilaku dan etika bisnis ketika melakukan interaksi antara pegawai dengan pegawai, nasabah, Investor Pemegang Saham, pemasok, pemerintah, lingkungan dan segenap stakeholders lainnya. • Sebagai upaya nyata dalam meningkatkan citra Perseroan secara berkesinambungan dimata masyarakat sehingga Perseroan tidak hanya dikenal melalui prestasi angka-angka dan kinerja keuanganya yang baik, namun, lebih dari semua itu, juga dikenal menempuh cara berbisnis yang etis dan bermartabat dalam mencapai prestasi-prestasi tersebut. Isi Code of Conduct Secara garis besar, isi Code of Conduct Perseroan adalah mengatur penerapan pedoman perilaku dan standar etika bisnis dalam hubungannya dengan berbagai stakeholder mulai dari pegawai, nasabah, penyedia barang dan jasa, pesaing, mitra kerja, pemerintah, masyarakat, media massa dan organisasi profesi. Pada intinya, peraturan tersebut dapat dijelaskan, antara lain: Penanganan Benturan Kepentingan Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai senantiasa menghindari kondisi, situasi ataupun kesan adanya benturan kepentingan dan penyalahgunaan jabatan dengan cara: • Mematuhi peraturan, sistem, dan prosedur yang ditetapkan. • Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta pegawai Bank harus senantiasa mendahulukan kepentingan ekonomis perusahaan di atas kepentingan ekonomis pribadi atau keluarga, maupun pihak lainnya. • Anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta pegawai Bank dilarang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak lain, dengan cara: - Tidak memiliki sahamkepemilikan dalam badan usaha yang menjadi mitra atau pesaing perusahaan dalam jumlah yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan termasuk suamiistri dan anak. - Tidak memiliki usaha yang berhubungan langsung dengan aktivitas perusahaan, termasuk suamiistri dan anak. - Tidak merangkap jabatan dan pekerjaan di perusahaan lain danatau sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang dapat mengakibatkan pengambilan keputusan menjadi tidak obyektif - Tidak memberikan atau menerima pinjaman dari penyedia barangjasa dan konsumen. • Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung unsur benturan kepentingan, pihak yang bersangkutan tidak diperkenankan ikut serta. • Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan harus mengeluarkan suaranya dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS sesuai dengan keputusan yang diambil oleh pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Pemberian dan Penerimaan Hadiah Gratiikasi • Setiap Pengurus dan Pegawai Bank dilarang memberikan atau menawarkan sesuatu, baik langsung ataupun tidak langsung, kepada pejabat negara dan atau individu yang mewakili mitra bisnis, yang dimaksudkan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. • Setiap Pengurus dan Pegawai Bank dilarang menerima sesuatu untuk kepentingannya, baik langsung ataupun tidak langsung, dari mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. • Donasi oleh Bank ataupun pemberian suatu aset perusahaan kepada partai politik atau seorang atau lebih calon anggota badan legislatif maupun eksekutif, hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dalam batas kepatutan sebagaimana ditetapkan oleh Bank, donasi untuk amal dapat dibenarkan. Kepatuhan terhadap Peraturan • Organ perusahaan dan pegawai Bank harus melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan Bank. • Dewan Komisaris harus memastikan bahwa Direksi dan pegawai Bank melaksanakan peraturan perundang- undangan dan peraturan Bank. • Perusahaan harus melakukan pencatatan atas harta, utang dan modal secara benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kerahasiaan dan informasi Perusahaan Pegawai Bank senantiasa memanfaatkan data dan informasi Bank untuk meningkatkan corporate value dan pengambilan keputusan dengan cara: • Anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta pegawai Bank harus menjaga kerahasiaan informasi perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, peraturan Bank dan kelaziman dalam dunia usaha. Oleh karena itu, Bank mengupayakan beberapa hal, sebagai berikut: - Menggunakan sistem keamanan data yang baik. - Memberikan informasi yang relevan dan proporsional kepada stakeholders dengan tetap mempertimbangkan kepentingan Bank. - Menghindari penyebarluasan data dan informasi kepada pihak lain yang tidak berkepentingan baik selama bekerja maupun setelah berhenti bekerja. - Menyerahkan semua data yang berhubungan dengan perusahaan pada saat berhenti bekerja. - Menjaga kerahasiaan informasi tentang konsumen. • Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta pegawai Bank dilarang menyalahgunakan informasi yang berkaitan dengan Bank, termasuk tetapi tidak terbatas pada informasi rencana pengambil-alihan, penggabungan usaha dan pembelian kembali saham. • Setiap mantan anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta pegawai Bank dilarang mengungkapkan informasi yang menjadi rahasia perusahaan yang diperolehnya selama menjabat, kecuali informasi tersebut diperlukan untuk pemeriksaan dan penyidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, atau tidak lagi menjadi rahasia milik Bank Aktivitas Politik Pegawai bersikap netral terhadap semua partai politik dengan cara: • Tidak melakukan aktivitas politik dalam bentuk apapun, baik di dalam lingkungan Bank maupun diluar lingkungan Bank kecuali menjalankan hak-hak politiknya sebagai warga negara. • Tidak menggunakan fasilitas Bank untuk kepentingan golonganpartai politik tertentu. • Tidak membawa, memperlihatkan, memasang, serta mengedarkan simbol, gambar dan ornamen partai politik di lingkungan Perusahaan. Pengungkapan dan Penyebarlua- san Code of Conduct bagi Seluruh Pegawai • Code of Conduct diungkapkan danatau disebarkan kepada semua pegawai melalui media internet Perseroan yang dinamakan Access Internal Management Standard AIMS dengan dukungan teknologi informasi yang dapat diakses semua pegawai dengan mudah setiap saat. • Secara periodik, segenap pegawai disampaikan tentang etika bisnis untuk dapat dilaksanakan secara tertib melalui media Memo danatau Surat dari Direksi ataupun Divisi yang bertanggung jawab untuk mengelola etika bisnis. • Perseroan menerbitkan buku saku yang dibagikan kepada seluruh unit kerja. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Upaya Penegakan dan Sanksi Pelanggaran Pada tahun 2014, upaya penegakkan Code of Conduct dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya: • Telah membentuk unit Anti Fraud dan Whistleblowing System pada Divisi Audit Internal • Mendistribusikan media sosialisasi GCG berupa buku saku GCG kepada seluruh Divisi, Kantor Wilayah, Kantor Cabang Syariah dan Konvensional • Menunjuk GCG Champion untuk seluruh Divisi, Kantor Wilayah, Kantor Cabang Syariah dan Konvensional dengan level jabatan struktural • Menandatangani Komitmen Penerapan Pengendalian Gratiikasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi KPK pada tanggal 25 Juni 2014 • Menyampaikan Ketentuan Aktivitas Politik terkait Pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden republik Indonesia 2014 kepada Seluruh KCKanwilDivisi • Menyampaikan Ketentuan tentang Benturan Kepentingan Dalam Kegiatan Bisnis Bank kepada Seluruh KCKanwilDivisi • Melaksanakan Workshop Penyusunan SOP Strategi Anti Fraud dan SOP Whistleblowing System pada tanggal 3 dan 10 Maret 2014 yang dihadiri oleh Managing Director Risk, Compliance Strategy • Larangan Penerimaan Hadiah terkait Hari Besar kepada seluruh KCKanwilDivisi • Dewan Komisaris Bank BTN tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank. Dewan komisaris hanya terlibat dalam penyediaan dana kepada pihak terkait, dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan atau peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan. Diantaranya adalah memberikan persetujuan pemberian fasilitas kredit kepada pihak terkait dengan melaksanakan tata cara sebagai berikut: - Proses kredit dilaksanakan oleh Kantor Cabang untuk direkomendasikan ke Kantor Pusat. Selanjutnya, akan diteruskan kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan. - Khusus untuk transaksi kredit yang mengandung benturan kepentingan, seperti kredit kepada Kepala Cabang, maka Kepala Cabang yang bersangkutan proses pengajuan kredit dilaksanakan oleh Kantor Cabang diluar