Analisis Data PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Telaah dan Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP Telaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dilakukan
oleh dosen pembimbing dan guru sebelum dilaksanakannya proses pembelajaran meskipun RPP yang dibuat adalah RPP kolaborasi
anatara guru dan peneliti dengan tujuan untuk mengetahui apakah RPP yang telah dibuat oleh peneliti setelah berunding dengan guru
pembimbing yang nantinya akan digunakan untuk pelaksanaan dalam penelitian sudah tepat dan dapat digunakan sehingga pembelajaran
berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan.
Penelaah Skor Telaah RPP Pertemuan ke
1 2
3
Dosen 100
100 100
Guru 100
100 100
Tabel 4.12 Data Skor Telaah RPP
Penelaah Nilai
Peringkat Pertemuan
1 2
3 1
2 3
Dosen AB
AB AB
AB AB
AB Guru
AB AB
AB AB
AB AB
Pengamatan keterlaksanaan Rencana Pelaksanaa Pembelajaran RPP dilakukan oleh tiga observer yang dilaksanakan selama proses
pembelajaran berlangsung yaitu di kelas X Akutansi SMK PUTRA TAMA. Pengamatan dilakukan selama tiga kali pertemuan dengan
cara memberikan skor 1 untuk kolom “Ya” yang diberi tanda untuk kegiatan yang terlaksana dan skor 0 untuk kolom “Tidak” yang
diberi tanda chek list .
Tabel 4.13 Data Peringkat Telaah RPP
Observer Skor Keterlaksanaan RPP Pertemuan ke
1 2
3 1
80 82
84 2
80 82
84 3
80 82
84
2. Minat Terhadap Matematika
Minat siswa terhadap matematika dapat dilihat dari hasil kuisoner yang telah diisi oleh siswa. Berdasarkan kuisoner yang
diperoleh dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :
Tabel 4.14 Data Skor Keterlaksanaan RPP
No Absen
Pertanyaan Positif Nilai
Peryataan Negatif Nilai Kriteria
SS S
TS STS SS
S TS STS 1
7 3
37 1
9 39
95 SM
2 7
3 37
2 2
6 34
89 SM
3 4
6 34
1 4
5 34
85 SM
4 1
9 31
1 4
5 34
81 SM
5 1
8 1
29 6
4 34
79 M
6 2
6 2
30 3
5 2
29 74
M 7
4 5
1 33
6 4
34 84
SM 8
2 5
3 29
2 3
5 33
78 M
9 2
6 2
30 3
6 1
28 73
M 10
4 6
34 1
4 5
34 85
SM 11
3 2
5 18
6 4
24 53
CM 12
2 2
4 2
24 1
6 3
31 69
M 13
9 1
29 9
1 31
75 M
14 3
2 3
2 26
1 4
4 1
25 64
M 15
3 3
4 29
2 2
2 4
28 71
M 16
3 4
3 20
3 6
1 18
48 CM
17 3
4 1
2 28
9 1
31 74
M 18
3 4
3 30
2 5
3 29
74 M
19 Tidak Masuk
20 Tidak Masuk
Tabel 4.15 Data Kuisoner Minat Siswa
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel dapat dilihat bahwa siswa berminat mempelajari matematika dengan bantuan model
pembelajaran mind map atau peta konsep. Skala
Kriteria Jumlah
Siswa Presentase
Kriteria
20 Tidak BerminatTM
21-40 Kurang Berminat KM
41-60 2
11,11 Cukup Berminat CM
61-80 10
55,55 Berminat M
81-100 6
33,33 Sangat Berminat SM
Jumlah Presentase Minat Siswa Minat
SM SM+M
SM+M+CM SM+M+
CM+KM SM+M+CM+
KM+TM 33,33
33,33+ 55,55 33,33+55,55+11,11
M
Tabel 4.16 Data Kriteria Minat Siswa
Tabel 4.17 Data Kriteria Minat Seluruh Siswa
3. Anlisis Tes Akhir
Tes akhir diberikan siswa pada pertemuan terakhir setelah siswa tuntas mempelajari matriks. Tes yang diberikan oleh siswa
adalah tes untuk mengetahui prestasi siswa setelah belajar mengguakan model pembelajaran mind map atau peta konsep. Siswa
dikatakan memperoleh prestasi yang baik jika nilai yang diperoleh pada tes akhir ini diatas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
yaitu 75 dan data dapat dilhat pada tabel berikut :
No Siswa
Skor Nilai
1 Siswa 1
50 100
2 Siswa 2
38 76
3 Siswa 3
42 84
4 Siswa 4
40 80
5 Siswa 5
28 56
6 Siswa 6
43 86
7 Siswa 7
31 62
8 Siswa 8
23 46
Tabel 4.18 Data Hasil Ulangan Siswa
9 Siswa 9
44 88
10 Siswa 10
30 60
11 Siswa 11
33 66
12 Siswa 12
38 76
13 Siswa 13
26 52
14 Siswa 14
26 52
15 Siswa 15
20 40
16 Siswa 16
38 76
17 Siswa 17
34 68
18 Siswa 18
29 58
19 Siswa 19
39 78
20 Siswa 20
39 78
Berdasarkan data hasil Tes Akhir diperoleh a.
