Pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Periode Audit dan Biaya Audit
Akuntan Benyanto Suherman dari Kantor Akuntan Publik Purwantono Suherman Surja – Ernst Young melakukan
audit laporan keuangan tahunan Bank BTN sebanyak 5 lima periode. Tabel di bawah menginformasikan
Akuntan dan Kantor Akuntan Publik yang memberikan Audit Keuangan untuk Perseroan selama lima tahun
serta biaya audit yang dikeluarkan, sebagai berikut:
Kantor Akuntan Publik 5 Tahun Terakhir Tahun
Kantor Akuntan Publik Nama Akuntan
Partner Penanggung Jawab Fee
2014 Purwantono, Suherman Surja
Benyanto Suherman Rp 1.769.000.000
2012 Purwantono, Suherman Surja
Benyanto Suherman Rp 1.650.000.000
2011 Purwantono, Suherman Surja
Benyanto Suherman Rp 1.490.000.000
2010 Purwantono, Suherman Surja
Hari Purwantono Rp. 1.235.000.000
2009 Purwantono, Suherman Surja
Hari Purwantono Rp. 957.000.000
Jasa Non Audit
Pada bulan Desember 2014, IAD mengadakan pengadaan Review Eksternal Kaji ulang fungsi Internal Audit olehlembaga konsultan Independen KAP Pricewaterhouse Copper untuk mereview kepatuhan terhadap penerapan
SPFAIB, PBI-MRTI dan best practice di Bank BTN periode 3 tahunan Juli 2012 s.d November 2014 dan diperkirakan laporan dapat diserahkan paling lambat pada bulan Februari 2015.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Publikasi Pembayaran Pajak
Berdasarkan surat Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar No.S-2992 WPJ.19KP.042014 tanggal 27 Februari 2014 perihal
Pemberitahuan Pemberian Penghargaan, Perseroan mendapatkan PenghargaanApresiasi atas kontribusi
dalam membayar dan melaporkan pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan untuk
periode tahun pajak 2013. Melalui penghargaan tersebut merupakan bukti bahwa Perseroan dalam operasionalnya
telah menjalankan tata kelola perusahaan yang baik yang dilakukan secara transparan dan akuntabel khususnya
dalam mengelola hak dan kewajiban perpajakannya.
Pembayaran Pajak
Total Pembayaran Pajak periode Januari s.d Desember 2014, sebagai berikut:
PAJAK 2014
PPh PPh Badan 358.078.321.887
PPH 21 Perorangan 146.407.796.173
PPN 1.695.081.838
PPnBM -
PBB 7.010.042.394
Pajak Lainnya : PPh pasal 22
1.303.079.251 PPh pasal 23
31.905.755.523 PPh pasal 26
18.166.146.687 PPh pasal 4 ayat 2
633.039.593.907 TOTAL
1.197.605.817.660
Pembayaran Pajak
PenghargaanApresiasi atas kontribusi dalam membayar dan melaporkan pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
perpajakan untuk periode tahun pajak 2013
Ketidakpatuhan dalam Pembayaran Pajak
Pada periode 2014, tidak terdapat ketidakpatuhan Perseroan dalam kewajiban membayar pajak NIHIL
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan Umum
Kebijakan akuntansi Perseroan adalah kebijakan- kebijakan yang memuat prinsip dasar, peraturan dan
praktek akuntansi yang diterapkan bank sehingga pelaksanaan pencatatan, pengadministrasian,
pengawasan serta penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perseroan di Kantor Pusat dan Kantor Cabang
dilakukan sesuai dan memenuhi ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK, ketentuan Bank
Indonesia, ketentuan OJK, dan regulator lainnya. Laporan keuangan Perseroan disusun sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan SAK di Indonesia yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia DSAK-IAI dan regulasi Pasar Modal Bapepam-LK yaitu Peraturan No.VIII.G.7,
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No.KEP-347BL2012 tanggal 25 Juni
2012 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.
Penerapan SAK
Tahapan Kegiatan Yang dilakukan
Tahap I 2008 - 2009
Persiapan Awal Infrastruktur, yaitu : Rekonsiliasi PSAK dengan IFRS
Identiikasi dampak signiikan terhadap Bank Kajian dampak penerapan pada Laporan Keuangan, Struktur Organisasi, IT dan SDM
Kajian pendekatan penerapan sistem Pengadaan konsultan pendamping dan sistem
Mempersiapkan SDM melalui internal training, workshop dan seminar Data Gap Analysis Data Feeding.
Tahap II 2009 - 2010
Implementasi Awal Analisis Transaksi Melakukan analisis transaksi terhadap semua transaksi signiikan yang berdampak
Revisi kebijakan dan prosedur Mempersiapkan SDM melalui internal training, workshop seminar
Simulasi secara paralel dengan pengembangan sistem secara bertahap Mempersiapkan proforma laporan keuangan sesuai PSAK 50 55
Tahap III 2010 - 2012
Implementasi Tahap Lanjut Safe Guarding Penyelesaian pengembangan sistem selesai dan running aplikasi sistem baru
Revisi kebijakan dan prosedur baru
Tahap IV 2012 - dst
Fully Comply mulai 1 Januari 2012 Telah menerapkan perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kolektif sesuai PSAK 50
55 Melakukan evaluasi dampak penerapan PSAK secara terus menerus dan komprehensif.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Penerapan sistem Manajemen Risiko Perseroan mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia Nomor 58PBI2003
tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank
Indonesia PBI No. 1125 PBI2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 58PBI2003
tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Surat Edaran No. 521DPNP perihal Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan SE BI No. 1323DPNP tanggal
25 Oktober 2011 perihal Perubahan atas 521DPNP perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum,
PBI No. 131PBI2011 tanggal 5 Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Surat Edaran
SE Bank Indonesia No. 1324DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum,
dan ketentuan Bank Indonesia lainnya terkait dengan manajemen risiko.
Risiko-Risiko Bank
Sesuai ketentuan Bank Indonesia bahwa secara garis besar, risiko-risiko yang dihadapi Perseroan terdiri
dari risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi dan risiko
stratejik, risiko kepatuhan. Penjelasan risiko-risiko tersebut dapat disampaikan, sebagai berikut:
Risiko Kredit
Risiko Kredit merupakan risiko yang terjadi akibat kegagalan debitur danatau pihak lain dalam memenuhi
kewajiban kepada Bank. Untuk mengantisipasi tereksposnya Risiko Kredit, Bank sedang merencanakan
penerapan four eyes principle pemisahan fungsi dalam proses bisnis kredit komersial.
Bank telah mereview Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko yang juga mengatur kebijakan di bidang
manajemen risiko kredit, antara lain mengatur mengenai perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR
risiko kredit dengan pendekatan standar sesuai dengan SE BI No.136DPNPtanggal 18 Februari 2011 perihal
Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan
Standar. Bank secara teratur meninjau dan memperbarui
Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko serta Pedoman Kebijakan Kredit dan Pembiayaan untuk kredit Bank dan
pembiayaan sebagai bagian dari proses penilaian risiko. Eksposur Risiko Kredit dipantau sejak proses pemberian
kredit sampai dengan jatuh tempo kredit. Pemantauan risiko kredit di antaranya denganmengevaluasi eksposur
risiko kredit terhadap limit risiko kredit. Pemantauan risiko secara reguler dilakukan oleh RMD
melalui Risk Superintendent RS di divisi, Regional Risk Superintendent RRS di Kantor Wilayahdan Branch
Risk Oicer BROdi Kantor Cabang untuk memastikan bahwa unit kerja telah melakukan proses manajemen
risiko kredit dengan memadai. Langkah strategis lainnya dalam penerapan manajemen risiko kredit Bank
adalah dengan melakukan penyebaran risiko kredit dan pengendalian risiko konsentrasi kredit dengan
meningkatkan portofolio kredit maupun pembiayaan di luar sektor perumahan non-housing related.
Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas merupakan risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban
yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas danatau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat
diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
• Ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang
berasal dari aset produktif maupun yang berasal dari penjualan aset termasuk aset likuid; danatau
• Ketidakmampuan menghasilkan arus kas yang
berasal dari penghimpunan dana, transaksi antar Bank, dan pinjaman yang diterima.
Penerapan Manajemen Risiko
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Proses Manajemen Risiko Likuiditas meliputi Identiikasi Risiko Likuiditas, Pengukuran Risiko Likuiditas,
Pemantauan Risiko Likuiditas dengan memperhatikan indikator peringatan dini untuk mengetahui potensi
peningkatan Risiko Likuiditas Bank dan pengendalian Risiko Likuiditas. Pengendalian Risiko Likuiditas
dilakukan melalui beberapa cara yaitu : •
Strategi pendanaan dan strategi pricing •
Pengelolaan posisi likuiditas dan Risiko Likuiditas harian
• Pengelolaan aset likuid yang berkualitas tinggi
• Rencana pendanaan darurat
• Sistem Informasi Manajemen Risiko Likuiditas
untuk mendukung pelaksanaan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian, serta
pelaporan Risiko Likuiditas dalam kondisi normal dan kondisi krisis secara lengkap, akurat, terkini, dan
berkesinambungan.
Alat pengukuran yang digunakan dalam pengukuran Risiko Likuiditas antara lain adalah Rasio Likuiditas, Proil
Maturitas, Proyeksi arus kas, dan Stress testing pengujian terhadap kemampuan Bank untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas pada kondisi krisis dengan menggunakan skenario stress secara spesiik pada Bank maupun
general market stress scenario.
Risiko Pasar
Risiko Pasar merupakan risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif,
akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.Dalam
melakukan pengukuran risiko pasar, Bank menggunakan perhitungan Standard Method untuk menghitung
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM untuk Risiko Pasar. Risiko nilai tukar yang timbul dari luktuasi
nilai tukar dikelola dengan cara menjaga Posisi Devisa Neto sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Gejolak
eksternal juga diakomodasi dengan melakukan stress testing untuk melihat sejauh mana ketahanan Bank
terhadap beberapa skenario perubahan kondisi eksternal, khususnya perubahan suku bunga pasar.
Termasuk di dalam risiko pasar adalah risiko perubahan harga instrumen keuangan akibat perubahan faktor-
faktor pasar, seperti perubahan suku bunga dan perubahan nilai tukar.
Risiko Operasional
Risiko Operasional merupakan risiko akibat ketidakcukupan danatau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, danatau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi
operasional Bank. Dalam rangka menghitung kebutuhan modal minimum untuk Risiko Operasional, Bank
menerapkan metode Pendekatan Indikator Dasar Basic Indicator Approach, sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 113DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal
Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Operasional Dihitung dengan Pendekatan
Indikator Dasar PID.
Dalam rangka melakukan proses identiikasi dan pengukuran risiko, saat ini Bank sedang mengembangkan
aplikasi BTN-Loss Event Database BTN-LED. Aplikasi BTN- LED ini dirancang terhubung dengan kantor wilayah dan
kantor cabang. Dengan demikian Kantor Wilayah dan Kantor Cabang dapat secaraperiodik mengirimkan data
lost event masing-masing kantor secara online melalui media aplikasi berbasis web web based. Data yang
terkumpul selanjutnya akan diolah dan dianalisis. Dari hasil pengolahan dan analisis tersebut akan teridentiikasi
peta eksposur risiko dari masing-masing kantor Cabang. Berdasarkan peta eksposur risiko yang diperoleh,
selanjutnya dilakukan langkah mitigasi terhadap eksposur risiko yang teridentiikasi tersebut.Dalam pemantauan
Risiko Operasional dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan mitigasi risiko yang diberikan.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Mitigasi terhadap Risiko Operasional dilakukan oleh seluruh satuan kerja Bank.Kepatuhan terhadap
kebijakan dan prosedur merupakan salah satu bentuk mitigasi Risiko Operasional yang dilaksanakan oleh
seluruh satuan kerja Bank.Risk Management Division memastikan bahwa Bank telah memiliki kebijakan
dan prosedur yang memadai yang wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap satuan kerja operasional dalam
melaksanakan transaksi dan aktivitas dengan akurat, eisien dan tepat waktu. Bank juga telah menempatkan
Branch Compliance Supervisory Oicer BCSO di 83 di kantor cabang dari 87 kantor cabang yang berfungsi
untuk melakukan evaluasi tingkat kepatuhan atas aktivitas operasional transaksi maupun non transaksi
pada Kantor Wilayah dan Kantor Cabang konvensional maupun syariah, melakukan koordinasi terhadap unit-
unit kerja lainnya atas tindak lanjut aktivitas operasional yang memerlukan penyelesaian serta menumbuhkan
budaya kepatuhan dan sadar risiko dan melakukan monitoring terhadap tindak lanjut penyelesaian dan
atau perbaikan hasil evaluasi tingkat kepatuhan maupun hasil temuan audit. Dalam rangka meningkatkan Kualitas
Penerapan Manajemen Risiko Operasional, Bank sedang melakukan review terhadap Business Continuity Plan
sesuai dengan SE BI Nomor : 930DPNP tanggal 12 Desember 2007 perihal Pedoman Penerapan Manajemen
Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank umum.
Risiko Hukum
Risiko Hukum merupakan risiko akibat tuntutan dan atau kelemahan aspek yuridis dimana Risiko Hukum
dapat bersumber dari perikatan yang dilakukan oleh Bank.Bank melaksanakan identiikasi Risiko Hukum
berdasarkan faktor-faktor risiko yang meliputi tuntutan hukum dan adanya kelemahan aspek yuridis.
Pengukuran Risiko Hukum dilaksanakan oleh Risk Management Division bersama-sama Legal Division
LGD berdasarkan laporan hasil evaluasi atas analisis kasus-kasus hukum secara individual terhadap
kewajiban kontinjensi yang timbul dari tuntutan hukum yang terjadi.
Pemantauan Risiko Hukum dilaksanakan oleh Legal Division dengan mengevaluasi efektivitas implementasi
kebijakan, prosedur dan kepatuhan terhadap kebijakan, regulasi hukum serta ketentuan limit Bank Risk
Appetite dan Risk Tolerance. Pemantauan dilaksanakan secara berkala terhadap seluruh posisi Risiko Hukum.
Dalam melaksanakan pengendalian Risiko Hukum, LGD memberi masukan hukum dan rekomendasi
kepada setiap divisi dan satuan kerja serta melakukan review secara berkala terhadap perjanjian dan kontrak
kerjasama dengan counterparty.
Bank juga telah menempatkan Branch Legal Representative BLR di Kantor Cabang yang berfungsi
untuk memberikan pendapat hukum maupun konsultasi hukum kepada Kantor Cabang dalam rangka
pengamanan aspek hukum yang berkaitan dengan pemberian kredit dan restrukturisasi kredit, melakukan
observasi, penelitian dan memberikan saran terhadap operasional di unit kerja Kantor Cabang yang dinilai
memiliki potensi risiko hukum serta mendampingi, membantu dan berkoordinasi dengan Kantor Cabang
pada proses penyelesaian perkara yang berkaitan dengan hukum.
Risiko Reputasi
Risiko Reputasi merupakan risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan
stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.Identiikasi Risiko Reputasi dilakukan
pada faktor-faktor risiko yang melekat pada aktivitas fungsional yang mencakup keterbukaan informasi yang
material disclosure requirement, keluhan nasabah terhadap pelayanan Bank, perilaku karyawan Bank dalam
melayani nasabah, dan sistem komunikasi Bank.
Pengukuran Risiko Reputasi dilakukan berdasarkan hasil assessment terhadap faktor-faktor Risiko Reputasi. Risiko
Reputasi Bank dikelola oleh Corporate Secretary Division CSD dan Customer Care Division CCD dan dilaporkan
kepada Otoritas Jasa Keuangan oleh Customer Care Division CCD.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Dalam rangka pemantauan Risiko Reputasi, dikembangkan aplikasi Sistem Pengaduan Nasabah
SPN untuk mendukung layanan dan penanganan pengaduan nasabah yang memungkinkan proses
penanganan pengaduan secara online antar pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan di Kantor Cabang
dan Kantor Pusat. Hal ini berguna untuk memastikan terjaganya kepuasan nasabah.
Dalam pengendalian Risiko Reputasi, Corporate Secretary Division bertanggung jawab dalam penerapan
kebijakan yang berkaitan dengan penanganan dan penyelesaian berita negatif atau menghindari informasi
kontra produktif serta menjalankan fungsi Public Service Obligation PSO dalam rangka melaksanakan tanggung
jawab sosial perusahaan Corporate Social Responsibility CSR. Kegiatan Corporate Social Responsibility tidak
terfokus kepada kegiatan charity saja, tetapi juga dalam bentuk program yang berkesinambungan.Hal ini
diwujudkan dalam bentuk pemberian kredit subsidi dan pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
PKBL.
Risiko Stratejik
Risiko Stratejik merupakan risiko akibat ketidaktepatan Bank dalam pengambilan danatau pelaksanaan
suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.Identiikasi
Risiko Stratejik dilakukan berdasarkan atas faktor-faktor Risiko Stratejik pada aktivitas fungsional tertentu,
seperti aktivitas perkreditan, treasuri dan investasi, serta operasional dan jasa melalui business plan yang disusun
oleh Strategy PerformanceManagement Division SPMD sebagai penjabaran dari Kebijakan Umum Direksi
KUD.
