Bank Tabungan Negara 2014
(2)
(3)
BTN
TERDEPAN
GCG
RUMAHKOE
Menghadapi tahun 2015 yang sering disebut sebagai era ekonomi baru, era persaingan bebas
Asean, Bank BTN meluncurkan
tagline
yang sekaligus menjadi budaya perusahaan yang baru, yaitu
BTN TERDEPAN GCG RUMAHKOE.
Tagline
baru ini menunjukkan tekad Bank BTN yang besar untuk
mewujudkan visi perusahaan “Menjadi Bank yang terdepan dalam pembiayaan perumahan” dengan
berlandaskan pada
Good Corporate Governance
.
Tagline
baru ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses transformasi yang telah dijalani Bank
BTN sejak tahun 2013 lalu, dimana Bank BTN menjadikan GCG sebagai panglima menuju keberhasilan
perusahaan. Untuk itu, Manajemen Bank BTN berupaya untuk menjadikan
tagline
tersebut sebagai ruh
operasional Bank BTN.
BTN Terdepan juga menjadi perwujudan sikap dan tekad bahwa Bank BTN siap menghadapi
era ekonomi baru, dan mempertahankan kepemimpinannya, khususnya di bidang pembiayaan
perumahan.
(4)
Daftar
Isi
7
Pencapaian 2014
8
Ikhtisar Data Keuangan
Penting
8
Ikhtisar Keuangan
10
Penghargaan dan Sertifikasi
14
Peristiwa Penting 2014
20
Laporan Dewan Komisaris
Dan Direksi
20
Laporan Dewan Komisaris
26
Laporan Direksi
36
Tanda tangan anggota Dewan Komisaris
dan anggota Direksi
39
Proil Perusahaan
40
Data Perusahaan
42
Sekilas Bank BTN
44
Milestone Bank BTN
46
Bidang Usaha
48
Struktur Organisasi
50
Visi dan Misi
51
Nilai-Nilai dan Budaya Perusahaan
52
Identitas Perusahaan
53
Lembaga Penunjang Pasar Modal
54
Jaringan Bisnis
57
Informasi Bagi Investor
58
Informasi Bagi Investor
69
Analisis Dan Pembahasan
Manajamen Atas Kinerja
Perusahaan
70
Tinjauan Operasional
82
•
Hubungan Industrial
85
•
Teknologi Informasi
98
Tinjauan Bisnis
123
Tinjauan Keuangan
145
Tata Kelola Perusahaan
yang Baik
146
Paradigma GCG BTN
147
Pengukuhan Komitmen
148
Pencapaian 2014
154
Third Party Assesment
157
Struktur dan Mekanisme
Hubungan Tata Kelola Perusahaan
158
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
172
Dewan Komisaris
188
Direksi
214
Sekretaris Perusahaan
218
Akses Informasi dan Data Perusahaan
224
Fungsi Kepatuhan
227
Audit Internal
234
Auditor Eksternal dan Akuntan Publik
235
Akuntan Publik
237
Pembayaran Pajak
(5)
239
Penerapan Manajemen Risiko
253
Sistem Pengendalian Internal (SPIN)
257
Permasalahan Hukum
259
Kode Etik Perusahaan
(Code of Conduct)
263
Whistleblowing System
266
Penyediaan Dana Pihak Terkait &
Penyediaan Dana Jumlah Besar
266
Pengungkapan Fraud Internal
266
Transaksi yang Mengandung
Benturan Kepentingan
267
Informasi Lainnya
267
Pemberian Dana Kegiatan Sosial/CSR
dan/atau Politik
268
Buy Back Shares & Buy Back Obligasi
269
Share Option
287
Rencana Strategis Bank BTN
294
Laporan Pelaksanaan GCG UUS
298
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
311
Informasi Perusahaan
312
Profil Dewan Komisaris
315
Profil Direksi
318
Profil Komite Audit
319
Profil Komite Pemantau Risiko
320
Profil Komite Remunerasi dan Nominasi
321
Profil Dewan Pengawas Syariah
322
Profil Kepala Audit Internal
322
Profil Sekretaris Perusahaan
323
Daftar Pejabat Senior
326
Produk dan Layanan
331
Alamat Kantor
352
Referensi Isi Laporan Tahunan
dengan Peraturan OJK
324
Laporan Keuangan
Konsolidasi 2014
(6)
Bank BTN semakin
memantapkan
posisinya sebagai
bank yang
terdepan dalam
pembiayaan
perumahan
(7)
Aset
Rp131,17 triliun
Rp144,58 triliun
10,22%
Kredit yang
Diberikan
Rp100,47 triliun
Rp115,92 triliun
15,38%
Pendapatan bunga
dan bagi hasil
Rp10,78 triliun
Rp12,81 triliun
18,77%
NPL*
4,01%
Dana Pihak
Ketiga
Rp96,21 triliun
Rp106,47 triliun
10,67%
2014
(8)
Ikhtisar
Keuangan
Keterangan (dalam Miliar Rupiah) 2014 2013 2012 2011 2010
Laporan Laba Rugi
Pendapatan Bunga dan Bagi Hasil 12.807 10.783 8.819 7.556 6.499 Beban Bunga dan Bonus (7.343) (5.130) (4.092) (3.770) (3.144) Pendapatan Bunga dan Bagi Hasil -
Bersih 5.465 5.653 4.727 3.786 3.355
Pendapatan Operasional Lainnya 895 764 571 512 488
Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Kerugian Aset Keuangan dan Non-Aset Keuangan
(771) (430) (213) (110) (311)
Pemulihan (Beban) Estimasi Kerugian Penurunan Nilai Komitmen dan Kontinjensi
(0,7) (2) (1) 58 (21)
Beban Operasional Lainnya (4.041) (3.849) (3.214) (2.720) (2.247)
Laba Operasional 1.546 2.136 1.871 1.526 1.264
Pendapatan (Beban) Bukan
Operasional - Bersih 2 5 (8) (3) (13)
Laba Sebelum Manfaat Pajak
Penghasilan 1.548 2.141 1.863 1.522 1.250
Beban Pajak (433) (579) (499) (403) (334)
Laba Bersih 1.116 1.562 1.364 1.119 916
Laba Bersih (Komprehensif) 1.116 1.443 1.358 1.026 1.098 Laba Bersih Per Saham (nilai penuh) 106 148 148 123 105
Neraca
Aktiva Produktif 129.158 113.470 90.671 71.926 66.326 Kredit yang diberikan-konvensional 106.271 92.386 75.411 59.338 48.703 Kredit yang diberikan-Syariah 9.645 8.081 6.000 4.226 2.847 Penempatan pada BI dan Bank Lain 1.497 4.839 11.472 9.781 2.375
Efek-Efek 5.437 4.202 1.023 739 931
Obligasi Pemerintah 8.238 8.385 7.469 7.107 7.193
Total Aset 144.576 131.170 111.749 89.121 68.386
Simpanan dari Nasabah 106.471 96.208 80.668 61.970 47.546
Giro 23.423 19.116 13.271 13.150 5.174
Tabungan 26.168 24.238 21.540 14.816 10.868
Deposito Berjangka 56.880 52.854 45.856 34.004 31.504 Surat Berharga yang Diterbitkan 8.520 8.837 7.137 5.438 4.140
Pinjaman Yang Diterima 6.998 7.073 6.737 5.695 3.400
Pinjaman Subordinasi - - - -
-Total Kewajiban 132.370 119.613 101.470 81.800 61.938
Ekuitas 12.206 11.557 10.279 7.322 6.447
Rasio Keuangan
Return on Asset (ROA) 1,12 1,79 1,94 2,03 2,05
Return on Equity (ROE) 10,66 16,05 18,23 17,65 16,56
(9)
Keterangan (dalam Miliar Rupiah) 2014 2013 2012 2011 2010
Rasio Kecukupan Modal (CAR) 14,64 15,62 17,69 15,03 16,74 Rasio Kredit dan Pembiayaan/
Piutang Syariah Bermasalah (NPL/F) - Gross
4,01 4,05 4,09 2,75 3,26
Rasio Kredit dan Pembiayaan/ Piutang Syariah Bermasalah (NPL/F) - Netto
2,79 3,04 3,12 2,23 2,66
Rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional 89,19 82,19 80,74 81,75 82,39
Rasio Kredit yang diberikan dan Pembiayaan/Piutang Syariah terhadap Simpanan
108,86 104,42 100,90 102,56 108,42
Jumlah Karyawan 8.582 8.011 7.142 6.337 5.312
Jumlah ATM 1.830 1.504 1.404 1.180 745
Jumlah Kantor 820 820 756 640 415
Kredit dan Pembiayaan
Syariah
51,55
81,41
20
10
2011
2012
2013
2014
63,56 100,47 115,92
Total Aset
68.386 111.74920
10
2011
2012
2013
2014
89.121
131.170
144.576
Dana Pihak Ketiga
(DPK)
Pendapatan Bunga
dan Bagi Hasil
47,55 6.499 80,67 8.819 20
10
2010
2013
2013
2012
2012
2014
2014
2011
2011
61,97 7.556 96,21 10.783 106,47 12.807Laba Bersih
9.16 1.36420
10
2011
2012
2013
2014
1.119
1.562
1.116
Rasio Kecukupan Modal
16,74
17,69
20
10
2011
2012
2013
2014
15,03
15,62
(10)
Jenis Penghargaan
Properti Indonesia Award 2014
Kategori
The Preferred Housing Finance
Tanggal
27 Agust 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan
Properti Indonesia
Jenis Penghargaan
Indonesia WOW Brand 2014
Kategori
Gold Champion of Indonesia WOW Brand 2014 - Mortgage (BUKU 3)
Tanggal
11 Sep 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan
Markplus
Jenis Penghargaan
Pembiayaan Perumahan
Kategori
Penyalur Pembiayaan KPR Terbanyak
Tanggal
20 Jun 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan
Property & Bank
Jenis Penghargaan
Penghargaan Pembayaran Pajak Tahun 2013
Kategori
Kontribusi pembayaran dan pelaporan pajak sesuai perundang-undangan
Tanggal
27 Feb 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan
Kanwil DJP Wajib Pajak Besar
Jenis Penghargaan
Service Excellence
Kategori
2nd Best ATM Commercial Bank
Tanggal
13 Jun 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan
Infobank
Jenis Penghargaan
Digital Brand
Kategori
Digital Brand KPR Tahun 2013
Tanggal
30 Jan 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan
(11)
Jenis Penghargaan
Banking Eiciency Award
Kategori
The Most Eicient Bank 2014 - BUMN
Tanggal 24 Sep 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan Bisnis Indonesia
Jenis Penghargaan Indonesia WOW Brand 2014 Kategori
Bronze Champion of Indonesia WOW Brand 2014 - Saving Account (BUKU 3) Tanggal