wilayah kerjanya untuk kemudian direkomendasikan ke Kantor Pusat u.p CMLD. Selanjutnya, CMLD akan meneruskan permohonan tersebut kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan keputusan kredit. • Pengaturan Benturan Kepentingan Antara Bank dan Anggota Direksi, yaitu: - Apabila terjaditerdapat suatu transaksi atau kegiatan hukum yang dilakukan oleh Bank, ternyata melibatkan suatu pihak yang mewakili hubungan keluarga sedarah sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis kesamping termasuk hubungan semenda menantu atau ipar dengan seorang atau lebih anggota Direksi namun tidak semua anggota Direksi, maka transaksi atau kegiatan hukum tersebut mengandung unsur ”benturan kepentingan” antara kepentingan Bank dan kepentingan anggota Direksi. - Apabila terjadi ”benturan kepentingan” sebagaimana dimaksud, maka dengan persetujuan Komisaris, Bank dalam transaksi kegiatan hukum bersangkutan diwakili oleh anggota Direksi yang tidak memenuhi memiliki benturan kepentingan, sedangkan anggota Direksi yang memiliki benturan kepentingan harus menarik diri keluar dari transaksi kegiatan hukum yang bersangkutan - Apabila terjaditerdapat ”benturan kepentingan” yang menyangkut semua anggota Direksi atau semua anggota Direksi terkenamemenuhi ketentuan dimaksud, maka Bank dalam transaksikegiatan hukum yang bersangkutan diwakili oleh Komisaris atau yang ditunjuk oleh Komisaris - Dalam hal tidak ada Komisaris, maka RUPS mengangkat seorang atau lebih untuk mewakili Bank dalam transaksikegiatan hukum yang bersangkutan BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. • Upaya lainnya agar pejabat dan pegawai senantiasa menggunakan wewenang dan tugas untuk kepentingan dan tanpa merugikan bank, antara lain: - Setiap DivisiRegional Oice wajib mentransparansikan transaksi yang mengandung benturan kepentingan, yang mencakup: • Nama dan jabatan pihak yang memiliki benturan kepentingan • Nama dan jabatan pengambil keputusan transaksi yang mengandung benturan kepentingan • Jenis transaksi, nilai transaksi dan keterangannya - Telah dilaksanakan sosialisasi kepada seluruh pegawai di DivisiKanwilKC konvensional maupun syariah tentang pencegahan tindak pidana korupsi - Telah dilaksanakan sosialisasi kepada seluruh pegawai di DivisiKanwilKC konvensional maupun syariah tentang penambahan klausula dalam ofering letter • Pengaturan Benturan Kepentingan Pengurus Bank, yaitu: - Komisaris dan Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi danatau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, sehingga, dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen - Komisaris tidak sedang memangku jabatan rangkap: • Sebagai anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, Badan usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta dan jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan; • Pada jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan perundang-undangan yang berlaku - Direksi tidak sedang memangku jabatan rangkap: • Sebagai anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, Badan usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta dan jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan; • Pada jabatan struktural dan fungsional lainnya pada instansilembaga Pemerintah pusat dan daerah; danatau • Pada jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan perundang-undangan yang berlaku - Komisaris dan Direksi: • Mempunyai akhlak dan moral yang baik: • Mampu melaksanakan perbuatan hukum; • Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatan • Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana di bidang keuangan dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatan; • Tidak sedang terlibat dalam perselisihan hubungan maupun pemutusan hubungan kerja yang terdaftar di Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Daerah P4D; • Tidak sedang terlibat dalam sengketa perpajakan di Pengadilan Pajak; • Tidak sedang terlibat dalam perselisihan yang diselesaikan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia; • Tidak tercatat sebagai debitur kredit macet di sektor perbankan; BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Whistleblowing System Keberadaan WBS WBS merupakan bagian dari sistem pengendalian internal dalam mencegah terjadinya praktik penyimpangan dan bertujuan untuk: • Melakukan deteksi dini dan pencegahan terhadap terjadinya penyimpangan ataupun pelanggaran. • Secara bertahap menciptakan iklim kerja yang terbuka, tulus, jujur dan bertanggung jawab di Bank BTN. Penyampaian Laporan Pelangga- ran Penyampaian Laporan Pelanggaran Mekanisme yang dibangun oleh Perseroan dalam menerapkan WBS adalah pelapor membuat pengaduanpengungkapan dan mengirimkannya kepada: • Bila yang diduga melakukan pelanggaran adalah pegawai Perseroan, maka laporan dugaan terjadinya pelanggaran ditujukan langsung kepada Tim SPP WBS. Laporan dapat dilakukan secara lisan ataupun dengan modus lainnya yang dirasakan nyaman oleh Pelapor. • Bila yang diduga melakukan pelanggaran adalah anggota Tim SPPWBS, maka laporan dugaan terjadinya pelanggaran dikirimkan langsung kepada Direktur Utama Bank BTN di Kantor Pusat dengan ditandai “CONFIDENTIAL” atau “RAHASIA” pada sampul surat. • Bila yang diduga melakukan pelanggaran adalah anggota Direksi atau keluarganya, maka laporan dugaan terjadinya pelanggaran dikirimkan langsung ke Tim SPPWBS yang kemudian akan diteruskan ke Direktur Utama dan dilaporkan ke Dewan Komisaris. • Bila yang diduga melakukan pelanggaran adalah anggota Dewan Komisaris atau keluarganya, maka laporan dugaan terjadinya pelanggaran dikirimkan langsung ke Tim SPPWBS yang akan meneruskannya ke Direktur Utama. Laporan pengaduanpengungkapan tersebut, sekurang- kurangnya memuat beberapa aspek, sebagai berikut: • What: Jelaskan serinci mungkin: Apa yang terjadi dan kira-kira melanggar ketentuan apa? Apa yang Anda lihat atau ketahui dan kira-kira melanggar ketentuan apa? • Tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang perbankan; • Tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan; Tidak sedang terlibat dalam suatu sengketa atau gugatan perdata dan atau perkara pidana yang terdaftar di Pengadilan Negeri Pernyataan Budaya Perusahaan Corporate Culture Penyataan mengenai budaya perusahaan corporate culture yang dimiliki perusahaan dapat dilihat pada bagian “Proil Bank BTN” pada Laporan Tahunan ini. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. • Who: Jelaskan serinci mungkin: Siapa sajakah yang terlibat dalam peristiwa dugaan pelanggaran tersebut? Selain Anda, siapa sajakah yang juga mengetahui adanya peristiwa dugaan pelanggaran ini? • When: Jelaskan serinci mungkin: Kapan Anda mengetahui peristiwa dugaan pelanggaran tersebut terjadi? Jelaskan juga mengapa Anda baru melaporkannya sekarang ini bila terdapat selang waktu yang lama lebih dari 1 bulan • Where: Jelaskan serinci mungkin: Sepengetahuan Anda dimanakah peristiwa dugaan pelanggaran tersebut dilaksanakan? Apakah ada rentetan tempat terkait peristiwa ini yang anda ketahui? • How: Jelaskan serinci mungkin: Bagaimana proses peristiwa dugaan pelanggaran tersebut terjadi?. Menurut Anda, bagaimanakah para pelaku dugaan pelanggaran tersebut melakukan moduscara pelanggarannya apakah dengan mark-up, komisi, suap, pemerasan, atau modus lainnya? Perlindungan Pelapor Whistle- blower Kepada Pelapor yang beritikad baik, Perseroan memberikan jaminan perlindungan, sebagai berikut: • Penyediaan saluran komunikasi pelaporan lisan, telepon, email yang bebas dan rahasia ataupun penyediaan Ombudsman yang independen dan rahasia. Melalui saluran komunikasi ini Pelapor akan mendapatkan informasi tindak lanjut penanganan laporan dugaan pelanggaran yang disampaikan; • Jaminan kerahasiaan identitas Pelapor, terkecuali bila jika terdapat tuntutan hukum mengharuskan identitas ini menjadi dibuka di hadapan hakim; • Perlindungan dari tindakan balasan dari si Terlapor atau organisasi yang dilaporkan. Perlindungan ini dapat meliputi: - Perlindungan isik baik terhadap diri sendiri maupun keluarganya; - Perlindungan terhadap harta benda miliknya dan milik keluarganya atas teror ataupun pembalasan yang harus dialaminya. - Perlindungan administratif yang berupa penundaan kenaikan pangkat, pemecatan, pengucilan di tempat kerja, mutasi yang tidak layak, termasuk kepastian