Pengukuran Risiko Stratejik dilakukan berdasarkan pencapaian kinerja Bank yaitu dengan membandingkan
hasil aktual dengan target yang telah ditetapkan. Pemantauan Risiko Stratejik dilakukan oleh Strategy
and Performance Management Division SPMD secara berkala dengan memonitor pencapaian KeyPerfomance
Indicator KPI dan Risk Management Division RMD yang memonitor risk exposure dibandingkan dengan
risk appetite bank. Selanjutnya, Dewan Komisaris, Direksi dan Divisi mereview strategi dasar yang fokus pada
perubahan-perubahan antara lain struktur organisasi Bank, perkreditan komersial, pembiayaan perdagangan,
treasuri, operasional dan kekuatan serta kelemahan sistem teknologi informasi.
Dalam pengendalian Risiko Stratejik, Strategy PerformanceManagement Division SPMD berfungsi
menganalisis gap antara realisasi dan target bisnis dan menyampaikan langkah-langkah yang harus dilakukan
kepada Direksi secara berkala.
Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan merupakan risiko akibat Bank tidak mematuhi danatau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Dalam mengidentiikasi Risiko Kepatuhan, Compliance
Division CMPD melalui BCSO melakukan evaluasi eksposur Risiko Kepatuhan terhadap ketentuan eksternal
yang melekat inherent pada ketentuan internal. Di samping itu, Compliance Division menganalisis kejadian
yang menyebabkan timbulnya Risiko Kepatuhan dengan cara :
•
Memberikan kajian kepatuhan terhadap produk baru dan konsep peraturan internal yang baru
• Melakukan kajian terhadap peraturan internal yang
masih berlaku •
Melakukan sosialisasi kebijakan regulator baru kepada divisi-divisi dan Kantor Cabang.
Dalam rangka meminimalkan dampak Risiko Kepatuhan, Legal Divison LGD telah menyediakan portal khusus
yang bernama Akses Internal Manajemen Standar AIMS untuk memudahkan seluruh unit kerja melakukan akses
terhadap ketentuan internal Bank.
Pengukuran Risiko Kepatuhan dilakukan terhadap potensi kerugian yang disebabkan oleh ketidakpatuhan
dan ketidakmampuan Bank dalam memenuhi ketentuan eksternal yang berlaku. Besarnya Risiko Kepatuhan
diestimasi berdasarkan kemampuan Bank untuk memenuhi seluruh peraturan pada waktu yang lampau
dan yang akan datang. Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk mereview semua penalti, litigasi, dan keluhan
nasabah yang pernah diterima Bank.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Dalam pemantauan Risiko Kepatuhan, Risk Management Divisiondan Compliance Division bertugas untuk
mengevaluasi efektivitas implementasi manajemen Risiko Kepatuhan dengan memantau secara berkala
seluruh jenis kegiatan yang berpotensi menimbulkan Risiko Kepatuhan.
Upaya Mengelola Risiko
Perseroan sebagai Bank yang fokus utamanya di bidang pemberian kredit atau pembiayaan perumahan,
portofolio asetnya didominasi oleh Kredit Pemilikan Rumah KPR yang dipengaruhi oleh adanya perubahan
iklim bisnis eksternal seperti inlasi, tingkat BI Rate. Upaya meminimalkan dampak negatif tersebut
dilakukan dengan pengelolaan risiko secara day to day risk management activities, dengan berlandaskan
prinsip Good Corporate Governance GCG untuk memastikan seluruh proses dan mekanisme yang
terjadi dalam mencapai tujuan perusahaan, mencegah perusahaan dari penyimpangan dan risiko yang
dapat mengakibatkan kegagalan pencapaian tujuan perusahaan, serta berlandaskan prinsip kehati-hatian
untuk memastikan pertumbuhan kinerja Bank yang sehat dan berkesinambungan.
Sebagai tindak lanjut penerapan Pilar 1 Basel II, Bank telah mengimplementasikan pengukuran risiko kredit
dengan menggunakan Standardized Approach sesuai dengan SE BI No. 136DPNP tanggal 18 Februari 2011
perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan
Pendekatan Standar.Selain dari itu Bank juga telah melakukan perhitungan kebutuhan modal minimum
dengan menggunakan Basic Indicator Approach untuk risiko operasional sesuai dengan SE BI No. 113
DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko
Operasional. Penggunaan Standardized Model untuk risiko pasar sesuai dengan SE BI No.933DPNP tanggal 18
Desember 2007 perihal Pedoman Penggunaan Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan
Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar.
Guna melengkapi pengukuran risiko khususnya risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas. Bank melakukan
stress testing secara berkala untuk menilai kecukupan modal dalam hal terjadinya kejadian-kejadian risiko yang
bersifat ekstrimatau catastrophy.Saat ini, stress test yang dilakukan oleh bank difokuskan pada 3 tiga jenis risiko
yaitu risiko kredit, risiko pasar termasuk di dalamnya risiko suku bunga dan risiko likuiditas. Stress testing Risiko Kredit
telah dilakukan satu kali dalam setahun, stress testing Risiko Pasar dua kali dalam setahun dan stress testing Risiko
Likuiditas dilakukan pada Laporan Proil Risiko Bank.
Bank juga telah melakukan kaji ulang terhadap Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR guna meningkatkan
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko minimal 1 satu tahun sekali. Untuk selanjutnya, berkaitan dengan
rencana implementasi Basel III Bank telah melakukan persiapan penerapan kerangka kerja Basel III dan terlibat
dalam workinggroup di bawah koordinasi Otoritas Jasa Keuangan.
Sistem Manajemen Risiko
Komisaris dan Direksi
Tata kelola risiko Bank yang berlandaskan prinsip GCG terwujud dari terlibatnya seluruh organ Bank dalam
pengelolaan manajemen risiko. Hal ini dapat dilihat dari susunan organisasi manajemen risiko Bank.
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab untuk memastikan penerapan Manajemen Risiko telah
memadai sesuai dengan karakteristik, kompleksitas dan proil Risiko Bank. Dewan Komisaris dan Direksi berperan
aktif pada proses manajemen risiko dalam rangka memitigasi risiko Bank melalui Kualitas Penerapan
Manajemen Risiko meliputi tata kelola risiko, kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko dan
kecukupan sistem informasi manajemen risiko, serta kecukupan sistem pengendalian risiko.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Komite Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko bertugas dan bertanggung jawab dalam memberikan pendapat yang memerlukan perhatian
Dewan Komisaris dengan melakukan evaluasi atas kebijakan manajemen risiko Bank Risiko Kredit, Risiko Pasar,
Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Stratejik, dan Risiko Kepatuhan, melakukan
evaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko Bank dengan pelaksanaannya, mendorong pemberdayaan
fungsi manajemen risiko bank, melakukan pemantauan atas risiko akibat perubahan indikator-indikator dalam
pasar suku bunga, kurs, dll untuk memastikan perubahan tersebut tidak mengganggu kestabilan Bank, melakukan
pemantauan atas sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan usaha dan operasional Bank, mengevaluasi
kebijakan, sistem dan pengendalian internal yang efektif untuk mengidentiikasikan, mengukur, memantau, dan
mengendalikan risiko konsentrasi kredit, melakukan pemantauan atas pengendalian internal penyaluran kredit
serta melaporkan kepada Dewan Komisaris dalam hal kemungkinan terjadinya risiko Bank dan mengusulkan
alternatif penyelesaiannya.
Komite Manajemen Risiko
Komite Manajemen Risiko KMR berperan aktif dalam memberikan pertimbangan-pertimbangan terhadap
risiko yang melekat pada kebijakan yang akan ditetapkan Direksi maupun memberikan evaluasi terhadap
ketentuan-ketentuan yang dirasa kurang sesuai dengan perkembangan terkini dan perlu dilakukan penyesuaian.
KMR terlibat secara aktif dalam melakukan penilaian risiko yang melekat pada setiap produk danatau
jasa aktivitas baru sehingga Bank dapat melakukan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan. Selain itu
apabila dipandang perlu KMR dapat melakukan evaluasi terhadap Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR.
Satuan Kerja Manajemen Risiko
Risk Management Division RMD merupakan Satuan Kerja Manajemen Risiko SKMR pada Bank, dipimpin
oleh seorang Kepala Divisi yang bertanggung jawab langsung kepada Managing Director Risk, Compliance
Strategy. Struktur Organisasi Risk Management Division terdiri dari Market Risk Management Department,
Credit Risk Management Department, Operational Risk Management Department dan Risk Oicer Coordination
Departement. Market Risk Management Department berfungsi
untuk melakukan pengelolaan Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas. Fungsi Credit Risk Management Department
melakukan pengelolaan Risiko Kredit sedangkan Operational Risk Management Department berfungsi
mengelola Risiko Operasional, Risiko Kepatuhan, Risiko Stratejik, Risiko Reputasi dan Risiko Hukum. Setiap
Departement Head dibantu oleh Unit Policy Procedure dan Unit Assessment Measurement.
Dalam menjalankan fungsi pemantauan risiko pada tingkat Divisi dan Kantor Cabang, Kepala Risk
Management Division dibantu oleh Branch Risk Oicer BRO, Regional Risk Superintendent RRS, Risk
Superintendent RS, dan di bawah koordinasi Risk Oicer Coordination ROC Departement Head yang
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Risk Management Division RMD.
Branch Risk Oicer BRO adalah pejabat yang bertanggung jawab langsung kepada ROC Departement
Head dan bertugas melakukan pemantauan implementasi manajemen risiko di Kantor Cabang
dengan melakukan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan dan merekomendasikan pengendalian
risiko kepada Kantor Cabang dimana BRO bertugas.
Regional Risk Superintendent RRS adalah pejabat yang bertanggung jawab langsung kepada ROC Departement
Head dan bertugas melakukan pemantauan implementasi manajemen risiko di Kantor Wilayah
dengan melakukan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan dan merekomendasikan pengendalian
risiko kepada Kantor Wilayah dimana RRS bertugas.
Risk Superintendent RS merupakan pejabat yang bertanggung jawab langsung pada ROC Departement
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Head dan bertugas melakukan pemantauan implementasi manajemen risiko di Divisi dengan melakukan
proses identiikasi, pengukuran, pemantauan dan merekomendasikan pengendalian risiko kepada Divisi.
Bank telah membentuk Risk Superintendent di Kantor Pusat, Regional Risk Superintendent RRS di Kantor Wilayah
dan Branch Risk Oicer BRO di Kantor Cabang dalam
rangka pengawasan aktif pengelolaan risiko di Divisi, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang. Per Desember 2014, jumlah
Risk Superintendent yang ditempatkan di Kantor Pusat ada 4 orang yaitu Credit Risk Superintendent CRS, Market Risk
Superintendent MRS, Operational Risk Superintendent ORS dan Sharia Risk Superintendent SRS. Sementara itu,
terdapat 2 dua orang RRS Regional Risk Superintendent yang ditempatkan di Kantor Wilayah I dan Kantor Wilayah III
dan 60 orang Branch Risk Oicer BRO ditempatkan di 55 Kantor Cabang Konvensional dan 5 Kantor Cabang Syariah
dari 87 Kantor Cabang. Untuk beberapa Kantor Cabang yang belum ditempatkan BRO, pemantauan pengelolaan
risiko dilakukan oleh BRO dari Kantor Cabang terdekat.
Kebijakan dan Prosedur Pengelolaan Risiko
Bank telah memiliki panduan kebijakan di bidang manajemen risiko yaitu Pedoman Kebijakan Manajemen
Risiko PKMR di mana di dalamnya terdapat ketentuan- ketentuan minimal yang disyaratkan di dalam Peraturan
Bank Indonesia. Pengkajian ulang terhadap kebijakan internal juga dilakukan agar sesuai dengan ketentuan
terkini dari regulator dengan melakukan gap analysis serta mengakomodasi best practices yang lazim
digunakan untuk meningkatkan kualitas penerapan manajemen risiko.
Sistem informasi manajemen risiko pada tahap awal difokuskan pada pengumpulan dan perbaikan database
risiko yang diharapkan dapat dikembangkan dan diaplikasikan ke dalam sistem teknologi informasi
secara bertahap agar proses pengukuran risiko dan pemantauan risiko dapat dilakukan secara terintegrasi
dan dapat disajikan secara tepat waktu.
Pengembangan SDM di bidang Manajemen Risiko
Di bidang pengembangan sumber daya manusia, Bank telah melaksanakan program pengembangan
SDM di bidang pendidikan dan pelatihan bagi pejabat manajemen risiko, yaitu: Risk Superintendent RS di
Kantor Pusat Regional Risk Superintendent RRS di Kantor Wilayah dan Branch Risk Oicer BRO di Kantor
Cabang dalam menjalankan fungsinya memberikan second opinion dan opini risiko yang melekat dalam
setiap bisnis Bank. Selain itu, Bank juga melaksanakan program peningkatan kompetensi di bidang manajemen
risiko, Bank mengikutsertakan seluruh pegawai sesuai job speciication termasuk di RMD, dalam rangka
sertiikasi manajemen risiko..
Bank secara berkala mengadakan pendidikan dan pelatihan serta aktif mengikutsertakan staf dan
pejabatnya dalam seminar yang terkait dengan manajemen risiko.
Bank juga melakukan in-house training dan melakukan pre-test sebagai saringan awal bagi pejabat dan
karyawan yang akan mengikuti ujian sertiikasi manajemen risiko yang diselenggarakan LSPP Lembaga
Sertiikasi Profesi Perbankan.
Perbaikan dan Peningkatan Pengelolaan Risiko
Peningkatan risk awareness yang berlandaskan prinsip GCG dalam lingkungan perusahaan dilakukan melalui
pendidikan sertiikasi manajemen risiko bagi seluruh pejabat Bank dan peningkatan technical competency
bagi Analis, Oicer Development Program, Supporting
Staf, Business Process Staf, General Banking Staf melalui penyampaian modul manajemen risiko. Di
samping itu, Risk Management Division telah melakukan sosialisasi Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko revisi
terbaru kepada seluruh unit kerja.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Target dan Inisiatif Strategis Pelaksanaan Manajemen Risiko
Tahun 2014
Target dan inisiatif strategis terkait pelaksanaan manajemen risiko pada tahun 2014, sebagai berikut:
• Penerapan manajemen risiko selain difokuskan
kepada pengembangan dan simulasi pengukuran risiko dan permodalan, juga difokuskan kepada
pengembangan budaya sadar risiko pada segenap jajaran di Bank BTN serta pada fungsi Ex Ante
dalam rangka meminimalisir timbulnya eksposur risiko sehingga kebijakan manajemen risiko yang
telah ditetapkan dapat diimplementasikan dalam kegiatan usaha dan operasional harian pada setiap
level. •
Mengingat risiko terbesar Bank BTN adalah risiko kredit dan risiko operasional, maka dipandang
perlu untuk memperbaiki kualitas kredit dan meningkatkan kualitas penerapan manajemen
risiko operasional pada proses bisnis kredit komersial.
• Penyusunan kebijakan dan prosedur Manajemen
Risiko tahun 2014, sebagai berikut : 1.
Penyusunan dan penerbitan SE No. 32DIR RMD2014 tanggal 30 Juni 2014 perihal
Petunjuk Pelaksanaan Proses Pengukuran Risiko Likuiditas.
2. Review Peraturan Direksi mengenai Pedoman
Kebijakan Manajemen Risiko yang mengatur tentang risk appetite manajemen Bank BTN
yaitu Peraturan Direksi No. 07PDRMD2013 tanggal 27 November 2013 tentang Pedoman
Kebijakan Manajemen Risiko PKMR PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
3. Penyusunan dan penerbitan Pedoman
Kebijakan Manajemen Risiko yang diatur dalam Peraturan Direksi 12PDRMD2014
tanggal 31 Desember 2014 tentang Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR PT Bank
Tabungan Negara Persero Tbk. •
Pelaksanaan stress testing untuk Risiko Kredit telah dilakukan 1 satu kali dalam setahun, stress testing
Risiko Pasar 2 dua kali dalam setahun dan stress testing Risiko Likuiditas dilakukan sebanyak 3 tiga
kali dalam setahun guna menilai ketahanan Bank terhadap skenario stresskrisis.
Pengawasan Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas, di antaranya:
a. Menyetujui kebijakan Manajemen Risiko termasuk
strategi dan kerangka Manajemen Risiko yang ditetapkan sesuai dengan tingkat risiko yang
diambil risk appetite dan toleransi risiko risk tolerance;
b. Mengevaluasikebijakan Manajemen Risiko dan
Strategi Manajemen Risiko paling kurang satu kali dalam satu tahun atau dalam frekuensi yang lebih
sering dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha Bank secara
signiikan; 1.
Dewan Komisaris telah mengevaluasi Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko melalui
Surat Komisaris kepada Direksi No. 105KOM BTNIX2014 tanggal 15 September 2014
perihal Tanggapan Review Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR atas usulan Direksi
melalui Surat Direksi No. 474SDIRRMD VII2014 tanggal 11 Juli 2014 Perihal Mohon
Persetujuan Hasil Review Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR PT Bank Tabungan
Negara Persero Tbk. Tahun 2013, beberapa hal yang disarankanmenjadi masukan Dewan
Komisaris yaitu : i.
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Risiko Aktivitas Reksadana dan Bancassurance
serta Pedoman Manajemen Risiko Penggunaan Teknologi Informasi
merupakan petunjuk pelaksanaan dan atau petunjuk teknis untuk kegiatan
usaha bank sehingga dikategorikan sebagai Surat Edaran Direksi.
ii. Tidak ada perbedaan Risk Appetite dan
Risk Tolerance untuk risiko kredit pada tabel review dan PKMR.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
iii. Disarankan untuk waktu yang akan datang bila saat ini belum memungkinkan agar
metode penetapan likuiditas sekunder tersebut dikaji ulang guna memperoleh
motederumusan yang lebih sesuai dengan kondisi yang adabest practice
perbankan. iv. Penetapan Risk Tolerance pada Risiko
Hukumdan Risiko dapat dirumuskan secara kuantitatif.
2. Dewan Komisaris telah menyetujui hasil review
Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko tahun 2013 melalui Surat No. 138KOMBTNXII2014
tanggal 10 Desember 2014 perihal Persetujuan Hasil Review Pedoman Kebijakan Manajemen
Risiko PKMR PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk Tahun 2013.
c. Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi dan
memberikan arahan perbaikan atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko secara berkala. Evaluasi
dilakukan dalam rangka memastikan bahwa Direksi telah mengelola aktivitas dan risiko-risiko Bank
secara efektif. 1.
Proil risiko disampaikan kepada Komisaris secara triwulanan sebagai bahan evaluasi atas
pelaksanaan kebijakan manajemen risiko.. 2.
Rapat berkala Komite Pemantau Risiko dengan RMD setiap satu kali dalam sebulan untuk
membahas isu-isu terkini, Proil Risiko secara Triwulanan Bank BTN, Tingkat Kesehatan Bank
dan hal-hal yang terkait dengan manajemen risiko Bank BTN.
Direksi memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas, diantaranya:
a. Menyusun kerangka Manajemen Risiko termasuk
strategi manajemen risiko secara tertulis dan komprehensif termasuk kebijakan limit risiko
secara keseluruhan dan per jenis risiko, dengan memperhatikan tingkat risiko yang diambil dan
toleransi risiko terhadap kecukupan permodalan. Setelah mendapat persetujuan dari Dewan
Komisaris maka Direksi menetapkan kerangka Manajemen Risiko dan strategi dimaksud;
1. Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Direksi dalam penerapan manajemen risiko , Direksi telah melakukan :
i.
Direksi telah menyampaikan usulan perubahan PKMR tersebut kepada Dewan
Komisaris melalui Surat Direksi No. No. 474SDIRRMDVII2014 tanggal 11 Juli
2014 Perihal Mohon Persetujuan Hasil Review Pedoman Kebijakan Manajemen
Risiko PKMR PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk. Tahun 2013. Usulan
tersebut telah mendapat tanggapan evaluasi dari Dewan Komisaris melalui
Surat No. 105KOMBTNIX2014 tanggal 15 September 2014 perihal Tanggapan
Review Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR, terdapat beberapa evaluasi
dari Dewan Komisaris terhadap usulan perubahan PKMR tersebut serta telah
ditanggapi kembali oleh Direksi melalui Surat Direksi No. 710DIRRMDX2014
tanggal 28 Oktober 2014 perihal Mohon Persetujuan Hasil Review Pedoman
Kebijakan Manajemen Risiko PKMR PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Tahun 2013.
ii. Melalui memo TRSD No. 547MTRSD
BSLMXI2014 tanggal 12 November 2014 perihal Risalah Rapat ALCO Tgl 28 Oktober
2014, sesuai arahan Direktur Treasury dan hasil kajian dari RMD melalui memo
No. 115MRMDMRDX2014 tanggal 17 Oktober 2014 perihal Second Opinion
Kajian Risiko Atas Perubahan Limit Secondary Reserve Bank BTN dimana
Secondary Reserve SR agar dipelihara dengan deviasi maksimum 20 Rp 840
Miliar di bawah batas mínimum Rp 4.2 Triliun SR sesuai ketentuan tanpa giro
FLPP minimal sama dengan Rp 3.3 Triliun.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
b. Menyusun, menetapkan, dan mengkinikan prosedur
dan alat untuk mengidentiikasi, mengukur, memonitor, dan mengendalikan risiko;
Direksi menyusun, menetapkan dan mengkinikan prosedur dan alat untuk mengidentiikasi,
mengukur, memonitor dan mengendalikan risiko likuiditas melalui Surat Edaran Direksi No. 32DIR
RMD2014 tanggal 30 Juni 2014 perihal Petunjuk Pelaksanaan Proses Pengukuran Risiko Likuiditas
c. Menyusun dan menetapkan mekanisme
persetujuan transaksi, termasuk yang melampaui limit dan kewenangan untuk setiap jenjang jabatan;
1. Direksi telah menetapkan limit risiko dan besar
maksimum risiko dengan mempertimbangkan pengalaman, kemampuan mengelola
manajemen risiko, sumber daya manusia, peraturan-peraturan Bank Indonesia, dan
praktek prudential banking yang baik.
2. Penetapan limit risiko disusun oleh Satuan
Kerja Bisnis untuk kemudian direkomendasikan kepada Satuan Kerja Manajemen Risiko dan
Komite Manajemen Risiko merekomendasikan kepada Direktur Utama dan disetujui oleh
Direksi.
3. Terdapat klasiikasi limit kewenangan dalam
memutus kredit di Kantor Cabang dan Kantor Pusat per level jabatan.
4. Terdapat klasiikasi limit kewenangan dalam
melakukan transaksi treasury per level jabatan. 5.
Terdapat klasiikasi limit kewenangan dalam melakukan otorisasi dan iat bayar di Kantor
Cabang dan Kantor Pusat per level jabatan.
d. Mengevaluasi danatau mengkinikan strategi dan kerangka Manajemen Risiko paling kurang satu kali
dalam satu tahun atau dalam frekuensi yang lebih sering dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor
yang mempengaruhi kegiatan usaha Bank, eksposur risiko, danatau proil risiko secara signiikan.
Direksi telah menyampaikan usulan perubahan PKMR tersebut kepada Dewan Komisaris melalui
Surat Direksi No. No. 474SDIRRMDVII2014 tanggal 11 Juli 2014 Perihal Mohon Persetujuan
Hasil Review Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR PT Bank Tabungan Negara Persero
Tbk. Tahun 2013. Usulan tersebut telah mendapat tanggapanevaluasi dari Dewan Komisaris
melalui Surat No. 105KOMBTNIX2014 tanggal 15 September 2014 perihal Tanggapan Review
Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR, terdapat beberapa evaluasi dari Dewan Komisaris
terhadap usulan perubahan PKMR tersebut serta telah ditanggapi kembali oleh Direksi melalui
Surat Direksi No. 710DIRRMDX2014 tanggal 28 Oktober 2014 perihal Mohon Persetujuan Hasil
Review Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko PKMR PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Tahun 2013.
e. Menetapkan struktur organisasi termasuk
wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang terkait dengan
penerapan Manajemen Risiko;
Direksi telah menetapkan melalui Peraturan Direksi mengenai organisasi manajemen risiko
yang terdiri dari Komite Manajemen Risiko dan divisi-divisi yang mendukung penerapan
manajemen risiko yaitu RMD sebagai Satuan Kerja Manajemen Risiko, fungsi pengendalian intern
oleh IAD sebagai Satuan Kerja Audit Intern dan fungsi kepatuhan dilakukan oleh CMPD sebagai
Satuan Kerja Kepatuhan termasuk wewenang dan tanggung jawab masing-masing satuan kerja
tersebut.
f. Bertanggung jawab atas pelaksanaan strategi dan
kerangka Manajemen Risiko yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris serta mengevaluasi dan
memberikan arahan berdasarkan laporan-laporan yang disampaikan oleh SKMR termasuk laporan
mengenai proil risiko;
1. Sebagai bagian dari pelaksanaan tanggung
jawab tersebut, Direksi memberikan arahan antara lain pada laporan-laporan yang
disampaikan oleh RMD, yaitu : a.
Proil Risiko Bank yang disampaikan secara triwulanan.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
b. Laporan Pemantauan Posisi dan Risiko
Likuiditas disampaikan secara pekanan. c.
Laporan Hasil Pemantauan Eksposur Risiko Kredit yang disampaikan secara
bulanan. d.
Stress Testing periode Juli-Desember 2014:
• Stress Testing Risiko Pasar telah
dilakukan sebanyak 2 kali sesuai dengan Memo RMD No. 99MRMD
MRDVIII2014 tanggal 21 Agustus 2014 perihal Penyampaian Analisis
Sensitivitas Risiko Pasar Posisi 31 Juli 2014 dan No. 253MRMDCRMD
XI2014 tanggal 26 November 2014 perihal Penyampaian Hasil Stress
Testing yang disampaikan juga kepada OJK melalui surat No. 10S
RMDXI2014 tanggal 28 November 2014 perihal Penyampaian Hasil
Stress Testing. •
Stress Testing Risiko Likuiditas telah dilakukan sebanyak 3 kali yaitu
untuk posisi 30 Juni 2014 yang disampaikan melalui Laporan Proil
Risiko Triwulan II 2014 dan untuk posisi 30 September 2014 melalui
Laporan Proil Risiko Triwulan III 2014 serta disampaikan juga kepada OJK
melalui surat No. 10SRMDXI2014 tanggal 28 November 2014 perihal
Penyampaian Hasil Stress Testing.
• Stress Testing Risiko Kredit telah
dilakukan sebanyak 4 kali sesuai dengan Memo RMD No. 253M
RMDCRMDXI2014 tanggal 26 November 2014 perihal
Penyampaian Hasil Stress Testing dan disampaikan juga kepada OJK
melalui surat No. 10SRMDXI2014 tanggal 28 November 2014 perihal
Penyampaian Hasil Stress Testing. g. Memastikan seluruh risiko yang material dan
dampak yang ditimbulkan oleh risiko dimaksud telah ditindaklanjuti dan telah menyampaikan
laporan pertanggungjawaban kepada Dewan Komisaris secara berkala. Laporan dimaksud
antara lain memuat laporan perkembangan dan permasalahan terkait risiko yang material disertai
langkah-langkah perbaikan yang telah, sedang, dan akan dilakukan;
1. Berdasarkan proil risiko bank, jenis risiko yang
bersifat signiikan bagi bank adalah risiko kredit dan risiko likuiditas. Melalui mekanisme
proil risiko bank, laporan pemantauan posisi dan risiko likuiditas serta laporan hasil
pemantauan eksposur risiko kredit, Direksi memastikan bahwa unit-unit kerja terkait,
menindaklanjuti rekomendasi-rekomendasi dalam laporan-laporan tersebut sehingga
dengan demikian risiko kredit dan risiko likuiditas dapat diminimalisasi.
2. Perkembangan kedua jenis risiko yang
signiikan di atas telah disampaikan kepada Dewan Komisaris oleh Direksi melalui
mekanisme Penyampaian Laporan Proil Risiko Bank secara triwulanan.
h. Memastikan pelaksanaan langkah-langkah perbaikan atas permasalahan atau penyimpangan
dalam kegiatan usaha Bank yang ditemukan oleh SKAI;
1. Direksi telah memastikan langkah-
langkah perbaikan atas permasalahan atau penyimpangan dalam kegiatan usaha bank
melalui : a.
Pemberian arahan pada Laporan monitoring tindak lanjut temuan pemeriksaan ekstern
intern yang disampaikan IAD setiap triwulanan kepada Direksi.
b. Mengevaluasi hasil tindak lanjut audit tahun sebelumnya pada exit meeting
Audit c.
Rapat Komite Audit
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
i. Mengembangkan budaya Risiko diawali dengan
kesadaran risiko pada seluruh jenjang organisasi, antara lain meliputi komunikasi yang memadai
kepada seluruh jenjang organisasi tentang pentingnya pengendalian intern yang efektif;
1. Sebagai bagian dari mengembangkan budaya
manajemen risiko, Direksi memastikan antara lain adanya :
a. Sertiikasi manajemen risiko dan program
refreshment sertiikasi kepada pegawai dan pejabat Bank BTN.
b. Pemberian pelatihan manajemen risiko pada pegawai baru.
c. Penambahan Branch Risk Oicer BRO
termasuk pemberian pelatihan kepada BRO baru.
j. Memastikan kecukupan dukungan keuangan dan
infrastruktur untuk mengelola dan mengendalikan risiko;
Melalui laporan stress testing dan dalam Laporan Pemantauan Posisi dan Risiko Likuiditas yang
disampaikan pekanan, Direksi memastikan kecukupan keuangan yang dimiliki Bank. Direksi
juga memutuskan ketentuan-ketentuan yang mengatur standar infrastruktur agar dapat
mengelola dan mengendalikan risiko k.
Memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko telah diterapkan secara independen yang dicerminkan
antara lain adanya pemisahan fungsi antara SKMR yang melakukan identiikasi, pengukuran, pemantauan
dan pengendalian risiko dengan satuan kerja yang melakukan dan menyelesaikan transaksi.
Direksi telah memastikan bahwa fungsi manajemen risiko telah diterapkan secara independen terhadap
satuan kerja bisnis dan IAD, RMD sebagai Satuan Kerja Manajemen Risiko SKMR telah menjalankan
fungsinya sebagai Risk Manager yang terus melakukan identiikasi, pengukuran, pemantauan
dan pengendalian risiko dan satuan kerja bisnis atau satuan kerja operasional sebagai Risk Owner
yang wajib menyampaikan laporan atau informasi mengenai eksposur risiko yang dikelola satuan kerja
tersebut kepada RMD.
Pelaksanaan Implementasi Basel
a. Pelaksanaan implementasi Basel II di tahun 2014
1. Sebagai tindak lanjut penerapan Pilar 1 Basel II,
Bank telah mengimplementasikan pengukuran risiko kredit dengan menggunakan
Standardized Approach sesuai dengan SE BI No. 136DPNP tanggal 18 Februari 2011
perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Kredit
dengan menggunakan Pendekatan Standar. Selain dari itu Bank juga telah melakukan
perhitungan kebutuhan modal minimum dengan menggunakan Basic Indicator Approach
untuk risiko operasional sesuai dengan SE BI No. 113DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal
Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Operasional. Penggunaan
Standardized Model untuk risiko pasar sesuai dengan SE BI No.1421DPNP tanggal 18 Juli
2012 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 933DPNP tanggal 18
Desember 2007 perihal Pedoman Penggunaan Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar.
2. Penerapan Pilar 2 Basel II adalah Supervisory
Review, Bank telah menyampaikan laporan perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum KPMM sesuai Proil Risiko ke Otoritas Jasa Keuangan setiap semester.
3. Bank telah menerapkan Pilar 3 Basel II yaitu
Disclosure. antara lain melalui penyampaian report kepada publik :
i.
Laporan Keuangan Publikasi 3 bulanan yang disajikan sesuai dengan PSAK 5055
revisi 2006 dan PSAK 60.
ii. Laporan Keuangan Audited.
iii. Annual Report. iv. Sustainability Report.
v. Laporan Penerapan GCG
b. Persiapan implementasi Basel III Sejalan dengan perkembangan terkini kerangka
kerja manajemen risiko yang telah disusun oleh
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Basel Committee on Banking Supervision dalam rangka memperkuat permodalan bank untuk
memitigasi risiko procyclicality dan systemicrisk serta menerapkan standar likuiditas global, Bank
juga telah mempersiapkan diri guna mengadopsi dan mengimplementasikan manajemen risiko
dengan kerangka kerja Basel III. Persiapan yang telah dilakukan oleh bank, antara lain melakukan
simulasi konsep Basel III berkaitan dengan risiko likuiditas melalui simulasi perhitungan LCR
Liquidity Coverage Ratio dan NSFR Net Stable Funding Ratio dalam pengelolaan likuditas bank.
Sesuai dengan PBI No.1512PBI2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum, Bank telah melakukan perhitungan ICAAP Internal Capital Adequacy
Assessment Process setiap 6 enam bulan sekali untuk menetapkan kecukupan modal sesuai
dengan proil risiko Bank, dan penetapan strategi untuk memelihara tingkat permodalan Bank.
Selain kewajiban penyediaan modal minimum sesuai proil risiko sebagaimana dimaksud di atas,
Bank wajib membentuk tambahan modal sebagai penyangga bufer.
Tambahan modal sebagaimana dimaksud berupa: 1.
Capital Conservation Bufer yang dilakukan secara bertahap sebagai berikut :
i. Sebesar 0,625 nol koma enam ratus
dua puluh lima persen dari ATMR mulai tanggal 1 Januari 2016;
ii. Sebesar 1,25 satu koma dua puluh lima
persen dari ATMR mulai tanggal 1 Januari 2017;
iii. Sebesar 1,875 satu koma delapan ratus tujuh puluh lima persen dari ATMR mulai
tanggal 1 Januari 2018; dan iv. Sebesar 2,5 dua koma lima persen dari
ATMR mulai tanggal 1 Januari 2019. 2.
CountercyclicalBufer ditetapkan dalam kisaran sebesar 0 nolpersen sampai dengan 2,5
dua koma lima persen dari ATMR. Penetapan besarnya persentase Countercyclical
Buferdilakukan oleh Bank Indonesia.
