Perbaikan tindakan konseling kelompok II
Tindakan Menerap kan konseling kelompok
dengan pendekatan Brief Counseling II
Pengamatan Pengumpulan data tindakan konseling
kelompok dengan dengan pendekatan Brief Counseling II
Reflkesi Evaluasi tindakan konseling kelompok
dengan pendekatan Brief Counseling II
Kesimpulan saran dan rekomendasi
D. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk menurunkan kecemasan anak tunanetra. Hasil intervensi tindakan yang
diharapkan dari penelitian ini anak tunanetra dapat mengalami perasaan tenang dan nyaman dengan keadaan sekitarnya dan semakin berani sera percaya diri.
E. Data dan Sumber Data
Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat. Untuk penelitian ini, data diambil dari wawancara dengan observer,
catatan observasi dari salah guru SLB A dan pendamping di panti sebagai teman
kolaborasi. Selain itu, peneliti juga memperoleh data dari hasil wawancara langsung dengan lima orang anak tunenetra yang mengalami kecemasan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Peneliti mengambil data dalam dua
tahap, yaitu data kecemasan anak tunanetra sebelum dilakukannya tindakan, serta data kecemasan anak tunanetra setelah dilakukannya tindakan. Ada beberapa
teknik atau metode pengumpulan data yang biasanya dilakukan oleh peneliti. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan dari metode yang ada
tergantung masalah yang dihadapi Kriyantono, 2009: 93. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah instrumen panduan observasi, dan
panduan wawancara dalam dan Tes alat ukur kecemasan yakni Tes STAI untuk memperoleh data sebelum dan sesudah intervensi.
1. Wawancara.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara berkomunikasi, bertatap muka, terencana, dan sistematis antara pewawancara
interviewer dengan individu yang diwawancari interviwee. a.
Langkah-langkah penyusunan pedoman wawancara: 1
Menetapkan tujuan wawacara 2
Menetapkan bentuk pertanyaan sesuai tujuan
3 Pertanyaan harus fokus, sehingga interviewee menjawab sesuai dengan
yang dibutuhkan 4
Menetapkan interviewee yang memiliki informasi 5
Menetapkan jadwal wawancara 6
Menetapkan jumlah interviewee 7
Menghubungi interviewee dan melaksanakan wawancara b.
Pedoman pelaksaan wawancara 1
Pembukaan, pada langkah ini interviewer menciptakan hubungan yang baik dan menjelaskan tujuan agar interviewee bersedia bekerjasama.
Pewawancara juga perlu menjelaskan bahwa pokok pembicaraan tersebut akan dijaga kerahasiaannya
2 Inti wawancara, pada waktu wawancara berlangsung sebaiknya
interviewer menunjukan sikap yang ramah, dan perhatian yang cukup besar terhadap interviewee. Pencatatan hasil wawancara, langkah ini
dilakukan setelah wawancara berlangsung. Untuk memudahkan interviewer, maka dapat digunakan alat bantu perekam. Pencatatan
hasil wawancara harus lengkap dan detail. 3
Penutup, pada tahap ini, interviewer menyimpulkan hasil wawancara dan kemudian dibuat laporan.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mewawancari guru kelas dan subjek untuk memperoleh informasi mengenai siswa yang
mengalami kecemasan. Selain guru kelas, peneliti juga mewawancarai
siswa yang memiliki kebiasaan terlambat, guna memperoleh informasi secara lansung dari siswa mengenai keterlambatan.
Tabel 3. Pedoman wawancara Nama : LP Kelas :
Wawancara ke- : Tempat : Masalah :
No Pokok-pokok pertanyaan
Jawaban
1 Berdasarkan beberapa penelitian menemukan bahwa
orang tunanetra memiliki keterhambatan dalam hal emosi negatif; seperti cemas, malu, takut dan iri.
Apakah kamu juga merasakan hal yang demikian? pertanyaan untuk subjek
Apakah anak ini juga mengalami hal yang demikian? Pertanyaan untuk Guru SLB A dan pendamping di panti
2 Jika demikian ceritakanlah apa saja yang kamu alami
yang berkaitan dengan emosi – emosi negatif
tersebut? Pertanyaan untuk subjek Jika demikian ceritakanlah apa saja yang dialami
anak ini yang berkaitan dengan emosi-emosi negative tersebut? Pertanyaan untuk guru dan
pendamping di panti
Kesimpulan
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-
gejala yang diselidi. Alat pencatat observasi terdiri dari catatan anekdot, daftar cek, dan skala penilaian. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan alat
observasi daftar cek. Daftar cek berisi daftar aspek-aspek yang mungking terdapat pada situasi, tingkah laku, maupun kegiatan siswa yang menjadi
pusat perhatian. Penyusunan alat ini direncankan dengan sistematis, dan
sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Fokus observasi pada penelitian ini yaitu mengenai kecemasan anak tunanetra dan yang menjadi observer dalam
penelitian adalah pendamping dan guru SLB A dan peneliti sendiri. Tabel 4. Format observasi daftar cek
Nama : LP Kelas :
Situasi : Tempat :
Tanggal : Aspek
Indikator Ya
Tidak Anxiety State
A-State Ketegangan
Rasa gugup Rasa sedih
Rasa khawatir Anxiety Trait
A-Trait Kecenderungan melihat dunia
sebagai sesuatu yang berbahaya atau mengancam
dan frekuensi keadaan kecemasan
Catatan:
3. Kuesioner kecemasan
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan adalah skala pengukuran kecemasan A-State dan A-Trait adopsi dari Spielberger 1979.
Jumlah item dalam skala sebanyak 40 item, terdiri dari 20 item skala A-State dan 20 item skala A-Trait. Skala disusun dengan empat alternative jawaban.
Pada skala A-State menggunakan alternatif: sangat, sedang, sedikit, tidak sama sekali. Sedangkan pada skala A-Trait menggunakan alternatif: hampir
selalu, sering, kadang-kadang, hampir tidak pernah. Pernyataan-pernyataan
dalam A-Trait Scale maupun A-State Scale dijawab dengan melingkari huruf S bila pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan dirinya dan Ts bila
pernyataan tersebut tidak sesuai dengan keadaan dirinya. Skor ditentukan dengan memberi nilai 1 pada pernyataan-pernyataan yang dilingkari. Nilai ini
menunjukkan adanya gejala-gejala kecemasan. Skor tersebut, dijumlahkan. Dari perhitungan itu akan didapat nilai skor yang berkisar antara 0 sampai 20.
Tabel 5. Norma Skoring A-State NO
NO NO
NO NO
1 TS
5 S
9 TS
13 S
17 S
2 S
6 S
10 TS
14 TS
18 TS
3 S
7 TS
11 S
15 TS
19 TS
4 TS
8 S
12 S
16 TS
20 S
Tabel 6. Norma Skoring A-Trait NO
NO NO
NO NO
1 S
5 S
9 S
13 S
17 TS
2 TS
6 S
10 S
14 S
18 TS
3 S
7 S
11 S
15 TS
19 TS
4 TS
8 S
12 S
16 S
20 TS
Standardisasi alat ukur ini, telah dilakukan terhadap mahasiswa- mahasiswa Fakultas Psikologi UNPAD. Setelah uji coba dan kemudian mendrop
beberapa pernyataan, dicari realiabitas tes retes data STAI yang dikerjakan dengan rumus K-R20 dengan hasil sebagai berikut, untuk A-Trait; r1,1= 0.844,
Mean= 6.392, SD= 5.441 dan untuk A-State, r1.1= 0.845, mean= 8.986, SD= 6.181.
G. Teknik Analisis Data