kerja, dan lain sebagainya. Pengelolan WBS WBS Bank BTN dikelola oleh Tim WBS, sebagai berikut: • Kepala Internal Audit Division Ketua merangkap Anggota • Kepala Legal Division Sekretaris • Kepala Corporate Secretary Division Anggota • Kepala Human Capital Division Anggota Semua proses pelaksanaan tugas dalam Sistem Pelaporan Pelanggaran Whistleblowing System bersifat conidential sehingga semua anggota Tim wajib untuk menjaga kerahasiaan proses, sampai memang hal tersebut secara hukum harus atau dapat dinyatakan terbuka. Apabila tidak maka catatan dan ile yang ada akan tetap bersifat rahasia dan tidak boleh dibuka. Penanganan Pengaduan • WBS Team menerima pengaduanpengungkapan, mencatat dan menuangkan dalam format standar yang menghasilkan: - Laporan penerimaan kontak sesuai kategori BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. lingkup pengaduan pengungkapan. - Laporan pengungkapan disclosure report. • WBS Team menyampaikan laporan pengungkapan disclosure report kepada Dewan KomisarisDireksi sesuai dengan kategori terlapor. • WBS Team melakukan penelahaan awalklariikasi terhadap pengaduan pengungkapan tersebut dan membuat resume-nya, kemudian dilaporkan kepada Dewan KomisarisDireksi sesuai dengan kategori terlapor. Berdasarkan hasil laporan tersebut, Dewan KomisarisDireksi memutuskan tindak lanjut, sebagai berikut: - Dihentikan, jika tidak memenuhi persyaratan indikasi awal. - Bekerja sama dengan Internal Auditor sesuai dengan substansi pengaduan pengungkapan. - Bekerja sama dengan eksternal investigator jika substansi pengaduan pengungkapan terkait dengan citrareputasi Bank BTN dan atau menimbulkan kerugian yang besar dan atau belum pernah ditindaklanjuti oleh Internal Auditor. • Tim Investigasi melakukan investigasi dan melaporkan hasilnya kepada Dewan Komisaris Direksi. Berdasarkan hasil laporan tersebut, Dewan KomisarisDireksi memutuskan: - Laporan pengungkapan ditutup, jika tidak terbukti. - Memberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku, jika terbukti dan terkait dengan tindakan administratif. - Meneruskan tindak pidana kepada penyidik untuk proses lebih lanjut, jika terbukti dan terkait dengan tindak pidana umum atau korupsi. Dalam hal ini, WBS Team melakukan koordinasi dengan Legal and Loan Document Desk guna memastikan adanya bukti permulaan yang cukup dan jika bukti-bukti cukup maka direkomendasikan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. • Proses penelahaan awalklariikasi dan investigasi dimaksud dibuatkan dalam Berita Acara. • WBS Team melaporkan hasil investigasi kepada Dewan KomisarisDireksi. • Berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris dan Direksi dan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, Bank dapat memberikan penghargaan kepada pelapor. Bentuk dan jenis penghargaan dimaksud ditetapkan oleh Dewan Komisaris dan Direksi. Jumlah Pengaduan Penerimaan dan tindak lanjut pelaporan oleh Whistleblower pada Media Pelaporan Pelanggaran Bank BTN dengan total laporan yang diterima sebanyak 34 tiga puluh laporan pada tahun 2014 dengan rincian sebagai berikut: Media Pelaporan Pelanggaran Jumlah PO Box WBS BTN Tim WBS 2 Direktur Utama 5 Email WBS 20 No. Tlp Hotline 3 Tanpa Ket 4 Total 34 BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Sepanjang tahun 2014, penyediaan dana kepada pihak terkait related party dan penyediaan dana besar large exposure, dapat disampaikan, sebagai berikut: Penyediaan Dana Jumlah Debitur Nominal jutaan Rupian Kepada Pihak Terkait NIHIL NIHIL Kepada Debitur Inti 50 5.603.831 a. Individu 42 4.239.380 b. Group 8 1.364.451 Penyediaan Dana Pihak Terkait Penyediaan Dana Jumlah Besar Pengungkapan Fraud Internal Sepanjang tahun 2014, jumlah penyimpangan internal dapat dilihat melalui tabel berikut: Internal Fraud Tahun 2013 Jumlah kasus yang dilakukan oleh Pengurus Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap Tahun Sebelumnya Tahun Berjalan Tahun Sebelumnya Tahun Berjalan Tahun Sebelumnya Tahun Berjalan Jumlah internal fraud - 75 17 - - Telah diselesaikan - 16 8 - - Dalam proses penyelesaian internal - 59 9 - - Belum diupayakan penyelesaiannya - - - - - Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum - - - - - Catatan: Fraud dengan dampak penyimpangannya lebih dari Rp. 100.000.000,- seratus juta rupiah Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan Benturan kepentingan telah diungkapkan dalam setiap keputusan dan terdokumentasi dengan baik. Pada periode Januari s.d Desember 2014, transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang diungkap adalah sebagai berikut: Nama dan Jabatan Yang Memiliki Benturan Kepentingan Pengambil Keputusan Jenis Transaksi Nilai Transaksi jutaan Rp Keterangan Nama Jabatan Herman Sugiharto Kepala Cabang Bank BTN KCS Batam Dewan Komisaris Kredit Pegawai 652.4 Tidak sesuai dengan sistem prosedur yang berlaku BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Informasi Lainnya Informasi Perselisihan Internal Sepanjang tahun 2014 tidak terjadi perselisihan internal Informasi Permasalahan Sebagai Dampak Kebijakan Remunerasi Sepanjang tahun 2014 tidak terjadi permasalahan yang timbul sebagai dampak kebijakan remunerasi pada Bank. Pemberian Dana Kegiatan Sosial CSR danatau Politik Pemberian dana kegiatan sosial dan kegiatan politik selama periode pelaporan, yaitu: 1. Perseroan tidak memberikan dana untuk kegiatan politik. 2. Sepanjang tahun 2014, Pemberian Dana untuk kegiatan social yang dikemas Perseroan dengan melaksanakan berbagai aktivitas Corporate Social Responsibility CSR. Secara garis besar, biaya yang telah dikeluarkan dalam melaksanakan aktivitas CSR, sebagai berikut: Bidang Kegiatan Jumlah Biaya Rp Ekonomi 1.438.700.100 Seni Budaya 24.500.000 Olahraga 45.000.000 Pendidikan 655.700.000 Kesehatan 78.988.600 Sarana Prasarana Umum 3.393.638.176 Ibadah 396.000.000 Pelestarian Alam 239.091.000 Total Biaya 6.271.617.876 Penjelasan detail mengenai aktivitas seputar program CSR Perseroan terkait: • Lingkungan hidup. • Ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja. • Pengembangan sosial dan kemasyarakatan. • Tanggung jawab kepada konsumen dapat dilihat pada bagian Laporan Keberlanjutan 2014 yang disajikan bersamaan dengan Laporan Tahunan ini. BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Share buy back dan bonds buy back adalah upaya mengurangi jumlah saham atau obligasi subordinasi yang telah diterbitkan Perseroan dengan cara membeli kembali saham atau obligasi subordinasi tersebut, yang tata cara pembayarannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. Sepanjang tahun 2014, Perseroan melakukan share buy back dan bonds buy back, dengan penjelasan sesuai ketentuan Bank Indonesia, sebagaimana tabel berikut ini: Penjelasan Kebijakan Buy Back Saham Jumlah Buy Back Saham jutaan Rp Harga Buy Back Peningkatan Laba dari hasil Buy Back Saham jutaan Rp NIHIL Penjelasan Kebijakan Buy Back Obligasi Jumlah Buy Back Obligasi jutaan Rp Harga Buy Back Peningkatan Laba dari hasil Buy Back Obligasi jutaan Rp NIHIL Shares Buy Back Bonds Buy Back BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Share Option Kebijakan Kebijakan dalam pemberian shares option, dapat disampaikan, sebagai berikut: • Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB yang diselenggarakan pada tanggal 6 Oktober 2009 telah menyetujui pengeluaran saham baru dalam simpanan PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk sebanyak-banyaknya 30 tiga puluh persen atau sebanyak-banyaknya 2.723.142.857 saham dari total saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah pengeluaran saham baru sehingga kepemilikan Negara RI menjadi paling sedikit 70 tujuh puluh persen atau 6.354.000.000 saham dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah pengeluaran saham baru. Pengeluaran saham baru dalam simpanan dimaksud, ditawarkan kepada masyarakat melalui Penawaran Umum Saham Perdana Initial Public OferingIPO yang di dalamnya sudah termasuk penjatahan saham untuk Manajemen dan Karyawan Management and Employee Stock Allocation MESA dan pemberian hak opsi kepada Manajemen dan Karyawan Management and Employee Stock Options PlanMESOP. • Program MESOP diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, anggota Dewan Pengawas Syariah, Sekretaris Dewan Komisaris, anggota Komite dan pegawai tetap yang