3. Capital Surchargeuntuk D-SIB ditetapkan
dalam kisaran sebesar1 satu persen sampai dengan 2,5 dua koma lima persen
dariATMR.Penetapan besarnya persentase Capital Surchargeuntuk D-SIBdilakukan oleh
otoritasyang berwenang.
Kecukupan Proses Identiikasi, Pengukuran, Pemantauan dan
Pengendalian Risiko
Proses identiikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko dilakukan oleh Satuan Kerja
Manajemen Risiko dalam hal ini RMD yang memiliki unit kerja assessment and measurement untuk
mengidentiikasi dan mengukur masing-masing risiko serta unit kerja Risk Oicer Coordination Departement
sebagai unit untukmemonitor kesesuaian pelaksanaan dengan kebijakandan prosedur yang telah dibuat. Di
Kantor Cabang RMD memiliki Branch Risk Oicer yang bertugas memonitor eksposur risiko yang ada di KC serta
memberikan mitigasinya.
Kecukupan Sistem Informasi Manajemen Risiko
Saat ini Bank BTN sedang menyusun perencanaan untuk menggunakan Risk Management Solution RMS
sebagai system informasi manajemen risiko terutama Sistem Monitoring Risiko Likuiditas dan Internal Credit
Rating ICR sebagai salah satu sistem yang dapat mengumpulkan datainformasi yang diperlukan untuk
memonitor risiko kredit. Bank BTN juga telah memiliki BTN LED-Tools yang membantu mengumpulkan
informasi loss event yang terjadi di Kantor Cabang sehingga dapat diketahui risiko-risiko yang terjadi di KC
dan dapat ditindaklanjuti dengan memitigasinya.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Evaluasi Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Risk Management Division sebagai Satuan Kerja Manajemen Risiko secara rutin per triwulan melakukan
evaluasi atas pelaksanaan efektivitas sistem manajemen risiko dengan menggunakan tools proil risiko yang
meliputi pengelolaan risiko untuk risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko kepatuhan,
risiko hukum, risiko reputasi dan risiko stratejik. Sebagaimana diatur dalam PBI Nomor 58PBI2003
tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum dan PBI No. 1125PBI2009 tentang Perubahan atas
Peraturan Bank Indonesia Nomor 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, laporan
proil risiko tersebut mencakup penilaian terhadap Risiko Inheren dan penilaian terhadap Kualitas Penerapan
Manajemen Risiko Bank. Penilaian Risiko Inheren merupakan penilaian atas
Risiko yang melekat pada kegiatan bisnis Bank, baik yang dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak,
yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan Bank. Penilaian Kualitas Penerapan Manajemen
Risiko merupakan penilaian terhadap 4 empat aspek yang saling terkait meliputi tata kelola risiko,
kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko, kecukupan sumber daya manusia, dan kecukupan
sistem informasi manajemen, serta kecukupan sistem pengendalian risiko.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Sistem Pengendalian Internal SPIN
Gambaran Singkat Sistem Pengendalian Interen SPIN Sistem Pengendalian Intern SPIN merupakan suatu
mekanisme proses pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen Bank secara berkesinambungan on
going basis yang kualitas disain dan pelaksanaannya dipengaruhi oleh Dewan Komisaris, Direksi serta seluruh
pejabat dan pegawai Bank, dirancang untuk dapat memberikan keyakinan yang memadai guna menjaga
dan mengamankan harta kekayaan Bank, menjamin tersedianya laporan yang akurat, meningkatkan
kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak kerugian keuangan, penyimpangan
termasuk kecurangan fraud dan pelanggaran aspek kehati-hatian, serta meningkatkan efektivitas organisasi
dan meningkatkan eisiensi biaya. Beberapa tujuan SPIN Bank BTN adalah untuk
memastikan: •
Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang- undangan yang berlaku Tujuan Kepatuhan, yaitu:
untuk menjamin bahwa semua kegiatan usaha Bank telah dilaksanakan sesuai ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, baik ketentuan yang dikeluarkan pemerintah otoritas pengawasan
Bank maupun kebijakan, ketentuan, dan peraturan interen yang ditetapkan Bank.
• Tersedianya informasi keuangan dan manajemen
yang benar, lengkap dan tepat waktu Tujuan Informasi, yaitu: untuk menyediakan laporan yang
benar, lengkap, tepat waktu dan relevan yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan
yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
• Eisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha Bank
Tujuan Operasional, yaitu: untuk meningkatkan efektivitas dan eisisiensi dalam menggunakan asset
dan sumber daya lainnya dalam rangka melindungi Bank dari risiko kerugian.
• Meningkatkan efektivitas budaya risiko risk culture
pada organisasi secara menyeluruh Tujuan Budaya Risiko, yaitu: untuk mengidentiikasi kelemahan
dan menilai penyimpangan secara dini dan menilai kembali kewajaran kebijakan dan prosedur yang
ada di Bank secara berkesinambungan.
• Mengurangi dampak kerugian, penyimpangan
termasuk kecuranganfraud dan pelanggaran aspek kehati-hatian.
Sedangkan, unsur-unsur lingkungan pengendalian Bank BTN dapat disampaikan bahwa lingkungan
pengendalian mencerminkan keseluruhan sikap, komitmen, perilaku, kepedulian dan langkah-langkah
dari Komisaris dan Direksi, dalam melaksanakan kegiatan pengendalian operasional Bank. Sikap terhadap
pentingnya pengendalian interen ini terdiri atas unsur- unsur lingkungan pengendalian yang meliputi:
•
Struktur organisasi yang memadai. •
Gaya kepemimpinan dan ilosoi manajemen Bank. •
Integritas dan nilai-nilai etika serta kompetensi seluruh pegawai.
• Kebijakan dan prosedur sumber daya manusia Bank.
• Atensi dan arahan manajemen Bank dan komite
lainnya, seperti Komite Manajemen Risiko. •
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi operasional Bank dan penerapan manajemen risiko.
Secara garis besar tentang kegiatan pengendalian Bank BTN dapat disampaikan bahwa sistem pengendalian
melibatkan seluruh pegawai dan pejabat Bank, termasuk Dewan Komisaris dan Direksi. Oleh karena itu, kegiatan
pengendalian terlebih dahulu direncanakan dan diterapkan guna mengendalikan risiko yang dapat
mempengaruhi kinerja atau mengakibatkan kerugian Bank. Kegiatan pengendalian mencakup pula penetapan
kebijakan dan prosedur pengendalian serta proses veriikasi lebih dini untuk memastikan bahwa kebijakan
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
dan prosedur tersebut secara konsisten dipatuhi, serta merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari setiap
fungsi atau setiap kegiatan Bank sehari-hari. Kegiatan pengendalian diterapkan pada semua tingkatan
fungsional sesuai struktur organisasi Bank, yang sekurang-kurangnya meliputi:
Kaji ulang manajemen Top Level Reviews
Direksi Bank secara berkala meminta penjelasan informasi dan laporan kinerja operasional dari
pejabat dan pegawai sehingga memungkinkan untuk mengkaji ulang kemajuan realisasi dibandingkan
dengan target yang akan dicapai, seperti laporan keuangan dibandingkan dengan rencana anggaran
yang ditetapkan. Berdasarkan kaji ulang tersebut, Direksi segera mendeteksi permasalahan seperti kelemahan
pengendalian, kesalahan laporan keuangan atau penyimpangan lainnya fraud.
Kaji Ulang Kinerja Operasional Functional Review
Kaji ulang ini dilaksanakan oleh Internal Audit Division dengan frekuensi yang lebih tinggi, baik kaji ulang secara
harian, mingguan maupun bulanan. •
Melakukan kaji ulang terhadap penilaian risiko laporan proil risiko yang dihasilkan oleh satuan
kerja manajemen risiko. •
Menganalisis data operasional, baik data yang terkait dengan risiko maupun data keuangan, yaitu
melakukan veriikasi rincian dan kegiatan transaksi dibandingkan output laporan yang dihasilkan
oleh satuan kerja manajemen risiko dan
• Melakukan kaji ulang atas realisasi pelaksanaan
rencana kerja dan anggaran, guna: -
Mengidentiikasi penyebab penyimpangan yang signiikan.
- Menetapkan persyaratan untuk tindakan dan
perbaikan corrective action.
Pengendalian Sistem Informasi dan Teknologi
• Bank melaksanakan veriikasi terhadap akurasi
dan kelengkapan dari transaksi dan melaksanakan prosedur otorisasi, sesuai dengan ketentuan interen.
• Kegiatan pengendalian sistem informasi dapat
digolongkan dalam dua kriteria, yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
- Pengendalian umum general control meliputi
pengendalian terhadap operasional pusat data, sistem pengadaan dan pemeliharaan software,
pengamanan akses, serta pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi yang ada.
Pengendalian umum ini diterapkan terhadap mainframe, server, dan users workstation, serta
jaringan internal–eksternal.
- Pengendalian aplikasi application controls
diterapkan terhadap program yang digunakan Bank dalam mengolah transaksi dan untuk
memastikan bahwa semua transaksi adalah benar, akurat dan telah diotorisasi secara benar.
Selain itu, pengendalian aplikasi harus dapat memastikan tersedianya proses audit yang
efektif dan untuk mengecek kebenaran proses audit dimaksud.
Pengendalian Aset Fisik Physical Control
• Pengendalian asset isik dilaksanakan untuk
menjamin terselenggaranya pengamanan isik terhadap asset Bank.
• Kegiatan ini meliputi pengamanan aset, catatan dan
akses terbatas terhadap program komputer dan ile data, serta membandingkan nilai aktiva dan pasiva
Bank dengan nilai yang tercantum pada catatan pengendali, khususnya pengecekan nilai aktiva
secara berkala.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Dokumentasi Documentation
• Bank sekurang-kurangnya memformalkan dan
mendokumentasikan kebijakan, prosedur, sistem dan standar akuntansi serta proses audit secara
memadai. •
Dokumen tersebut harus diperbarui secara berkala guna menggambarkan kegiatan operasional Bank
secara aktual, dan diinformasikan kepada pejabat dan pegawai.
• Atas suatu permintaan, dokumen harus senantiasa
tersedia untuk kepentingan auditor interen, akuntan publik dan otoritas pengawasan Bank.
• Akurasi dan ketersediaan dokumen harus dinilai
oleh auditor interen ketika melakukan audit rutin maupun non rutin.
Selain berbagai hal di atas, dapat disampaikan juga aktivitas pemisahan fungsi yang merupakan bagian
dalam aktiitas pengendalian yang dimaksudkan agar setiap orang dalam jabatannya tidak memiliki peluang
untuk melakukan dan menyembunyikan kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan tugasnya pada
seluruh jenjang organisasi dan seluruh langkah kegiatan operasional yaitu sebagai berikut:
•
Mematuhi prinsip pemisahan fungsi ini, yang dikenal sebagai “Dual Control”.
• Menetapkan prosedur kewenangan, termasuk
penetapan daftar petugas yang dapat mengakses suatu transaksi atau kegiatan usaha yang berisiko
tinggi.
• Menghindari pemberian wewenang dan tanggung
jawab yang dapat menimbulkan berbagai benturan kepentingan conlict of interest. Seluruh
aspek yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan tersebut diidentiikasi, diminimalisir,
dan dipantau secara hati-hati oleh pihak lain yang independen.
• Dalam pelaksanaan pemisahan fungsi tersebut,
Bank melakukan langkah-langkah, antara lain: -
Menetapkan fungsi dan tugas tertentu pada Bank yang dipisahkan atau dialokasikan kepada
beberapa orang dalam rangka mengurangi risiko terjadi manipulasi data keuangan atau
penyalahgunaan aset Bank;
- Pemisahan fungsi tersebut tidak terbatas pada
kegiatan front dan back oice, tetapi juga dalam rangka pengendalian terhadap:
• Persetujuan atas pengeluaran dana dan
realisasi pengeluaran; •
Rekening nasabah dan rekening pemilik Bank;
• Transaksi dalam pembukuan Bank;
• Pemberian informasi kepada nasabah
Bank; •
Penilaian terhadap kecukupan dokumentasi perkreditan dan
pemantauan debitur setelah pencairan kredit;
• Kegiatan usaha lainnya yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan yang signiikan;
• Independensi fungsi manajemen risiko
pada Bank.
Evaluasi Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Bank BTN senantiasa melakukan pemantauan secara terus
menerus terhadap efektivitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian interen. Pemantauan terhadap risiko
utama Bank harus diprioritaskan dan berfungsi sebagai bagian dari kegiatan Bank sehari-hari termasuk evaluasi
secara berkala, baik oleh satuan-satuan kerja operasional maupun Internal Audit Division.
Bank juga memantau dan mengevaluasi kecukupan sistem pengendalian interen secara terus menerus
berkaitan dengan adanya perubahan kondisi interen dan ekstern serta harus meningkatkan kapasitas SPIN
tersebut agar efektivitasnya dapat ditingkatkan.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Secara garis besar, langkah-langkah yang dilakukan Bank BTN dalam rangka memastikan terselenggaranya
kegiatan pemantauan yang efektif, antara lain: •
Memastikan bahwa fungsi pemantauan telah ditetapkan secara jelas dan terstruktur dengan baik
dalam organisasi Bank; •
Menetapkan satuan kerjapegawai yang ditugaskan untuk memantau efektivitas pengendalian interen;
• Menetapkan frekuensi yang tepat untuk kegiatan
pemantauan yang didasarkan pada risiko yang melekat pada Bank dan sifatfrekuensi perubahan
yang terjadi dalam kegiatan operasional; •
Mengintegrasikan SPIN ke dalam kegiatan operasional dan menyediakan laporan rutin
seperti jurnal pembukuan, management review dan laporan mengenai persetujuan atas eksepsi
penyimpangan dari kebijakan dan prosedur yang ditetapkan justiikasi atas irregularities yang
selanjutnya dilakukan kaji ulang; •
Melakukan kaji ulang terhadap dokumentasi dan hasil evaluasi dari satuan kerja pegawai yang
ditugaskan untuk melakukan pemantauan;
• Menetapkan informasifeed back dalam format dan
frekuensi yang tepat. Pada periode 2014, Internal Audit Division IAD dalam
melakukan pengujian dan evaluasi guna meningkatkan menyempurnakan efektiitas SPIN Bank yang memadai,
yang mencakup lima komponen utama pengendalian yang satu sama lain saling berkaitan, yaitu Lingkungan
Pengendalian Control Environtment termasuk di dalamnya Pengawasan oleh Manajemen dan
Budaya Pengendalian Management Oversight and Control Culture, Identiikasi dan Penilaian Risiko Risk
Recognition Assesment, Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi Control Activities and Segregation of
Duties sistem informasi dan akuntansi serta komunikasi Accountancy, Information and Communication,
kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangankelemahan Monitoring Activities and
Correction Deiciencies. Berdasarkan penelaahan dan pembahasan dalam pertemuan pertemuan yang
telah dilakukan oleh Dewan Komisaris, Komite-Komite, Internal Audit Division dan beberapa divisi terkait
dapat dikatakan bahwa Bank BTN telah memiliki sistem pengendalian internal yang memadai.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Permasalahan Hukum
Sepanjang tahun 2014, jumlah permasalahan hukum perdata dan pidana yang telah selesai telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap dan yang masih dalam proses penyelesaian dapat disajikan melalui tabel,
sebagai berikut:
No Permasalahan Hukum
Jumlah Perdata
Pidana Hubungan Industrial
1. Telah Selesai Telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap 30
9 2.
Dalam proses penyelesaian 132
98 2
Total 162
107 2
Dari beberapa perkara tersebut yang dihadapi perusahaan, entitas anak, anggota Direksi danatau
anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat terdapat kasus dengan nilai tuntutan di atas Rp. 1 Miliar,
dapat disampaikan, sebagai berikut:
Gugatan Mengenai Objek Sengketa Kredit Modal Kerja
Pokok PerkaraGugatan 1. Bank BTN sebagai Tergugat V
2. Penggugat memiliki tanah yang menjadi agunan tambahan Debitur Kredit Modal Kerja. Telah terjadi jual
beli antara para Penggugat dengan Tergugat I atas objek perkara sebelum menjadi agunan Bank BTN. Penggugat juga
telah melaporkan Tergugat I dan terbukti melakukan tindak pidana penggelapan pidana 10 bulan.
Status Penyelesaian PerkaraGugatan Putusan sudah keluar tetapi belum dapat dipastikan
Penggugat mengajukan banding atau tidak Pengaruh terhadap Kondisi Perusahaan
Terjadinya kerugian secara materiil karena agunan Kredit Modal Kerja menjadi objek sengketa.
