2. Pengertian Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan
Menurut Tiffin dan McCormick 1958 lingkungan fisik pekerjaan adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi kinerja, kondisi fisik, dan psikologis karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kemudian, menurut Wignjoesoebroto 2008
lingkungan fisik pekerjaan adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja seperti temperatur, kelembaban udara, sirkulasi udara,
pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, dan warna. Hal-hal tersebut dapat berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja manusia.
Kondisi lingkungan fisik pada hakikatnya diharapkan mampu meningkatkan aspek kenyamanan kerja. Hal tersebut akan sangat penting dalam rangka
meningkatkan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan sosial, psikologis, dan motivasi manusia dalam rangka peningkatan produktivitas.
Menurut Nitisemito 1982 lingkungan fisik pekerjaan merupakan hal-hal yang ada di sekitar para pekerja yang dapat dirasakan secara fisik melalui
indera dan dapat memepengaruhi diri pekerja dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Kemudian, menurut Sedarmayanti dalam Riski, 2014
lingkungan fisik pekerjaan adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Sedarmayanti dalam Riski, 2014 menjelaskan bahwa lingkungan fisik perkerjaan dapat dibagi ke dalam dua
kategori, yaitu: 1 lingkungan langsung yang berhubungan dengan karyawan
seperti: pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainya, dan 2 lingkungan perantara atau lingkungan umum, dapat juga disebut lingkungan kerja yang
mempengaruhi kondisi manusia, misalnya: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan
lain-lain. Gibson 1996 menjelaskan bahwa kondisi lingkungan fisik pekerjaan
merupakan serangkaian hal dari lingkungan yang dipersepsikan oleh orang- orang yang bekerja dalam suatu lingkungan organisasi dan mempunyai peran
yang besar dalam mengarahkan tingkah laku karyawan. Menurut Walgito 2005 persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau disebut juga proses sensoris. Stimulus yang diinderakan itu
kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan oleh individu, sehingga individu menyadari dan mengerti mengenai apa yang diinderakannya itu
Dafidoff, 1981, dalam Walgito, 2005. Kemudian, menurut Atkinson dalam Sobur, 2003 persepsi adalah proses pengorganisasian dan penafsiran stimulus
yang diterima individu dari lingkungan. Dalam mempersepsi suatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda
antara individu satu dengan individu lainnya. Hal ini dikarenakan individu memiliki perasaan, kemampuan berpikir, dan pengalaman yang tidak sama
antara individu satu dengan individu lainnya. Hal inilah yang membuat persepsi bersifat individual Davidoff, 1981; Rogers, 1965 dalam Walgito,
2005. Maka dari itu, kondisi lingkungan fisik pekerjaan yang terdapat dalam suatu perusahaan dapat dipersepsikan secara berbeda oleh setiap karyawan
Walgito, 2003. Bagaimana karyawan merasakan lingkungan
fisik pekerjaannya itu baik atau buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan,
mendukung atau justru menjadi tekanan, tergantung dari bagaimana karyawan memandang, menafsirkan dan memberi arti terhadap sesuatu yang terjadi di
lingkungan fisik pekerjaannya. Andriani 2004 kemudian menjelaskan bahwa apabila karyawan
memiliki persepsi yang positif terhadap lingkungan kerjanya, maka ia akan menerima hal tersebut sebagai hal yang menyenangkan. Sebaliknya, apabila
karyawan memiliki persepsi yang negatif terhadap lingkungan kerjanya, maka ia akan menerima hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan.
Seseorang bisa saja menganggap lingkungan kerjanya buruk, sedangkan yang lain menganggap lingkungan kerjanya baik. Perbedaan pandangan terhadap
lingkungan kerja dapat terjadi karena masing-masing individu mempunyai kebutuhan, kepentingan, maupun harapan yang berbeda-beda antara satu
dengan yang lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan fisik
pekerjaan adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi kinerja, kondisi fisik, dan psikologis
karyawan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kondisi lingkungan fisik pekerjaan juga merupakan serangkaian hal dari lingkungan yang
dipersepsikan oleh orang-orang yang bekerja dalam suatu lingkungan organisasi dan mempunyai peran yang besar dalam mengarahkan tingkah laku
karyawan.
3. Aspek-aspek Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan