B. Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data variabel locus of control, kultur keluarga,
kultur sekolah, kecerdasan emosional, dan prestasi belajar. Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas berdasarkan uji satu sampel dari
Kolmogorov-Smirnov .
Tabel 4.18 Hasil Pengujian Normalitas
Kecerdasan emosional
x
1
Locus of
kontrol x
2
Kultur keluarga
x
3
Kultur sekolah
x
4
Prestasi belajar
Y N
400 400
400 400
400 Normal
Parameters Mean
86,80 16,15
53,99 60,89
71,52 Std.
Deviation 7,751
4,361 4,712
4,883 0,460
Most Extreme
Differences Absolute
.064 .064
.065 .065
.41 Positive
.042 .059
.059 .047
.041 Negative
-.064 -.064
-.065 -.065
-.035 Kolmogorov-
Snirnov Z 1.278
1.278 1.290
1.295 .821
Asynp. Sig. 2-tailed
.076 .076
.072 .070
.511
a. Test distribution is Normal b. Calculated from data
Tabel 4.18 menunjukkan hasil pengujian normalitas distribusi data. Dari tabel tersebut diketahui nilai asymptotic significance Asymp. -
Sig untuk variabel kecerdasan emosional sebesar 0.076; locus of
control sebasar 0,076; kultur keluarga sebasar 0,072; kultur sekolah
sebasar 0,070; dan prestasi belajar sebasar 0,511 yang berarti lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
besar dari alpha a = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan distribusi data variabel kecerdasan emosional, locus of control, kultur
keluarga, kultur sekolah dan prestasi belajar adalah normal. b. Pengujian Liniearitas
Uji linieritas digunakan untuk menguji apakah hubungan variabel kecerdasan emosional dengan prestasi belajar linier atau tidak. Berikut
ini disajikan tabel hasil pengujian linieritas.
Tabel 4.19 Hasil Pengujian Linieritas
Sum of Squqres
df Mean
Square F
Sig. Between
Groups Combined
11.370 39
.0292 1.435 .050
Linier Term
Weighted 1.636
1 1.636
8.049 .005 Deviation
9.734 38
.256 1.261 .146
Within Groups
73.159 360
.203 Total
84.529 399
Tabel 4.19 menunjukkan bahwa hubungan variabel kecerdasan emosional dengan prestasi belajar adalah linier. Hal ini ditunjukkan
dari nilai significance = 0.146. Nilai tersebut lebih besar dari alpha a = 0,05.
2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan regresi
yang dikembangkan oleh Chow Gujarati, 1995:512. a. Pengaruh locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Rumusan Hipotesis I Ho = Tidak ada pengaruh locus of control terhadap hubungan
antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Ha = Ada pengaruh locus of control terhadap hubungan
antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. 2 Pengujian hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut:
002 ,
034 ,
172 ,
889 ,
3
2 1
2 1
Χ Χ
− Χ
+ Χ
+ =
Υ
i
Keterangan: Y
1
= Prestasi belajar X
1
= Variabel Locus of control X
2
= Variabel kecerdasan emosional X
1
X
2
= Nilai interaksi antara variabel locus of control dengan variabel kecerdasan emosional
Koefisien korelasi antara variabel prestasi belajar dengan
kecerdasan emosional menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan. Hubungan kedua variabel tersebut adalah positif
dan termasuk dalam kategori sangat rendah r=0.095. Sedangkan koefisien korelasi dari interaksi variabel kecerdasan emosional dan
locus of contro l dengan prestasi belajar menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan. Hubungan antara interaksi variabel kecerdasan emosional dan locus of control dengan prestasi belajar
adalah positif dan termasuk dalam kategori sangat rendah r=0,286. Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional
dan locus of control terhadap prestasi belajar adalah -0,002. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel sangat
berpengaruh negatif terhadap derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Nilai signifikansi koefisien
regresi
3
β dari interaksi locus of control dengan variabel
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,003 a= 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh locus of control
pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar adalah signifikan. Artinya semakin locus of
control siswa cenderung eksternal, maka semakin kuat hubungan
antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan dugaan awal penelitian
bahwa ada pengaruh locus of control terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa SMP negeri
dan swasta di Kota Madya Yogyakarta. b. Pengaruh kultur keluarga terhadap hubungan antara kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar. 1 Rumusan hipotesis 2
Ho = Tidak ada pengaruh kultur keluarga terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.