tercatat pada tanggal 30 September 2009, kecuali Komisaris Independen dan anggota Komite Audit. Pemberian hak opsi pembelian saham kepada peserta program dimaksud, untuk membeli saham baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan, sebanyak-banyaknya 4 empat persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan, setelah Penawaran Umum Perdana yang dilakukan berdasarkan Peraturan BAPEPAM No.IX.D.4. Mekanisme pelaksanaan MESOP dilakukan sesuai dengan Peraturan PT Bursa Efek Indonesia No.1.A. Penanggung jawab program MESOP adalah Direksi di bawah pengawasan Komisaris dan dilaporkan dalam RUPS. • Pelaksanaan program MESOP dilakukan dengan menerbitkan hak opsi dalam 3 tiga tahap dengan rincian sebagai berikut: - Tahap Pertama Jumlah hak opsi yang diterbitkan sebesar maksimum 40 empat puluh persen dari total saham dalam program MESOP, dan didistribusikan kepada peserta program MESOP pada tahun 2010. - Tahap Kedua Jumlah hak opsi yang diterbitkan sebesar maksimum 30 tiga puluh persen dari total saham dalam program MESOP, dan didistribusikan kepada peserta program MESOP pada tahun 2011. - Tahap Ketiga Jumlah hak opsi yang diterbitkan sebesar maksimum 30 tiga puluh persen dari total saham dalam program MESOP, dan didistribusikan kepada peserta program MESOP pada tahun 2012. • Hak Opsi yang diberikan kepada Peserta Program MESOP dalam setiap tahapan tersebut dapat digunakan untuk membeli saham dalam program MESOP Option Life = Masa Berlakunya Hak Opsi selama 5 lima tahun terhitung sejak tanggal penerbitannya. Peserta dapat mengunakan haknya untuk membeli saham dalam program MESOP pada periode pelaksanaan dengan membayar secara penuh harga pelaksanaan yang ditetapkan , setelah melewati Vesting Period Masa Tunggu yakni 1 satu tahun terhitung sejak tanggal penerbitan Hak Opsi, dalam Vesting Period tersebut peserta belum BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. dapat menggunakan Hak Opsi yang diberikan kepadanya untuk membeli saham dalam program MESOP. • Periode Pelaksanaan ditetapkan, sebanyak- banyaknya 2 dua periode setiap tahunnya selama Masa Berlakunya Hak Opsi Option Life. Sedangkan Harga Pelaksanaan ditetapkan dengan mengacu pada ketentuan yang termaktub dalam butir V.2.2 Peraturan I-A Lampiran I Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep 305BJ07-2004 tertanggal 19 Juli 2004 yaitu sekurang-kurangnya 90 sembilan puluh persen dari harga rata-rata penutupan saham perusahaan tercatat yang bersangkutan selama kurun waktu 25 dua puluh lima hari bursa berturut- turut di pasar reguler sebelum laporan dibukanya periode pelaksanaan. Pelaksanaan Program MESOP telah dilakukan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Direksi Perseroan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengungkapan shares option mencakup: • Jumlah saham yang telah dimiliki masing-masing anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif sebelum diberikan shares option; • Jumlah shares option yang diberikan; • Jumlah shares option yang telah dieksekusi sampai dengan akhir masa pelaporan; • Harga opsi yang diberikan; • Jangka waktu berlakunya eksekusi share option adalah sebagai berikut: Posisi 31 Desember 2014 MESOP Tahap I Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Komisaris Mardiasmo - - - - - Agung Kuswandono - - - - - Amanah Abdulkadir - - - - - Herman Hidayat - - - - - Maulana Ibrahim - - - - - Sahala Lumban Gaol - - - - - Direksi Maryono - - - - - Mansyur S Nasution - - - - - Irman Alvian Zahiruddin 3,991,000 1,354,000 1,354,000 855.00 S.D 2014 Hulmansyah - 105,000 105,000 855.00 S.D 2014 Rico Rizal Budidarmo - - - - - Iman Nugroho Soeko - - - - - BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Pejabat Eksekutif Roganda Mangapul S 202,500 52,000 52,000 855.00 S.D 2014 Dwihatmo Arisumasto - 51,000 51,000 855.00 S.D 2014 Hanai 184,500 52,500 52,500 855.00 S.D 2014 Arif Wijanarko - 52,500 52,500 855.00 S.D 2014 Alex Sofyan Noor - 78,000 78,000 855.00 S.D 2014 Sigit Handoko 133,000 52,000 52,000 855.00 S.D 2014 Darminto - 43,000 43,000 855.00 S.D 2014 Ikhsan - 69,000 69,000 855.00 S.D 2014 Slamet Purwadi 348,500 66,000 66,000 855.00 S.D 2014 Sri Rezeki M.S 318,500 84,000 84,000 855.00 S.D 2014 Zulmarwan 50,000 50,500 50,500 855.00 S.D 2014 Sri Soekminiarni 225,000 53,500 53,500 855.00 S.D 2014 Doddy Bursman 1,000 76,500 76,500 855.00 S.D 2014 John Mangara Ts. - 52,500 52,500 855.00 S.D 2014 Ahmad Romzah 319,500 52,500 52,500 855.00 S.D 2014 Heru Wicaksono 273,500 67,500 67,500 855.00 S.D 2014 Yuliati Hastiwulan 154,500 68,500 68,500 855.00 S.D 2014 Frisaba H Yusdianto - 78,500 78,500 855.00 S.D 2014 P. Pandu Pamungkas S. 100,000 59,500 59,500 855.00 S.D 2014 Elvis Syahri 50,000 49,500 49,500 855.00 S.D 2014 Bambang Prasetyo 275,000 66,000 66,000 855.00 S.D 2014 Muhammad Siring 33,500 72,000 72,000 855.00 S.D 2014 Daulat Marpaung 131,500 53,500 53,500 855.00 S.D 2014 Eka Immawaty - 60,500 60,500 855.00 S.D 2014 Muchtar Muhammad Noor S - 58,500 58,500 855.00 S.D 2014 Porman Simarmata - 29,000 29,000 855.00 S.D 2014 M.Iwan Suherlan - 51,000 51,000 855.00 S.D 2014 R.Achmad Zein W - 55,000 55,000 855.00 S.D 2014 Paima Erianto Hsb 291,000 69,500 69,500 855.00 S.D 2014 Rudolf Valentino Saragih 229,500 56,500 56,500 855.00 S.D 2014 Nurmiah 341,000 85,000 85,000 855.00 S.D 2014 Astik Pradjana - 73,000 73,000 855.00 S.D 2014 Ninik Kusuma Wardani - 78,000 78,000 855.00 S.D 2014 Budi Permana - 50,000 50,000 855.00 S.D 2014 BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Lia Muliana 193,500 71,500 71,500 855.00 S.D 2014 Saniman - 52,500 52,500 855.00 S.D 2014 Rabono - 35,500 35,500 855.00 S.D 2014 Erinal Fiwan 238,500 69,500 69,500 855.00 S.D 2014 Rifki Sengadji 34,000 78,000 78,000 855.00 S.D 2014 M Adrian Syahbandi A - 59,500 59,500 855.00 S.D 2014 Syafaruddin Harahap 61,000 56,500 56,500 855.00 S.D 2014 Agus Susanto 102,000 64,000 64,000 855.00 S.D 2014 Ferry Soneille - 80,500 80,500 855.00 S.D 2014 Untari Setyowati - 68,500 68,500 855.00 S.D 2014 Ariin Hakim Siregar 251,000 52,500 52,500 855.00 S.D 2014 Ardi Darmawan - 53,000 53,000 855.00 S.D 2014 Heveanto Bekti R - 76,000 76,000 855.00 S.D 2014 Anggono Sinung N. 500 53,500 53,500 855.00 S.D 2014 Wicaksono 174,000 53,000 53,000 855.00 S.D 2014 Adhi Kuntoyo - 51,500 51,500 855.00 S.D 2014 Mancu Silitonga - 79,000 79,000 855.00 S.D 2014 Wisnu Agus Prijanto - 50,500 50,500 855.00 S.D 2014 Zulkili - 53,000 53,000 855.00 S.D 2014 Donny Dwiantoro - 56,500 56,500 855.00 S.D 2014 Atjuk Winarto - 54,000 54,000 855.00 S.D 2014 Dante Sulindro Nugroho - 88,500 88,500 855.00 S.D 2014 Susetio Dwiyanto - 68,500 68,500 855.00 S.D 2014 Teguh Wahyudi - 58,000 58,000 855.00 S.D 2014 Achmad Noorrachman - 77,500 77,500 855.00 S.D 2014 Fadjar Juliati - 64,500 64,500 855.00 S.D 2014 Sahat Sihombing 12,000 60,000 60,000 855.00 S.D 2014 A.Tri Wyanjono - 50,500 50,500 855.00 S.D 2014 Surasta 118,000 53,000 53,000 855.00 S.D 2014 BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Fadlin Farades - 51,500 51,500 855.00 S.D 2014 Ahmad Fatoni - 59,000 59,000 855.00 S.D 2014 Pudi Djunaidi - 69,000 69,000 855.00 S.D 2014 Cuk Hidayat - 50,500 50,500 855.00 S.D 2014 Munazir 169,500 37,500 37,500 855.00 S.D 2014 Herman Sugiharto - 57,000 57,000 855.00 S.D 2014 Tri Mulyono - 56,000 56,000 855.00 S.D 2014 Herry Fitrianto - 58,500 58,500 855.00 S.D 2014 Irwan.Ch 80,000 72,500 72,500 855.00 S.D 2014 Untung Surapati 238,500 49,500 49,500 855.00 S.D 2014 Kabul Budhi Setiawan 228,000 58,500 58,500 855.00 S.D 2014 Aprianto - 49,500 49,500 855.00 S.D 2014 Didi Patria 2,500 50,000 50,000 855.00 S.D 2014 Amtsal Yuspin - 56,500 56,500 855.00 S.D 2014 Nelisma Suryani 181,500 71,000 71,000 855.00 S.D 2014 Wibowo Pudjiantoro 50,000 51,500 51,500 855.00 S.D 2014 Noor Ridlo - 51,000 51,000 855.00 S.D 2014 Indro Setiadji - 67,500 67,500 855.00 S.D 2014 R.Anggarani 233,500 78,000 78,000 855.00 S.D 2014 Panca Budi Kurniawan - 56,000 56,000 855.00 S.D 2014 Lucy Nukman 76,500 58,000 58,000 855.00 S.D 2014 Zulfahmi - 29,500 29,500 855.00 S.D 2014 Tyas Dite Kresnanto - 51,000 51,000 855.00 S.D 2014 Setiyadi 180,000 56,500 56,500 855.00 S.D 2014 Nefo Purwono Trianggono - - - 855.00 S.D 2014 R. Mahelan Prabantarikso - 57,500 57,500 855.00 S.D 2014 Joni Prasetiyanto 243,500 67,500 67,500 855.00 S.D 2014 Adi Suharto Atmadja 172,000 85,000 85,000 855.00 S.D 2014 Marisa Gemiralda - 94,000 94,000 855.00 S.D 2014 BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Viator Simbolon 85,000 108,000 108,000 855.00 S.D 2014 Sudaryo Bagyo Utomo - 86,000 86,000 855.00 S.D 2014 Eko Waluyo - 51,000 51,000 855.00 S.D 2014 Sri Purwanto 25,000 77,500 77,500 855.00 S.D 2014 Triani Pudji Astuti 119,000 105,000 105,000 855.00 S.D 2014 Mariades 373,000 71,500 71,500 855.00 S.D 2014 Refyul Rey Fatri - - - 855.00 S.D 2014 Sindhu Rahadian Ardita - 55,500 55,500 855.00 S.D 2014 Dadang Eka Jatnika 5,000 57,500 57,500 855.00 S.D 2014 Yossi Istanto - 50,000 50,000 855.00 S.D 2014 Toto Priyohartono 121,000 90,000 90,000 855.00 S.D 2014 Suryanti Agustinar 279,500 83,500 83,500 855.00 S.D 2014 Dadang Rusnady - 77,500 77,500 855.00 S.D 2014 Budi Wahyuti - 120,500 120,500 855.00 S.D 2014 Sulis Usdoko - 138,500 138,500 855.00 S.D 2014 Reinhard Harianja - 83,000 83,000 855.00 S.D 2014 Edward Alimin Syarif 86,500 70,000 70,000 855.00 S.D 2014 Oni Febriarto R. - 65,000 65,000 855.00 S.D 2014 Sasmaya Tuhuleley - 84,000 84,000 855.00 S.D 2014 Hirwandi Gafar - 58,000 58,000 855.00 S.D 2014 Nofry Rony Poetro - 77,000 77,000 855.00 S.D 2014 Dewi Fitrianingrum - 83,000 83,000 855.00 S.D 2014 Tony Harmanto - 120,000 120,000 855.00 S.D 2014 Nasril - 88,000 88,000 855.00 S.D 2014 Harry Budiono 270,000 106,500 106,500 855.00 S.D 2014 Achmad Chaerul - 52,000 52,000 855.00 S.D 2014 Total 12,057,000 9,022,500 9,022,500 BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Posisi 31 Desember 2014 MESOP Tahap I Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Komisaris Mardiasmo - - - - - Agung Kuswandono - - - - - Amanah Abdulkadir - - - - - Herman Hidayat - - - - - Maulana Ibrahim - - - - - Sahala Lumban Gaol - - - - - Direksi Maryono - - - - - Mansyur S Nasution - - - - - Irman Alvian Zahiruddin 3,991,000 855,500 855,500 1,297.44 S.D 2015 Hulmansyah - 77,500 77,500 1,297.44 S.D 2015 Rico Rizal Budidarmo - - - - - Iman Nugroho Soeko - - - - - Pejabat Eksekutif Roganda Mangapul S 202,500 41,500 41,500 1,297.44 S.D 2015 Dwihatmo Arisumasto - 37,000 37,000 1,297.44 S.D 2015 Hanai 184,500 42,000 42,000 1,297.44 S.D 2015 Arif Wijanarko - 41,500 41,500 1,297.44 S.D 2015 Alex Sofyan Noor - 56,500 56,500 1,297.44 S.D 2015 Sigit Handoko 133,000 37,500 37,500 1,297.44 S.D 2015 Darminto - 36,000 36,000 1,297.44 S.D 2015 Ikhsan - 54,500 54,500 1,297.44 S.D 2015 Slamet Purwadi 348,500 59,000 59,000 1,297.44 S.D 2015 Sri Rezeki M.S 318,500 64,000 64,000 1,297.44 S.D 2015 Zulmarwan 50,000 40,500 40,500 1,297.44 S.D 2015 Sri Soekminiarni 225,000 42,500 42,500 1,297.44 S.D 2015 BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Doddy Bursman 1,000 59,000 59,000 1,297.44 S.D 2015 John Mangara Ts. - 41,500 41,500 1,297.44 S.D 2015 Ahmad Romzah 319,500 42,000 42,000 1,297.44 S.D 2015 Heru Wicaksono 273,500 50,500 50,500 1,297.44 S.D 2015 Yuliati Hastiwulan 154,500 51,000 51,000 1,297.44 S.D 2015 Frisaba H Yusdianto - 56,500 56,500 1,297.44 S.D 2015 P. Pandu Pamungkas S. 100,000 55,000 55,000 1,297.44 S.D 2015 Elvis Syahri 50,000 40,000 40,000 1,297.44 S.D 2015 Bambang Prasetyo 275,000 55,000 55,000 1,297.44 S.D 2015 Muhammad Siring 33,500 52,500 5,000 1,297.44 S.D 2015 Daulat Marpaung 131,500 42,500 42,500 1,297.44 S.D 2015 Eka Immawaty - 44,000 44,000 1,297.44 S.D 2015 Muchtar Muhammad Noor S - 54,000 54,000 1,297.44 S.D 2015 Porman Simarmata - 36,000 36,000 1,297.44 S.D 2015 M.Iwan Suherlan - 37,000 - 1,297.44 S.D 2015 R.Achmad Zein W - 41,000 41,000 1,297.44 S.D 2015 Paima Erianto Hsb 291,000 55,000 55,000 1,297.44 S.D 2015 Rudolf Valentino Saragih 229,500 42,000 42,000 1,297.44 S.D 2015 Nurmiah 341,000 64,500 64,500 1,297.44 S.D 2015 Astik Pradjana - 54,000 54,000 1,297.44 S.D 2015 Ninik Kusuma Wardani - 56,500 - 1,297.44 S.D 2015 Budi Permana - 40,000 40,000 1,297.44 S.D 2015 Lia Muliana 193,500 56,000 - 1,297.44 S.D 2015 Saniman - 42,000 42,000 1,297.44 S.D 2015 BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Rabono - 36,500 36,500 1,297.44 S.D 2015 Erinal Fiwan 238,500 51,500 51,500 1,297.44 S.D 2015 Rifki Sengadji 34,000 57,000 57,000 1,297.44 S.D 2015 M Adrian Syahbandi A - 54,500 54,500 1,297.44 S.D 2015 Syafaruddin Harahap 61,000 42,000 42,000 1,297.44 S.D 2015 Agus Susanto 102,000 50,000 50,000 1,297.44 S.D 2015 Ferry Soneille - 61,500 61,500 1,297.44 S.D 2015 Untari Setyowati - 51,000 51,000 1,297.44 S.D 2015 Ariin Hakim Siregar 251,000 42,000 42,000 1,297.44 S.D 2015 Ardi Darmawan - 42,000 - 1,297.44 S.D 2015 Heveanto Bekti R - 55,000 55,000 1,297.44 S.D 2015 Anggono Sinung N. 500 42,500 42,500 1,297.44 S.D 2015 Wicaksono 174,000 42,000 42,000 1,297.44 S.D 2015 Adhi Kuntoyo - 41,000 41,000 1,297.44 S.D 2015 Mancu Silitonga - 61,000 61,000 1,297.44 S.D 2015 Wisnu Agus Prijanto - 37,000 37,000 1,297.44 S.D 2015 Zulkili - 42,500 42,500 1,297.44 S.D 2015 Donny Dwiantoro - 42,000 17,000 1,297.44 S.D 2015 Atjuk Winarto - 43,000 43,000 1,297.44 S.D 2015 Dante Sulindro Nugroho - 75,500 75,500 1,297.44 S.D 2015 Susetio Dwiyanto - 51,000 51,000 1,297.44 S.D 2015 Teguh Wahyudi - 53,500 - 1,297.44 S.D 2015 Achmad Noorrachman - 60,000 - 1,297.44 S.D 2015 Fadjar Juliati - 50,500 50,500 1,297.44 S.D 2015 BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Sahat Sihombing 12,000 55,500 55,500 1,297.44 S.D 2015 A.Tri Wyanjono - 40,500 40,500 1,297.44 S.D 2015 Surasta 118,000 42,500 - 1,297.44 S.D 2015 Fadlin Farades - 41,500 41,500 1,297.44 S.D 2015 Ahmad Fatoni - 54,500 54,500 1,297.44 S.D 2015 Pudi Djunaidi - 51,000 51,000 1,297.44 S.D 2015 Cuk Hidayat - 40,500 40,500 1,297.44 S.D 2015 Munazir 169,500 37,500 37,500 1,297.44 S.D 2015 Herman Sugiharto - 46,000 46,000 1,297.44 S.D 2015 Tri Mulyono - 42,000 42,000 1,297.44 S.D 2015 Herry Fitrianto - 51,000 51,000 1,297.44 S.D 2015 Irwan.Ch 80,000 52,500 52,500 1,297.44 S.D 2015 Untung Surapati 238,500 36,000 36,000 1,297.44 S.D 2015 Kabul Budhi Setiawan 228,000 54,000 54,000 1,297.44 S.D 2015 Aprianto - 40,000 - 1,297.44 S.D 2015 Didi Patria 2,500 36,500 36,500 1,297.44 S.D 2015 Amtsal Yuspin - 42,000 - 1,297.44 S.D 2015 Nelisma Suryani 181,500 52,500 52,500 1,297.44 S.D 2015 Wibowo Pudjiantoro 50,000 41,500 41,500 1,297.44 S.D 2015 Noor Ridlo - 37,000 37,000 1,297.44 S.D 2015 Indro Setiadji - 50,000 50,000 1,297.44 S.D 2015 R.Anggarani 233,500 56,500 56,500 1,297.44 S.D 2015 Panca Budi Kurniawan - 42,000 42,000 1,297.44 S.D 2015 Lucy Nukman 76,500 50,000 50,000 1,297.44 S.D 2015 BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Zulfahmi - 31,000 31,000 1,297.44 S.D 2015 Tyas Dite Kresnanto - 37,000 37,000 1,297.44 S.D 2015 Setiyadi 180,000 42,000 - 1,297.44 S.D 2015 Nefo Purwono Trianggono - - - - - R. Mahelan Prabantarikso - 46,500 - 1,297.44 S.D 2015 Joni Prasetiyanto 243,500 60,000 60,000 1,297.44 S.D 2015 Adi Suharto Atmadja 172,000 65,500 65,500 1,297.44 S.D 2015 Marisa Gemiralda - 83,000 83,000 1,297.44 S.D 2015 Viator Simbolon 85,000 87,500 87,500 1,297.44 S.D 2015 Sudaryo Bagyo Utomo - 61,500 61,500 1,297.44 S.D 2015 Eko Waluyo - 41,000 41,000 1,297.44 S.D 2015 Sri Purwanto 25,000 59,500 59,500 1,297.44 S.D 2015 Triani Pudji Astuti 119,000 80,500 80,500 1,297.44 S.D 2015 Mariades 373,000 56,000 56,000 1,297.44 S.D 2015 Refyul Rey Fatri - - - - - Sindhu Rahadian Ardita - 41,500 41,500 1,297.44 S.D 2015 Dadang Eka Jatnika 5,000 46,500 16,500 1,297.44 S.D 2015 Yossi Istanto - 40,500 40,500 1,297.44 S.D 2015 Toto Priyohartono 121,000 69,000 69,000 1,297.44 S.D 2015 Suryanti Agustinar 279,500 64,000 64,000 1,297.44 S.D 2015 Dadang Rusnady - 60,000 60,000 1,297.44 S.D 2015 Budi Wahyuti - 88,000 75,500 1,297.44 S.D 2015 Sulis Usdoko - 109,000 109,000 1,297.44 S.D 2015 Reinhard Harianja - 63,500 63,500 1,297.44 S.D 2015 BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Edward Alimin Syarif 86,500 62,000 62,000 1,297.44 S.D 2015 Oni Febriarto R. - 51,000 51,000 1,297.44 S.D 2015 Sasmaya Tuhuleley - 65,000 42,500 1,297.44 S.D 2015 Hirwandi Gafar - 43,000 - 1,297.44 S.D 2015 Nofry Rony Poetro - 59,500 59,500 1,297.44 S.D 2015 Dewi Fitrianingrum - 63,500 63,500 1,297.44 S.D 2015 Tony Harmanto - 105,500 - 1,297.44 S.D 2015 Nasril - 68,000 68,000 1,297.44 S.D 2015 Harry Budiono 270,000 78,000 78,000 1,297.44 S.D 2015 Achmad Chaerul - 41,500 20,000 1,297.44 S.D 2015 Total 12,057,000 