Program Pemantauan Pertumbuhan Analisis Proses

5.2.1. Program Pemantauan Pertumbuhan

Pemantauan pertumbuhan anak dapat dilakukan melalui penimbangan berat badan dan tinggi badanpanjang badan baik di posyandu maupun diluar posyandu. Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap bulan. Tujuan dari pemantauan pertumbuhan adalah untuk menentukan apakah anak tumbuh secara normal atau mempunyai masalah pertumbuhan atau ada kecenderungan masalah gangguan pertumbuhan yang perlu ditangani. Proses pelaksanaan pemantauan pertumbuhan di Kabupaten Karo belum berjalan dengan baik. Selayaknya posyandu merupakan sebagai tempat memantau pertumbuhan anak melalui penimbangan secara rutin setiap bulan tapi sekarang ini fungsinya sudah berubah sebagai tempat imunisasi. Masyarakat mengenal posyandu sekarang ini sebagai pos imunisasi bukan sebagai pos penimbangan. Sebenarnya perilaku petugas kesehatan lebih mendukung kearah ini dibandingkan dengan perilaku masyarakat karena selama ini petugas kesehatan lebih cenderung menanyakan apakah anaknya sudah selesai imunisasi atau belum bukannya bertanya apakah anaknya sudah ditimbang atau belum. Selain itu petugas kesehatan juga cenderung lebih mengutamakan memanggil ibu-ibu yang masih memiliki bayi yang belum selesai imunisasinya daripada ibu-ibu yang memiliki anak balita. Apalagi pada saat ini pelaksanaan posyandu dibebankan kepada bidan setempat sementara bidan di Kabupaten Karo belum pernah dilakukan pelatihan pemantauan pertumbuhan sehingga mereka lebih menekankan kepada imunisasinya. Mereka hanya diingatkan oleh petugas gizi puskesmas tentang kegiatan posyandu dalam rapat minililokakarya. Universitas Sumatera Utara Menurut pengakuan petugas gizi, bidan dibantu oleh 1 atau 2 orang kader. Kader yang terdaftar ada 5 orang tapi mereka bergiliran datang, menurut pengakuan TPG mereka dijadwal kembali oleh bidan untuk datang bergantian dikarenakan berhubungan dengan upah yang diterima kader. Dengan kata lain bidan tidak sanggup memberikan upah jika semua kader datang ke posyandu karena yang memberikan upah kader adalah bidan. Tidak ada insentif diberikan oleh pemerintah kepada kader. Alasan bidan memberikan upah kepada kader karena ikut membantu posyandu seharian sehingga kader tidak bekerja pada hari itu, jadi kader dianggap bekerja di posyandu pada hari tersebut. Tugas kader di posyandu hanya sebatas menimbang anak dan membantu memberikan makanan tambahan telur. Jika kader tidak datang maka pelaksanaan posyandu dilakukan oleh bidan sendiri. Jika petugas puskesmas datang mereka ikut membantu tapi biasanya membantu di bagian pencatatan dan sekali-sekali memberikan konseling. Selain itu, tahapan pelaksanaannya pun belum berjalan dengan baik karena semua kegiatan yang selayaknya dilaksanakan dalam 5 meja diborong dalam 1 meja sehingga cenderung menimbulkan kesan padat yang menyebabkan ibu-ibu tidak sabar dan setelah gilirannya selesai ibu-ibu langsung pulang. Kadang-kadang berat badan anak tidak dimasukkan kedalam KMS dan hanya dicatat dibuku bantu bidan. Ini menyebabkan grafik pertumbuhan anak tidak tidak diketahui oleh ibu sehingga ibu bertanya tentang berat badan anak hanya sebatas naik atau turun. Artinya petugas belum memanfaatkan grafik pertumbuhan sebagai dasar untuk promosi kesehatan kepada ibu balita agar dapat terus mengontrol kesehatan anaknya Dudut, dkk, 2010. Universitas Sumatera Utara Penyuluhan atau konseling jarang diberikan karena terbatasnya kemampuan petugas dan kader serta situasi yang tidak memungkinkan. Pada saat pelayanan, suasana tidak memungkinkan karena kesibukan dalam pelayanan posyandu apalagi petugasnya tidak dibantu oleh kader. Ibu balita tidak sabar menunggu dan terburu- buru untuk pulang karena mau bekerja ke ladang. Penyuluhan oleh petugas dilakukan sambil memberikan pelayanan kesehatan dan imunisasi, sehingga hasilnya tidak maksimal. Konseling lebih sering diberikan jika ibu bertanya saja dan kepada ibu yang anaknya tidak naik berat badannya hanya sekedar diberi penjelasan untuk lebih memperhatikan makanan anak dengan memberi anak banyak makan. Selain itu, ibu yang anaknya sudah siap imunisasi sudah malas membawa anaknya ke posyandu karena hanya tinggal ditimbang saja. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan dalam pertumbuhan anak bisa tidak diketahui karena ketidaktahuan petugas tentang pemantauan pertumbuhan. Selain itu petugas bisa salah menginterpretasikan berat badan anak yang dapat menimbulkan peningkatan atau penurunan anak yang mengalami masalah gangguan pertumbuhan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Minarto 2011 yang menyatakan bahwa masalah yang berkaitan dengan kunjungan posyandu selain dana yang kurang disebabkan karena pengetahuan kader masih rendah dan kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan serta konseling masih lemah, masih kurangnya pemahaman keluarga dan masyarakat akan manfaat posyandu serta masih terbatasnya pembinaan kader. Hasil pencapaian pemantauan pertumbuhan yang dilihat dari indikator DS dari tahun ke tahun juga masih rendah meskipun ada peningkatan tapi tidak signifikan Universitas Sumatera Utara karena masih dibawah capaian target yang telah ditetapkan. Selayaknya pemantauan pertumbuhan itu dilaksanakan oleh seorang profesi gizi yang telah dilatih dalam kegiatan tersebut. Kekurangan SDM bidang gizi bisa menyebabkan terjadinya pelimpahan tugas pemantauan ini kepada bidan di desa yang pada akhirnya menambah beban kerja petugas sehingga pelayanan menjadi tidak maksimal. Berdasarkan perhitungan jumlah tenaga gizi di puskesmas menurut jumlah penduduk, maka untuk Kabupaten Karo jumlah TPG paling tidak 5 orang per puskesmas. Diharapkan dengan jumlah ini dapat melayani semua kegiatan gizi di posyandu dengan cara membagi tugas masing-masing TPG menanggungjawapi beberapa posyandu. Berdasarkan hal tersebut, cakupan kegiatan pemantauan pertumbuhan yang rendah diasumsikan peneliti karena kurangnya tenaga gizi di puskesmas, pengetahuan kader masih rendah, kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling masih lemah, sarana dan prasarana penunjang kegiatan posyandu belum memadai dan kurangnya pembinaan dari dinas kesehatan dan puskesmas.

5.2.2. Program Pemberian ASI Eksklusif