Ha = Ada pengaruh kultur keluarga terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.
2 Pengujian Hipotesis Variabel kultur keluarga terdiri dari 4 dimensi, sehingga berikut ini
disajikan hasil pengujian hipotesis masing- masing dimensi tersebut, yang meliputi:
a Dimensi power distance Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan
regresi dapat disajikan sebagai berikut: 003
, 067
, 476
, 768
,
3 1
2 3
a a
i
Χ Χ
− Χ
+ Χ
+ =
Υ Keterangan
Y
1
= Prestasi belajar X
a 3
= Variabel power distance X
2
= Variabel kecerdasan emosional X
a 3
X
2
= Nilai interaksi antara variabel power distance dengan variabel kecerdasan emosional
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kultur keluarga power
distance dengan kecerdasan emosional terhadap prestasi
belajar siswa adalah -0,003. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi variabel kultur keluarga power distance dengan
kecerdasan emosional berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi
variabel kecerdasan emosional dengan kultur keluarga dimensi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
power distance terhadap prestasi belajar menunjukkan lebih
rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,010 a= 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur keluarga dimensi power distance pada
hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar adalah signifikan. Artinya pada siswa yang berasal dari
keluarga dengan jarak kekuasaan power distance orang tua dengan anak semakin besar, maka semakin menguatkan
hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
b Dimensi collectivism vs individualism Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan
regresi dapat disajikan sebagai berikut:
003 ,
077 ,
347 ,
718 ,
3 1
2
3
b i
b
Χ Χ
− Χ
+ Χ
+ =
Υ
Keterangan Y
1
= Prestasi belajar X
b 3
= Variabel collectivism vs individualism X
2
= Variabel kecerdasan emosional X
b 3
X
2
= Nilai interaksi antara variabel collectivism vs individualism
dengan kecerdasan emosional Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
3
β dari interaksi variabel kultur keluarga collectivism
vs individualism dengan kecerdasan emosional terhadap
prestasi belajar siswa adalah -0,003. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa interaksi variabel kultur keluarga collectivism vs individualism dengan kecerdasan emosional
berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kultur keluarga
collectivism vs individuailsm dengan variabel kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar menunjukkan lebih rendah
dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,007 a= 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengaruh kultur keluarga dimensi collectivism vs
individualism pada hubungan antara kecerdasan emosional
dengan prestati belajar adalah signifikan. Artinya pada siswa yang berasal dari keluarga yang cenderung semakin kolektif,
maka semakin menguatkan derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
c Dimensi femininity vs masculinity Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan
regresi dapat disajikan sebagai berikut:
000 ,
005 ,
033 ,
989 ,
5
3 1
2
3
c i
c
Χ Χ
+ Χ
+ Χ
+ =
Υ
Keterangan Y
1
= Prestasi belajar X
c 3
= Variabel femininity vs masculinity X
2
= Variabel kecerdasan emosional X
c 3
X
2
= Nilai interaksi antara variabel femininity vs masculinity
dengan kecerdasan emosional PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kultur keluarga femininity
vs masculinity dengan kecerdasan emosional terhadap prestasi
belajar siswa adalah 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel tidak memperkuat derajat hubungan
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Nilai
signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel
kecerdasan emosional dengan kultur keluarga dimensi femininity vs
masculinity terhadap
prestasi belajar menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan
dalam penelitian ini
ρ
=0,027 a= 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur keluarga dimensi
feminity vs masculinity pada hubungan antara kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar adalah signifikan. Artinya pada siswa yang berasal dari keluarga yang cenderung semakin
feminin, maka semakin kuat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarnya.