11 Sep 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan Markplus
Jenis Penghargaan
Most Recommended Brand - Word of Mouth
Kategori KPR Tanggal 23 Jun 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan SWA dan Onbee
Jenis Penghargaan
Trusted Company based on Corporate Governance Perception Index (CGPI) Kategori
Indonesia Trusted Companies Tanggal
14 Des 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan SWA dan IICG
Jenis Penghargaan
Anugerah Perbankan Indonesia 2014 Kategori
Peringkat ke-2 BUKU 3 Tanggal
18 Nop 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan Economic Review
Jenis Penghargaan Infobank BUMN Award 2014 Kategori
BUMN dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus selama 2009-2013 Tanggal
30 Okt 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan Infobank
(12)
Jenis Penghargaan
Service Excellence
Kategori
2nd Best Overall Performance Islamic Business Unit
Tanggal
13 Jun 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan
Infobank
Jenis Penghargaan
Service Excellence
Kategori
1st Best Phone Handling Islamic Business Unit
Tanggal
13 Jun 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan
Infobank
Jenis Penghargaan
Infobank Sharia
Kategori
Kinerja Keuangan Sangat Bagus Tahun 2013 Islamic Business Unit
Tanggal
30 Sep 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan
Infobank
Jenis Penghargaan
Digital Brand
Kategori
Digital Brand Tahun 2013 - Peringkat 2 Unit Usaha Syariah Bank Umum
Tanggal
30 Jan 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan
Infobank
Jenis Penghargaan
Service Excellence
Kategori
2nd Best Customer Service Islamic Business Unit
Tanggal
13 Jun 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan
Infobank
Jenis Sertiikat IS0 9001 :2008 Kategori
Internal Audit Services (General, Syariah and IT Audits)
Tanggal
11 Agustus 2014 sampai dengan 11 Agustus 2017
Lembaga Sertiikasi
(13)
Jenis Penghargaan
The 10th Islamic Finance Award
Kategori
1st rank The Best Services Quality
Tanggal
24 Feb 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan
Karim Consulting Indonesia
Jenis Penghargaan
The 10th Islamic Finance Award
Kategori
3rd rank Top Growth Funding Sharia Unit, Asset > IDR 1 Tn
Tanggal
24 Feb 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan
Karim Consulting Indonesia
Jenis Penghargaan
Pembiayaan Perumahan
Kategori
Pelayanan Terbaik dalam Pembiayaan Perumahan Rakyat
Tanggal
28 Okt 2014
Lembaga Pemberi Penghargaan
Residence Indonesia
Jenis Penghargaan
2013/14 Vision Awards
Kategori
Platinum Award
Tanggal
23 Feb 2015
Lembaga Pemberi Penghargaan
LACP
Jenis Penghargaan
2013/14 Vision Awards
Kategori
Top 50 Annual Reports Worldwide, ranking at #5
Tanggal
23 Feb 2015
Lembaga Pemberi Penghargaan
LACP
Jenis Penghargaan
2013/14 Vision Awards
Kategori
Best Letter to Shareholders
Tanggal
23 Feb 2015
Lembaga Pemberi Penghargaan
(14)
Peristiwa
Penting
Jakarta, 5 Mei 2014
BTN Kerjasama Dengan JAMKRINDO
Bank BTN bekerjasama dengan Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo). Kerjasama mana lebih dimaksudkan untuk memberikan jaminan pembiayaan KPR dengan skim FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan). Naskah PKS ditandatangani masing-masing oleh Maryono, Direktur Utama Bank BTN dan dari Jamkrindo dilakukan oleh Diding Surdirja Anwar, Direktur Utama dan Bakti Prasetyo, Direktur.
Jakarta, 10 Februari 2014
Bank BTN Paparkan Kinerja Triwulan IV 2013
Bank BTN menyampaikan hasil kinerja Perseroan untuk Triwulan IV 2013. Bank BTN berhasil meningkatkan laba bersih tahun 2013 sebesar Rp1,56 Triliun, tumbuh 14,53% jika dibandingkan perolehan laba tahun 2012. Sementara Non Performing Loan (NPL) Net dapat ditekan turun pada angka 3,04% sebagai hasil dari keseriusan Bank BTN untuk memperbaiki kualitas kreditnya.
Jakarta, 6 Juni 2014
BTN Dukung Pembiayaan 1.000 Rumah Pekerja
Bank BTN siap memberikan dukungan pembiayaan pembangunan perumahan bagi pekerja di 5 kota besar di Indonesia, yaitu Karawang, Serang, Palembang, Semarang, dan Surabaya. Bank BTN akan membangun 1.000 unit rumah sederhana di Serang setelah sebelumnya proyek serupa dilakukan di Karawang. Sekitar 130 unit rumah telah direalisasi dengan skim KPR Sejahtera FLPP dengan PUMP-KB dengan total nilai pembiayaan sekitar Rp 2,58 miliar. Proyek perumahan ini disiapkan sebagai fasilitas perumahan yang diberikan untuk peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Jakarta, 27 Maret 2014
Bank BTN Luncurkan Contact Center Bagi Nasabah Prioritas
Bank BTN bekerja sama dengan PT Telkom dan PT Infomedia Nusantara, meluncurkan layanan contact center khusus nasabah BTN Prioritas dan layanan Interactive Voice Response (IVR). Program ini sebagai bentuk komitmen perseroan dalam memberikan nilai tambah pelayanan pada para nasabah.
Contact Center 1500 286 yang beroperasi selama 24 jam setiap hari dalam setahun untuk nasabah BTN Prioritas.
(15)
Jakarta, 15 Juli 2014
Bank BTN Undi Hadiah Tabungan Homebastis Periode III
Untuk mendongkrak Dana Pihak Ketiga, Bank BTN memberikan penghargaan kepada nasabah yang loyal. Termasuk di dalamnya program hadiah Homebastis periode III dengan Grand Prize 3 rumah mewah masing-masing senilai Rp2 Miliar.
Jakarta, 25 Juni 2014
Bank BTN gandeng KPK
Penerapan GCG menjadi pilar dalam memberikan jaminan kepada masyarakat tentang bisnis yang bersih. Bank BTN bertekat menjalankan GCG sesuai dengan pilar-pilar yang telah ditetapkan pada semua lini. Semangat untuk menjalankan GCG secara lebih serius mendorong Bank BTN merangkul KPK dalam mencegah praktik gratiikasi dan suap di lingkungan Bank BTN.
Jakarta, 16 Agustus 2014
BTN Gelar Property Expo 2014
Bank BTN kembali menyelenggarakan Property Expo 2014. Ini merupakan penyelenggaraan yang keempat sejak tahun 2011. Pameran ini merupakan tebosoan yang dilakukan Bank BTN untuk meningkatkan penyaluran kredit, khususnya kredit perumahan. Respon masyarakat dan para pelaku industri perumahan terhadap event tersebut sangat besar. Apalagi pada event seperti ini banyak fasilitas dan kemudahan yang ditawarkan untuk transaksi selama pameran berlangsung.
Jakarta, 24 September 2014
Bank BTN Raih Predikat The Best Eicient Bank 2014
Bank BTN mendapatkan penghargaan The Best Eicient Bank 2014 dari harian Bisnis Indonesia atas kinerja perusahaan tahun 2013 untuk kelompok Bank BUMN. Penghargaan ini menggunakan metodologi dengan membandingkan hasil aktual (output) yang diperoleh oleh satu bank dengan hasil yang seharusnya dapat dicapai dengan sejumlah konsumsi sumber daya (input) yang sama. Bank BTN juga ditetapkan sebagai thebest eicientbank
(16)
Jakarta, 16 Oktober 2014
BTN Luncurkan Housing Finance Center
Sebagai leader pembiayaan perumahan di Indonesia, Bank BTN meluncurkan Housing Finance Center (HFC) sebagai salah satu solusi permasalahan perumahan di Indonesia. BTN HFC akan menjadi sumber inspirasi para pelaku bisnis di bidang pembiayaan perumahan.
Jakarta, 16 Oktober 2014
Seminar Business Leaders Forum dengan topik Fewer, Bigger, Bolder dengan pembicara Mohan Sawhney dengan penyelenggara MarkPlus, Inc.
Di seminar tersebut, diselenggarakan sesi diskusi Housing Finance dengan nara sumber dari Kemenpera - Bapak Sri Hartoyo, Deputi Pembiayaan dan Ketua DPP REI Eddy Hussy, dengan pembahasan akademik dari Professor Mohan Sawhney dari Kellogg School of Management
Jakarta, 28 Oktober 2014
Seremoni penandatanganan MOU dengan Polri yg diwakili oleh Bpk. Sutarman (Kapolri)
Kerjasama meliputi pemanfaatan produk, jasa, dan layanan Bank BTN oleh institusi dan anggota Polri di seluruh Indonesia.
Jakarta, 2 Oktober 2014
Sinergi Bank BTN-TELKOM Kembangkan Branchless Banking
Bank BTN memberikan fasilitas layanan perbankan kepada para penjual pulsa Telkom. Naskah MoU ditandatangani oleh Maryono, Direktur Utama Bank BTN dan Arief Yahya, Direktur Utama Telkom. Kerjasama Bank BTN dengan Telkom merupakan wujud sinergI antar BUMN. Kerjasama ini juga membawa misi untuk mendukung program pemerintah dalam mendorong Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).
