Aspek-aspek Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan

dipersepsikan oleh orang-orang yang bekerja dalam suatu lingkungan organisasi dan mempunyai peran yang besar dalam mengarahkan tingkah laku karyawan.

3. Aspek-aspek Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan

Menurut Wignjosoebroto 2008 hal-hal yang terdapat dalam kondisi lingkungan fisik pekerjaan meliputi: a. Temperatur Tubuh manusia selalu berusaha mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh tersebut, tetapi kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar adalah jika perubahan temperatur luar tubuh tersebut tidak melebihi 20 untuk kondisi panas dan 35 untuk kondisi dingin. Produktivitas kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24° celsius sampai 27° celsius. b. Kelembaban Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara. Kelembaban ini sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udaranya. Suatu kedaan dimana udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran karena sistem penguapan. Pengaruh lainnya adalah semakin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen. c. Siklus Udara Pemberian ventilasi yang cukup misalnya lewat jendela dapat menggantikan udara yang kotor dengan yang bersih. Udara di sekitar kita dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan terus bercampur dengan gas-gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh dan dapat mengakibatkan sesaknya pernapasan serta kelelahan. d. Pencahayaan Pencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk melihat objek- objek secara jelas dan cepat tanpa menimbulkan masalah. Pencahayaan yang kurang mengakibatkan mata pekerja menjadi cepat lelah. Lelahnya mata juga dapat menyebabkan lelahnya mental dan menimbulkan kerusakan mata. e. Kebisingan Kebisingan merupakan bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga yang dapat mengganggu ketenangan kerja. f. Bau-bauan Bau-bauan yang dalam hal ini juga dipertimbangkan sebagai “polusi” akan dapat mengganggu konsentrasi seseorang dalam bekerja. g. Getaran mekanis Getaran mekanis dapat diartikan sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis yang berdampak hingga ketubuh dan dapat menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan tubuh. h. Warna Warna yang dimaksud di sini adalah tembok ruangan interior yang ada di sekitar tempat kerja. Warna selain berpengaruh terhadap kemampuan mata untuk melihat objek, juga memberikan pengaruh yang lain pula terhadap manusia seperti memberikan kesan luas, terang, sejuk, dan menyegarkan. Pengaturan warna di tempat kerja perlu diperhatikan dalam arti harus disesuaikan dengan kegiatan kerjanya. Suma’mur 2014 juga menjelaskan aspek-aspek yang mendukung kondisi lingkungan fisik pekerjaan, meliputi: a. Kebisingan Kebisingan diartikan sebagai semua suara atau bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat atau proses produksi atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. b. Radiasi Radiasi yang mungkin berada di tempat kerja dan dapat mempengaruhi keadaan kesehatan tenaga kerja serta mengganggu pelaksanaan pekerjannya terdiri dari: 1 radiasi elektromagnetis, yaitu gelombang mikro, radiasi laser, sinar inframerah, sinar ultraviolet, sinar X Ro dan sinar gama; 2 radiasi radioaktif, yaitu: radiasi atau sinar dari zat radioaktif. c. Getaran mekanis Mesin dari peralatan kerja mekanis dapat menimbulkan getaran. Sebagian dari kekuatan mekanis mesin atau peralatan kerja disalurkan kepada tubuh tenaga kerja atau benda yang terdapat di tepat kerja dalam bentuk getaran mekanis. Pada umumnya, getaran mekanis yang berasal dari suatu mesin atau benda bergerak merupakan sesuatu hal yang tidak disukai dan dikehendaki. d. Iklim kerja Iklim kerja merupakan kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, dan panas radiasi di tempat kerja. Iklim kerja dapat mempengaruhi daya kerja, produktivitas, efisiensi, dan efektivitas kerja. Lingkungan kerja yang memiliki suhu netral merupakan lingkungan kerja yang kondusif bagi para pekerja untuk memperoleh hasil pekerjaan yang baik. Suhu yang panas dapat berakibat pada penurunan kemampuan berpikir, kesigapan, dan pengambilan keputusan Suma’mur, 2013. e. Tekanan Udara Tinggi dan Rendah Tekanan udara rendah biasanya dihadapi oleh mereka yang bekerja di atas permukaan laut dan di lereng atau puncak gunung. Gejala-gejala sakit atau gangguan kesehatan oleh rendahnya atau turunnya tekanan udara terutama didasarkan atas kurangnya oksigen dalam udara pernapasan. Tekanan udara tinggi biasanya dihadapi oleh pekerja pada tambang-tambang yang sangat dalam. Gejala-gejalanya didasarkan atas besarnya tekanan udara dalam jaringan atau rongga-rongga tubuh. f. Penerangan di Tempat Kerja Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja dala melihat objek yang dikerjakan secara jelas, cepat, dan mudah. Sedangkan penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata, kelelahan mentalpsikis, keluhan-keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala, kerusakan mata, dan meningkatnya peristiwa kecelakaan. g. Bau-bauan di Tempat Kerja Bau yang tidak disukai atau tidak enak dapat mengganggu perasaan orang yang menciumnya, mengurangi kenyamanan, memberikan kesan tidak sehat, dan mencerminkan keadaan kotor atau kurangnya kebersihan. Selain itu, bau-bauan tertentu dapat menjadi petunjuk bagi adanya pencemaran oleh bahan berbahaya atau beracun. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dari kondisi lingkungan fisik pekerjaan meliputi temperatur, kelembaban, siklus udara, pencahayaan, kebisingan, bau-bauan, getaran mekanis, warna, radiasi, iklim kerja, serta tekanan udara tinggi dan rendah. Dari aspek-aspek yang telah dijelaskan, peneliti hanya menggunakan temperatur, siklus udara, pencahayaan, kebisingan, bau-bauan, getaran mekanis, dan radiasi sebagai aspek yang akan diteliti dalam lingkungan fisik pekerjaan. Hal tersebut dikarenakan aspke-aspek yang telah disebutkan lebih sesuai dengan kondisi lingkungan fisik di pertambangan.

4. Dampak dari Kondisi Lingkungan Fisik Pekerjaan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kondisi Lingkungan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan CV. Sinar Abadi.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kondisi Lingkungan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan CV. Sinar Abadi.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN STRES KERJA KARYAWAN Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Stres Kerja Karyawan.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Prestasi Kerja Pada Karyawan.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Prestasi Kerja Pada Karyawan.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Stres Kerja Pada Karyawan.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA KARYAWAN PERUSAHAAN LEASING DI LEMBAGA KEUANGAN.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan.

2 13 18

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA FISIK KARYAWAN

0 4 6