d Dimensi uncertainty avoidance Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan
regresi dapat disajikan sebagai berikut:
003 ,
032 ,
298 ,
780 ,
3
3 1
2
3
d i
d
Χ Χ
− Χ
+ Χ
+ =
Υ
Keterangan Y
1
= Prestasi belajar X
d 3
= Variabel uncertainty avoidance X
2
= Variabel kecerdasan emosional X
d 3
X
2
= Nilai interaksi antara variabel uncertainty avoidance
dengan kecerdasan emosional Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
3
β dari interaksi variabel kultur keluarga uncertainty
avoidance dengan kecerdasan emosio nal terhadap prestasi
belajar siswa adalah -0,003. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel sangat berpengaruh negatif terhadap
prestasi belajar. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari
interaksi variabel kecerdasan emosional dan kultur keluarga dimensi uncertainty avoidance dengan prestasi belajar
menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,027 a= 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur keluarga dimensi
uncertainty avoidance pada hubungan antara kecerdasan
emosional dengan prestasti belajar adalah signifikan. Artinya pada siswa yang berasal dari keluarga dengan tingkat
penghindaran akan ketidakpastian uncertainty avoidance semakin kuat, maka semakin menguatkan derajat hubungan
antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil pengujian hipotesis 2, yaitu ada pengaruh kultur keluarga terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar adalah sebagai berikut:
002 ,
099 ,
179 ,
126 ,
3
3 1
2
3
Χ Χ
− Χ
+ Χ
+ =
Υ
i
Keterangan Y
1
= Prestasi belajar X
3
= Variabel kultur keluarga X
2
= Variabel kecerdasan emosional X
3
X
2
= Nilai interaksi antara variabel kultur keluarga dengan kecerdasan emosional
Koefisien korelasi antara variabel prestasi belajar dengan kecerdasan emosional adalah positif dan termasuk dalam kategori
sangat rendah r=0.095. Sedangkan koefisien korelasi dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan kultur keluarga
terhadap prestasi belajar menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Interaksi variabel kecerdasan emosional dengan kultur
keluarga terhadap prestasi belajar adalah negatif dan termasuk dalam kategori sangat rendah r=0,361. Hasil pengujian regresi
menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi
variabel kecerdasan emosional dengan kultur keluarga terhadap prestasi belajar adalah -0,002. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
variabel kultur keluarga dengan kecerdasan emosional berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan kultur
keluarga terhadap prestasi belajar menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,005 a= 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur
keluarga pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar adalah signifikan. Artinya semakin besar jarak
kekuasaan orang tua dengan anak, semakin berorientasi maskulin, semakin berorientasi kolektif, semakin kuat tingkat penghindaran
akan ketidakpastian uncertainty avoidance, maka semakin menguatkan hubungan antara kecerdasan emosional dengan
prestasi belajar siswa. Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan dugaan awal penelitian bahwa ada pengaruh kultur keluarga
terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa SMP negeri dan swasta di Kota Madya Yogyakarta.
c. Pengaruh kultur sekolah terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.
1 Rumusan hipotesis 2 Ho = Tidak ada pengaruh kultur sekolah terhadap hubungan
antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Ha = Ada pengaruh kultur sekolah terhadap hubungan
antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Pengujian Hipotesis Variabel kultur sekolah terdiri dari 4 dimensi, berikut ini disajikan
hasil pengujian hipotesis masing- masing dimensi tersebut, yang meliputi:
a Dimensi power distance Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan
regresi dapat disajikan sebagai berikut: 002
, 068
, 208
, 096
, 1
4 2
2 4
a a
i
Χ Χ
− Χ
+ Χ
+ =
Υ Keterangan
Y
1
= Prestasi belajar X
a 4
= Variabel Power distance X
2
= Variabel kecerdasan emosional X
a 4
X
2
= Nilai interaksi antara variabel Power distance dengan variabel kecerdasan emosional
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
3
β dari interaksi variabel kultur sekolah power
distance dengan kecerdasan emosional terhadap prestasi
belajar siswa adalah -0,002. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel berpengaruh negatif terhadap prestasi
belajar. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi
variabel kecerdasan emosional dengan kultur sekolah dimensi power distance
terhadap prestasi belajar menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,015 a= 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa pengaruh kultur sekolah dimensi power distance pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
adalah signifikan. Artinya pada siswa yang berasal dari sekolah dengan jarak kekuasaan power distance guru dengan siswa
semakin besar, maka semakin menguatkan hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarnya.