6,900,500 6,075,000 Posisi 31 Desember 2014 MESOP Tahap I Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Komisaris Mardiasmo - - - - - Agung Kuswandono - - - - - Amanah Abdulkadir - - - - - Herman Hidayat - - - - - Maulana Ibrahim - - - - - Sahala Lumban Gaol - - - - - Direksi Maryono - - - - - BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Mansyur S Nasution - - - - - Irman Alvian Zahiruddin 3,991,000 828,500 828,500 1,098.36 S.D 2016 Hulmansyah - 94,000 94,000 1,098.36 S.D 2016 Rico Rizal Budidarmo - - - - - Iman Nugroho Soeko - - - - - Pejabat Eksekutif Roganda Mangapul S 202,500 39,000 39,000 1,098.36 S.D 2016 Dwihatmo Arisumasto - 38,000 38,000 1,098.36 S.D 2016 Hanai 184,500 39,500 39,500 1,098.36 S.D 2016 Arif Wijanarko - 42,000 42,000 1,098.36 S.D 2016 Alex Sofyan Noor - 55,500 55,500 1,098.36 S.D 2016 Sigit Handoko 133,000 39,500 - 1,098.36 S.D 2016 Darminto - 34,000 34,000 1,098.36 S.D 2016 Ikhsan - 55,000 55,000 1,098.36 S.D 2016 Slamet Purwadi 348,500 61,000 61,000 1,098.36 S.D 2016 Sri Rezeki M.S 318,500 67,500 67,500 1,098.36 S.D 2016 Zulmarwan 50,000 43,000 43,000 1,098.36 S.D 2016 Sri Soekminiarni 225,000 46,000 46,000 1,098.36 S.D 2016 Doddy Bursman 1,000 61,500 61,500 1,098.36 S.D 2016 John Mangara Ts. - 42,500 42,500 1,098.36 S.D 2016 Ahmad Romzah 319,500 40,000 40,000 1,098.36 S.D 2016 Heru Wicaksono 273,500 51,500 51,500 1,098.36 S.D 2016 Yuliati Hastiwulan 154,500 48,500 48,500 1,098.36 S.D 2016 Frisaba H Yusdianto - 57,500 57,500 1,098.36 S.D 2016 P. Pandu Pamungkas S. 100,000 55,500 55,500 1,098.36 S.D 2016 Elvis Syahri 50,000 42,500 42,500 1,098.36 S.D 2016 BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Bambang Prasetyo 275,000 55,000 55,000 1,098.36 S.D 2016 Muhammad Siring 33,500 49,500 4,500 1,098.36 S.D 2016 Daulat Marpaung 131,500 41,000 41,000 1,098.36 S.D 2016 Eka Immawaty - 44,500 44,500 1,098.36 S.D 2016 Muchtar Muhammad Noor S - 56,000 56,000 1,098.36 S.D 2016 Porman Simarmata - 37,000 37,000 1,098.36 S.D 2016 M.Iwan Suherlan - 37,500 37,500 1,098.36 S.D 2016 R.Achmad Zein W - 44,000 44,000 1,098.36 S.D 2016 Paima Erianto Hsb 291,000 56,500 56,500 1,098.36 S.D 2016 Rudolf Valentino Saragih 229,500 45,500 45,500 1,098.36 S.D 2016 Nurmiah 341,000 66,500 66,500 1,098.36 S.D 2016 Astik Pradjana - 52,000 52,000 1,098.36 S.D 2016 Ninik Kusuma Wardani - 57,000 - 1,098.36 S.D 2016 Budi Permana - 44,000 44,000 1,098.36 S.D 2016 Lia Muliana 193,500 58,000 - 1,098.36 S.D 2016 Saniman - 39,500 39,500 1,098.36 S.D 2016 Rabono - 37,500 37,500 1,098.36 S.D 2016 Erinal Fiwan 238,500 55,000 55,000 1,098.36 S.D 2016 Rifki Sengadji 34,000 59,000 59,000 1,098.36 S.D 2016 M Adrian Syahbandi A - 57,000 57,000 1,098.36 S.D 2016 Syafaruddin Harahap 61,000 44,500 44,500 1,098.36 S.D 2016 Agus Susanto 102,000 52,000 52,000 1,098.36 S.D 2016 Ferry Soneille - 61,500 61,500 1,098.36 S.D 2016 Untari Setyowati - 54,500 54,500 1,098.36 S.D 2016 BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Ariin Hakim Siregar 251,000 43,500 43,500 1,098.36 S.D 2016 Ardi Darmawan - 41,000 - 1,098.36 S.D 2016 Heveanto Bekti R - 56,000 56,000 1,098.36 S.D 2016 Anggono Sinung N. 500 42,500 42,500 1,098.36 S.D 2016 Wicaksono 174,000 40,000 40,000 1,098.36 S.D 2016 Adhi Kuntoyo - 43,000 43,000 1,098.36 S.D 2016 Mancu Silitonga - 63,000 63,000 1,098.36 S.D 2016 Wisnu Agus Prijanto - 38,000 38,000 1,098.36 S.D 2016 Zulkili - 45,000 45,000 1,098.36 S.D 2016 Donny Dwiantoro - 51,000 26,000 1,098.36 S.D 2016 Atjuk Winarto - 46,500 46,500 1,098.36 S.D 2016 Dante Sulindro Nugroho - 76,500 76,500 1,098.36 S.D 2016 Susetio Dwiyanto - 58,000 58,000 1,098.36 S.D 2016 Teguh Wahyudi - 56,000 56,000 1,098.36 S.D 2016 Achmad Noorrachman - 58,500 58,500 1,098.36 S.D 2016 Fadjar Juliati - 48,000 48,000 1,098.36 S.D 2016 Sahat Sihombing 12,000 57,500 57,500 1,098.36 S.D 2016 A.Tri Wyanjono - 38,500 38,500 1,098.36 S.D 2016 Surasta 118,000 46,000 46,000 1,098.36 S.D 2016 Fadlin Farades - 40,500 40,500 1,098.36 S.D 2016 Ahmad Fatoni - 53,500 53,500 1,098.36 S.D 2016 Pudi Djunaidi - 47,500 47,500 1,098.36 S.D 2016 Cuk Hidayat - 39,500 39,500 1,098.36 S.D 2016 Munazir 169,500 44,500 44,500 1,098.36 S.D 2016 BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Herman Sugiharto - 48,000 48,000 1,098.36 S.D 2016 Tri Mulyono - 44,000 44,000 1,098.36 S.D 2016 Herry Fitrianto - 49,500 49,500 1,098.36 S.D 2016 Irwan.Ch 80,000 48,500 48,500 1,098.36 S.D 2016 Untung Surapati 238,500 34,000 34,000 1,098.36 S.D 2016 Kabul Budhi Setiawan 228,000 53,500 53,500 1,098.36 S.D 2016 Aprianto - 39,500 - 1,098.36 S.D 2016 Didi Patria 2,500 37,500 37,500 1,098.36 S.D 2016 Amtsal Yuspin - 41,000 41,000 1,098.36 S.D 2016 Nelisma Suryani 181,500 53,500 53,500 1,098.36 S.D 2016 Wibowo Pudjiantoro 50,000 40,000 40,000 1,098.36 S.D 2016 Noor Ridlo - 38,500 38,500 1,098.36 S.D 2016 Indro Setiadji - 51,000 51,000 1,098.36 S.D 2016 R.Anggarani 233,500 54,500 54,500 1,098.36 S.D 2016 Panca Budi Kurniawan - 40,500 40,500 1,098.36 S.D 2016 Lucy Nukman 76,500 49,500 49,500 1,098.36 S.D 2016 Zulfahmi - 32,000 32,000 1,098.36 S.D 2016 Tyas Dite Kresnanto - 38,000 38,000 1,098.36 S.D 2016 Setiyadi 180,000 40,000 40,000 1,098.36 S.D 2016 Nefo Purwono Trianggono - - - - - R. Mahelan Prabantarikso - 54,500 - 1,098.36 S.D 2016 Joni Prasetiyanto 243,500 64,500 64,500 1,098.36 S.D 2016 BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Adi Suharto Atmadja 172,000 64,500 64,500 1,098.36 S.D 2016 Marisa Gemiralda - 86,000 86,000 1,098.36 S.D 2016 Viator Simbolon 85,000 85,000 85,000 1,098.36 S.D 2016 Sudaryo Bagyo Utomo - 63,000 63,000 1,098.36 S.D 2016 Eko Waluyo - 44,500 44,500 1,098.36 S.D 2016 Sri Purwanto 25,000 59,500 59,500 1,098.36 S.D 2016 Triani Pudji Astuti 119,000 83,000 83,000 1,098.36 S.D 2016 Mariades 373,000 58,000 58,000 1,098.36 S.D 2016 Refyul Rey Fatri - - - - - Sindhu Rahadian Ardita - 45,000 45,000 1,098.36 S.D 2016 Dadang Eka Jatnika 5,000 53,500 53,500 1,098.36 S.D 2016 Yossi Istanto - 43,500 43,500 1,098.36 S.D 2016 Toto Priyohartono 121,000 70,000 70,000 1,098.36 S.D 2016 Suryanti Agustinar 279,500 68,000 68,000 1,098.36 S.D 2016 Dadang Rusnady - 60,500 60,500 1,098.36 S.D 2016 Budi Wahyuti - 85,000 85,000 1,098.36 S.D 2016 Sulis Usdoko - 108,500 108,500 1,098.36 S.D 2016 Reinhard Harianja - 61,500 61,500 1,098.36 S.D 2016 Edward Alimin Syarif 86,500 64,000 64,000 1,098.36 S.D 2016 Oni Febriarto R. - 54,500 54,500 1,098.36 S.D 2016 Sasmaya Tuhuleley - 66,000 66,000 1,098.36 S.D 2016 Hirwandi Gafar - 47,500 - 1,098.36 S.D 2016 BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Keterangan Nama Jumlah Saham Yang Dimiliki Lembar Saham Jumlah Opsi Harga Opsi Rp Jangka Waktu Yang Diberikan Lembar Saham Yang Telah Dieksekusi Lembar Saham Nofry Rony Poetro - 61,500 61,500 1,098.36 S.D 2016 Dewi Fitrianingrum - 67,500 67,500 1,098.36 S.D 2016 Tony Harmanto - 101,500 101,500 1,098.36 S.D 2016 Nasril - 68,500 68,500 1,098.36 S.D 2016 Harry Budiono 270,000 84,000 84,000 1,098.36 S.D 2016 Achmad Chaerul - 45,500 45,500 1,098.36 S.D 2016 Total 12,057,000 7,012,000 6,605,000 BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Rencana Strategis Bank BTN Jangka Panjang Dengan mempertimbangkan faktor historis, kompetensi yang dimiliki, potensi bisnis yang ada, regulasi, serta peran bank BTN selama ini dalam pembangunan nasional, maka Bank BTN sebagai bank fokus perumahan, bermaksud akan menjadi leading housing bank in Indonesia withworld class service quality pada tahun 2019. Dalam proses transformasi menuju bank BTN sebagai leading housing bank in Indonesia withworld class service quality pada tahun 2019, dalam beberapa tahun ke depan akan dilakukan re-branding terhadap visi Bank BTN saat ini agar dapat terjadi keselarasan antara ekspektasi stakeholder eksternal dan internal perusahaan Penyaluran KPR Bank BTN sebagai salah satu objectives indicator, dalam 5 tahun ke depan 2015-2019 diproyeksikan meningkat 2 kali lipat sebesar 1,5 juta unit dari pencapaian 5 tahun sebelumnya 2009-2013 sebesar 0,75 juta unit. Penyaluran ini akan semakin meningkat pada periode berikutnya seiring dengan meningkatnya program penyelesaian backlog dari Pemerintah. Dengan kompetensi yang dimiliki, Bank BTN akan menyerap penyaluran KPR dalam rangka penyelesaian backlog minimal sebesar 90. Business Transformation