(17)
Jakarta, 29 Oktober 2014
Rangkul YPI Al-Azhar Terbitkan Tabungan BTN Qurban iB
Bank BTN menggandeng Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al Azhar. Kerjasama dengan YPI Al Azhar Dalam peluncuran produk Tabungan BTN Qurban iB. Kerjasama dengan YPI Al Azhar sendiri secara umum menyangkut Penyediaan Fasilitas Pelayanan Jasa Perbankan Berdasarkan Prinsip Syariah.
Jakarta, 6 November 2014
BTN Buka Layanan Prioritas Di Pondok Indah
Bank BTN membuka lagi kantor layanan prioritas yang ke-30 di wilayah Pondok Indah sebagai upaya meningkatkan Dana Pihak Ketiga. BTN Prioritas Pondok Indah diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan.
Jakarta, 18 November 2014
Peluncuran Tabungan BTN Perumahan
Peluncuran Tabungan BTN Perumahan disaksikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bpk Basuki Hadimuljono di acara Rakernas REI 2014.
Jakarta, 9 Desember 2014
BTN-SMF Lahirkan Sekuritisasi Terbesar Sepanjang Sejarah
Bank BTN bersama SMF Finance menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif – Efek Beragun Aset (KIK EBA) Bank BTN ke-7. Nilai KIK EBA yang diterbitkan perseroan senilai Rp1,5 triliun. Nilai sekuritisasi terbesar sepanjang sejarah penerbitan. KIK EBA DBTN05 telah mendapatkan pernyataan efektif dari OJK pada tanggal 25 November 2014.
(18)
(19)
(20)
Laporan Dewan
Komisaris
Mardiasmo Komisaris Utama
(21)
Para pemegang saham dan pemangku kepentingan yang terhormat,
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. dapat melalui tahun 2014 yang penuh tantangan dengan capaian kinerja yang baik.
Selanjutnya, izinkan kami untuk menyampaikan laporan pertanggung jawaban Dewan Komisaris terhadap tugas pengawasan Perseroan untuk tahun buku 2014 yang berakhir pada 31 Desember 2014.
Kondisi Makro Ekonomi dan
Industri Perbankan 2014
Laju pertumbuhan perekonomian Indonesia tahun 2014 kembali mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 hanya tercapai 5,1% dengan tingkat inlasi 8,4%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2013 yang mencapai 5,8%.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut salah satunya disebabkan oleh menurunnya harga produk komoditas nilai ekspor Indonesia. Selain itu, permintaan akan produk komoditas di pasar dunia juga mengalami penurunan akibat pertumbuhan ekonomi di negara-negara utama dunia juga mengalami perlambatan.
Tahun 2014 juga diwarnai dengan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat Rp12.670/US $ atau menjadi yang terendah sejak tahun 1998.
Kondisi ekonomi yang kurang menggembirakan sepanjang tahun 2014 merupakan tantangan tersendiri bagi industri perbankan nasional. Walau secara umum industri perbankan masih dapat menjalankan fungsi intermediasi, namun secara umum pencapaian industri perbankan tahun 2014 mengalami pelemahan akibat meningkatnya beban bunga karena meningkatnya suku bunga acuan Bank Indonesia.
Selain itu, tingkat persaingan di industri perbankan menjadi semakin ketat, khususnya dalam memperebutkan dana pihak ketiga dan hal ini menyebabkan peningkatan cost of fund.
Kinerja Direksi
Dewan Komisaris menilai Direksi telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengelola Perseroan dengan baik sepanjang tahun buku 2014. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa berbagai langkah yang dilakukan Direksi dalam menyikapi kondisi pasar dan perekonomian sepanjang tahun 2014 sudah baik. Kendati Laba Bersih Perseroan terkoreksi dibandingkan tahun sebelumnya, namun Perseroan berhasil menjaga stabilitas pertumbuhan bisnis dan kinerja aspek lainnya. Adapun penjelasan lebih detail dapat kami sampaikan berikut ini.
Sebagaimana diketahui, tahun 2014 merupakan tahun yang penuh tantangan. Tingginya tingkat suku bunga serta likuiditas yang relatif lebih ketat membuat biaya dana (cost of fund) yang harus ditanggung Perseroan menjadi lebih tinggi. Hal ini menjadi faktor utama tergerusnya Laba Bersih Perseroan akibat beban operasional yang melonjak cukup signiikan.
Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya
kepada seluruh pemegang saham, pemangku kepentingan, nasabah
dan mitra usaha, Direksi dan karyawan, atas kepercayaan dan dukungan
yang diberikan, kepemimpinan, kerja keras serta dedikasi dalam upaya
pengembangan Perseroan menjadi lebih baik lagi.
(22)
Dibandingkan tahun sebelumnya, beban operasional yang ditanggung Perseroan mengalami peningkatan 4,99%, dari Rp3.849,04 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp4.041,30 miliar hingga 31 Desember 2014. Peningkatan beban operasional tersebut merupakan salah satu faktor yang membuat Laba Operasional Perseroan tergerus dari Rp2.135,91 miliar pada tahun 2013, menjadi Rp1.546,21 miliar pada tahun 2014.
Namun demikian, pada tahun 2014 Perseroan berhasil membukukan peningkatan aset yang baik, dari Rp131.170 miliar pada tahun 2013 meningkat menjadi Rp144.576 miliar. Dengan total aset tersebut, Perseroan berhasil meningkatkan posisinya menjadi nomor 9 di kelompok 10 bank umum nasional dengan aset terbesar. Peningkatan aset tersebut juga dibarengi dengan peningkatan jumlah kredit yang diberikan Perseroan, yaitu dari Rp100.467 miliar menjadi Rp115.916 miliar, dengan tingkat rasio kredit bermasalah yang semakin membaik menjadi 4,01%.
Rasio keuangan Perseroan pada tahun 2014 juga masih berada pada posisi yang baik, yaitu CAR 14,64%, ROA 1,07, ROE 12,68%, BOPO 89,19%, dan NIM 4,47%.
Dari aspek pendanaan, Dewan Komisaris mengapresiasi hasil pertumbuhan Dana Pihak Ketiga khususnya Giro dan Tabungan yang merupakan dana murah, serta pengelolaan cadangan likuiditas yang lebih eisien. Oleh karenanya penundaan rencana penerbitan obligasi pada tahun 2014 karena kondisi pasar yang kurang kondusif dapat dipahami.
Walau dari sisi kinerja keuangan ada beberapa indikator yang belum tercapai, namun berkat pengawasan aktif Dewan Komisaris Perseroan berhasil mencapai kemajuan yang besar dalam perbaikan proses bisnis, corporate governance, risk management dan compliance. Memang hasil dari kemajuan tersebut belum tercermin dalam kinerja Perseroan pada tahun ini, namun hal tersebut menjadi pondasi yang sangat baik untuk peningkatan kinerja Perseroan pada tahun yang akan datang.
Dari aspek operasional, pada tahun 2014 Perseroan memperkenalkan tagline yang juga menjadi corporate culture yang baru, yaitu BTN TERDEPAN GCG RUMAHKOE. Dewan Komisaris sangat mendukung upaya ini karena menunjukan komitmen yang tinggi dari Perseroan untuk
Perseroan mencapai keberhasilan dimasa-masa mendatang.
Prospek Usaha
Perekonomian Indonesia tahun 2015 diprediksi akan mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Kebijakan Pemerintah untuk mengalihkan subsidi BBM ke sektor produktif akan menjadi stimulus bagi pergerakan perekonomian nasional. Hal ini akan menjadi angin segar bagi industri perbankan nasional.
Bergeraknya perekonomian akan dibarengi dengan peningkatan fungsi intermediasi perbankan. Bank Indonesia memperkirakan pada tahun 2015 penyaluran kredit akan mengalami pertumbuhan sebesar
Industri properti tahun 2015 juga akan terus berkembang. Kebutuhan akan rumah dan produk properti lainnya masih relatif tinggi. Hal ini dikarenakan masih rendahnya rasio kepemilikan rumah dibandingkan jumlah penduduk Indonesia. Selain itu, pertambahan jumlah keluarga baru juga turut mendorong meningkatnya kebutuhan akan produk properti, terutama rumah.
Di segmen kredit bersubsidi, diperkirakan pada tahun 2015 akan mengalami peningkatan seiring dengan kebijakan Pemerintah untuk membangun 1 juta rumah rakyat. Perseroan sebagai bank yang ditunjuk Pemerintah untuk membantu menyalurkan kredit bersubsidi akan memperoleh peluang yang besar dari kebijakan tersebut.
Direksi telah menyusun Rencana Bisnis Bank (RBB) dan Dewan Komisaris telah memberikan arahan terhadap RBB tersebut dimana Bank BTN akan tetap fokus dalam pembiayaan perumahan. Oleh karena itu, Dewan Komisaris berpandangan bahwa prospek usaha Bank BTN sangat baik dan menjanjikan untuk terus tumbuh dan berkembang secara sustainable.
Kinerja Komite-Komite di Bawah
Dewan Komisaris
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite-Komite di bawah pengawasan Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi. Dewan Komisaris menilai bahwa
(23)
Komite-Komite Audit telah melakukan peninjauan dan pemantauan yang efektif menyangkut aspek transparansi, akuntabilitas serta kepatuhan. Diantaranya meyakinkan terselenggaranya proses pelaporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, melakukan review dan evaluasi untuk meyakinkan terselenggaranya proses audit internal dan eksternal yang independen dan objektif, membahas kecukupan pengendalian intern, terselenggaranya praktik tata kelola perusahaan yang sehat.
Komite Pemantau Risiko telah berkontribusi melakukan pemantauan atas terselenggaranya manajemen risiko yang independen dalam melakukan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko secara terintegrasi, serta melakukan review atas kebijakan manajemen risiko yang mendukung implementasi sistem manajemen risiko yang efektif.
Komite Remunerasi dan Nominasi telah memberikan kontribusi penting dalam memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait kebijakan remunerasi dan nominasi Direksi. Selain itu juga memberikan rekomendasi terhadap pelaksanaan GCG, budaya kerja dan pengembangan SDM. Uraian lebih detail terkait kinerja Komite-Komite dapat dilihat pada bagian Komite dibawah Dewan Komisaris pada Laporan Tahunan ini.
Perubahan Susunan Dewan
Komisaris
Dalam Keputusan RUPS Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 21 Mei 2014 telah memberhentikan dengan hormat Sdri. Dwijanti Tjahjaningsih sebagai Komisaris Perseroan terhitung sejak ditutupnya Rapat tersebut, dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikiran yang diberikan selama menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris PT Bank Tabungan
RUPS juga telah mengangkat Sdr. Herman Hidayat sebagai Komisaris Perseroan, sehingga susunan Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut :
Komisaris Utama : Mardiasmo
Komisaris Independen : Sahala Lumban Gaol Komisaris Independen : Amanah Abdulkadir Komisaris Independen : Maulana Ibrahim Komisaris : Agung Kuswandono Komisaris : Herman Hidayat*
*) Berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas uji kemampuan dan kepatutan (Fit and Proper Test)
Perubahan ini dikarenakan adanya penggantian anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Kementerian BUMN sebagai pemegang saham mayoritas.
Dengan pengangkatan Komisaris tersebut diharapkan akan semakin memperkuat jajaran Dewan Komisaris Perseroan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.
Apresiasi
Atas nama Dewan Komisaris, kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pemegang saham, pemangku kepentingan, nasabah dan mitra usaha, Direksi dan karyawan, atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan, kepemimpinan, kerja keras serta dedikasi dalam upaya pengembangan Perseroan menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, mari kita selalu berusaha dan berdoa, Semoga Tuhan Yang Maha Esa, selalu memberikan petunjuk, selalu membimbing, melindungi, menyayangi dan mengasihi kita kita semua dan memberkati kita untuk mencapai tujuan besama. Amin.
Mardiasmo
(24)
Dewan
Komisaris
1
2
3 1
2 3
Agung Kuswandono
Komisaris
Mardiasmo
Komisaris Utama
(25)
4
5
6
5
6
4
Amanah Abdulkadir
Komisaris Independen
Sahala Lumban Gaol
Komisaris Independen
Herman Hidayat
(26)
Laporan
Direksi
Maryono
(27)
Para pemegang saham dan pemangku kepentingan yang terhormat,
Pertama-tama izinkan kami untuk mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yang tak terhingga kepada kita semua. Selanjutnya, kami sampaikan laporan pengelolaan Perseroan untuk tahun buku 2014 yang berakhir pada 31 Desember 2014 lalu. Dapat kami sampaikan, secara umum capaian kinerja yang berhasil dibukukan Perseroan selama periode tersebut dapat dikatakan baik.
Kondisi Makro Ekonomi dan
Industri Perbankan 2014
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 kembali mengalami perlambatan. Ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,1%, lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi tahun 2013 yang mencapai 5,7%. Kondisi ini salah satunya dikarenakan perekonomian Indonesia tidak dapat terlepas begitu saja dari dinamika dan mata rantai perdagangan global yang juga mengalami perlambatan. Pemicunya masih sama seperti tahun lalu, yaitu krisis hutang di Eropa dan belum stabilnya ekonomi Amerika Serikat setelah diguncang krisis pada tahun 2008-2009. Penyebab lainnya adalah kebijakan moneter yang ketat, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi terkendala.
Tingkat inlasi pada tahun 2014 masih tetap tinggi, yaitu berada pada kisaran 8,36%. Angka tersebut berada di atas target Pemerintah pada APBN-P 2014 yang menetapkan tingkat inlasi pada angka 5,5%. Masih kurang baiknya sektor logistik dan tata niaga di Indonesia merupakan faktor utama pendorong naiknya tingkat inlasi tersebut. Selain itu, kebijakan Pemerintah yang menaikkan harga BBM bersubsidi pada November 2014 juga ikut mendorong meningkatnya inlasi.
Di tengah kondisi ekonomi yang masih mendapat tekanan, industri perbankan terus berupaya untuk mempertahankan kinerja positifnya. Ditinjau dari aspek kelembagaan, fungsi intermediasi, proitabilitas, struktur permodalan, dan pendanaan, sepanjang tahun 2014, ketahanan perbankan nasional dapat tetap terjaga.
Fungsi intermediasi perbankan masih menunjukkan peningkatan, walaupun mengalami perlambatan pertumbuhan dibanding tahun sebelumnya. Pada 31 Desember 2014, kredit perbankan yang berhasil disalurkan sebesar Rp3.707 triliun, naik 11,64% dibandingkan periode sebelumnya yang meraih Rp Rp3.320 triliun. Pertumbuhan tersebut relatif lebih rendah dibandingkan dengan target pertumbuhan yang dipatok oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan yang berkisar antara 15%-18%. Perlambatan ini merupakan dampak dari perlambatan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sepanjang tahun 2014 Perseroan berhasil membukukan pendapatan
bunga dan bagi hasil syariah sebesar Rp12,81 triliun, meningkat 18,77%
dibandingkan pendapatan bunga dan bagi hasil syariah periode
(28)
Sementara itu, di tengah ketatnya likuiditas perbankan Indonesia selama tahun 2014, Dana Pihak Ketiga meningkat sebesar 12,29% (yoy), dari Rp3.664 triliun pada Desember 2013 menjadi Rp4.114 triliun per Desember 2014.
Pada kuartal empat 2014, perekonomian Indonesia mengalami pengetatan yang disebabkan antara lain oleh Pemilihan Presiden, kenaikan harga bahan bakar minyak, dan ketidakstabilan politik pasca Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden 2014.
Dari sisi permodalan, pada Desember 2014 Modal Disetor bank umum konvensional tercatat sebesar Rp153,44 triliun dengan rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 19,57%. Angka ini menunjukkan bahwa permodalan perbankan nasional sangat memadai untuk mengantisipasi gejolak dan peningkatan potensi risiko kredit dan risiko pasar.
Kebijakan Strategis
Menyikapi kondisi ekonomi makro dan industri perbankan yang cukup menantang sepanjang tahun 2014, manajemen Perseroan telah mengambil berbagai kebijakan strategis dalam upaya mempertahankan kinerja positif Perseroan.
Kebijakan strategis yang diambil manajemen Perseroan tak lepas dari roadmap transformasi bisnis yang telah dicanangkan sejak tahun lalu. Karenanya, aspek governance tetap menjadi isu utama dalam setiap kebijakan strategis yang diambil manajemen. Beberapa kebijakan strategis yang diambil manajemen Perseroan sepanjang tahun 2014 adalah:
1. Mempertahankan kepemimpinan di segmen kredit perumahan dengan mengedepankan GCG serta melakukan serangkaian perbaikan, khususnya di bidang kualitas kredit, jaringan dan pemasaran dengan menjalin kerjasama dengan pihak ketiga.
2. Menjaga tingkat likuiditas Bank dalam posisi aman. 3. Melakukan cross selling dan mendorong para
debitur agar lebih aktif melakukan transaksi keuangan melalui Pereseoan dengan memberikan gimmick yang menarik.
4. Memperkenalkan budaya kerja dan budaya korporat baru, yaitu BTN TERDEPAN GCG RUMAH KOE.
5. Meminimalisir tingkat risiko kredit dengan meningkatkan penerapan four eyes principle pada setiap proses kredit.
6. Menerapkan Good Corporate Governance secara optimal.
Selain itu, Perseroan juga semakin menetapkan tekad untuk menjadi world class banking khususnya di bidang pembiayaan perumahan, seiring dengan tujuan memberikan hasil terbaik kepada para pemangku kepentingan, Perseroan senantiasa konsisten dalam menekankan fokusnya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan.
Kendala Yang Dihadapi
Ketatnya likuiditas pada tahun 2014 menjadi salah satu kendala utama yang dihadapi Perseroan dalam upaya pencapaian target RKAP yang telah ditetapkan. Persoalan likuiditas ini membuat persaingan antar bank untuk memperoleh dana murah menjadi jauh lebih ketat. Kondisi ini membuat cost of fund Perseroan meningkat cukup tinggi, khususnya pada awal tahun 2014.
Di tengah kondisi biaya dana yang meningkat, Perseroan tidak bisa serta merta menaikkan suku bunga, mengingat 42,96% dari total KPR yang disalurkan adalah KPR Subsidi, di mana sebagian besar dari KPR Subsidi tersebut menggunakan sistem bunga tetap. Hal ini membuat Perseroan tidak bisa memaksimalkan marjin yang dapat diperolehnya.
Menyikapi kondisi tersebut, Perseroan telah mengambil serangkaian inisiatif, khususnya untuk meningkatkan
(29)
penghimpunan Dana Pihak Ketiga dengan melakukan peningkatan service quality dan program pemasaran melalui penawaran berbagai gimmick yang menarik bagi nasabah. Di samping itu, Perseroan memperluas layanan Priority Banking dengan penambahan outlet BTN Prioritas di seluruh Indonesia, dan penjualan produk-produk Bancassurance dan Reksa Dana.
Kinerja Perseroan Tahun 2014
Di tengah kondisi ekonomi dan industri perbankan yang penuh tantangan, sepanjang tahun 2014 Perseroan masih dapat membukukan kinerja yang baik, meskipun pada beberapa indikator target pencapaian kinerja belum tercapai.
Hingga 31 Desember 2014, total aset yang dikelola Perseroan mengalami peningkatan sebesar 10,22% menjadi Rp144,58 triliun, dari Rp131,17 triliun pada akhir tahun 2013. Dengan pertumbuhan aset tersebut, Perseroan semakin mengokohkan diri sebagai bank posisi ke-9 dengan aset terbesar di Indonesia. Namun demikian, jika dibandingkan RKAP tahun 2014, total aset Perseroan hanya mencapai 94,83% dari target RKAP.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan syariah yang disalurkan Perseroan sepanjang tahun 2014 berada di atas rata-rata industri. Sepanjang tahun 2014, kredit yang disalurkan Perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 15,38% menjadi Rp115,92 triliun, dibandingkan jumlah kredit yang disalurkan tahun 2013 yang sebesar Rp100,47 triliun, atau setara dengan 98,62% RKAP. Pencapaian tahun 2014 ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit nasional yang sebesar 11,94% (yoy) per Desember 2014.