Nilai Tertinggi MAX = 100 b.
Nilai Terendah MIN = 40 c.
Rata-Rata Nilai Seluruh Siswa MEAN = 69,1 d.
Presentase siswa yang mencapai KKM = 50 4.
Analisis Kuis
Kuis diberikan kepada siswa sebanyak dua kali pada awal pertemuan kedua dan awal pertemuan ketiga sesuai dengan materi
yang telah diberikan atau dipelajari di hari sebelumnya. Hasil dari kuis yang diperoleh siswa adalah :
No Siswa
Skor Nilai
1 Siswa 1
11 73
2 Siswa 2
10 76
3 Siswa 3
11 73
4 Siswa 4
13 86
5 Siswa 5
12 80
6 Siswa 6
14 93
7 Siswa 7
15 100
8 Siswa 8
12 80
9 Siswa 9
14 93
10 Siswa 10
Tidak masuk 11
Siswa 11 33
66 12
Siswa 12 14
93
Tabel 4.19 Data Hasil Kuis 1 Siswa
13 Siswa 13
9 60
14 Siswa 14
9 60
15 Siswa 15
6 40
16 Siswa 16
15 100
17 Siswa 17
12 80
18 Siswa 18
Tidak masuk 19
Siswa 19 Tidak masuk
20 Siswa 20
Tidak masuk
Nilai =
Berdasarkan data hasil Tes Akhir diperoleh a.
Nilai Tertinggi MAX = 100 b.
Nilai Terendah MIN = 40 c.
Rata-Rata Nilai Seluruh Siswa MEAN = 62,65 d.
Presentase siswa yang mencapai KKM = 50
No Siswa
Skor Nilai
1 Siswa 1
10 100
2 Siswa 2
9 90
3 Siswa 3
9 90
4 Siswa 4
9 90
5 Siswa 5
5 50
6 Siswa 6
8 80
7 Siswa 7
8 80
8 Siswa 8
5 50
9 Siswa 9
8 80
10 Siswa 10
10 100
11 Siswa 11
Tidak Masuk 12
Siswa 12 8
80 13
Siswa 13 3
30 14
Siswa 14 3
30 15
Siswa 15 8
80
Tabel 4.20 Data Hasil Kuis 2 Siswa
16 Siswa 16
9 90
17 Siswa 17
7 70
18 Siswa 18
Tidak masuk 19
Siswa 19 Tidak masuk
20 Siswa 20
Tidak masuk
Nilai =
Berdasarkan data hasil Tes Akhir diperoleh a.
Nilai Tertinggi MAX = 100 b.
Nilai Terendah MIN = 30 c.
Rata-Rata Nilai Seluruh Siswa MEAN = 59,5 d.
Presentase siswa yang mencapai KKM = 55 5.
Analisis Hasil Wawancara a.