1. Perkreditan

a. Fokus pada sektor perumahan dengan komposisi minimal 85 • Kredit perumahan • Kredit subsidiprogram : melalui optimalisasi kerjasama dengan instansi terkait Kemenpera dan lembaga lainnya BPJS, Bapertarum, Pemda, dll • Kredit non subsidi: fokus segmen menengah bawah melalui kerjasama B to B • Kredit home equity: optimalisasi customer based debitur KPR BTN • Kredit pembangunan perumahan: optimalisasi kerjasama dengan pengembang untuk mendukung produksi rumah KPR • Kredit non perumahan fokus pada kredit terkait perumahan pada value chain perumahan, terutama segmen UMKM, termasuk KUR b. Memperbaiki manajemen perkreditan meliputi proses, SDM, dan manajemen risiko c. Memperbaiki kualitas kredit melalui collection management system dan asset management

2. Pendanaan yang mendukung bank fokus perumahan

a. Pendanaan kredit subsidi berasal dari FLPP dan mengoptimalkan dana program bekerjasama dengan instansi terkait b. Pendanaan kredit non subsidi mengutamakan sumber dana dari Capital market, pinjaman, dan sekuritisasi serta dana pihak ketiga low cost CASA c. Pendanaan kredit lainnya berasal dari dana pihak ketiga

3. Memperkuat bisnis syariah dengan fokus pada sektor perumahan dan produktif

segmen UMKM

4. Memperkuat permodalan melalui peningkatan proitabilitas, sub debt dan

dividen policy

5. Menunjang kegiatan masyarakat dengan penggunaan berbagai fasilitas untuk

mendukung peningkatan fee based income BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Infrastucture Transformation 1. Memperluas dan meningkatkan aktivitas operasional perbankan berbasis IT 2. Meningkatkan Good Corporate Governance, Risk Management, dan Compliance GRC 3. Mengembangkan delivery channel melalui pengembangan jaringan kantor dan ATM serta e channel People Transformation 1. Membangun budaya kerja baru, meningkatkan peran leaders dalam proses pengelolaan Human Capital Culture Leadership. 2. Membangun kebanggaan bersikap laku professional dan mengurangi pegawai yang menghambat budaya organisasi menjadi organisasi yang pintar. 3. Memahami dan mempraktekkan SLA standar dunia Strategic Tactical HC Practices Jangka Menengah Dengan mempertimbangkan faktor historis, kompetensi yang dimiliki, potensi bisnis yang ada, regulasi, serta peran bank BTN selama ini dalam pembangunan nasional, maka Bank BTN sebagai bank fokus perumahan, bermaksud akan menjadi leading housing bank in Indonesia withworld class service quality pada tahun 2019. Dalam proses transformasi menuju bank BTN sebagai leading housing bank in Indonesia withworld class service quality pada tahun 2019, dalam beberapa tahun ke depan akan dilakukan re-branding terhadap visi Bank BTN saat ini agar dapat terjadi keselarasan antara ekspektasi stakeholder eksternal dan internal perusahaan Penyaluran KPR Bank BTN sebagai salah satu objectives indicator, dalam 5 tahun ke depan 2015-2019 diproyeksikan meningkat 2 kali lipat sebesar 1,5 juta unit dari pencapaian 5 tahun sebelumnya 2009-2013 sebesar 0,75 juta unit. Penyaluran ini akan semakin meningkat pada periode berikutnya seiring dengan meningkatnya program penyelesaian backlog dari Pemerintah. Dengan kompetensi yang dimiliki, Bank BTN akan menyerap penyaluran KPR dalam rangka penyelesaian backlog minimal sebesar 90. Business Transformation Strategi bisnis dalam road map transformasi Bank BTN 2014 – 2019 diarahkan untuk mendukung Bank BTN menjadi bank fokus perumahan. Beberapa target jangka pendek dan menengah adalah sebagai berikut :

1. Perkreditan

a. Fokus pada pembiayaan perumahan

Bank BTN akan mempertahankan portofolio kredit perumahan minimal 85 dari portofolio kredit. Sedangkan portofolio kredit non perumahan akan lebih diarahkan pada pembiayaan pada value chain perumahan. Kredit perumahan • KPR Subsidi dan Non Subsidi meningkat sampai dengan 25 CAGR 2015-2017 Target disusun selain berdasarkan potensi bisnis yang ada juga mempertimbangkan kontribusi Bank BTN dalam mendukung penyelesaian backlog rumah terutama pada kredit subsidiprogram. Adapun target jangka pendek-menengah KPR baik subsidi maupun non subsidi didasarkan atas jumlah unit rumah yang akan didukung sebagaimana tertera pada tabel 1.3. Market share KPR, sebagai salah satu strategic indicator Bank BTN, diproyeksikan pada tahun BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. 2015 meningkat menjadi 25. Beberapa hal yang mendasari proyeksi ini adalah adanya komitmen Bank BTN dalam membantu program perumahan nasional khususnya pengurangan backlog, melambatnya pertumbuhan beberapa bank pesaing utama karena adanya regulasi mengenai LTV dan KPR indent, serta implementasi PBI No. 1426PBI2013 yang mengarahkan Bank BTN sebagai bank fokus di bidang perumahan. • Kredit Home Equity meningkat 25 CAGR 2015-2017 Programinisiatif yang dikembangkan untuk meningkatkan kredit home equity, dengan melakukan penawaran kembali repurchase kepada debitur eksisting maupun debitur yang sudah lunas serta pengembangan produk dan itur leksibel dan menarik • Kredit Pembangunan Perumahan meningkat 20 CAGR 2015-2017 Dalam rangka menjamin ketersediaan supply rumahproduksi rumah, pembiayaan pembangunan perumahan melalui kredit pemilikan lahan, kredit konstruksi, dan kredit infrastuktur perumahan • Kredit non perumahan meningkat 20 CAGR 2015-2017 Pembiayaan sektor non perumahan, akan lebih diarahkan pada pemanfaatan value chain perumahan baik segmen konsumer, korporasi, dan UMKM. Pembiayaan tersebut juga akan diupayakan agar memiliki margin yang lebih tinggi dari KPR, untuk memperbaiki proitabilitas Bank BTN. Programinisiatif strategis yang akan dijalankan adalah dengan menyalurkan Kredit konsumer serta Kredit komersial dan kredit kepada UMKM b. Memperbaiki manajemen perkreditan meliputi proses, SDM dan manajemen risiko dengan strategi perbaikan proses bisnis KPR untuk mencapai meantime to yes persetujuan kredit maksimal 5 hari dalam 3 tahun, sentralisasi proses KPR dan mengembangkan proses bisnis KPR berbasis web btnproperty.co.id atau aplikasi KPR via internet c. Memperbaiki kualitas kredit menuju rasio 3 di tahun 2015 Perbaikan kualitas kredit sebagai tolok ukur keberhasilan kredit yang diberikan dan sumber pembiayaan kembali, merupakan hal yang krusial yang menjadi prioritas untuk dibenahi.

2. Pendanaan yang mendukung bank fokus perumahan

Untuk mendukung bank fokus perumahan, pendanaan berjangka panjang dan murah akan terus dikembangkan baik berasal dari penempatan dana terkait kredit program, pendanaan wholesale capital market dan pinjaman, serta dana pihak ketiga. Pertumbuhan giro dan tabungan yang cukup besar pada tahun 2015-2017 dipengaruhi oleh adanya rencana penempatan dana terkait kredit program seperti giro FLPP, Tapera, dan dana program lainnya terkait kredit sebagai bagian dan strategi pricing kredit agar terjangkau bagi masyarkat menengah bawah.

3. Memperkuat bisnis syariah

Dalam jangka pendek, strategi bisnis syariah akan diarahkan pada penguatan bisnis syariah melalui peningkatan produktivitas dan mengembangkan model leveraging yang memanfaatkan network induk untuk eisiensi dan efektiitas. Untuk jangka panjang, akan dikaji kemungkinan untuk melakukan spin of mengingat potensi pasar bisnis syariah masih cukup luas. Spin of akan dilakukan jika aset usaha syariah telah mencapai Rp. 20 T dan atau modal mencapai Rp. 2 T. Dalam hal ini diperkirakan dapat dicapai pada tahun 2017-2018.

4. Memperkuat permodalan

Untuk memenuhi kebutuhan modal minimum tersebut, Bank BTN akan menjalankan strategi permodalan dengan meningkatkan proitabilitas melalui perbaikan rasio NIM, peningkatan BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. kontribusi fee based income, peningkatan eisiensi operasional. Selain meningkatkan proitabilitas juga akan dilakukan peningkatan sekuritisasi KPR, Mengusulkan skema dividen policy yang mendukung bank fokus perumahan, Penerbitan sub debt serta Penerbitan saham baru.

