3. Aspek-aspek Stres Kerja
Luthans 2005 menjelaskan aspek stres kerja ke dalam tiga hal berikut, yaitu:
1 Fisiologis Masalah kesehatan yang dikaitkan dengan stres adalah sebagai berikut:
1 masalah sistem kekebalan tubuh, dimana kemampuan untuk melawan penyakit dan infeksi berkurang; 2 masalah sistem kardiovaskular, seperti
tekanan darah tinggi dan penyakit jantung; 3 masalah sistem muskoloskeletal, seperti sakit kepala dan nyeri punggung; dan 4 masalah
sistem pencernaan, seperti diare dan sembelit. 2 Psikologis
Salah satu studi menemukan bahwa stres memiliki dampak yang kuat pada tindakan agresif seperti agresi interpersonal, sabotase, permusuhan,
dan keluhan. Jenis-jenis masalah psikologis dari stres tersebut pada akhirnya mengarah pada kinerja yang buruk, penurunan harga diri, ketidakmampuan
untuk berkonsentrasi dan membuat keputusan, serta ketidakpuasan kerja. 3 Perilaku
Perilaku yang dapat menyertai tingkat stres yang tinggi mencakup makan secara berlebihan dan makan yang kurang, sulit tidur, meningkatkan
merokok dan minum alkohol, dan penggunaan obat-obatan. Kemudian, Beehr dan Newman dalam Waluyo, 2013 juga menjelaskan
lebih rinci mengenai aspek stres kerja dari gejala yang ditimbulkan, yaitu:
a. Gejala Psikologis Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil
penelitian mengenai stres kerja: - Kecemasan, ketegangan, kebingungan, dan mudah tersinggung.
- Perasaan frustasi, rasa marah, dan dendam kebencian. - Sensitive dan hyperreactivity.
- Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi. - Komunikasi yang tidak efektif.
- Perasaan terkucil dan terasing. - Kebosanan dan ketidakpuasan kerja.
- Kelelahan mental, penurunan, fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi.
- Kehilangan spontanitas dan kreativitas. - Menurunnya rasa percaya diri.
b. Gejala Fisiologis Gejala – gejala fisiologis yang utama dan stres kerja adalah:
- Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular.
- Meningkatnya sekresi dari hormon stres contoh : adrenalin dan nonadrenalin.
- Gangguan gastrointestinal misalnya gangguan lambung. - Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan.
- Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sidrom kelelahan yang kronis chronic fatigue syndrome
- Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada. - Gangguan pada kulit.
- Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot. - Gangguan tidur.
- Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena kanker.
c. Gejala Perilaku Gejala – gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:
- Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan. - Menurunnya prestasi performance dan produktivitas.
- Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan. - Perilaku sabotase dalam pekerjaan.
- Perilaku makan yang tidak normal kebanyakan sebagai pelampiasan, mengarah ke obesitas.
- Perilaku makan yang tidak normal kekurangan sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba,
kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi. - Meningkatnya kecenderungan berperilaku berisiko tinggi, seperti
menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi. - Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas.
- Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman.
- Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dari
stres kerja meliputi aspek fisiologis, aspek psikologis, dan aspek perilaku.
4. Dampak Stres Kerja