4.3.3. Keluaran Output
Keberhasilan dari pelaksanaan program gizi dilihat dari hasil pencapaiannya. Hasil pencapaian tersebut dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan. Jika
pencapaian sesuai dengan target maka program tersebut dianggap berhasil dalam pelaksanaannya. Tapi meskipun tercapai hasilnya belum tentu juga programnya
berjalan dengan baik karena banyak faktor yang dapat mempengaruhinya.
Hasil telaah dokumen menunjukkan pencapaian program gizi di Kabupaten Karo masih dibawah target. Menurut Kepala Bidang Bina Program soal pencapaian
berhubungan dengan kualitas tenaga gizi sehingga apapun yang didapat datanya masih diragukan karena melihat kualitas tenaga tadi. Pernyataan ini sejalan dengan
pendapat Kepala Seksi Gizi dan Usila yang menyatakan pencapaian program gizi masih sangat kurang dan hal ini dapat disebabkan petugas di puskesmas kurang
menguasai profesinya apalagi dihubungkan dengan perkembangan sekarang. Hal ini dapat kita lihat pada grafik dan data pencapaian puskesmas berikut ini :
4.3.3.1. Program Pemantauan Pertumbuhan
Keberhasilan dari program pemantauan pertumbuhan dapat dilihat jumlah anak yang datang ditimbang ke posyandu dibandingkan dengan jumlah seluruh
sasaran balita di wilayah tersebut atau yang lebih dikenal dengan grafik DS. Semakin tinggi pencapaian DS semakin tinggi partisipasi masyarakat untuk membawa
anaknya ditimbang. Pencapaian DS di Kabupaten Karo dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1. Grafik Pencapaian DS di Kabupaten Karo Tahun 2010-2013
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa ada peningkatan balita yang ditimbang pada tahun 2013 sebesar 65,4 tetapi masih dibawah target capaian yang ditetapkan
yaitu sebesar 80. Jika dilihat hasil pemantauan pertumbuhan di puskesmas berdasarkan telaah dokumen, diperoleh data cakupan DS dari masing-masing
puskesmas juga masih dibawah target yang dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Target
Pencapaian
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2. Grafik Pencapaian DS per-Puskesmas Tahun 2010-2013
Berdasarkan grafik diatas, dari semua puskesmas hanya puskesmas munte yang mengalami peningkatan cakupan DS dari tahun ke tahun meskipun
peningkatannya tidak significan karena masih dibawah target capaian yaitu sebesar 64,4 pada tahun 2013 sementara puskesmas yang lain trend pencapaiannya
mengalami naik turun.
4.3.3.2. Program ASI Eksklusif
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari program pemberian ASI Eksklusif, salah satunya adalah faktor budaya. Pencapaian program
ini dapat dilihat dari banyaknya bayi yang diberikan ASI sampai bayi berusia 6 bulan tanpa pemberian tambahan makanan yang lain dan dibandingkan dengan jumlah
seluruh bayi umur 6 bulan. Jika dilihat dari gambaran cakupan pemberian ASI
20 40
60 80
100
Tigapana h
Laubalen g
Berastagi Munte
Target Tahun2010
31,1 52,0
67,7 51,5
65 Tahun 2011
58,8 44,1
56,8 52,9
70 Tahun 2012
55,3 55,8
73,1 63,7
75 Tahun 2013
57,3 64,7
64,8 64,4
80
P e
rse nt
a se
Pencapaian DS
Universitas Sumatera Utara
Eksklusif di Kabupaten Karo, terjadi peningkatan dari tahun ketahun dimana pada tahun 2013 cakupannya sebesar 55,1 tapi pencapaiannya masih dibawah target yang
telah ditetapka yaitu sebesar 75. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Gambar 4.3. Grafik Pencapaian ASI Eksklusif di Kabupaten Karo Tahun 2010-2013
Berdasarkan hasil telaah dokumen di puskesmas, terjadi juga peningkatan cakupan ASI Eksklusif dan paling tinggi cakupannya adalah puskesmas laubaleng
sebesar 60,2 pada tahun 2013. Tapi dibandingkan dengan target, dari ke empat puskesmas tidak ada yang tercapai targetnya dimana target untuk tahun 2013 sebesar
75. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Target
Pencapaian
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4. Grafik Pencapaian ASI Eksklusif per Puskesmas Tahun 2010-2013
Program pemberian ASI Eksklusif dinilai baik jika persentase bayi 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif sesuai dengan target.
4.3.3.3. Program Tatalaksana Gizi Buruk