5. Peningkatan fee based income

Strategi Pengembangan fee based income akan diarahkan kepada beberapa program sebagai berikut : • Mengembangkan bisnis wealth management melalui investasi property • Mengembangkan bancassurance • Meningkatkan aktivitas treasury, bank garansi, transaction services dan payment point • Melakukan akuisisipenyertaan modal pada perusahaan asuransi atau multiinance yang menggarap bisnis perumahan dan value chain- nya. Infrastructure Transformation Transformasi insfrastruktur infrastructure transformation baik dari sisi teknologi informasi IT, Good Corporate Corporation, Risk Management, Compliance, dan delivery channel, akan diarahkan untuk mendukung strategi Bank BTN sebagai bank fokus perumahan, dengan strategi sebagai berikut :

1. Memperluas dan meningkatkan aktivitas operasional perbankan yang berbasis IT

Penggunaan IT dalam aktivitas operasional bank akan diperluas dan ditingkatkan khususnya untuk peningkatan akuisisi nasabah, otomatisasi proses bisnis, eisiensi proses, dan inovasi produk, serta memberikan kemudahan layanan yang eisien kepada nasabah. Untuk itu diperlukan sinergi antara strategi bisnis dengan kehandalan IT. Strategi IT yang akan ditempuh adalah sebagai berikut : • Zero Downtime: meningkatkan ketersediaan jaringan dan infrasruktur yang secure dan stabil dalam mendukung layanan TI terhadap kegiatan bisnis.. • Data Integrity Conidentiality: menyediakan sistem manajemen informasi yang memenuhi aspek integritas data dan secure. • Time to Market Eiciency: pengembangan berkelanjutan dalam aspek aplikasisistem yang mendukung produk bisnis serta eisiensi operasional dalam meningkatkan proit dan mengurangi biaya. • E-Channel: pengadaan dan pengembangan delivery channel digital baru, khususnya aspek commerce sebagai salah satu andalan bank dalam meningkatkan produktivitas beneit dan fee based income dengan optimasi resource dan biaya yang tinggi. • Leading Edge Technology: mengadopsi teknologi baru dalam mendukung kebutuhan dan perubahan bisnis.

2. Meningkatkan Good Corporate Governance GCG, Risk Management, dan Compliance

GRC Peningkatan Good Corporate Governance GCG Bank BTN melakukan penguatan internal terkait 4 empat pilar implementasi GCG yaitu: Commitment on Governance, Governance Structure, Governance Process, dan Governance Outcome. Hal tersebut akan dijalankan melalui 4 empat fase atau tahapan perbaikan hingga mencapai Governance Excellence di akhir tahun 2017. 4 Empat fase peningkatan hingga tahun 2017 tersebut terdiri dari serangkaian inisiatif strategis yang telah mempertimbangkan aturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh regulator perbankan, rekomendasi dan standar internasional pelaksanaan GCG dari lembaga terpercaya untuk menghadapi diberlakukannya Asean Scorecard dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA oleh OJK, serta diskusi internal yang melibatkan seluruh elemen Bank BTN Peningkatan Risk Management Strategi risk management Bank BTN akan diarahkan pada : BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. • Penyesuaian kebijakan manajemen risiko. • Peningkatan peran risk management untuk mendukung bisnis. • Memperkuat kompetensi risk oicer di kantor wilayah dan cabang, Peningkatan Compliance Strategi compliance Bank BTN akan diarahkan pada kegiatan yang bersifat peningkatan secara terus menerus Continuous Improvement yaitu: • Peningkatan Kualitas SDM pada Satuan Kerja Kepatuhan di Bank BTN • Pengelolaan Risiko Kepatuhan melalui upaya memastikan kebijakan internal yang berlaku telah sesuai dengan kebijakan eksternal serta Sosialisasi ketentuan eksternal yang baru • Peningkatan infrastruktur untuk mendukung proses monitoring kepatuhan • Peningkatan penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU dan PPT oleh unit Anti Money Laundering Departemen dengan melakukan perbaikan proses kerja secara berkelanjutan antara lain melalui peningkatan Infrastruktur dan Bisnis Process dan pengembangan Operation Transaction Analyst Pengembangan delivery channel Optimalisasi delivery channel dalam mendukung bisnis dilakukan melalui pengembangan kuantitas dan ragam channel dengan strategi sebagai berikut: • Optimalisasi jaringan kantor outlet dengan fokus bisnis sesuai potensi wilayah • Mengembangkan e-channel sebagai media utama transaksi nasabah dan penggunaan outlet untuk fungsi sales, service dan advisory Pengembangan Housing Finance Institute Salah satu upaya untuk mewujudkan visi Bank BTN sebagai bank yang terkemuka dalampembiayaan perumahan, akan dilakukan inisiasi pembentukan Housing Fininace Institute HFI sebagai bagian perwujudan visi secara lebih luas. Pendirian HFI diharapkan menjadi bukti nyata yang membuktikan komitmen Bank BTN yang kuat dalam memberikan kontribusi lebih luas demi kepentingan bangsa dan masyarakat Indonesia. Maka dari itu, tujuan didirikannya HFI pada akhirnya adalah turut ambil bagian dalam peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pemenuhan kebutuhan perumahan rakyat. Sasaran strategis pembentukan HFC adalah mewujudkan “Center of Excellence” dalam kemampuan keahlian, perilaku dan kultur yang efektif pada bidang pembiayaan perumahan serta menjadi pusat informasi dan inovasi di bidang pembiayaan perumahan yang diwujudkan dalam tiga pilar research, advisory, dan training. People Transformation Dalam menunjang pengembangan bisnis diperlukan people transformation melalui Tema dan Strategi yang berkelanjutan dan didukung oleh penyelarasan implementasi human capital management system sesuai best practice. Untuk itu strategi pengembangan human capital Bank BTN meliputi hal-hal sebagai berikut : • Membangun budaya perusahaan baru, meningkatkan peran leaders dalam proses pengelolaan Human Capital Culture Leadership. • Membangun kebanggaan bersikap laku professional dan mengurangi pegawai yang menghambat budaya organisasi menjadi organisasi yang pintar. • Memahami dan mempraktekkan SLA standar dunia Strategic Tactical HC Practices Jangka Pendek Secara umum, program kerja operasional tahun 2015 merupakan program kerja berkelanjutan dari program tahun sebelumnya yang mencakup bidang dana, kredit, pengembangan unit syariah dan operasional Perkreditan Sebagai bank fokus perumahan, kredit Bank BTN pada tahun 2015 akan tumbuh sebesar 15-20 dengan mempertahankan portfolio perumahan minimal 85 serta meningkatkan market share KPR . Kredit Pemilikan Rumah KPR BTN Terdepan GCG Rumahkoe PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Strategi yang dilakukan adalah meningkatkan market share hingga 25 di tahun 2015 dengan pembagian segmen KPR sebagai berikut : • KPR Subsidi Program Menguasaimenyerap KPR FLPP yang ditargetkan Pemerintah 90 dan Mengembangkan pola kerjasama KPR program dengan institusi seperti Pemda, BUMN, dan swasta besar dalam pengadaan perumahan bagi karyawan • KPR segmen menengah – bawah Rp. 350 juta Dominan di segmen ini melalui ekspansi dan penetrasi pasar pada perumahan segmen menengah ke bawah dan memperluas dan mempererat kerjasama dengan para pengembang. • KPR segmen menengah – atas ≥ Rp. 350 juta Berpartisipasi dalam pengembangan segmen menengah atas, menggunakan jaringan BTN Prioritas dalam menjaring nasabah serta memberikan gimmick marketing dalam special rate secara selektif Kredit Home Equity Meningkatkan realisasi kredit melalui produk KAR, swagriya, Top up, dan kredit isi rumah furnish untuk meningkatkan margin pendapatan dengan memanfaatkan customer based debitur KPR baik eksisting maupun yang sudah lunas. Kredit Konstruksi Kredit pembangunan perumahan yang ditujukan untuk mendukung supply rumah KPR melalui penyediaan modal kerja konstruksi, pembebasan lahan proyek perumahan yang dibiayai KPR Subsidi, maupun infrastruktur perumahan bagi pengembang developer. Kredit consumer lainnya. Fokus meningkatkan realisasi KringBTN yang memiliki margin tinggi dan aman melalui kerjasama payroll dengan instansi pemerintah dan perusahan-perusahan swasta dan BUMNBUMND menengah dan besar. Untuk itu akan dilakukan reorganisasi pengelolaan produk kredit consumer lainnya yang memiliki margin tinggi oleh unit yang lebih fokus. Kredit komersial non perumahan Strategi yang akan dilakukan adalah tetap fokus pada kredit-kredit yang berkaitan dengan pembiayaan perumahan housing related dengan memanfaatkan value chain perumahan, terutama segmen UMKM termasuk KUR. Pembiayaan sektor non perumahan, akan lebih diarahkan pada pemanfaatan value chain perumahan baik segmen konsumer, korporasi, dan UMKM. Pembiayaan tersebut juga akan diupayakan agar memiliki margin yang lebih tinggi daripada KPR untuk membantu memperbaiki proit margin. Memperbaiki kualitas kredit Perbaikan kualitas kredit sebagai tolok ukur keberhasilan kredit yang diberikan dan sumber pembiayaan kembali, merupakan hal yang krusial yang menjadi prioritas untuk dibenahi dengan strategi: • Melakukan collection berbasis time bucket. • Recovery kredit non performing melalui penjualan, lelang, dan AYDA. • Meminimalisir kontribusi realisasi kredit baru terhadap non performing melalui perbaikan manajemen perkreditan. • Monitoring kredit komersial dengan teknologi iCremo dari pembinaan kredit eksisting sampai pada monitoring jatuh tempo kredit. • Pendanaan yang mendukung bank fokus perumahan. Pendanaan akan ditopang oleh DPK dan dana wholesale dengan pertumbuhan yang dikelola seiring dengan pertumbuhan kredit pada tingkat likuiditas yang optimal, rasio CASA yang meningkat, serta share dana wholesale yang terjaga. Strategi yang dilakukan dalam bidang dana adalah : • Pendanaan diarahkan untuk mendukung bank fokus perumahan yaitu peningkatan pendanaan jangka panjang yang berasal dari penempatan dana terkait kredit program dan dana wholesale capital market dan pinjaman serta dana pihak ketiga DPK yang berorientasi pada CASA giro dan tabungan serta pengurangan ketergantungan pada deposito inti lembaga besar dengan fokus pada deposito perorangan dan deposito ritel lembaga kecil.