Setting Lokasi dan Waktu Penelitian.

Gambar 3. Siklus Model Kemmis

B. Setting Lokasi dan Waktu Penelitian.

1. Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian mulai dari pertengahan bulan Desember sampai Januari awal. Penelitian akan diadakan di Panti Asuhan SLB A Karya Murni Medan, Jl Karya Wisata Medan yang dikelola oleh Kongregasi Suster Santo Yosef KSSY. Panti asuhan ini berdiri sejak tahun 1953 hingga saat ini jumlah anak tunanetra sekitar 60 orang yang memiliki tingkat pendidikan yang berbeda, mulai dari TK hingga tingkat perguruan tinggi. Peneliti melibatkan suster pemimpin panti, guru di sekolah, kakak pengasuh dan suster yang tinggal bersama mereka di setiap unit selama proses pela ksanaan penelitian. Peneliti memfokuskan pada data atau catatan ke-lima anak tunanetra tersebut selama duapuluh delapan hari. Peneliti mengimput pengalaman kecemasan pada anak tunanetra dari tanggal 17 Desember 2014 hingga 08 Januari 2015. Selama melakukan penelitian di Panti Asuhan, peneliti juga akan melakukan observasi di SLB A Karya Murni untuk lebih melihat perkembangannya di sekolah. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dimulai pada bulan November. Peneliti mengumpulkan data awal lewat wawancara jarak jauh dengan salah satu pendamping di Panti Asuhan Karya Murni Medan. Peneliti bertanya tentang permasalahan yang dihadapi anak-anak tunenetra. Dari hasil wawancara jarak jauh, peneliti memperoleh data mengenai macam-macam emosi negatif yang dpertontonkan anak tunanetra. Bulan Desember minggu ke III, peneliti sudah memulai observasi dan wawancara kepada anak-anak tunanetra sebelum melaksanakan tindakan, dan dilanjutkan pengambilan data selama pelaksanakaan tindakan. Berikut ini akan dijelaskan secara rinci mengenai pelaksanaan penelitina melalui tabel waktu penelitian. Tabel 1. Waktu Penelitian 3. Subjek penelitian Anak tunanetra di Panti Asuhan Karya Murni Medan berjumlah 55 orang mulai dari TK, SD, SMP, SMA, dan PT. tes diberikan peneliti fokus pada anak SMP dan SMA yang berjumlah 12 orang. Peneliti melakukan tes untuk 12 orang anak ini untuk mengetahui intensitas kecemasan mereka sebagai data awal dan sebagai subyek penelitian. Dari hasil tes STAI sebagai data awal diperoleh subjek penelitian 5lima orang. Sebaliknya, ada yang A- Data awal Tindakan Data akhir Pengambilan data awal dimulai dari bulan November minggu ke III. Data diperoleh melalui wawancara pendamping, wawancara salah satu anak tunanetra. Data awal yang diambil adalah: a. Tunanetra yang mengalami kecemsan diperoleh dari wawancara dengan pemimpin panti b. Intensitas kecemasan anak tunanetra dari Tes STAI yang diberikan sebelum tindakan Bulan Desember minggu ke III sampai januari minggu ke II, mulai pemberian tindakan yaitu konseling kelompok dengan pendekatan konseling singkat berfokus pada solusi. Pengambilan data akhir diambil pada bulan januari minggu ke IV sampai akir bulan Februari. Data akhir yang diambil mengenai perubahan perilaku setelah mengalami proses konselingtindakan. Data akhir diperoleh melalui: a. Observasi guru kelas, pendamping di panti. b. Wawancara siswa. c. Jawaban angket State rendah tetapi A-Trait tinggi. Namun kriteria peneliti fokus pada A-State tinggi dan A-Traitnya tinggi. Berdasarkan kriteria peneliti, maka dari hasil tes diperoleh bahwa ada lima anak tunanetra yang memiliki skor A-state dan A- Trait sama-sama tinggi. Usia kelima subyek sekitar 15 – 18 Tahun. Kelima anak tunanetra ini sebagai subjek utama dari 55 orang anak tunanetra Karya Murni Medan. Peneliti memilih lima subjek karena penelitian ini merupakan konseling kelompok dengan pendekatan brief counseling konseling singkat berfokus solusi. Jenis penelitian ini bersifat kualitatif dan data yang diperoleh dari lima orang anak tunanetra sudah cukup serta waktu dan biaya penelitian juga terbatas. 4. Peran dan Posisi Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pihak luar yang sedang mengadakan penelitian dan ingin memberikan kontribusi dalam konteks layananan konseling kelompok pada lima orang tunanetra sebagai anak yang tercatat memiliki kecemasan yang tinggi baik itu mendasar maupun sementara. Oleh sebab itu peneliti perlu membicarakan peran dan tugas masing-masing yaitu: a. Pelaksana tindakan. Peneliti sendiri menjadi pelaksana tindakan perbaikan yang sudah direncanakan. Peneliti terlibat penuh dalam menerapkan pendekatan Brief Counseling dalam konseling kelompok. Peneliti berperan sekaligus sebagai intrumen penelitian yaitu sebagai alat pengumpulan data dan validasi data yang dikumpulkan. b. Kolaborator Kolaborator berperan sebagai pihak yang membantu peneliti mengumpulkan data penelitian dan merencanakan tindakan perbaikan untuk setiap pertemuan yang akan diadakan. Pekerjaan inti kolaborator ketika pelaksanaan tindakan adalah sebagai observer proses. Kolaborator yang dilibatkan adalah pendamping di panti dan guru di SLB A.

C. Tahapan Penelitian