Hasil Data Deskriptif Hasil Pengujian Instrumen Penelitian

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan metode regresi linier berganda dan regresi linier sederhana, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah terbebas dari masalah normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Jika salah satu dari ketiga asumsi klasik tidak terpenuhi maka akan menyebabkan bias pada persamaan regresi yang berpengaruh pada hasil penelitian. a. Uji Normalitas dengan Skewness Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependenkeduanya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi dikatakan baik jika variabel independen dan variabel dependennya berdistribusi normal atau mendekati normal Sunyoto, 2011:158. Uji normalitas akan dilakukan menggunakan uji skewness kemiringan. Variabel independen dan dependen dinyatakan simetris atau berdistribusi normal jika memiliki nilai Z-Skewness antara -1,96 dan +1,96 Priyatno, 2010. Berikut adalah tabel hasil uji skewness untuk masing-masing variabel : Tabel V.10 Hasil Uji Skewness Variabel Hasil Signifikansi Kesimpulan Kepuasan Konsumen 0,49 Antara -1,96 dan +1,96 Simetris Minat Beli Ulang -2,61 Antara -1,96 dan +1,96 Simetris Sumber: Data yang diolah, 2014 Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai hasil dari perhitungan Skewness antara -1,96 dan +1,96, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian dinyatakan simetris atau berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas menunjukkan adanya korelasi linier yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel independennya. Idealnya variabel-variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki satu dengan lainnya. Uji Multikolinearitas dapat dilakukan dengan melakukan analisis regresi berganda dengan program SPSS 16 dan melihat dari nilai VIF Variance Inflation Factor yang ditampilkan pada hasil output analisis regresi berganda. Jika nilai VIF 10 maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Berikut hasil multikolinearitas: Tabel V.11 Hasil Uji Multikolinearitas No Variabel Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Kualitas Pelayanan 0,948 1,055 2 Persepsi Akan Harga 0,948 1,055 Sumber: Data yang diolah, 2014 Nilai VIF dari kedua variabel bebas tersebut tidak ada yang bernilai lebih dari 10 dan nilai tolerance keduanya tidak ada yang kurang dari 0,1. Maka disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi masalah multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi heteroskedastisitas yang berarti variabel tidak sama untuk semua pengamatan atau homokedastisitas yang berarti ada kesamaan variabel untuk semua pengamatan Sunyoto, 2011:145. Uji heteroskedastisitas akan dilakukan menggunakan metode S pearmans ‘rho. Variabel akan dinyatakan terbebas dari masalah heteroskedastisitas jika memiliki nilai signifikansi antar variabel independen dengan residual lebih dari 0,05. Berikut adalah tabel hasil uji heteroskedastisitas menggunakan metode S pearmans ‘rho: Tabel V.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas Spearmans ‘rho Variabel Sig. 2-tailed Standard Signifikansi Kesimpulan Kualitas Pelayanan 0,144 0,05 Homokedastisitas Persepsi Akan Harga 0,282 0,05 Homokedastisitas Kepuasan Konsumen 0,314 0,05 Homokedastisitas Sumber: Data yang diolah, 2014 Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,314, 0,282, dan 0,144 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

4. Analisis Uji Regresi Berganda

a. Uji F atau Uji Simultan

Uji F statistik digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen kualitas pelayanan dan persepsi akan harga secara bersama-sama atau simultan berpengaruh pada variabel dependen kepuasan konsumen. Kriteria yang digunakan: H diterima apabila F hitung ≤ F tabel artinya, variabel kualitas pelayanan dan persepsi akan harga secara simultan tidak berpengaruh pada kepuasan konsumen. H ditolak apabila F hitung F tabel artinya, variabel kualitas pelayanan dan persepsi akan harga secara simultan berpengaruh pada kepuasan konsumen. Dari uji ANOVA atau F test dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, didapat F hitung sebesar 0,968 dengan taraf signifikansi α = 5, df1= m-1= 4 -1 = 3 dan df2 = n – m = 150 – 4 = 146, maka F tabel df1df2 = 2,43. Berikut hasil uji F pada pengujian regresi dalam penelitian ini: Tabel V.13 Hasil Uji F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressi on .857 2 .428 .968 .382 a Residual 65.017 147 .442 Total 65.873 149 a. Predictors: Constant, Persepsi Akan Harga, Kualitas Pelayanan b. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen Tabel V.13 menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 0,968. Hal ini berarti bahwa F hitung 0,968 2,43. Dan dapat disimpulkan bahwa H diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel X 1 Kualitas Pelayanan, dan Persepsi Akan Harga X 2 secara bersama-sama atau simultan tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen.

b. Uji t atau Uji Parsial

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya dengan kriteria: H diterima apabila t hitung ≤ t a artinya, variabel kualitas pelayanan dan persepsi akan harga secara parsial tidak berpengaruh pada kepuasan konsumen. H ditolak apabila t hitung t a artinya, variabel kualitas pelayanan dan persepsi akan harga secara parsial berpengaruh pada kepuasan konsumen. Dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, diperoleh t hitung dan t tabel df= n- 2 150 – 2 = 148. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel kualitas pelayanan dan persepsi akan harga pada minat beli ulang konsumen adalah sebagai berikut: Tabel V.14 Hasil Uji t Sumber: Data yang diolah, 2014 Dari hasil uji regresi berganda pada tabel V.14, secara matematis dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 3,309 + 0,026 X 1 + 0,006X 2 Pada variabel Kualitas Pelayanan X 1 , t hitung sebesar 1,253 pada taraf signifikansi 5 dan t tabel sebesar 1,976 yang berarti H diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen. Pada variabel persepsi akan harga X 2 , t hitung sebesar 0,305 pada taraf signifikan 5 dan t tabel sebesar 1,976 yang berarti H diterima. Variabel B t hitung t tabel Sig keterangan Constant 3.309 .000 - .000 Kualitas Pelayanan .026 1.253 1,976 .212 H diterima Persepsi Akan Harga .006 .305 1,976 .761 H diterima