62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Keseluruhan proses penelitian akan dijelaskan dan dideskripsikan pada bagian bab ini. Data yang disajikan adalah data hasil Tes STAI, hasil
pengamatan dan wawancara yang dilakukan terhadap anak tunanetra di Panti Asuhan Karya Murni Medan, dengan menggunakan penerapan pendekatan Brief
Counseling untuk mengatasi intensitas kecemasan pada diri anak tunanetra. Hasil dari pengolahan data akan disajikan beberapa aspek yang berkaitan dengan
penerapan pendekatan Brief Counseling yaitu identitas subjek seperti nama dan alamat tempat tinggal. Uraian bab ini diawali dengan mendeskripsikan
keseluruhan proses penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan.
A. Deskripsi Proses
1. Pra Tindakan
Sebelum melakukan tindakan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling, peneliti terlebih dahulu melakukan beberapa persiapan,
seperti halnya mengumpulkan data awal melalui wawancara dengan pemimpin panti. Wawancara dengan pemimpin panti dilakukan pada tanggal
18 Desember 2014. Peneliti meminta izin untuk menyebarkan kuesioner untuk dapat menentukan subyek penelitian. Pemimpin panti memberikan
rekomendasi menyebarkan kuesioner kepada anak tunanetra yang tingkat pendidikan SMP dan SMA. Setelah mengadakan wawancara dengan
pemimpin panti, peneliti juga melakukan observasi, serta memberikan
kuesioner sebagai pretest kepada anak tunanetra yang tingkat pendidikannya SMP dan SMA. Hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.
1 Wawancara
Wawancara pertama dilakukan peneliti dengan Suster kepala panti asuhan dan salah satu kakak pengasuh sebagai data awal.
Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai pengalaman mendampingi anak-anak tunanetra, masalah yang sering
dihadapi oleh beberapa anak tunanetra, serta kegiatan sehari-hari anak- anak tunanetra. Setelah melakukan wawancara dengan Suster kepala,
peneliti juga melakukan wawancara dengan kepala sekolah SLB A dan salah satu pendamping tunanetra yang ada di unit pada tanggal 20
Desember 2015, tujuan dilakukannya wawancara ini adalah mengetahui informasi mengenai pengalaman-pengalaman mereka
dalam mendidik anak-anak tunanetra dan keadaansituasi keseharian anak-anak tunanetra di sekolah dan di panti.
Sesudah melakukan wawancara, peneliti juga melakukan obeservasi. Observasi dilakukan oleh peneliti sendiri selama 6 enam
hari. Peneliti melakukan observasi dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas keseharian anak-anak tunanetra, pengalaman kecemasan yang
mereka alami, dan faktor-faktor yang menyebabkan mereka mengalami kecemasan serta macam-macam kecemasan yang mereka
alami. Selain observasi dan wawancara, peneliti juga memberikan
kuesioner pretest guna mengetahui seberapa tinggi tingkat kecemasan pada beberapa anak-anak panti asuhan.
2 Tes STAI
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pretest sebagai alat untuk menentukan subjek penelitian. Pretest dilakukan melalui
pemberian kuesioner kecemasan yakni tes STAI. Kuesioner yang akan dibagikan diterjemakan ke huruf braille dengan bantuan suster
pimpinan panti asuhan. Program MiBee Braille Converter adalah program yang digunakan mengubah huruf biasa ke huruf braille. Pihak
SLB A mengizinkan peneliti menggunakan program MiBee Braille Converter ini selama melakukan penelitian dan juga alat printer untuk
huruf braille.
Adanya program
MiBee Braille
Converter, mempermudah peneliti untuk menterjemahkan kuesioner ke huruf
braille. Peneliti memperbanyak kuesioner yang sudah diterjemahkan ke huruf braille sebanyak yang digunakan oleh peneliti selama
melakukan penelitian tindakan. Peneliti juga meminta bantuan salah satu suster untuk memeriksa hasil tes mereka supaya setiap item semua
diisi. Anak tunanetra di Panti Asuhan Karya Murni Medan berjumlah
55 orang mulai dari TK, SD, SMP, SMA, dan PT. Tes diberikan peneliti fokus pada anak SMP dan SMA yang berjumlah 12 orang.
Setelah menyebarkan tes kecemasan kepada anak tunanetra yang sebenarnya berjumlah 12 orang namun dua orang anak pulang ke
kampung maka sebagai data awal subyek yang mengisi kuesioner ada sepuluh orang. Setelah semua anak sudah mengisi tes, peneliti
mengolah tes kecemasan tersebut. Dari hasil pengolahan kuesioner terpilih lima anak tunanetra dari sepuluh orang yang mengisi kuesioner
menjadi subyek dalam penelitian ini. Berdasarkan kriteria peneliti bahwa subyek yang akan dijadikan subyek penelitian adalah anak yang
memiliki skor A-state dan A-Trait sama-sama tinggi. Kelima subyek tersebut adalah Esti 17 Tahun, Axel 16 Tahun, Gema 14 Tahun,
Marni 19 Tahun, Silna 17 Tahun. Kelima subyek ditetapkan sebagai subyek penelitian karena A-State dan A-Trait kelima subyek
sama-sama tinggi dibandingkan dengan tunanetra yang lainnya. Skor kecemasan kelima subyek ini menjadi dasar peneliti untuk
memberikan tindakan Brief Counseling. Tes STAI yang sudah dibraille dapat dilihat pada lampiran 2.
3 Observasi
Setelah melakukan wawancara dan menyebarkan Tes STAI, peneliti melakukan observasi terhadap subyek. Peneliti mengobservasi
kecemasan yang dirasakan setiap subyek sesuai dengan aspek-aspek yang harus diamati oleh peneliti, seperti kegelisahan, kekhawatira,
ketegangan dan hal-hal yang mereka bayangkan menjadi sesuatu yang berbahaya. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 3.
Setelah melakukan kegiatan tersebut di atas, peneliti juga melakukan beberapa persiapan untuk melakukan penelitian, misalnya saja
membuat skema konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling, menentukan jadwalwaktu pelaksanaan, menterjemahkan
kuesioner ke huruf braille, dan memberikan tindakan. Selama melaksanakan penelitian ini, peneliti tinggal di panti
asuhan selama proses penelitian berlangsung untuk memperlancar peneliti melaksanakan penelitian. Peneliti berada di panti asuhan selama 28 hari
mulai dari tanggal 17 Desember 2014 hingga 08 Januari 2015. Sebelum peneliti memberikan tindakan, terlebih dahulu memberitahukan roundown
pelaksanakan penelitian kepada pemimpin panti dan menjelaskan proses tindakan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling yang
akan digunakan selama peneliti melakukan penelitian. Sebelum berangkat ke tempat penelitian, peneliti juga latihan konseling kelompok dengan
pendekatan Brief Counseling bersama teman peneliti lainnya yang juga melakukan brief counseling. Teman peneliti juga memberikan saran dan
beberapa ide untuk memperlancar penelitian saya.
2. Siklus I