Analisis Hasil Wawancara Guru Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru sebelum
melaksanakan penelitian guru mengemukakan bahwa model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah
model pembelajaran seperti yang biasa dilakukan dimana guru
mejelaskan materi terlebih dahulu setelah itu memberikan soal- soal latihan kepada siswa. selain menggunakan
model pembelajaran ini guru juga menggunakan alat bantu peraga sebagai
pendukung dalam menyampaikan materi. Menurut guru selain dapat membantu dalam pembelajaran menggunakan alat peraga
juga dapat mempengaruhi minat siswa dalam belajar matematika. Menurut guru model pembelajaran mind map atau peta
konsep ini nantinya akan dapat lebih membantu siswa dalam belajar. Selain membuat siswa rajin membuat catatan sesuai
dengan kreasinya sehingga menarik untuk dipelajari siswa juga diajarkan cara baru dalam belajar. Seperti yang sudah-sudah
catatan yang kurang menarik juga jarang disentuh oleh siswa sedangkan kalau menggunakan mind map atau peta konsep
nantinya mereka bisa membuat catatan dalam bentuk yang lebih menarik dan berwarna sesuai dengan keinginan mereka sendiri
sehingga siswa akan lebih tertarik dalam belajar dan jauh lebih mudah dalam membantu belajar. Siswa jika tidak diberikan tugas
rumah atau PR mereka jarang berlajar sedangkan dengan memberikan siswa tugas membuat mind map atau peta konsep
pada setiap akhir pembelajaran dan dapat dikerjakan dirumah agar
lebih lengkap dan menarik diharapkan nantinya siswa setiap harinya akan belajar di rumah.
Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran mind map atau peta konsep ini dapat
membantu siswa karena dengan siswa membuat mind map atau peta konsep dari materi yang telah dipelajari sama saja siswa
melakukan kegiatan belajar. Membuat model pembelajaran mind map
atau peta konsep tidak semata-mata hanya menggambar dan meringkas akan tetapi dalam membuat catatan ke bentuk mind map
atau peta konsep pastilah siswa harus mengerti terlebih dahulu materi yang akan dibuat ke dalam mind map atau peta konsep dan
mengerti akan kaitan-kaiatan, poin-poin serta keterkaitan pokok materi dengan cabang-cabang materinya.
b. Analisis Hasil Wawancara Siswa
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada tiga siswa mengenai pembelajaran dengan model pembelajaran
mind map atau peta konsep dan untuk mengetahui bagimana minat
siswa terhadap matematika peneliti mendapati pada sebagian siswa merasa berminat bahkan ada yang sangat berminat dan antusias
sekali dalam belajar matematika terlebih lagi menggunakan model
pembelajaran mind map atau peta konsep yang menurut dari beberapa siswa model pembelajaran ini menyenangkan dan sangat
membantu bagi mereka. Siswa yang merasa senang dengan model pembelajaran mind map atau peta konsep sebagian besar adalah
siswa yang rajin mencatat dan memiliki catatan yang lengkap. Ada juga beberapa siswa yang merasa tidak tertarik dengan
matematika karena matamatika merupakan mata pelajaran yang sulit. Siswa mengatakan bahwa setiap mata pelajaran matematika
selalu mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM akan tetapi dengan menggunakan model pembelajaran
mind map atau peta konsep bagi beberapa siswa ini merasa
tertolong dan mendapatkan cara belajar baru yang sesuai bagi mereka. Bagi sebagian siswa yang tadinya tidak menyukai
matematika ini menjadi sedikit lebih tertarik dan bersemangat dengan matematika karena dengan bantuan mind map atau peta
konsep yang mereka buat membantu mereka dalam belajar dan mendapatkan nilai yang memuaskan sehingga mereka menjadi
berminat belajar matematika dan tertantang untuk mendapatkan nilai yang memuaskan kembali. Minat mereka semakin tinggi
dikarenakan adanya semangat baru yang timbul dari hasil yang
mereka dapatkan namun itu semua tidak berlaku bagi beberapa siswa yang lainnya. Siswa yang tidak suka dengan matematika
juga masih ada beberapa meskipun mereka mengambil jurusan yang selalu menggunakan perhitungan.
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa setiap siswa merasa tidak senang dengan
matematika karena alasan sulit dipelajari dan malas dalam melakukan perhitungan namun setelah mereka diperkenalkan
dengan model pembelajaran mind map atau peta konsep mereka dapat mengatasi sedikit demi sedikit kesulitan yang ada.