Hingga 31 Desember 2014, Dana Pihak Ketiga yang berhasil dikumpulkan Perseroan juga mengalami peningkatan sebesar 10,67% menjadi Rp106,47 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
yang sebesar Rp96,21 triliun. Total Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun ini setara dengan 94,22% RKAP 2014.
Sepanjang tahun 2014 Perseroan berhasil membukukan pendapatan bunga dan bagi hasil syariah sebesar Rp12,81 triliun, meningkat 18,77% dibandingkan pendapat bunga dan bagi hasil syariah periode sebelumnya yang sebesar Rp10,78 triliun. Sementara itu, beban bunga yang harus dibayar Perseroan mengalami peningkatan yang cukup tajam seiring dengan tingginya suku bunga pasar dan upaya Perseroan untuk menjaga cadangan likuiditasnya pada level yang aman, yaitu dari Rp5,13 triliun tahun 2013 menjadi Rp7,34 triliun pada tahun 2014, atau naik 43,15%.
Pendapatan operasional lainnya meningkat sebesar 17,13%, dari Rp763,98 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp894,82 miliar di tahun 2014. Di lain pihak, beban operasional lainnya pada tahun 2014 hanya mengalami peningkatan sebesar 4,99%, dari Rp3,85 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp4,04 triliun pada tahun 2014, sebagai hasil dari inisiatif eisiensi yang diterapkan Perseroan. Namun demikian, pada tahun 2014 Perseroan mencatat beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari Rp430,29 miliar di tahun 2013 menjadi Rp 771,17 miliar di tahun 2014, sebagai bagian dari kebijakan Perseroan untuk meningkatkan coverage ratio dari kredit yang bermasalah dan bilamana kredit bermasalah dapat diselesaikan maka cadangan tersebut menjadi salah satu sumber pendapatan yang akan diterima di masa datang.
Sebagaimana terjadi pada bank BUKU 3, peningkatan beban bunga dan beban operasional yang sangat signiikan tersebut membuat laba bersih Perseroan terkoreksi dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, Perseroan berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp1,12 triliun, lebih rendah dari laba bersih periode sebelumnya yang sebesar Rp1,56 triliun.
(30)
Dari sisi rasio-rasio keuangan, pada 31 Desember 2014, Rasio Kecukupan Modal (CAR) tercatat sebesar 14,64%, sedikit lebih rendah dibandingkan posisi di akhir 2013 yang sebesar 15,62%. Namun demikian, CAR Perseroan masih lebih tinggi dibandingkan CAR minimal sesuai ketentuan Bank Indonesia sebesar 9% sesuai proil risiko Perseroan.
Rasio Kredit Bermasalah (NPL) bruto menurun dari 4,05% per 31 Desember 2013 menjadi 4,01% per 31 Desember 2014. Perbaikan kualitas kredit ini merupakan sebuah prestasi yang patut kita banggakan, sekaligus mematahkan asumsi banyak pihak bahwa NPL akan cenderung meningkat saat kondisi peningkatan suku bunga pasar. Beberapa inisiatif dalam penagihan kredit, diantaranya restrukturisasi kredit dan penjualan agunan, turut mendukung upaya perbaikan kualitas kredit Perseroan di tahun 2014. Hal ini menunjukan pada tahun 2014 kredit yang bermasalah dapat diselesaikan sebesar Rp1.355 miliar atau recovery rate sebesar 33,3% dari kredit yang bermasalah pada tahun 2013 dalam tempo satu tahun terakhir.
Penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) belum signiikan karena Perseroan menerapkan kriteria penetapan kolektibilitas kredit yang lebih ketat yang ditentukan oleh regulator. Inisiatif ini berdampak pada penurunan kolektibilitas (downgrade) beberapa jenis kredit, diantaranya Kredit Komersial.
Sementara itu, Rasio Kredit terhadap Simpanan (LDR) meningkat dari 104,42% di 2013 menjadi 108,61% di 2014. Angka LDR ini tidak menggambarkan kondisi likuiditas Perseroan, mengingat dalam Perhitungan LDR tidak memasukkan sumber dana jangka panjang, seperti Obligasi, Pinjaman dan Repurchase Agreement. Sebagai bank yang fokus pada perumahan, sebagian besar aset Perseroan merupakan kredit berjangka waktu panjang, sehingga sumber pendanaan jangka panjang sangatlah dibutuhkan. Bila memperhitungkan dana-dana jangka panjang, maka Loan to Funding Ratio Perseroan per 31 Desember 2014 adalah sebesar 91,14%.
Return on Asset (ROA) turun dari 1,79% pada akhir tahun 2013 menjadi 1,07% pada akhir tahun 2014. Sedangkan Return on Equity (ROE) juga mengalami penurunan dari 16,05% menjadi 12,68%. Penurunan kedua rasio ini disebabkan Laba Bersih Perseroan pada tahun 2014 tidak sesuai dengan target yang ditetapkan, akibat tingginya biaya bunga dan peningkatan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset (CKPN).
Akibat kenaikan suku bunga yang sangat tinggi pada tahun 2014, Rasio Net Interest Margin (NIM) Perseroan juga terkoreksi, dari 5,44% per 31 Desember 2013 menjadi 4,47% per 31 Desember 2014.
Prospek Usaha Ke Depan
Tahun 2015 akan menjadi tahun yang sangat menantang namun menjanjikan peluang yang sangat baik bagi Perseroan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 diperkirakan akan lebih baik ketimbang tahun 2014.
Seperti hasil survei yang dirilis Bank Indonesia, pertumbuhan penyaluran kredit pada tahun 2015 diperkirakan akan meningkat dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit tahun 2014. Khusus untuk bidang kredit perumahan, pertumbuhan kredit diperkirakan akan semakin tinggi mengingat hingga saat ini kebutuhan akan rumah masih sangat tinggi.
Program Pemerintah yang bertumpu pada kerakyatan dan berkonsentrasi pada sektor riil, khususnya infrastruktur akan banyak memberikan peluang yang positif bagi Perseroan. Pasalnya, pengembangan infrastruktur punya kaitan yang sangat erat dengan industri properti, khususnya perumahan.
Selain itu, program Pemerintah yang akan membangun 1 juta rumah rakyat merupakan peluang bagi Perseroan untuk menunjukkan kapasitasnya, khususnya dalam penyaluran KPR Subsidi maupun KPR Non Subsidi.
(31)
Terkait dengan Masyarakat Ekonomi Asean yang mulai diterapkan pada tahun 2015, Perseroan melihat adanya celah untuk melebarkan sayap bisnisnya ke negara-negara di kawasan Asean. Pelebaran sayap bisnis belum dalam bentuk ekspansi usaha ke luar negeri, namun berupa kerjasama dengan lembaga di dalam dan luar negeri untuk memasarkan properti Indonesia di luar negeri dengan pembiayaan dari Perseroan serta meningkatkan pelayanan menuju world class service.
Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia merupakan aset yang sangat berharga bagi Perseroan dalam upaya pencapaian target pertumbuhan kinerja. Karena itu, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia menjadi aspek strategis untuk meningkatkan daya saing.
Sepanjang tahun 2014, Perseroan banyak melakukan pembenahan di bidang SDM, salah satunya adalah penataan jenjang karier bagi SDM Perseroan. Selama tahun 2014, Perseroan banyak melakukan mutasi, rotasi dan promosi terhadap SDM-nya di semua tingkat jabatan. Hal ini dikarenakan Perseroan ingin memastikan bahwa setiap jabatan diduduki oleh orang yang tepat (the right man on the right place).
Perseroan juga memberikan kesempatan yang besar bagi generasi muda yang memiliki kapasitas untuk menduduki jabatan-jabatan strategis. Hal ini merupakan perwujudan dari prinsip memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh karyawan.
Selain itu Perseroan juga terus meningkatkan program pelatihan dan pengembangan kepada seluruh karyawannya. Sepanjang tahun 2014, salah satu fokus utama program pelatihan dan pengembangan di Perseroan adalah peningkatan credit skill yang diberikan kepada 2.726 pegawai dan sales skill kepada 1.302 pegawai, mengingat persaingan di bidang
penyaluran kredit terus mengalami peningkatan. Hasil dari program pelatihan dan pengembangan ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah kredit yang diberikan dan pembiyaan syariah Perseroan yang mengalami peningkatan dari Rp100,47 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp115,92 triliun tahun 2014.
Perseroan juga mulai merintis untuk mengembangkan talent pool. Hal ini dipandang perlu untuk membentuk calon-calon pemimpin di masa depan mengingat persaingan dalam hal mendapatkan tenaga kerja yang mumpuni di bidang perbankan juga semakin ketat. Hal lain terkait bidang SDM yang juga tidak kalah pentingnya adalah pada tahun 2014, Perseroan memperkenalkan budaya perusahaan yang baru, yaitu BTN TERDEPAN GCG RUMAH KOE. Budaya perusahaan baru ini merupakan wujud dari tekad Perseroan menjadi world class banking dan terus mempertahankan bisnis utamanya di bidang pembiayaan perumahan.
Tata Kelola Perusahaan
Manajemen Perseroan memandang bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang unggul dan konsisten merupakan suatu kebutuhan dalam mencapai pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan, sehingga dapat mengoptimalkan nilai bagi pemegang saham. Perseroan juga memandang tata kelola perusahaan sebagai suatu sistem penunjang kinerja, pemenuhan aspek kepatuhan, serta yang terpenting sebagai sebuah kesadaran untuk menerapkan budaya bisnis yang beretika.