Sanksi administrasi yang dikenakan kepada Entitas, anggota Dewan
Komisaris dan Direksi, oleh otoritas terkait [pasar modal, perbankan dan lainnya] pada tahun buku
terakhir atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan sanksi administrasi
Tidak ada
Gugatan Mengenai Pengosongan Rumah Dinas
Pokok PerkaraGugatan 1. Bank BTN sebagai Tergugat
2.Gugatan perdata atas perintah pengosongan rumah dinas BTN, namun mantan pejabat BTN tudak mau mengosongkan
rumah dinas BTN
Status Penyelesaian PerkaraGugatan Penggugat mengajukan banding
Pengaruh terhadap Kondisi Perusahaan Dalam keadaan putusan dimenangkan oleh BTN maka
rumah dinas BTN bisa dikuasai kembali.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Sanksi administrasi yang dikenakan kepada Entitas, anggota Dewan
Komisaris dan Direksi, oleh otoritas terkait [pasar modal, perbankan dan lainnya] pada tahun buku
terakhir atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan sanksi administrasi
Tidak ada
Gugatan Mengenai Wanprestasi Perjanjian
Pokok PerkaraGugatan 1. Bank BTN sebagai Tergugat II
2.Gugatan wanprestasi atas perjanjian antara Penggugat dengan Tergugat I terkait pembangunan proyek properti
Status Penyelesaian PerkaraGugatan Sidang dalam tahap mediasi di Pengadilan Negeri Denpasar
Pengaruh terhadap Kondisi Perusahaan Menimbulkan kerugian materiil kepada Bank BTN
Sanksi administrasi yang dikenakan kepada Entitas, anggota Dewan
Komisaris dan Direksi, oleh otoritas terkait [pasar modal, perbankan dan lainnya] pada tahun buku
terakhir atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan sanksi administrasi]
Tidak ada
Gugatan Mengenai Sertiikat Pelunasan KPR
Pokok PerkaraGugatan 1. Bank BTN sebagai Tergugat III
2.Penggugat yang merupakan Debitur KPR BTN mengajukan gugatan karena telah melakukan pelunasan tetapi hingga
saat ini belum mendapatkan sertiikat
Status Penyelesaian PerkaraGugatan Sidang masih dalam proses relaas karena panggilan kepada
Tergugat I belum kembali dan untuk sidang selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2015
Pengaruh terhadap Kondisi Perusahaan Dapat menimbulkan kerugian baik secara materiil dan
reputasi perusahaan karena dalam pemenuhan hak nasabah belum bisa dioptimalkan semaksimal mungkin
Sanksi administrasi yang dikenakan kepada Entitas, anggota Dewan
Komisaris dan Direksi, oleh otoritas terkait [pasar modal, perbankan dan lainnya] pada tahun buku
terakhir atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan sanksi administrasi]
Tidak ada
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Kode Etik Perusahaan Code of Conduct
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan senantiasa berupaya menerapkan Kode Etik Code of
Conduct untuk menunjang pelaksanaan GCG pada setiap tingkatan dan jenjang organisasi.
Keberadaan Code of Conduct
Keberadaan Code of of Conduct Perseroan dimaksudkan, antara lain untuk:
• Menerapkan nilai-nilai Perseroan ke dalam standar
perilaku pegawai dan etika bisnis yang selaras dengan visi dan misi Perseroan.
• Menjabarkan nilai-nilai Perseroan ke dalam standar
perilaku pegawai dan etika bisnis yang harus dipatuhi oleh seluruh insan Perseroan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari.
• Menjelaskan secara rinci standar perilaku pegawai
dan etika bisnis agar insan Perseroan dapat menilai wujud perilaku yang diinginkan dan membantu
memberikan pertimbangan jika menemui keragu- raguan dalam bertindak.
• Memberikan panduan dasar bagi segenap
tingkatan dan jenjang organisasi Perseroan dalam melaksanakan standar perilaku dan etika bisnis
ketika melakukan interaksi antara pegawai dengan pegawai, nasabah, Investor Pemegang Saham,
pemasok, pemerintah, lingkungan dan segenap stakeholders lainnya.
• Sebagai upaya nyata dalam meningkatkan citra
Perseroan secara berkesinambungan dimata masyarakat sehingga Perseroan tidak hanya
dikenal melalui prestasi angka-angka dan kinerja keuanganya yang baik, namun, lebih dari semua
itu, juga dikenal menempuh cara berbisnis yang etis dan bermartabat dalam mencapai prestasi-prestasi
tersebut.
Isi Code of Conduct
Secara garis besar, isi Code of Conduct Perseroan adalah mengatur penerapan pedoman perilaku dan standar etika bisnis dalam hubungannya dengan berbagai stakeholder mulai dari pegawai, nasabah, penyedia barang dan jasa,
pesaing, mitra kerja, pemerintah, masyarakat, media massa dan organisasi profesi. Pada intinya, peraturan tersebut dapat dijelaskan, antara lain:
Penanganan Benturan
Kepentingan Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai senantiasa menghindari kondisi, situasi ataupun kesan adanya benturan
kepentingan dan penyalahgunaan jabatan dengan cara: • Mematuhi peraturan, sistem, dan prosedur yang ditetapkan.
• Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta pegawai Bank harus
senantiasa mendahulukan kepentingan ekonomis perusahaan di atas kepentingan ekonomis pribadi atau keluarga, maupun pihak lainnya.
• Anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta pegawai Bank dilarang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak lain, dengan cara:
- Tidak memiliki sahamkepemilikan dalam badan usaha yang menjadi mitra atau pesaing perusahaan dalam jumlah yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan termasuk suamiistri dan anak.
- Tidak memiliki usaha yang berhubungan langsung dengan aktivitas perusahaan, termasuk suamiistri dan anak.
- Tidak merangkap jabatan dan pekerjaan di perusahaan lain danatau sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang dapat mengakibatkan pengambilan keputusan menjadi tidak obyektif
- Tidak memberikan atau menerima pinjaman dari penyedia barangjasa dan konsumen. • Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung unsur benturan kepentingan, pihak
yang bersangkutan tidak diperkenankan ikut serta. • Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan harus mengeluarkan suaranya dalam Rapat Umum
Pemegang Saham RUPS sesuai dengan keputusan yang diambil oleh pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Pemberian dan
Penerimaan Hadiah
Gratiikasi • Setiap Pengurus dan Pegawai Bank dilarang memberikan atau menawarkan sesuatu, baik langsung ataupun
tidak langsung, kepada pejabat negara dan atau individu yang mewakili mitra bisnis, yang dimaksudkan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.
• Setiap Pengurus dan Pegawai Bank dilarang menerima sesuatu untuk kepentingannya, baik langsung ataupun tidak langsung, dari mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
• Donasi oleh Bank ataupun pemberian suatu aset perusahaan kepada partai politik atau seorang atau lebih calon anggota badan legislatif maupun eksekutif, hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Dalam batas kepatutan sebagaimana ditetapkan oleh Bank, donasi untuk amal dapat dibenarkan. Kepatuhan
terhadap Peraturan
• Organ perusahaan dan pegawai Bank harus melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan Bank. • Dewan Komisaris harus memastikan bahwa Direksi dan pegawai Bank melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan peraturan Bank. • Perusahaan harus melakukan pencatatan atas harta, utang dan modal secara benar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Kerahasiaan dan informasi
Perusahaan Pegawai Bank senantiasa memanfaatkan data dan informasi Bank untuk meningkatkan corporate value dan
pengambilan keputusan dengan cara: • Anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta pegawai Bank harus menjaga kerahasiaan informasi perusahaan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, peraturan Bank dan kelaziman dalam dunia usaha. Oleh karena itu, Bank mengupayakan beberapa hal, sebagai berikut:
- Menggunakan sistem keamanan data yang baik. - Memberikan informasi yang relevan dan proporsional kepada stakeholders dengan tetap mempertimbangkan
kepentingan Bank. - Menghindari penyebarluasan data dan informasi kepada pihak lain yang tidak berkepentingan baik selama
bekerja maupun setelah berhenti bekerja. - Menyerahkan semua data yang berhubungan dengan perusahaan pada saat berhenti bekerja.
- Menjaga kerahasiaan informasi tentang konsumen. • Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta pegawai Bank dilarang menyalahgunakan
informasi yang berkaitan dengan Bank, termasuk tetapi tidak terbatas pada informasi rencana pengambil-alihan, penggabungan usaha dan pembelian kembali saham.
• Setiap mantan anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta pegawai Bank dilarang mengungkapkan informasi yang menjadi rahasia perusahaan yang diperolehnya selama menjabat, kecuali informasi tersebut diperlukan
untuk pemeriksaan dan penyidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, atau tidak lagi menjadi rahasia milik Bank
Aktivitas Politik
Pegawai bersikap netral terhadap semua partai politik dengan cara: • Tidak melakukan aktivitas politik dalam bentuk apapun, baik di dalam lingkungan Bank maupun diluar
lingkungan Bank kecuali menjalankan hak-hak politiknya sebagai warga negara. • Tidak menggunakan fasilitas Bank untuk kepentingan golonganpartai politik tertentu.
• Tidak membawa, memperlihatkan, memasang, serta mengedarkan simbol, gambar dan ornamen partai politik di lingkungan Perusahaan.
Pengungkapan dan Penyebarlua- san Code of Conduct bagi Seluruh
Pegawai
• Code of Conduct diungkapkan danatau disebarkan
kepada semua pegawai melalui media internet Perseroan yang dinamakan Access Internal
Management Standard AIMS dengan dukungan teknologi informasi yang dapat diakses semua
pegawai dengan mudah setiap saat. •
Secara periodik, segenap pegawai disampaikan tentang etika bisnis untuk dapat dilaksanakan
secara tertib melalui media Memo danatau Surat dari Direksi ataupun Divisi yang bertanggung jawab
untuk mengelola etika bisnis.
• Perseroan menerbitkan buku saku yang dibagikan
kepada seluruh unit kerja.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Upaya Penegakan dan Sanksi Pelanggaran
Pada tahun 2014, upaya penegakkan Code of Conduct dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
• Telah membentuk unit Anti Fraud dan
Whistleblowing System pada Divisi Audit Internal •
Mendistribusikan media sosialisasi GCG berupa buku saku GCG kepada seluruh Divisi, Kantor
Wilayah, Kantor Cabang Syariah dan Konvensional •
Menunjuk GCG Champion untuk seluruh Divisi, Kantor Wilayah, Kantor Cabang Syariah dan
Konvensional dengan level jabatan struktural •
Menandatangani Komitmen Penerapan Pengendalian Gratiikasi dengan Komisi
Pemberantasan Korupsi KPK pada tanggal 25 Juni 2014
• Menyampaikan Ketentuan Aktivitas Politik terkait
Pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden republik Indonesia 2014 kepada Seluruh
KCKanwilDivisi
• Menyampaikan Ketentuan tentang Benturan
Kepentingan Dalam Kegiatan Bisnis Bank kepada Seluruh KCKanwilDivisi
• Melaksanakan Workshop Penyusunan SOP Strategi
Anti Fraud dan SOP Whistleblowing System pada tanggal 3 dan 10 Maret 2014 yang dihadiri oleh
Managing Director Risk, Compliance Strategy
• Larangan Penerimaan Hadiah terkait Hari Besar
kepada seluruh KCKanwilDivisi •
Dewan Komisaris Bank BTN tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank.
Dewan komisaris hanya terlibat dalam penyediaan dana kepada pihak terkait, dan hal-hal lain yang
ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan atau peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka
melaksanakan fungsi pengawasan. Diantaranya adalah memberikan persetujuan pemberian fasilitas
kredit kepada pihak terkait dengan melaksanakan tata cara sebagai berikut:
- Proses kredit dilaksanakan oleh Kantor Cabang
untuk direkomendasikan ke Kantor Pusat. Selanjutnya, akan diteruskan kepada Dewan
Komisaris untuk mendapatkan persetujuan.
- Khusus untuk transaksi kredit yang
mengandung benturan kepentingan, seperti kredit kepada Kepala Cabang, maka Kepala
Cabang yang bersangkutan proses pengajuan kredit dilaksanakan oleh Kantor Cabang
diluar wilayah kerjanya untuk kemudian direkomendasikan ke Kantor Pusat u.p
CMLD. Selanjutnya, CMLD akan meneruskan permohonan tersebut kepada Dewan Komisaris
untuk mendapatkan keputusan kredit.
• Pengaturan Benturan Kepentingan Antara Bank dan
Anggota Direksi, yaitu: -
Apabila terjaditerdapat suatu transaksi atau kegiatan hukum yang dilakukan oleh Bank,
ternyata melibatkan suatu pihak yang mewakili hubungan keluarga sedarah sampai derajat
ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis kesamping termasuk hubungan semenda
menantu atau ipar dengan seorang atau lebih anggota Direksi namun tidak semua
anggota Direksi, maka transaksi atau kegiatan hukum tersebut mengandung unsur ”benturan
kepentingan” antara kepentingan Bank dan kepentingan anggota Direksi.
- Apabila terjadi ”benturan kepentingan”
sebagaimana dimaksud, maka dengan persetujuan Komisaris, Bank dalam transaksi
kegiatan hukum bersangkutan diwakili oleh anggota Direksi yang tidak memenuhi memiliki
benturan kepentingan, sedangkan anggota Direksi yang memiliki benturan kepentingan
harus menarik diri keluar dari transaksi kegiatan hukum yang bersangkutan
- Apabila terjaditerdapat ”benturan
kepentingan” yang menyangkut semua anggota Direksi atau semua anggota Direksi
terkenamemenuhi ketentuan dimaksud, maka Bank dalam transaksikegiatan hukum yang
bersangkutan diwakili oleh Komisaris atau yang ditunjuk oleh Komisaris
- Dalam hal tidak ada Komisaris, maka RUPS
mengangkat seorang atau lebih untuk mewakili Bank dalam transaksikegiatan
hukum yang bersangkutan
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
• Upaya lainnya agar pejabat dan pegawai senantiasa
menggunakan wewenang dan tugas untuk kepentingan dan tanpa merugikan bank, antara
lain: -
Setiap DivisiRegional Oice wajib mentransparansikan transaksi yang
mengandung benturan kepentingan, yang mencakup:
• Nama dan jabatan pihak yang memiliki
benturan kepentingan •
Nama dan jabatan pengambil keputusan transaksi yang mengandung benturan
kepentingan •
Jenis transaksi, nilai transaksi dan keterangannya
- Telah dilaksanakan sosialisasi kepada seluruh
pegawai di DivisiKanwilKC konvensional maupun syariah tentang pencegahan tindak
pidana korupsi -
Telah dilaksanakan sosialisasi kepada seluruh pegawai di DivisiKanwilKC konvensional
maupun syariah tentang penambahan klausula dalam ofering letter
• Pengaturan Benturan Kepentingan Pengurus Bank,
yaitu: -
Komisaris dan Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan,
kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris
lainnya, Direksi danatau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank,
sehingga, dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen
- Komisaris tidak sedang memangku jabatan
rangkap: •
Sebagai anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, Badan usaha Milik
Daerah, Badan Usaha Milik Swasta dan jabatan lain yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan; •
Pada jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan
perundang-undangan yang berlaku -
Direksi tidak sedang memangku jabatan rangkap:
• Sebagai anggota Direksi pada Badan
Usaha Milik Negara, Badan usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta dan
jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan;
• Pada jabatan struktural dan fungsional
lainnya pada instansilembaga Pemerintah pusat dan daerah; danatau
• Pada jabatan lainnya sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan perundang-undangan yang berlaku
- Komisaris dan Direksi:
• Mempunyai akhlak dan moral yang baik:
• Mampu melaksanakan perbuatan hukum;
• Tidak pernah dinyatakan pailit atau
menjadi anggota Direksi atau Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan
suatu perusahaan dinyatakan pailit dalam waktu 5 lima tahun sebelum
pengangkatan •
Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana di bidang keuangan
dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatan;
• Tidak sedang terlibat dalam perselisihan
hubungan maupun pemutusan hubungan kerja yang terdaftar di Panitia
Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Daerah P4D;
• Tidak sedang terlibat dalam sengketa
perpajakan di Pengadilan Pajak; •
Tidak sedang terlibat dalam perselisihan yang diselesaikan melalui Badan Arbitrase
Nasional Indonesia; •
Tidak tercatat sebagai debitur kredit macet di sektor perbankan;
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Whistleblowing System
Keberadaan WBS
WBS merupakan bagian dari sistem pengendalian internal dalam mencegah terjadinya praktik penyimpangan dan
bertujuan untuk: •
Melakukan deteksi dini dan pencegahan terhadap terjadinya penyimpangan ataupun pelanggaran.
• Secara bertahap menciptakan iklim kerja yang
terbuka, tulus, jujur dan bertanggung jawab di Bank BTN.
Penyampaian Laporan Pelangga- ran
Penyampaian Laporan Pelanggaran Mekanisme yang dibangun oleh Perseroan dalam menerapkan WBS
adalah pelapor membuat pengaduanpengungkapan dan mengirimkannya kepada:
• Bila yang diduga melakukan pelanggaran adalah
pegawai Perseroan, maka laporan dugaan terjadinya pelanggaran ditujukan langsung kepada Tim SPP
WBS. Laporan dapat dilakukan secara lisan ataupun dengan modus lainnya yang dirasakan nyaman oleh
Pelapor. •
Bila yang diduga melakukan pelanggaran adalah anggota Tim SPPWBS, maka laporan dugaan
terjadinya pelanggaran dikirimkan langsung kepada Direktur Utama Bank BTN di Kantor Pusat
dengan ditandai “CONFIDENTIAL” atau “RAHASIA” pada sampul surat.
• Bila yang diduga melakukan pelanggaran adalah
anggota Direksi atau keluarganya, maka laporan dugaan terjadinya pelanggaran dikirimkan
langsung ke Tim SPPWBS yang kemudian akan diteruskan ke Direktur Utama dan dilaporkan ke
Dewan Komisaris. •
Bila yang diduga melakukan pelanggaran adalah anggota Dewan Komisaris atau keluarganya,
maka laporan dugaan terjadinya pelanggaran dikirimkan langsung ke Tim SPPWBS yang akan
meneruskannya ke Direktur Utama. Laporan pengaduanpengungkapan tersebut, sekurang-
kurangnya memuat beberapa aspek, sebagai berikut: •
What: Jelaskan serinci mungkin: Apa yang terjadi dan kira-kira melanggar ketentuan
apa? Apa yang Anda lihat atau ketahui dan kira-kira
melanggar ketentuan apa? •
Tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang perbankan;
• Tidak pernah dihukum karena tindak
pidana kejahatan; Tidak sedang terlibat dalam suatu sengketa atau
gugatan perdata dan atau perkara pidana yang terdaftar di Pengadilan Negeri
Pernyataan Budaya Perusahaan Corporate Culture
Penyataan mengenai budaya perusahaan corporate culture yang dimiliki perusahaan dapat dilihat pada bagian “Proil Bank BTN” pada Laporan Tahunan ini.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
• Who: Jelaskan serinci mungkin:
Siapa sajakah yang terlibat dalam peristiwa dugaan pelanggaran tersebut?
Selain Anda, siapa sajakah yang juga mengetahui adanya peristiwa dugaan pelanggaran ini?
• When: Jelaskan serinci mungkin:
Kapan Anda mengetahui peristiwa dugaan pelanggaran tersebut terjadi?
Jelaskan juga mengapa Anda baru melaporkannya sekarang ini bila terdapat selang waktu yang lama
lebih dari 1 bulan •
Where: Jelaskan serinci mungkin: Sepengetahuan Anda dimanakah peristiwa dugaan
pelanggaran tersebut dilaksanakan? Apakah ada rentetan tempat terkait peristiwa ini
yang anda ketahui? •
How: Jelaskan serinci mungkin: Bagaimana proses peristiwa dugaan pelanggaran
tersebut terjadi?. Menurut Anda, bagaimanakah para pelaku dugaan
pelanggaran tersebut melakukan moduscara pelanggarannya apakah dengan mark-up, komisi,
suap, pemerasan, atau modus lainnya?
Perlindungan Pelapor Whistle- blower
Kepada Pelapor yang beritikad baik, Perseroan memberikan jaminan perlindungan, sebagai berikut:
• Penyediaan saluran komunikasi pelaporan lisan,
telepon, email yang bebas dan rahasia ataupun penyediaan Ombudsman yang independen dan
rahasia. Melalui saluran komunikasi ini Pelapor akan mendapatkan informasi tindak lanjut penanganan
laporan dugaan pelanggaran yang disampaikan; •
Jaminan kerahasiaan identitas Pelapor, terkecuali bila jika terdapat tuntutan hukum mengharuskan
identitas ini menjadi dibuka di hadapan hakim; •
Perlindungan dari tindakan balasan dari si Terlapor atau organisasi yang dilaporkan. Perlindungan ini
dapat meliputi: -
Perlindungan isik baik terhadap diri sendiri maupun keluarganya;
- Perlindungan terhadap harta benda miliknya
dan milik keluarganya atas teror ataupun pembalasan yang harus dialaminya.
- Perlindungan administratif yang berupa
penundaan kenaikan pangkat, pemecatan, pengucilan di tempat kerja, mutasi yang
tidak layak, termasuk kepastian kerja, dan lain sebagainya.
Pengelolan WBS
WBS Bank BTN dikelola oleh Tim WBS, sebagai berikut: •
Kepala Internal Audit Division Ketua merangkap Anggota
• Kepala Legal Division Sekretaris
• Kepala Corporate Secretary Division Anggota
• Kepala Human Capital Division Anggota
Semua proses pelaksanaan tugas dalam Sistem Pelaporan Pelanggaran Whistleblowing System bersifat
conidential sehingga semua anggota Tim wajib untuk menjaga kerahasiaan proses, sampai memang hal
tersebut secara hukum harus atau dapat dinyatakan terbuka. Apabila tidak maka catatan dan ile yang ada
akan tetap bersifat rahasia dan tidak boleh dibuka.
Penanganan Pengaduan
• WBS Team menerima pengaduanpengungkapan,
mencatat dan menuangkan dalam format standar yang menghasilkan:
- Laporan penerimaan kontak sesuai kategori
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
lingkup pengaduan pengungkapan. -
Laporan pengungkapan disclosure report. •
WBS Team menyampaikan laporan pengungkapan disclosure report kepada Dewan KomisarisDireksi
sesuai dengan kategori terlapor. •
WBS Team melakukan penelahaan awalklariikasi terhadap pengaduan pengungkapan tersebut
dan membuat resume-nya, kemudian dilaporkan kepada Dewan KomisarisDireksi sesuai dengan
kategori terlapor. Berdasarkan hasil laporan tersebut, Dewan KomisarisDireksi memutuskan
tindak lanjut, sebagai berikut:
- Dihentikan, jika tidak memenuhi persyaratan
indikasi awal. -
Bekerja sama dengan Internal Auditor sesuai dengan substansi pengaduan pengungkapan.
- Bekerja sama dengan eksternal investigator
jika substansi pengaduan pengungkapan terkait dengan citrareputasi Bank BTN dan
atau menimbulkan kerugian yang besar dan atau belum pernah ditindaklanjuti oleh
Internal Auditor.
• Tim Investigasi melakukan investigasi dan
melaporkan hasilnya kepada Dewan Komisaris Direksi. Berdasarkan hasil laporan tersebut, Dewan
KomisarisDireksi memutuskan:
- Laporan pengungkapan ditutup, jika tidak
terbukti. -
Memberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku, jika terbukti dan terkait dengan
tindakan administratif.
- Meneruskan tindak pidana kepada penyidik
untuk proses lebih lanjut, jika terbukti dan terkait dengan tindak pidana umum atau
korupsi. Dalam hal ini, WBS Team melakukan koordinasi dengan Legal and Loan Document
Desk guna memastikan adanya bukti permulaan yang cukup dan jika bukti-bukti
cukup maka direkomendasikan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
• Proses penelahaan awalklariikasi dan investigasi
dimaksud dibuatkan dalam Berita Acara.
• WBS Team melaporkan hasil investigasi kepada
Dewan KomisarisDireksi.
• Berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris dan
Direksi dan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, Bank dapat memberikan penghargaan
kepada pelapor. Bentuk dan jenis penghargaan dimaksud ditetapkan oleh Dewan Komisaris dan
Direksi.
Jumlah Pengaduan
Penerimaan dan tindak lanjut pelaporan oleh Whistleblower pada Media Pelaporan Pelanggaran Bank
BTN dengan total laporan yang diterima sebanyak 34 tiga puluh laporan pada tahun 2014 dengan rincian
sebagai berikut:
Media Pelaporan Pelanggaran Jumlah
PO Box WBS BTN Tim WBS
2 Direktur Utama
5 Email WBS
20 No. Tlp Hotline
3 Tanpa Ket
4 Total
34
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Sepanjang tahun 2014, penyediaan dana kepada pihak terkait related party dan penyediaan dana besar large exposure, dapat disampaikan, sebagai berikut:
Penyediaan Dana Jumlah
Debitur Nominal jutaan Rupian
Kepada Pihak Terkait NIHIL
NIHIL Kepada Debitur Inti
50 5.603.831
a. Individu 42
4.239.380 b. Group
8 1.364.451
Penyediaan Dana Pihak Terkait Penyediaan Dana Jumlah Besar
Pengungkapan Fraud Internal
Sepanjang tahun 2014, jumlah penyimpangan internal dapat dilihat melalui tabel berikut:
Internal Fraud Tahun 2013
Jumlah kasus yang dilakukan oleh Pengurus
Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap
Tahun Sebelumnya
Tahun Berjalan
Tahun Sebelumnya
Tahun Berjalan
Tahun Sebelumnya
Tahun Berjalan
Jumlah internal fraud -
75 17
- -
Telah diselesaikan -
16 8
- -
Dalam proses penyelesaian internal
- 59
9 -
- Belum diupayakan
penyelesaiannya -
- -
- -
Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum
- -
- -
- Catatan: Fraud dengan dampak penyimpangannya lebih dari Rp. 100.000.000,- seratus juta rupiah
Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan telah diungkapkan dalam setiap keputusan dan terdokumentasi dengan baik. Pada
periode Januari s.d Desember 2014, transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang diungkap
adalah sebagai berikut:
Nama dan Jabatan Yang Memiliki Benturan Kepentingan
Pengambil Keputusan
Jenis Transaksi
Nilai Transaksi
jutaan Rp Keterangan
Nama Jabatan
Herman Sugiharto Kepala Cabang
Bank BTN KCS Batam
Dewan Komisaris
Kredit Pegawai
652.4 Tidak sesuai dengan sistem prosedur yang berlaku
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Informasi Lainnya
Informasi Perselisihan Internal
Sepanjang tahun 2014 tidak terjadi perselisihan internal
Informasi Permasalahan Sebagai Dampak Kebijakan Remunerasi
Sepanjang tahun 2014 tidak terjadi permasalahan yang timbul sebagai dampak kebijakan remunerasi pada Bank.
Pemberian Dana Kegiatan Sosial
CSR danatau Politik
Pemberian dana kegiatan sosial dan kegiatan politik selama periode pelaporan, yaitu:
1. Perseroan tidak memberikan dana untuk kegiatan
politik. 2.
Sepanjang tahun 2014, Pemberian Dana untuk kegiatan social yang dikemas Perseroan dengan
melaksanakan berbagai aktivitas Corporate Social Responsibility CSR. Secara garis besar, biaya yang
telah dikeluarkan dalam melaksanakan aktivitas CSR, sebagai berikut:
Bidang Kegiatan Jumlah Biaya Rp
Ekonomi 1.438.700.100
Seni Budaya 24.500.000
Olahraga 45.000.000
Pendidikan 655.700.000
Kesehatan 78.988.600
Sarana Prasarana Umum 3.393.638.176
Ibadah 396.000.000
Pelestarian Alam 239.091.000
Total Biaya 6.271.617.876
Penjelasan detail mengenai aktivitas seputar program CSR Perseroan terkait:
• Lingkungan hidup.
• Ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja.
• Pengembangan sosial dan kemasyarakatan.
• Tanggung jawab kepada konsumen
dapat dilihat pada bagian Laporan Keberlanjutan 2014 yang disajikan bersamaan dengan Laporan Tahunan ini.
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Share buy back dan bonds buy back adalah upaya mengurangi jumlah saham atau obligasi subordinasi
yang telah diterbitkan Perseroan dengan cara membeli kembali saham atau obligasi subordinasi tersebut, yang
tata cara pembayarannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
Sepanjang tahun 2014, Perseroan melakukan share buy back dan bonds buy back, dengan penjelasan sesuai
ketentuan Bank Indonesia, sebagaimana tabel berikut ini:
Penjelasan Kebijakan Buy Back Saham
Jumlah Buy Back Saham
jutaan Rp Harga Buy Back
Peningkatan Laba dari hasil Buy Back Saham
jutaan Rp NIHIL
Penjelasan Kebijakan Buy Back Obligasi
Jumlah Buy Back Obligasi
jutaan Rp Harga Buy Back
Peningkatan Laba dari hasil Buy Back Obligasi
jutaan Rp NIHIL
Shares Buy Back Bonds Buy Back
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Share Option
Kebijakan
Kebijakan dalam pemberian shares option, dapat disampaikan, sebagai berikut:
• Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB
yang diselenggarakan pada tanggal 6 Oktober 2009 telah menyetujui pengeluaran saham baru dalam
simpanan PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk sebanyak-banyaknya 30 tiga puluh persen atau
sebanyak-banyaknya 2.723.142.857 saham dari total saham yang telah ditempatkan dan disetor
penuh setelah pengeluaran saham baru sehingga kepemilikan Negara RI menjadi paling sedikit 70
tujuh puluh persen atau 6.354.000.000 saham dari seluruh saham yang telah ditempatkan
dan disetor penuh setelah pengeluaran saham baru. Pengeluaran saham baru dalam simpanan
dimaksud, ditawarkan kepada masyarakat melalui Penawaran Umum Saham Perdana Initial Public
OferingIPO yang di dalamnya sudah termasuk penjatahan saham untuk Manajemen dan Karyawan
Management and Employee Stock Allocation MESA dan pemberian hak opsi kepada Manajemen
dan Karyawan Management and Employee Stock Options PlanMESOP.
• Program MESOP diberikan kepada anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi, anggota Dewan Pengawas Syariah, Sekretaris Dewan Komisaris,
anggota Komite dan pegawai tetap yang tercatat pada tanggal 30 September 2009, kecuali
Komisaris Independen dan anggota Komite Audit. Pemberian hak opsi pembelian saham kepada
peserta program dimaksud, untuk membeli saham baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan,
sebanyak-banyaknya 4 empat persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan, setelah
Penawaran Umum Perdana yang dilakukan berdasarkan Peraturan BAPEPAM No.IX.D.4.
Mekanisme pelaksanaan MESOP dilakukan sesuai dengan Peraturan PT Bursa Efek Indonesia No.1.A.
Penanggung jawab program MESOP adalah Direksi di bawah pengawasan Komisaris dan dilaporkan
dalam RUPS. •
Pelaksanaan program MESOP dilakukan dengan menerbitkan hak opsi dalam 3 tiga tahap dengan
rincian sebagai berikut: -
Tahap Pertama Jumlah hak opsi yang diterbitkan sebesar maksimum 40 empat
puluh persen dari total saham dalam program MESOP, dan didistribusikan kepada peserta
program MESOP pada tahun 2010. -
Tahap Kedua Jumlah hak opsi yang diterbitkan sebesar maksimum 30 tiga puluh persen
dari total saham dalam program MESOP, dan didistribusikan kepada peserta program
MESOP pada tahun 2011. -
Tahap Ketiga Jumlah hak opsi yang diterbitkan sebesar maksimum 30 tiga puluh persen
dari total saham dalam program MESOP, dan didistribusikan kepada peserta program
MESOP pada tahun 2012. •
Hak Opsi yang diberikan kepada Peserta Program MESOP dalam setiap tahapan tersebut dapat
digunakan untuk membeli saham dalam program MESOP Option Life = Masa Berlakunya Hak Opsi
selama 5 lima tahun terhitung sejak tanggal penerbitannya. Peserta dapat mengunakan haknya
untuk membeli saham dalam program MESOP pada periode pelaksanaan dengan membayar secara
penuh harga pelaksanaan yang ditetapkan , setelah melewati Vesting Period Masa Tunggu yakni 1
satu tahun terhitung sejak tanggal penerbitan Hak Opsi, dalam Vesting Period tersebut peserta belum
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
dapat menggunakan Hak Opsi yang diberikan kepadanya untuk membeli saham dalam program
MESOP. •
Periode Pelaksanaan ditetapkan, sebanyak- banyaknya 2 dua periode setiap tahunnya selama
Masa Berlakunya Hak Opsi Option Life. Sedangkan Harga Pelaksanaan ditetapkan dengan mengacu
pada ketentuan yang termaktub dalam butir V.2.2 Peraturan I-A Lampiran I Keputusan Direksi PT Bursa
Efek Jakarta No. Kep 305BJ07-2004 tertanggal 19 Juli 2004 yaitu sekurang-kurangnya 90 sembilan
puluh persen dari harga rata-rata penutupan saham perusahaan tercatat yang bersangkutan selama
kurun waktu 25 dua puluh lima hari bursa berturut- turut di pasar reguler sebelum laporan dibukanya
periode pelaksanaan. Pelaksanaan Program MESOP telah dilakukan sesuai dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Direksi Perseroan dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pengungkapan shares option mencakup:
• Jumlah saham yang telah dimiliki masing-masing
anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif sebelum diberikan shares option;
• Jumlah shares option yang diberikan;
• Jumlah shares option yang telah dieksekusi sampai
dengan akhir masa pelaporan; •
Harga opsi yang diberikan; •
Jangka waktu berlakunya eksekusi share option adalah sebagai berikut:
Posisi 31 Desember 2014 MESOP Tahap I
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar
Saham Jumlah Opsi
Harga Opsi Rp
Jangka Waktu
Yang Diberikan
Lembar Saham
Yang Telah Dieksekusi
Lembar Saham
Komisaris Mardiasmo
- -
- -
- Agung Kuswandono
- -
- -
- Amanah Abdulkadir
- -
- -
- Herman Hidayat
- -
- -
- Maulana Ibrahim
- -
- -
- Sahala Lumban Gaol
- -
- -
-
Direksi Maryono
- -
- -
- Mansyur S Nasution
- -
- -
- Irman Alvian
Zahiruddin 3,991,000
1,354,000 1,354,000
855.00 S.D 2014
Hulmansyah -
105,000 105,000
855.00 S.D 2014
Rico Rizal Budidarmo -
- -
- -
Iman Nugroho Soeko -
- -
- -
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar
Saham Jumlah Opsi
Harga Opsi Rp
Jangka Waktu
Yang Diberikan
Lembar Saham
Yang Telah Dieksekusi
Lembar Saham
Pejabat Eksekutif
Roganda Mangapul S 202,500
52,000 52,000
855.00 S.D 2014
Dwihatmo Arisumasto
- 51,000
51,000 855.00
S.D 2014 Hanai
184,500 52,500
52,500 855.00 S.D 2014
Arif Wijanarko -
52,500 52,500 855.00
S.D 2014 Alex Sofyan Noor
- 78,000
78,000 855.00 S.D 2014
Sigit Handoko 133,000
52,000 52,000
855.00 S.D 2014
Darminto -
43,000 43,000
855.00 S.D 2014
Ikhsan -
69,000 69,000
855.00 S.D 2014
Slamet Purwadi 348,500
66,000 66,000
855.00 S.D 2014
Sri Rezeki M.S 318,500
84,000 84,000
855.00 S.D 2014
Zulmarwan 50,000
50,500 50,500
855.00 S.D 2014
Sri Soekminiarni 225,000
53,500 53,500
855.00 S.D 2014
Doddy Bursman 1,000
76,500 76,500
855.00 S.D 2014
John Mangara Ts. -
52,500 52,500
855.00 S.D 2014
Ahmad Romzah 319,500
52,500 52,500
855.00 S.D 2014
Heru Wicaksono 273,500
67,500 67,500
855.00 S.D 2014
Yuliati Hastiwulan 154,500
68,500 68,500
855.00 S.D 2014
Frisaba H Yusdianto -
78,500 78,500
855.00 S.D 2014
P. Pandu Pamungkas S.
100,000 59,500
59,500 855.00
S.D 2014 Elvis Syahri
50,000 49,500
49,500 855.00
S.D 2014 Bambang Prasetyo
275,000 66,000
66,000 855.00
S.D 2014 Muhammad Siring
33,500 72,000
72,000 855.00
S.D 2014 Daulat Marpaung
131,500 53,500
53,500 855.00
S.D 2014 Eka Immawaty
- 60,500
60,500 855.00
S.D 2014 Muchtar Muhammad
Noor S -
58,500 58,500
855.00 S.D 2014
Porman Simarmata -
29,000 29,000
855.00 S.D 2014
M.Iwan Suherlan -
51,000 51,000
855.00 S.D 2014
R.Achmad Zein W -
55,000 55,000
855.00 S.D 2014
Paima Erianto Hsb 291,000
69,500 69,500
855.00 S.D 2014
Rudolf Valentino Saragih
229,500 56,500
56,500 855.00
S.D 2014 Nurmiah
341,000 85,000
85,000 855.00
S.D 2014 Astik Pradjana
- 73,000
73,000 855.00
S.D 2014 Ninik Kusuma
Wardani -
78,000 78,000
855.00 S.D 2014
Budi Permana -
50,000 50,000
855.00 S.D 2014
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar
Saham Jumlah Opsi
Harga Opsi Rp
Jangka Waktu
Yang Diberikan
Lembar Saham
Yang Telah Dieksekusi
Lembar Saham
Lia Muliana 193,500
71,500 71,500
855.00 S.D 2014
Saniman -
52,500 52,500
855.00 S.D 2014
Rabono -
35,500 35,500
855.00 S.D 2014
Erinal Fiwan 238,500
69,500 69,500
855.00 S.D 2014
Rifki Sengadji 34,000
78,000 78,000
855.00 S.D 2014
M Adrian Syahbandi A
- 59,500
59,500 855.00
S.D 2014 Syafaruddin Harahap
61,000 56,500
56,500 855.00
S.D 2014 Agus Susanto
102,000 64,000
64,000 855.00
S.D 2014 Ferry Soneille
- 80,500
80,500 855.00 S.D 2014
Untari Setyowati -
68,500 68,500
855.00 S.D 2014
Ariin Hakim Siregar 251,000
52,500 52,500 855.00
S.D 2014 Ardi Darmawan
- 53,000
53,000 855.00
S.D 2014 Heveanto Bekti R
- 76,000
76,000 855.00
S.D 2014 Anggono Sinung N.
500 53,500
53,500 855.00
S.D 2014 Wicaksono
174,000 53,000
53,000 855.00
S.D 2014 Adhi Kuntoyo
- 51,500
51,500 855.00
S.D 2014 Mancu Silitonga
- 79,000
79,000 855.00
S.D 2014 Wisnu Agus Prijanto
- 50,500
50,500 855.00
S.D 2014 Zulkili
- 53,000
53,000 855.00
S.D 2014 Donny Dwiantoro
- 56,500
56,500 855.00
S.D 2014 Atjuk Winarto
- 54,000
54,000 855.00
S.D 2014 Dante Sulindro
Nugroho -
88,500 88,500
855.00 S.D 2014
Susetio Dwiyanto -
68,500 68,500
855.00 S.D 2014
Teguh Wahyudi -
58,000 58,000
855.00 S.D 2014
Achmad Noorrachman
- 77,500
77,500 855.00
S.D 2014 Fadjar Juliati
- 64,500
64,500 855.00
S.D 2014 Sahat Sihombing
12,000 60,000
60,000 855.00
S.D 2014 A.Tri Wyanjono
- 50,500
50,500 855.00
S.D 2014 Surasta
118,000 53,000
53,000 855.00
S.D 2014
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar
Saham Jumlah Opsi
Harga Opsi Rp
Jangka Waktu
Yang Diberikan
Lembar Saham
Yang Telah Dieksekusi
Lembar Saham
Fadlin Farades -
51,500 51,500
855.00 S.D 2014
Ahmad Fatoni -
59,000 59,000
855.00 S.D 2014
Pudi Djunaidi -
69,000 69,000
855.00 S.D 2014
Cuk Hidayat -
50,500 50,500
855.00 S.D 2014
Munazir 169,500
37,500 37,500
855.00 S.D 2014
Herman Sugiharto -
57,000 57,000
855.00 S.D 2014
Tri Mulyono -
56,000 56,000
855.00 S.D 2014
Herry Fitrianto -
58,500 58,500
855.00 S.D 2014
Irwan.Ch 80,000
72,500 72,500
855.00 S.D 2014
Untung Surapati 238,500
49,500 49,500
855.00 S.D 2014
Kabul Budhi Setiawan 228,000
58,500 58,500
855.00 S.D 2014
Aprianto -
49,500 49,500
855.00 S.D 2014
Didi Patria 2,500
50,000 50,000
855.00 S.D 2014
Amtsal Yuspin -
56,500 56,500
855.00 S.D 2014
Nelisma Suryani 181,500
71,000 71,000
855.00 S.D 2014
Wibowo Pudjiantoro 50,000
51,500 51,500
855.00 S.D 2014
Noor Ridlo -
51,000 51,000
855.00 S.D 2014
Indro Setiadji -
67,500 67,500
855.00 S.D 2014
R.Anggarani 233,500
78,000 78,000
855.00 S.D 2014
Panca Budi Kurniawan
- 56,000
56,000 855.00
S.D 2014 Lucy Nukman
76,500 58,000
58,000 855.00
S.D 2014 Zulfahmi
- 29,500
29,500 855.00
S.D 2014 Tyas Dite Kresnanto
- 51,000
51,000 855.00
S.D 2014 Setiyadi
180,000 56,500
56,500 855.00
S.D 2014 Nefo Purwono
Trianggono -
- -
855.00 S.D 2014
R. Mahelan Prabantarikso
- 57,500
57,500 855.00
S.D 2014 Joni Prasetiyanto
243,500 67,500
67,500 855.00
S.D 2014 Adi Suharto Atmadja
172,000 85,000
85,000 855.00
S.D 2014 Marisa Gemiralda
- 94,000
94,000 855.00
S.D 2014
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar
Saham Jumlah Opsi
Harga Opsi Rp
Jangka Waktu
Yang Diberikan
Lembar Saham
Yang Telah Dieksekusi
Lembar Saham
Viator Simbolon 85,000
108,000 108,000
855.00 S.D 2014
Sudaryo Bagyo Utomo
- 86,000
86,000 855.00
S.D 2014 Eko Waluyo
- 51,000
51,000 855.00
S.D 2014 Sri Purwanto
25,000 77,500
77,500 855.00
S.D 2014 Triani Pudji Astuti
119,000 105,000
105,000 855.00
S.D 2014 Mariades
373,000 71,500
71,500 855.00 S.D 2014
Refyul Rey Fatri -
- -
855.00 S.D 2014
Sindhu Rahadian Ardita
- 55,500
55,500 855.00
S.D 2014 Dadang Eka Jatnika
5,000 57,500
57,500 855.00
S.D 2014 Yossi Istanto
- 50,000
50,000 855.00
S.D 2014 Toto Priyohartono
121,000 90,000
90,000 855.00
S.D 2014 Suryanti Agustinar
279,500 83,500
83,500 855.00
S.D 2014 Dadang Rusnady
- 77,500
77,500 855.00
S.D 2014 Budi Wahyuti
- 120,500
120,500 855.00
S.D 2014 Sulis Usdoko
- 138,500
138,500 855.00
S.D 2014 Reinhard Harianja
- 83,000
83,000 855.00
S.D 2014 Edward Alimin Syarif
86,500 70,000
70,000 855.00
S.D 2014 Oni Febriarto R.
- 65,000
65,000 855.00
S.D 2014 Sasmaya Tuhuleley
- 84,000
84,000 855.00
S.D 2014 Hirwandi Gafar
- 58,000
58,000 855.00
S.D 2014 Nofry Rony Poetro
- 77,000
77,000 855.00
S.D 2014 Dewi Fitrianingrum
- 83,000
83,000 855.00
S.D 2014 Tony Harmanto
- 120,000
120,000 855.00
S.D 2014 Nasril
- 88,000
88,000 855.00
S.D 2014 Harry Budiono
270,000 106,500
106,500 855.00
S.D 2014 Achmad Chaerul
- 52,000
52,000 855.00
S.D 2014 Total
12,057,000 9,022,500
9,022,500
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Posisi 31 Desember 2014 MESOP Tahap I
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar Saham
Jumlah Opsi Harga Opsi
Rp Jangka
Waktu Yang
Diberikan Lembar
Saham Yang Telah
Dieksekusi Lembar
Saham Komisaris
Mardiasmo -
- -
- -
Agung Kuswandono -
- -
- -
Amanah Abdulkadir -
- -
- -
Herman Hidayat -
- -
- -
Maulana Ibrahim -
- -
- -
Sahala Lumban Gaol -
- -
- -
Direksi Maryono
- -
- -
- Mansyur S Nasution
- -
- -
- Irman Alvian
Zahiruddin 3,991,000
855,500 855,500 1,297.44
S.D 2015 Hulmansyah
- 77,500
77,500 1,297.44 S.D 2015
Rico Rizal Budidarmo -
- -
- -
Iman Nugroho Soeko -
- -
- -
Pejabat Eksekutif
Roganda Mangapul S 202,500
41,500 41,500 1,297.44
S.D 2015 Dwihatmo
Arisumasto -
37,000 37,000 1,297.44
S.D 2015 Hanai
184,500 42,000
42,000 1,297.44 S.D 2015
Arif Wijanarko -
41,500 41,500 1,297.44
S.D 2015 Alex Sofyan Noor
- 56,500
56,500 1,297.44 S.D 2015
Sigit Handoko 133,000
37,500 37,500 1,297.44
S.D 2015 Darminto
- 36,000
36,000 1,297.44 S.D 2015
Ikhsan -
54,500 54,500 1,297.44
S.D 2015 Slamet Purwadi
348,500 59,000
59,000 1,297.44 S.D 2015
Sri Rezeki M.S 318,500
64,000 64,000 1,297.44
S.D 2015 Zulmarwan
50,000 40,500
40,500 1,297.44
S.D 2015 Sri Soekminiarni
225,000 42,500
42,500 1,297.44 S.D 2015
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar Saham
Jumlah Opsi Harga Opsi
Rp Jangka
Waktu Yang
Diberikan Lembar
Saham Yang Telah
Dieksekusi Lembar
Saham Doddy Bursman
1,000 59,000
59,000 1,297.44 S.D 2015
John Mangara Ts. -
41,500 41,500 1,297.44
S.D 2015 Ahmad Romzah
319,500 42,000
42,000 1,297.44 S.D 2015
Heru Wicaksono 273,500
50,500 50,500 1,297.44
S.D 2015 Yuliati Hastiwulan
154,500 51,000
51,000 1,297.44 S.D 2015
Frisaba H Yusdianto -
56,500 56,500 1,297.44
S.D 2015 P. Pandu Pamungkas
S. 100,000
55,000 55,000 1,297.44
S.D 2015 Elvis Syahri
50,000 40,000
40,000 1,297.44 S.D 2015
Bambang Prasetyo 275,000
55,000 55,000 1,297.44
S.D 2015 Muhammad Siring
33,500 52,500
5,000 1,297.44 S.D 2015
Daulat Marpaung 131,500
42,500 42,500 1,297.44
S.D 2015 Eka Immawaty
- 44,000
44,000 1,297.44 S.D 2015
Muchtar Muhammad Noor S
- 54,000
54,000 1,297.44 S.D 2015
Porman Simarmata -
36,000 36,000 1,297.44
S.D 2015 M.Iwan Suherlan
- 37,000
- 1,297.44 S.D 2015
R.Achmad Zein W -
41,000 41,000 1,297.44
S.D 2015 Paima Erianto Hsb
291,000 55,000
55,000 1,297.44 S.D 2015
Rudolf Valentino Saragih
229,500 42,000
42,000 1,297.44 S.D 2015
Nurmiah 341,000
64,500 64,500 1,297.44
S.D 2015 Astik Pradjana
- 54,000
54,000 1,297.44 S.D 2015
Ninik Kusuma Wardani
- 56,500
- 1,297.44 S.D 2015
Budi Permana -
40,000 40,000 1,297.44
S.D 2015 Lia Muliana
193,500 56,000
- 1,297.44 S.D 2015
Saniman -
42,000 42,000 1,297.44
S.D 2015
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar Saham
Jumlah Opsi Harga Opsi
Rp Jangka
Waktu Yang
Diberikan Lembar
Saham Yang Telah
Dieksekusi Lembar
Saham Rabono
- 36,500
36,500 1,297.44 S.D 2015
Erinal Fiwan 238,500
51,500 51,500 1,297.44
S.D 2015 Rifki Sengadji
34,000 57,000
57,000 1,297.44 S.D 2015
M Adrian Syahbandi A
- 54,500
54,500 1,297.44 S.D 2015
Syafaruddin Harahap 61,000
42,000 42,000 1,297.44
S.D 2015 Agus Susanto
102,000 50,000
50,000 1,297.44 S.D 2015
Ferry Soneille -
61,500 61,500 1,297.44
S.D 2015 Untari Setyowati
- 51,000
51,000 1,297.44 S.D 2015
Ariin Hakim Siregar 251,000
42,000 42,000 1,297.44
S.D 2015 Ardi Darmawan
- 42,000
- 1,297.44 S.D 2015
Heveanto Bekti R -
55,000 55,000 1,297.44
S.D 2015 Anggono Sinung N.
500 42,500
42,500 1,297.44 S.D 2015
Wicaksono 174,000
42,000 42,000 1,297.44
S.D 2015 Adhi Kuntoyo
- 41,000
41,000 1,297.44 S.D 2015
Mancu Silitonga -
61,000 61,000 1,297.44
S.D 2015 Wisnu Agus Prijanto
- 37,000
37,000 1,297.44 S.D 2015
Zulkili -
42,500 42,500 1,297.44
S.D 2015 Donny Dwiantoro
- 42,000
17,000 1,297.44 S.D 2015
Atjuk Winarto -
43,000 43,000 1,297.44
S.D 2015 Dante Sulindro
Nugroho -
75,500 75,500 1,297.44
S.D 2015 Susetio Dwiyanto
- 51,000
51,000 1,297.44 S.D 2015
Teguh Wahyudi -
53,500 - 1,297.44
S.D 2015 Achmad
Noorrachman -
60,000 - 1,297.44
S.D 2015 Fadjar Juliati
- 50,500
50,500 1,297.44 S.D 2015
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar Saham
Jumlah Opsi Harga Opsi
Rp Jangka
Waktu Yang
Diberikan Lembar
Saham Yang Telah
Dieksekusi Lembar
Saham Sahat Sihombing
12,000 55,500
55,500 1,297.44 S.D 2015
A.Tri Wyanjono -
40,500 40,500 1,297.44
S.D 2015 Surasta
118,000 42,500
- 1,297.44 S.D 2015
Fadlin Farades -
41,500 41,500 1,297.44
S.D 2015 Ahmad Fatoni
- 54,500
54,500 1,297.44 S.D 2015
Pudi Djunaidi -
51,000 51,000 1,297.44
S.D 2015 Cuk Hidayat
- 40,500
40,500 1,297.44 S.D 2015
Munazir 169,500
37,500 37,500 1,297.44
S.D 2015 Herman Sugiharto
- 46,000
46,000 1,297.44 S.D 2015
Tri Mulyono -
42,000 42,000 1,297.44
S.D 2015 Herry Fitrianto
- 51,000
51,000 1,297.44 S.D 2015
Irwan.Ch 80,000
52,500 52,500 1,297.44
S.D 2015 Untung Surapati
238,500 36,000
36,000 1,297.44 S.D 2015
Kabul Budhi Setiawan 228,000
54,000 54,000 1,297.44
S.D 2015 Aprianto
- 40,000
- 1,297.44 S.D 2015
Didi Patria 2,500
36,500 36,500 1,297.44
S.D 2015 Amtsal Yuspin
- 42,000
- 1,297.44 S.D 2015
Nelisma Suryani 181,500
52,500 52,500 1,297.44
S.D 2015 Wibowo Pudjiantoro
50,000 41,500
41,500 1,297.44 S.D 2015
Noor Ridlo -
37,000 37,000 1,297.44
S.D 2015 Indro Setiadji
- 50,000
50,000 1,297.44 S.D 2015
R.Anggarani 233,500
56,500 56,500 1,297.44
S.D 2015 Panca Budi
Kurniawan -
42,000 42,000 1,297.44
S.D 2015 Lucy Nukman
76,500 50,000
50,000 1,297.44 S.D 2015
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar Saham
Jumlah Opsi Harga Opsi
Rp Jangka
Waktu Yang
Diberikan Lembar
Saham Yang Telah
Dieksekusi Lembar
Saham Zulfahmi
- 31,000
31,000 1,297.44 S.D 2015
Tyas Dite Kresnanto -
37,000 37,000 1,297.44
S.D 2015 Setiyadi
180,000 42,000
- 1,297.44 S.D 2015
Nefo Purwono Trianggono
- -
- - -
R. Mahelan Prabantarikso
- 46,500
- 1,297.44 S.D 2015
Joni Prasetiyanto 243,500
60,000 60,000 1,297.44
S.D 2015 Adi Suharto Atmadja
172,000 65,500
65,500 1,297.44 S.D 2015
Marisa Gemiralda -
83,000 83,000 1,297.44
S.D 2015 Viator Simbolon
85,000 87,500
87,500 1,297.44 S.D 2015
Sudaryo Bagyo Utomo
- 61,500
61,500 1,297.44 S.D 2015
Eko Waluyo -
41,000 41,000 1,297.44
S.D 2015 Sri Purwanto
25,000 59,500
59,500 1,297.44 S.D 2015
Triani Pudji Astuti 119,000
80,500 80,500 1,297.44
S.D 2015 Mariades
373,000 56,000
56,000 1,297.44 S.D 2015
Refyul Rey Fatri -
- - -
- Sindhu Rahadian
Ardita -
41,500 41,500 1,297.44
S.D 2015 Dadang Eka Jatnika
5,000 46,500
16,500 1,297.44 S.D 2015
Yossi Istanto -
40,500 40,500 1,297.44
S.D 2015 Toto Priyohartono
121,000 69,000
69,000 1,297.44 S.D 2015
Suryanti Agustinar 279,500
64,000 64,000 1,297.44
S.D 2015 Dadang Rusnady
- 60,000
60,000 1,297.44 S.D 2015
Budi Wahyuti -
88,000 75,500 1,297.44
S.D 2015 Sulis Usdoko
- 109,000
109,000 1,297.44 S.D 2015
Reinhard Harianja -
63,500 63,500 1,297.44
S.D 2015
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar Saham
Jumlah Opsi Harga Opsi
Rp Jangka
Waktu Yang
Diberikan Lembar
Saham Yang Telah
Dieksekusi Lembar
Saham Edward Alimin Syarif
86,500 62,000
62,000 1,297.44 S.D 2015
Oni Febriarto R. -
51,000 51,000 1,297.44
S.D 2015 Sasmaya Tuhuleley
- 65,000
42,500 1,297.44 S.D 2015
Hirwandi Gafar -
43,000 - 1,297.44
S.D 2015 Nofry Rony Poetro
- 59,500
59,500 1,297.44 S.D 2015
Dewi Fitrianingrum -
63,500 63,500 1,297.44
S.D 2015 Tony Harmanto
- 105,500
- 1,297.44 S.D 2015
Nasril -
68,000 68,000 1,297.44
S.D 2015 Harry Budiono
270,000 78,000
78,000 1,297.44 S.D 2015
Achmad Chaerul -
41,500 20,000 1,297.44
S.D 2015 Total
12,057,000 6,900,500
6,075,000
Posisi 31 Desember 2014 MESOP Tahap I
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar Saham
Jumlah Opsi Harga Opsi
Rp Jangka
Waktu Yang
Diberikan Lembar
Saham Yang Telah
Dieksekusi Lembar
Saham Komisaris
Mardiasmo -
- -
- -
Agung Kuswandono -
- -
- -
Amanah Abdulkadir -
- -
- -
Herman Hidayat -
- -
- -
Maulana Ibrahim -
- -
- -
Sahala Lumban Gaol -
- -
- -
Direksi Maryono
- -
- -
-
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar Saham
Jumlah Opsi Harga Opsi
Rp Jangka
Waktu Yang
Diberikan Lembar
Saham Yang Telah
Dieksekusi Lembar
Saham Mansyur S Nasution
- -
- -
- Irman Alvian
Zahiruddin 3,991,000
828,500 828,500 1,098.36
S.D 2016 Hulmansyah
- 94,000
94,000 1,098.36 S.D 2016
Rico Rizal Budidarmo -
- -
- -
Iman Nugroho Soeko -
- -
- -
Pejabat Eksekutif
Roganda Mangapul S 202,500
39,000 39,000 1,098.36
S.D 2016 Dwihatmo
Arisumasto -
38,000 38,000 1,098.36
S.D 2016 Hanai
184,500 39,500
39,500 1,098.36 S.D 2016
Arif Wijanarko -
42,000 42,000 1,098.36
S.D 2016 Alex Sofyan Noor
- 55,500
55,500 1,098.36 S.D 2016
Sigit Handoko 133,000
39,500 - 1,098.36
S.D 2016 Darminto
- 34,000
34,000 1,098.36 S.D 2016
Ikhsan -
55,000 55,000 1,098.36
S.D 2016 Slamet Purwadi
348,500 61,000
61,000 1,098.36 S.D 2016
Sri Rezeki M.S 318,500
67,500 67,500 1,098.36
S.D 2016 Zulmarwan
50,000 43,000
43,000 1,098.36 S.D 2016
Sri Soekminiarni 225,000
46,000 46,000 1,098.36
S.D 2016 Doddy Bursman
1,000 61,500
61,500 1,098.36 S.D 2016
John Mangara Ts. -
42,500 42,500 1,098.36
S.D 2016 Ahmad Romzah
319,500 40,000
40,000 1,098.36 S.D 2016
Heru Wicaksono 273,500
51,500 51,500 1,098.36
S.D 2016 Yuliati Hastiwulan
154,500 48,500
48,500 1,098.36 S.D 2016
Frisaba H Yusdianto -
57,500 57,500 1,098.36
S.D 2016 P. Pandu Pamungkas
S. 100,000
55,500 55,500 1,098.36
S.D 2016 Elvis Syahri
50,000 42,500
42,500 1,098.36 S.D 2016
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar Saham
Jumlah Opsi Harga Opsi
Rp Jangka
Waktu Yang
Diberikan Lembar
Saham Yang Telah
Dieksekusi Lembar
Saham Bambang Prasetyo
275,000 55,000
55,000 1,098.36 S.D 2016
Muhammad Siring 33,500
49,500 4,500 1,098.36
S.D 2016 Daulat Marpaung
131,500 41,000
41,000 1,098.36 S.D 2016
Eka Immawaty -
44,500 44,500 1,098.36
S.D 2016 Muchtar Muhammad
Noor S -
56,000 56,000
1,098.36 S.D 2016
Porman Simarmata -
37,000 37,000 1,098.36
S.D 2016 M.Iwan Suherlan
- 37,500
37,500 1,098.36 S.D 2016
R.Achmad Zein W -
44,000 44,000 1,098.36
S.D 2016 Paima Erianto Hsb
291,000 56,500
56,500 1,098.36 S.D 2016
Rudolf Valentino Saragih
229,500 45,500
45,500 1,098.36 S.D 2016
Nurmiah 341,000
66,500 66,500 1,098.36
S.D 2016 Astik Pradjana
- 52,000
52,000 1,098.36 S.D 2016
Ninik Kusuma Wardani
- 57,000
- 1,098.36 S.D 2016
Budi Permana -
44,000 44,000 1,098.36
S.D 2016 Lia Muliana
193,500 58,000
- 1,098.36 S.D 2016
Saniman -
39,500 39,500 1,098.36
S.D 2016 Rabono
- 37,500
37,500 1,098.36 S.D 2016
Erinal Fiwan 238,500
55,000 55,000 1,098.36
S.D 2016 Rifki Sengadji
34,000 59,000
59,000 1,098.36 S.D 2016
M Adrian Syahbandi A
- 57,000
57,000 1,098.36 S.D 2016
Syafaruddin Harahap 61,000
44,500 44,500 1,098.36
S.D 2016 Agus Susanto
102,000 52,000
52,000 1,098.36 S.D 2016
Ferry Soneille -
61,500 61,500 1,098.36
S.D 2016 Untari Setyowati
- 54,500
54,500 1,098.36 S.D 2016
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar Saham
Jumlah Opsi Harga Opsi
Rp Jangka
Waktu Yang
Diberikan Lembar
Saham Yang Telah
Dieksekusi Lembar
Saham Ariin Hakim Siregar
251,000 43,500
43,500 1,098.36 S.D 2016
Ardi Darmawan -
41,000 - 1,098.36
S.D 2016 Heveanto Bekti R
- 56,000
56,000 1,098.36 S.D 2016
Anggono Sinung N. 500
42,500 42,500 1,098.36
S.D 2016 Wicaksono
174,000 40,000
40,000 1,098.36 S.D 2016
Adhi Kuntoyo -
43,000 43,000 1,098.36
S.D 2016 Mancu Silitonga
- 63,000
63,000 1,098.36 S.D 2016
Wisnu Agus Prijanto -
38,000 38,000 1,098.36
S.D 2016 Zulkili
- 45,000
45,000 1,098.36 S.D 2016
Donny Dwiantoro -
51,000 26,000 1,098.36
S.D 2016 Atjuk Winarto
- 46,500
46,500 1,098.36 S.D 2016
Dante Sulindro Nugroho
- 76,500
76,500 1,098.36 S.D 2016
Susetio Dwiyanto -
58,000 58,000 1,098.36
S.D 2016 Teguh Wahyudi
- 56,000
56,000 1,098.36 S.D 2016
Achmad Noorrachman
- 58,500
58,500 1,098.36 S.D 2016
Fadjar Juliati -
48,000 48,000 1,098.36
S.D 2016 Sahat Sihombing
12,000 57,500
57,500 1,098.36 S.D 2016
A.Tri Wyanjono -
38,500 38,500 1,098.36
S.D 2016 Surasta
118,000 46,000
46,000 1,098.36 S.D 2016
Fadlin Farades -
40,500 40,500 1,098.36
S.D 2016 Ahmad Fatoni
- 53,500
53,500 1,098.36 S.D 2016
Pudi Djunaidi -
47,500 47,500 1,098.36
S.D 2016 Cuk Hidayat
- 39,500
39,500 1,098.36 S.D 2016
Munazir 169,500
44,500 44,500 1,098.36
S.D 2016
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar Saham
Jumlah Opsi Harga Opsi
Rp Jangka
Waktu Yang
Diberikan Lembar
Saham Yang Telah
Dieksekusi Lembar
Saham Herman Sugiharto
- 48,000
48,000 1,098.36 S.D 2016
Tri Mulyono -
44,000 44,000 1,098.36
S.D 2016 Herry Fitrianto
- 49,500
49,500 1,098.36 S.D 2016
Irwan.Ch 80,000
48,500 48,500 1,098.36
S.D 2016 Untung Surapati
238,500 34,000
34,000 1,098.36 S.D 2016
Kabul Budhi Setiawan 228,000
53,500 53,500 1,098.36
S.D 2016 Aprianto
- 39,500
- 1,098.36 S.D 2016
Didi Patria 2,500
37,500 37,500 1,098.36
S.D 2016 Amtsal Yuspin
- 41,000
41,000 1,098.36 S.D 2016
Nelisma Suryani 181,500
53,500 53,500 1,098.36
S.D 2016 Wibowo Pudjiantoro
50,000 40,000
40,000 1,098.36 S.D 2016
Noor Ridlo -
38,500 38,500 1,098.36
S.D 2016 Indro Setiadji
- 51,000
51,000 1,098.36 S.D 2016
R.Anggarani 233,500
54,500 54,500 1,098.36
S.D 2016 Panca Budi
Kurniawan -
40,500 40,500 1,098.36
S.D 2016 Lucy Nukman
76,500 49,500
49,500 1,098.36 S.D 2016
Zulfahmi -
32,000 32,000 1,098.36
S.D 2016 Tyas Dite Kresnanto
- 38,000
38,000 1,098.36 S.D 2016
Setiyadi 180,000
40,000 40,000 1,098.36
S.D 2016 Nefo Purwono
Trianggono -
- - -
- R. Mahelan
Prabantarikso -
54,500 - 1,098.36
S.D 2016 Joni Prasetiyanto
243,500 64,500
64,500 1,098.36 S.D 2016
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar Saham
Jumlah Opsi Harga Opsi
Rp Jangka
Waktu Yang
Diberikan Lembar
Saham Yang Telah
Dieksekusi Lembar
Saham Adi Suharto Atmadja
172,000 64,500
64,500 1,098.36 S.D 2016
Marisa Gemiralda -
86,000 86,000 1,098.36
S.D 2016 Viator Simbolon
85,000 85,000
85,000 1,098.36 S.D 2016
Sudaryo Bagyo Utomo
- 63,000
63,000 1,098.36 S.D 2016
Eko Waluyo -
44,500 44,500 1,098.36
S.D 2016 Sri Purwanto
25,000 59,500
59,500 1,098.36 S.D 2016
Triani Pudji Astuti 119,000
83,000 83,000 1,098.36
S.D 2016 Mariades
373,000 58,000
58,000 1,098.36 S.D 2016
Refyul Rey Fatri -
- - -
- Sindhu Rahadian
Ardita -
45,000 45,000 1,098.36
S.D 2016 Dadang Eka Jatnika
5,000 53,500
53,500 1,098.36 S.D 2016
Yossi Istanto -
43,500 43,500 1,098.36
S.D 2016 Toto Priyohartono
121,000 70,000
70,000 1,098.36 S.D 2016
Suryanti Agustinar 279,500
68,000 68,000 1,098.36
S.D 2016 Dadang Rusnady
- 60,500
60,500 1,098.36 S.D 2016
Budi Wahyuti -
85,000 85,000 1,098.36
S.D 2016 Sulis Usdoko
- 108,500
108,500 1,098.36 S.D 2016
Reinhard Harianja -
61,500 61,500 1,098.36
S.D 2016 Edward Alimin Syarif
86,500 64,000
64,000 1,098.36 S.D 2016
Oni Febriarto R. -
54,500 54,500 1,098.36
S.D 2016 Sasmaya Tuhuleley
- 66,000
66,000 1,098.36 S.D 2016
Hirwandi Gafar -
47,500 - 1,098.36
S.D 2016
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Keterangan Nama Jumlah Saham
Yang Dimiliki Lembar Saham
Jumlah Opsi Harga Opsi
Rp Jangka
Waktu Yang
Diberikan Lembar
Saham Yang Telah
Dieksekusi Lembar
Saham Nofry Rony Poetro
- 61,500
61,500 1,098.36 S.D 2016
Dewi Fitrianingrum -
67,500 67,500 1,098.36
S.D 2016 Tony Harmanto
- 101,500
101,500 1,098.36 S.D 2016
Nasril -
68,500 68,500 1,098.36
S.D 2016 Harry Budiono
270,000 84,000
84,000 1,098.36 S.D 2016
Achmad Chaerul -
45,500 45,500 1,098.36
S.D 2016 Total
12,057,000 7,012,000
6,605,000
BTN Terdepan GCG Rumahkoe
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Rencana Strategis Bank BTN
Jangka Panjang
Dengan mempertimbangkan faktor historis, kompetensi yang dimiliki, potensi bisnis yang ada, regulasi, serta
peran bank BTN selama ini dalam pembangunan nasional, maka Bank BTN sebagai bank fokus perumahan,
bermaksud akan menjadi leading housing bank in Indonesia withworld class service quality pada tahun 2019.
Dalam proses transformasi menuju bank BTN sebagai leading housing bank in Indonesia withworld class service
quality pada tahun 2019, dalam beberapa tahun ke depan akan dilakukan re-branding terhadap visi Bank BTN
saat ini agar dapat terjadi keselarasan antara ekspektasi stakeholder eksternal dan internal perusahaan
Penyaluran KPR Bank BTN sebagai salah satu objectives indicator, dalam 5 tahun ke depan 2015-2019
diproyeksikan meningkat 2 kali lipat sebesar 1,5 juta unit dari pencapaian 5 tahun sebelumnya 2009-2013 sebesar
0,75 juta unit. Penyaluran ini akan semakin meningkat pada periode berikutnya seiring dengan meningkatnya
program penyelesaian backlog dari Pemerintah. Dengan kompetensi yang dimiliki, Bank BTN akan menyerap
penyaluran KPR dalam rangka penyelesaian backlog minimal sebesar 90.
Business Transformation