Karena itu, dari waktu ke waktu Perseroan terus menyempurnakan organ, struktur dan mekanisme penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Salah satu hal yang dilakukan Manajemen Perseroan dalam meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan adalah dengan memperkuat whistle blowing system. Dengan adanya whistle blowing system, Perseroan dapat
(32)
memonitor dan menindaklanjuti setiap pelanggaran yang dilakukan oleh Manajemen dan karyawan Perseroan. Hal ini merupakan bukti nyata terhadap komitmen penerapan integritas setiap insan Perseroan. Sebagai bagian dari penguatan whistle blowing system, Perseroan juga menjalin kerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait pemberian gratiikasi. Dengan kerjasama tersebut, Perseroan menjadi bank Pemerintah pertama yang menjalin kerjasama dengan KPK.
Menyadari pentingnya aspek tata kelola perusahaan, Perseroan juga menjalankan berbagai program yang intinya meliputi program Awareness, internalisasi, assesment dan eksternalisasi. Pembahasan detail dapat dilihat pada Bab Laporan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Laporan Tahunan ini.
Perubahan Susunan Direksi
Pada tahun 2014, komposisi Direksi Perseroan mengalami perubahan. Berdasarkan keputusan RUPS Tahunan Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal
25 Februari 2014, RUPST menyetujui pengangkatan Sdr. Hulmansyah, Sdr. Rico Rizal Budidarmo, Sdr. Sri Purwanto dan Sdr. Imam Nugroho Soeko sebagai Direktur Perseroan. Namun demikian, sesuai surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. SR-02/D-03/2014 tanggal 11 Juni 2014 tentang Keputusan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) atas pengangkatan Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, OJK tidak menyetujui pengangkatan Sdr. Sri Purwanto sebagai Direktur Perseroan. Oleh karena itu susunan Direksi Perseroan pada 31 Desember 2014 menjadi sebagai berikut : Direktur Utama : Maryono
Direktur : Irman A. Zahiruddin Direktur : Mansyur S. Nasution Direktur : Hulmansyah Direktur : Rico Rizal Budidarmo Direktur : Iman Nugroho Soeko
Perubahan susunan Direksi ini dilakukan karena adanya kebutuhan penambahan anggota Direksi yang pada periode sebelumnya, yaitu 6 Desember 2013 sampai dengan 25 Februari 2014 hanya terdiri dari 3 (tiga) orang anggota Direksi.
(33)
Maryono
Direktur Utama
Penutup
Walau cukup berat, tahun 2014 dapat dilalui Perseroan dengan capaian kinerja yang baik. Direksi mengakui bahwa keberhasilan tersebut merupakan hasil kerja keras dan dedikasi dari segenap karyawan. Atas nama Direksi, kami mengucapkan terima kasih atas jerih payah dan komitmen karyawan yang telah bekerja dan berkarya dengan penuh dedikasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing serta mendukung upaya untuk mewujudkan Visi, Misi dan Target Perusahaan secara bahu membahu tanpa mengenal lelah.
Hasil kerja keras selama tahun 2014 tersebut telah mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari media
dan lembaga riset yang kredibel seperti Economic Review Infobank, Markplus, dan Karim Consulting Indonesia.
Direksi juga berterima kasih kepada Pemerintah, Pemegang Saham, Dewan Komisaris, mitra usaha serta seluruh stakeholder yang telah berperan serta dalam memajukan Perusahaan. Sebagai rangkaian kata penutup, secara khusus, kami atas nama seluruh jajaran Direksi mengucapkan rasa terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada seluruh nasabah dan debitur Perseroan atas dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada kami selama ini. Semoga Allah SWT senantiasa bersama kita mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya serta melindungi kita semua dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.
(34)
(35)
Maryono
Direktur Utama
Rico Rizal Budidarmo
Direktur
Hulmansyah
Direktur
Irman Alvian Zahiruddin
Direktur
Mansyur Syamsuri Nasution
Direktur
5 1
2
3
4
6
Iman Nugroho Soeko
Direktur
1
2 3
(36)
Tanggung Jawab
Pelaporan Tahunan
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris
Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2014
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. tahun 2014 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan. Kami juga menyatakan bahwa sistem manajemen
risiko dan pengendalian internal perusahaan sudah cukup memadai.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, Maret 2015
Mardiasmo
Komisaris Utama
Sahala Lumban Gaol
Komisaris Independen
Maulana Ibrahim
Komisaris Independen
Agung Kuswandono
Komisaris
Amanah Abdulkadir
Komisaris Independen
(37)
Surat Pernyataan Anggota Direksi Tentang
Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2014
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. tahun 2014 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan. Kami juga menyatakan bahwa sistem manajemen
risiko dan pengendalian internal perusahaan sudah cukup memadai.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, Maret 2015
Maryono
Direktur Utama
Irman Alvian Zahiruddin
Direktur
Rico Rizal Budidarmo
Direktur
Mansyur Syamsuri Nasution
Direktur
Iman Nugroho Soeko
Direktur
Hulmansyah
Direktur
(38)
(39)
Perseroan semakin memantapkan
posisinya sebagai bank yang terdepan
dalam pembiayaan perumahan. Dalam
rangka mewujudkan visi dan misi-nya,
Perseroan memperkenalkan budaya
perusahaan yang baru.
(40)
Nama Perusahaan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Bidang Usaha Bank Umum
Tanggal Pendirian 9 Februari 1950
Dasar Hukum Pendirian Undang-Undang Darurat No. 9 Tahun 1950
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 12 Tahun 1950
Kepemilikkan
• Pemerintah Republik Indonesia 60,13%
• Masyarakat 38,75%
• Karyawan 1,12%
Modal Dasar Rp10.239.216.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh Rp5.283.848.000.000 Pencatatan di Bursa Bursa Efek Indonesia
Kode Saham BBTN
Alamat Kantor Pusat
Menara Bank BTN
Jl. Gajah Mada No. 1 Jakarta 10130, Indonesia Tel. 62-21 6336789, 6332666
Fax. 62-21 6346704 www.btn.co.id email: csd@btn.co.id
(41)
(42)
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., atau yang lebih dikenal dengan nama Bank BTN (selanjutnya disebut Perseroan) memiliki sejarah yang sangat panjang di industri perbankan di Indonesia. Bank BTN telah berdiri sejak tahun 1897 dengan nama Postspaarbank.
Di era kemerdekaan, tepatnya tahun 1950 Pemerintah Republik Indonesia mengubah nama Postspaarbank menjadi Bank Tabungan Pos, dan kemudian berganti nama lagi menjadi Bank Tabungan Negara pada 1963.
Pada tahun 1974, Perseroan ditunjuk Pemerintah sebagai satu-satunya institusi yang menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi golongan masyarakat menengah ke bawah, sejalan dengan program Pemerintah yang tengah menggalakkan program perumahan untuk rakyat.
Perseroan mencatatkan saham perdana pada 17 Desember 2009 di Bursa Efek Indonesia, dan menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan sekuritisasi aset melalui pencatatan transaksi Kontrak Investasi Kolektif - Efek Beragun Aset (KIK-EBA).
Sebagai Bank yang fokus pada pembiayaan perumahan, Perseroan berkeinginan untuk membantu masyarakat Indonesia dalam mewujudkan impian mereka untuk memiliki rumah idaman. Keinginan ini ditunjukkan
dengan konsistensi selama lebih dari enam dekade, dalam menyediakan beragam produk dan layanan di bidang perumahan, terutama melalui KPR, baik KPR Subsidi untuk segmen menengah ke bawah maupun KPR Non Subsidi untuk segmen menengah ke atas.
Sebagai Bank yang fokus pada pembiayaan perumahan, Perseroan juga sukses meningkatkan posisinya menjadi peringkat ke-9 bank terbesar di Indonesia dari segi aset serta penyaluran kredit.
Perseroan bercita-cita menjadi the world class company dengan tujuan memberikan hasil terbaik kepada para pemangku kepentingan, Perseroan senantiasa konsisten dalam menekankan fokusnya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan. Saat ini, Perseroan fokus pada pembiayaan sektor perumahan melalui tiga produk utama, yakni KPR dan Perbankan Konsumer, Perumahan dan Perbankan Komersial, serta Perbankan Syariah. Setiap bidang menjalankan bisnis lewat pembiayaan, pendanaan serta jasa yang terkait dengan ruang lingkupnya.
(43)
(44)
Start
1897
BTN berdiri dengan nama
“Postspaarbank” pada masa pemerintahan Belanda
1950
Perubahan nama menjadi
“Bank Tabungan Pos”
oleh Pemerintah RI
2002
Ditunjuk sebagai bank komersial yang fokus pada pembiayaan rumah
komersial
2009
Sekuritisasi KPR melalui Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) pertama di
Indonesia
2012
Bank BTN melakukan Right Issue
2009
Bank BTN melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO)
dan listing di Bursa Efek Indonesia
(45)
1963
Berganti nama menjadi
Bank Tabungan Negara
1974
Ditunjuk pemerintah sebagai satu-satunya institusi yang menyalurkan KPR bagi golongan
masyarakat menengah kebawah
B
an
k T
abungan
P
o
s
B
a
n
k
Ta
bungan N
eg
a
ra
1994
Memperoleh izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa
1989
Memulai operasi sebagai bank komersial dan menerbitkan
obligasi pertama
Bank BTN melakukan transformasi menuju leading housing bank dan world class
banking
(46)
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan RUPS Luar Biasa tentang Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Tabungan Negara (Persero) no. 7 tanggal 12 Oktober 2009, kegiatan usaha Perseroan adalah:
A. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertiikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
B. Memberikan kredit;
C. Menerbitkan surat pengakuan hutang dan melakukan pinjaman dengan jaminan aktiva produktif;
D. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko Perseroan maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
i. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh Bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
ii. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
iii. Kertas Perbendaharaan Negara dan Surat Jaminan Pemerintah.
iv. Sertiikat Bank Indonesia (SBI). v. Obligasi.
vi. Surat Dagang Berjangka Waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
vii. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
E. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;
F. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;
G. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
H. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;
I. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
J. Membeli sebagian atau seluruh agunan, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Perseroan, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
K. Melakukan kegiatan anjak piutang, sekuritisasi aset, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat. L. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan
memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang.
M. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan dengan memeunih ketentuan peraturan perundang-undangan.
N. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit, termasuk kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, sesuai syarat bahwa Perseroan di kemudian hari harus menarik kembali penyertaannya, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan. O. Bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana
pension sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.
P. Melakukan kegiatan jasa keuangan, commercial banking dan investment banking lainnya.
Q. Melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan.
R. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(47)
Bank BTN tidak memiliki anak perusahaan, perusahaan terailiasi dan grup perusahaan.
Entitas Anak, Entitas Asosiasi dan
Struktur Grup Perusahaan
Domestik
(48,70%)
Asing
(51,30%)
Publik
(39,87%)
Pemerintah
(60,13%)
Bank BTN
(48)
Struktur
Organisasi
Shareholders Meeting
Board of Commissioners Sharia Supervisory
Board
President Director
Maryono
MD Mortgage & Consumer Lending
Mansyur S. Nasution
Non Subsidized Mortgage & Consumer Lending
Suryanti Agustinar
Commercial Funding & Services
Marisa Gemiralda
Retail Funding & Services
Sulis Usdoko
Network Development & Electronic Banking
Toto Priyohartono
Subsidized Mortgage
Hirwandi Gafar
Commercial Lending
Viator Simbolon
Card Business
Nefo P. Trianggono
Sharia
Edward Alimin Syarif (PJS)
Customer Care
Sri Purwanto
Small & Micro Lending
Oni Febriarto R.
Wealth Management
Dewi Fitrianingrum
Regional Oice I
Tony Harmanto
Regional Oice III
Harry Budiono
Regional Oice II
Nasril
Regional Oices Sharia Branch Oices
Branch Oices Priority Banking Outlet MD Retail Funding &
Distribution
Irman A. Zahiruddin
MD Commercial Banking
(49)
Audit Committee
• Risk Monitoring Committee
• Remuneration and Nomination
Committee • Risk Management
Committee
• Credit Committee
• Product Committee
• Human Capital Committee
• Steering Committee for IT
• Asset Liability Commitee MD Risk,
Compliance & Strategy
Rico Rizal Budidarmo
Information & Communication Technology
Reyful Rey Fatri
Operation & Business Support
Dadang Rusnady
Consumer Collection & Remedial
Joni Prasetiyanto
Procurement & General Services
Budi Wahyuti
Strategy & Performance Management
Sasmaya Tuhuleley
Change Management Oice
R. Mahelan P.
Institutional Banking
Sindhu Rahadian Ardita (PJS)
Compliance
Sudaryo Bagyo Utomo
Corporate Secretary
Eko Waluyo (PJS)
Finance & Accounting
Triani Pudjiastuti
Treasury
Nofry Rony Poetro
Risk Management
Reinhard Harianja
Internal Audit
Dadang Eka Jatnika
Asset Management
Adi Suharto Atmadja
Legal
Yossi Istanto
Human Capital
Mariades (PJS)
MD Treasury & Asset Management Iman Nugroho Soeko MD
Finance & IT Hulmansyah
Line of Command
(50)
Visi
Misi
Menjadi Bank yang Terdepan
dalam Pembiayaan Perumahan
Visi
dan Misi
1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri
terkait, pembiayaan konsumsi, dan usaha kecil menengah.
2. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan
produk, jasa, dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.
3. Menyiapkan dan mengembangkan
Human Capital
yang berkualitas,
profesional, dan memiliki integritas tinggi.
4. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan
Good Corporate Governance
untuk meningkatkan
Shareholder
Value.
(51)
Nilai-Nilai Perusahaan
•
Professionalism
•
Competitiveness
•
Integrity
Budaya Perusahaan
•
B
ankir
•
T
erunggul yang menerapkan
•
I
n
ovasi dengan
•
In
te
g
r
itas yang tinggi
•
D
an
•
E
isien
•
Melampaui hara
p
an masyarakat dan lingkung
an
for me
•
G
reat is not good enough
•
C
hallenges are accepted
•
G
reen is a must
therefore I
•
R
each for growth and learning opportunities
•
U
tilize environtmental friendly technology and innovation
•
M
ake interest of clients’ and communities happen
•
A
ct accountable and dependable
•
H
ate arrogance and dishonesty
•
K
eep communication open
•
O
rganize concerted efort as a team player
•
E
mbrace lean
•
Lean
•
Innovation
•
Strive for Excellence
(52)
Identitas brand Bank BTN terdiri dari simbol, huruf logo, serta warna.
Simbol terdiri dari dua bentuk, yaitu simbol primer berbentuk atap rumah yang disusun oleh dua pola segi enam besar dan kecil serta simbol sekunder berbentuk garis berwarna merah.
Huruf logo terdiri dari kata Bank yang terletak di sisi kiri simbol primer dan kata BTN yang terletak di kanan simbol primer serta di atas simbol sekunder.
Simbol-simbol menggambarkan arti sbb:
1. Atap rumah menggambarkan visi dan misi utama Perseroan sebagai lembaga pemberi Kredit Pemilikan Rakyat bagi seluruh masyarakat Indonesia.
2. Dua pola segi enam besar dan kecil, melambangkan makna “yang besar melindungi dan menumbuhkan yang kecil”.
3. Simbol atap rumah dengan kesan tiga dimensi yang berbentuk ruang, melambangkan keleluasaan Perseroan sebagai wadah bagi masyarakat dalam melakukan kegiatan perbankan.
4. Tiga Dimensi yang terbentuk dari 4 Pilar Kokoh berarti menunjukkan keamanan dan keluwesan Perseroan.
5. Simbol garis merah di bawah kata BTN diartikan sebagai kepercayaan diri.
Warna identitas brand Bank BTN mempunyai makna: 1. Warna biru melambangkan kematangan Perseroan
yang berpengalaman dalam mengelola bisnis perbankan dan kebijaksanaan dalam mengemban misi utama pembangunan nasional.
2. Warna emas melambangkan kredibilitas Perseroan yang solid dalam membuktikan diri sebagai bank yang mendapatkan kepercayaan masyarakat.
3. Warna merah melambangkan kepercayaan diri sebagai bank yang tangguh dalam menjalankan roda bisnis perbankan di Indonesia.
(53)
Akuntan Publik
Purwantono, Suherman & Surja
(Anggota Ernst & Young Global)
Gedung Bursa Efek Indonesia Menara 2 Lt. 7 Jl. Jend. Sudirman Kav 52 – 53, Jakarta 12190, Indonesia
Tel : 62-21 5289 5000 Fax. : 62-21 5289 4100
Biro Administrasi Efek
PT Datindo Entrycom
Puri Datindo – Wisma Sudirman
Jl. Jend. Sudirman Kav 34 –35, Jakarta 10220, Indonesia
Tel . 62-21 570 9009 Fax. 62-21 570 9026
Pemeringkat Efek
PT Pemeringkat Efek Indonesia
(Peindo)
Setiabudi Atrium Suite 809 – 810
Jl. HR Rasuna Said Kav. 62 Jakarta 12920, Indonesia
Tel. 62-21 521 0077 Fax. 62-21 521 0078
PT Fitch Ratings Indonesia
Prudential Tower, 20th Fl
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 79 Jakarta 12910, Indonesia
Telp. 62-21 5795 7755 Faks. 62-21 5795 7750
Rating
Rating Agency Rating Category Current Rating Outlook
Corporate Rating Bonds idAAidAA Stable
National Long term Bonds AA (idn)
AA (idn) Stable
Bank Deposits - domestic currency Bank Financial Strength Baseline Credit Assesment
Baa3/P-3 D Ba2
(54)
Jaringan
Bisnis
Jawa Jumlah
Regional Oices 2
Branch Oices 38
Sub Branch Oices 158
Cash Outlets 375
Sharia Outlets 40
Priority Outlet 21
Post Oices 1.624
ATMs 1.345
Sumatera Jumlah
Regional Oices 1
Branch Oices 11
Sub Branch Oices 34
Cash Outlets 58
Sharia Outlets 6
Priority Outlet 5
Post Oices 700
ATMs 240
Bali & Nusa Tenggara Jumlah
Regional Oices
-Branch Oices 3
Sub Branch Oices 5
Cash Outlets 8
Sharia Outlets
-Priority Outlet 2
Post Oices 141
ATMs 46
2011 2012 2013 2014
Regional Oices 2 3 3 3
Branch Oices 65 65 65 65
Sub Branch Oices 218 223 223 223
Cash Outlets 316 415 479 479
(1)
45. LABA PER SAHAM (lanjutan) 45. EARNINGS PER SHARE (continued) Rekonsiliasi faktor-faktor penentu perhitungan laba
per saham dasar dan dilusian untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, adalah sebagai berikut (lanjutan):
The reconciliation of the factors used in calculating the basic and diluted earnings per share, for the years ended December 31, 2014 and 2013, are as follows (continued):
31 Desember/
December, 31
2013
(i) Laba tahun berjalan 1.562.161 (a) Income for the year (i)
(ii) Rata-rata tertimbang Weighted average (ii)
saham biasa yang beredar 10.532.278.548 (b) number of shares outstanding
(iii) Laba per saham dasar 148 (a/b) Basic earnings per share (iii)
(iv) Dampak dilusi dari (c) Effects of dillution from: (iv)
MESOP I 1.351.893 MESOP I
MESOP II - MESOP II
MESOP III 2.838.632 MESOP III
(v) Rata-rata tertimbang saham biasa Weighted average number of (v)
yang beredar setelah dilusi 10.536.469.073 (d = b + c) shares outstanding after dillution
(vi) Laba per saham dilusian 148 (a/d) Diluted earning per share (vi)
46. PERJANJIAN DAN KONTINJENSI SIGNIFIKAN 46. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND
CONTINGENCIES
a. Perjanjian Signifikan a. Significant Agreements
Pada tanggal 24 September 2014, Bank mengadakan perjanjian dengan PT Wincor Nixdorf Indonesia sehubungan dengan pengadaaan Jasa Pengelolaan Terminal Layanan Mandiri (jasa pengisian ATM) sejumlah 370 unit untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dengan nilai kontrak sebesar Rp20.335.
On September 24, 2014, Bank signed an agreement with PT Wincor Nixdorf Indonesia in relation to provide “Self Service Terminal Management” (replenishment ATM Services) amounted to 370 units for 2 (two) years period with a contract value amounted to Rp20,335.
Pada tanggal 27 September 2013, Bank mengadakan perjanjian dengan PT Sigma Cipta Caraka sehubungan dengan pengadaan sewa 500 Unit Mesin ATM untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dengan nilai kontrak sebesar Rp71.100.
On September 27, 2013, Bank signed an agreement with PT Sigma Cipta Caraka in relation to provide 500 units ATM machines for 5 (five) years period with a contract value amounted to Rp71,100.
Pada tanggal 15 Februari 2013, Bank mengadakan perjanjian dengan PT Mastersystem Infotama sehubungan dengan pengadaan Lisensi Produk Microsoft dengan nilai kontrak sebesar ASD2.350.000 (nilai penuh).
On February 15, 2013, Bank signed an agreement with PT Mastersystem Infotama in relation to provide Microsot License products
with a contract value amounted to
USD2,350,000 (full amount).
b. Liabilitas Kontinjensi b. Contingent Liabilities
Dalam melakukan usahanya, Bank menghadapi berbagai perkara hukum dan tuntutan dimana Bank sebagai tergugat, terutama sehubungan dengan kepatuhan dengan kontrak. Walaupun belum ada kepastian yang jelas, Bank berpendapat bahwa berdasarkan informasi yang ada dan keputusan terakhir dari perkara bahwa tuntutan hukum ini tidak akan berdampak secara material pada operasi, posisi keuangan
In conducting its business, Bank is a
defendant with various litigation proceedings and legal claims mainly with respect to matters of contractual compliance. Although there is no clear assurance yet, Bank believes that based on information currently available, the ultimate resolution of these legal proceedings and legal claims will not likely have a material effect on the operations, financial position or liquidity level of Bank.
(2)
Analisis dan Pembahasan Manajamen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
Laporan Keuangan Konsolidasi 2014 Proil Perusahaan
Laporan Dewan Komisaris Dan Direksi Laporan Keuangan Konsolidasi 2014
The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun
yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
46. PERJANJIAN DAN KONTINJENSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
46. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND
CONTINGENCIES (continued) b. Liabilitas Kontinjensi (lanjutan) b. Contingent Liabilities (continued)
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank telah membentuk cadangan (disajikan dalam akun “Liabilitas Imbalan Kerja dan Lain-lain”) untuk sejumlah tuntutan hukum yang belum diputuskan masing-masing adalah sebesar Rp4.232 dan Rp1.950 (Catatan 24). Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan yang dibentuk atas kemungkinan timbulnya kerugian akibat tuntutan hukum yang belum diputuskan atau masih dalam proses tersebut telah memadai.
As of December 31, 2014 and 2013, Bank has
established an allowance (included in
“Employee Benefits and Other Liabilities”) for several pending lawsuits filed against Bank
amounted to Rp4,232 and Rp1,950,
respectively (Note 24). Management believes that the allowance is adequate to cover possible losses arising from pending litigations or legal claims that are currently in progress.
47. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN YANG DIKELUARKAN DAN
DIREVISI
47. REVISED AND ISSUED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS
Berikut ini ikhtisar PSAK yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) - IAI yang relevan untuk Bank, namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan 31 Desember 2014:
The following summarizes the SFAS which were issued by the Financial Accounting Standards Board (FASB) and are relevant to the Bank, but not yet effective to the Bank on financial statements as of December 31, 2014:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal
1 Januari 2015:
Effective on or after January 1, 2015:
a. PSAK No. 1 (Revisi 2013), ”Penyajian Laporan Keuangan”, yang diadopsi dari IAS 1, mengatur perubahan penyajian kelompok pos-pos dalam Penghasilan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.
a. SFAS No. 1 (Revised 2013), “Presentation of
Financial Statement”, adopted from IAS 1, which regulates the amendments presentation
to group items of Other Comprehensive
Income. Items which reclassified to income statement are presented separately from items not reclassified to income statement.
b. PSAK No. 24 (Revisi 2013), ”Imbalan Kerja”, yang diadopsi dari IAS 19, yang menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan.
b. SFAS No. 24 (Revised 2013), “Employee
Benefits”, adopted from IAS 19, which
eliminates corridor approach and disclosure about contingent liability information to simplify clarification and disclosure.
c. PSAK No. 46 (Revisi 2014), ”Pajak Penghasilan”, yang diadopsi dari IAS 12. PSAK ini memberikan tambahan pengaturan untuk aset dan liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari aset yang tidak disusutkan yang diukur dengan menggunakan model revaluasi, dan yang berasal dari properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar.
c. SFAS No. 46 (Revised 2014), “Income Taxes”,
adopted from IAS 12. This SFAS now provides additional provision for deferred tax asset or deferred tax liability arises from a
non-depreciable asset measured using the
revaluation model, and those arises from investment property that is measured using the fair value model.
d. PSAK No. 48 (Revisi 2014), ”Penurunan Nilai Aset”, yang diadopsi dari IAS 36. PSAK ini memberikan tambahan persyaratan pengungkapan untuk setiap aset individual atau unit penghasil kas yang mana kerugian penurunan nilai telah diakui atau dibalik selama periode.
d. SFAS No. 48 (Revised 2014), “Impairment of
Assets”, adopted from IAS 36. This SFAS provides additional disclosure terms for each individual asset (including goodwill) or a cash-generating unit, for which an impairment loss has been recognized or reversed during the period.
(3)
47. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN YANG DIKELUARKAN DAN
DIREVISI (lanjutan)
47. REVISED AND ISSUED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal
1 Januari 2015 (lanjutan):
Effective on or after January 1, 2015 (continued):
e. PSAK No. 50 (Revisi 2014), ”Instrumen Keuangan: Penyajian”, yang diadopsi dari IAS 32. PSAK ini mengatur lebih dalam kriteria mengenai hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan kriteria penyelesaian secara neto.
e. SFAS No. 50 (Revised 2014), “Financial
Instruments: Presentation”, adopted from
IAS 32. This SFAS provides deeper about criterion on legally enforceable right to set off the recognized amounts and criterion to settle on a net basis.
f. PSAK No. 55 (Revisi 2014), ”Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang diadopsi dari IAS 39. PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan kriteria instrumen lindung nilai yang tidak dapat dianggap telah kedaluarsa atau telah dihentikan, serta ketentuan untuk mencatat instrumen keuangan pada tanggal pengukuran dan pada tanggal setelah pengakuan awal.
f. SFAS No. 55 (Revised 2014), “Financial
Instruments: Recognition and Measurement”, adopted from IAS 39. This SFAS, among other, provides additional provision for the criteria of not an expiration or termination of the hedging instrument, and provision to
account financial instruments at the
measurement date and after initial recognition.
g. PSAK No. 60 (Revisi 2014), ”Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, yang diadopsi dari IFRS 7. PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan pengungkapan saling hapus dengan informasi kuantitatif dan kualitatif, serta pengungkapan mengenai pengalihan instrumen keuangan.
g. SFAS No. 55 (Revised 2014), “Financial
Instruments: Disclosures”, adopted from
IFRS 7. This SFAS, among other, provides additional provision on offsetting disclosures with quantitative and qualitative information, and disclosures on transfers of financial instruments.
h. PSAK No. 68, ”Pengukuran Nilai Wajar”, yang diadopsi dari IFRS 13, memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan.
h. SFAS No. 68, ”Fair Value Measurement”,
adopted from IFRS 13, provides guidance on how to determine fair value and requires disclosures about fair value measurement.
Penerapan dini sebelum 1 Januari 2015 tidak diijinkan. Saat ini Bank sedang mengevaluasi dan belum menetapkan dampak dari PSAK yang dikeluarkan tersebut terhadap laporan keuangan.
Early implimentation before January 1, 2015 are not permitted. The Bank is currently evaluating and has not yet determined the impact of these issued SFAS on its financial statements.
48. INFORMASI TAMBAHAN 48. ADDITIONAL INFORMATION
a. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, rasio aset produktif yang diklasifikasikan
non-performing terhadap jumlah aset produktif
(non-performing ratio) masing-masing adalah sebesar 3,57% dan 3,60%.
a. As of December 31, 2014 and 2013, the
Bank’s non-performing assets to total earning
assets ratios are 3.57% and 3.60%
respectively.
b. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Rasio jumlah cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan yang telah dibentuk berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) terhadap jumlah minimum cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan sesuai ketentuan Bank Indonesia masing-masing sebesar 63,68% dan 54,69%.
b. As of December 31, 2014 and 2013, the ratio
of allowance for impairment losses on financial assets based on PSAK No. 55 (Revised 2011) to minimum allowance for impairment losses based on Bank Indonesia regulation is 63.68% and 54.69% respectively.
(4)
Analisis dan Pembahasan Manajamen Atas Kinerja Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
Laporan Keuangan Konsolidasi 2014 Proil Perusahaan
Laporan Dewan Komisaris Dan Direksi Laporan Keuangan Konsolidasi 2014
The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan untuk Tahun
yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended (Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
49. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN 49. COMPLETION OF THE FINANCIAL
STATEMENTS Manajemen Bank bertanggung jawab penuh
terhadap penyajian laporan keuangan terlampir yang diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 23 Februari 2015.
The management of the Bank is fully responsible for the preparation of the accompanying financial statements which were completed and authorized for issue on February 23, 2015.
(5)
(6)
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Menara Bank BTN
Jl. Gajah Mada No. 1 Jakarta 10130 Tel. 62-21 6336789, 6332666 Fax. 62-21 6346704
E-mail : csd@btn.co.id Contact Center: 1500 286