b Dimensi collectivism vs individualism Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan
regresi dapat disajikan sebagai berikut: 004
, 059
, 324
, 766
, 1
4 2
2 4
b b
i
Χ Χ
− Χ
+ Χ
+ =
Υ Keterangan
Y
1
= Prestasi belajar X
b 4
= Variabel collectivism vs individualism X
2
= Variabel kecerdasan emosional X
b 4
X
2
= Nilai interaksi antara variabel collectivism vs individualism
dengan kecerdasan emosional Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
3
β dari interaksi variabel kultur sekolah collectivsm
vs individualsm dengan kecerdasan emosional terhadap
prestasi belajar siswa adalah
-0,004. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel berpengaruh
negatif terhadap prestasi belajar. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel kultur sekolah dimensi
collectivism vs individualism dengan kecerdasan emosional
terhadap prestasi belajar menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,038 a= 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh
kultur sekolah dimensi collectivism vs individualism pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
adalah signifikan. Artinya pada siswa yang berasal dari sekolah yang cenderung semakin kolektif, maka semakin menguatkan
derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarnya.
c Dimensi femininity vs masculinity Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan
regresi dapat disajikan sebagai berikut: 008
, 087
, 704
, 296
,
4 2
2 4
c c
i
Χ Χ
− Χ
+ Χ
+ =
Υ Keterangan
Y
1
= Prestasi belajar X
c 4
= Variabel feninnity vs masculinity X
2
= Variabel kecerdasan emosional X
c 4
X
2
= Nilai interaksi antara variabel fenininity vs masculinity
dengan kecerdasan emosional Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
3
β dari interaksi variabel kultur sekolah femininity vs
masculinity dengan kecerdasan emosional terhadap prestasi
belajar siswa adalah -0,008. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel berpengaruh negatif terhadap prestasi
belajar. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi
variabel kecerdasan emosional dengan kultur sekolah dimensi femininity vs
masculinity terhadap
prestasi belajar menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan
dalam penelitian ini
ρ
=0,000 a= 0.05. Denga n demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur sekolah dimensi
femininity vs masculinity pada hubungan antara kecerdasan
emosional dengan prestasti belajar adalah signifikan. Artinya pada siswa yang berasal dari sekolah yang cenderung semakin
feminin, maka semakin menguatkan hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarnya.
d Dimensi uncertainty avoidance Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan
regresi dapat disajikan sebagai berikut: 004
, 047
, 322
, 019
, 3
4 2
2 4
d d
i
Χ Χ
− Χ
+ Χ
+ =
Υ Keterangan
Y
1
= Prestasi belajar X
d 4
= Variabel uncertainty avoidance X
2
= Variabel kecerdasan emosional X
d 4
X
2
= Nilai interaksi antara variabel uncertainty avoidance
dengan kecerdasan emosional Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
3
β dari interaksi variabel kultur sekolah uncertainty
avoidance dengan kecerdasan emosional terhadap prestasi
belajar siswa adalah -0,004. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel berpengaruh negatif terhadap derajat
hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel
kecerdasan emosional dengan kultur sekolah dimensi uncertainty avoidance
terhadap prestasi belajar menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian
ini
ρ
=0,021 a= 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur sekolah dimensi
uncertainty avoidance
pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasti belajar adalah signifikan. Artinya pada siswa
yang berasal dari sekolah dengan tingkat kecemasan uncertainty avoidance semakin kuat, maka semakin
berpengaruh terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarnya.
Hasil pengujian hipotesis 3, yaitu ada pengaruh kultur sekolah terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar adalah sebagai berikut: 002
, 117
, 161
, 259
, 3
2 4
2 4
Χ Χ
− Χ
+ Χ
+ =
Υ
i
Keterangan Y
1
= Prestasi belajar X
4
= Variabel kultur sekolah X
2
= Variabel kecerdasan emosional PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
X
4
X
2
= Nilai interaksi antara variabel kultur sekolah dengan kecerdasan emosional
Koefisien korelasi antara variabel prestasi belajar dengan kecerdasan emosional menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan. Derajat hubungan kedua variabel tersebut adalah positif dan termasuk dalam kategori sangat rendah r=0.095.
Sedangkan koefisien korelasi dari interaksi variabel kecerdasan emosional dan kultur sekolaj dengan prestasi belajar menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan. Hubungan variabel kecerdasan emosional dan kultur sekolah dengan prestasi belajar adalah positif
dan termasuk dalam kategori sangat rendah r=0,229. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel menguatkan
derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan
variabel kultur sekolah terhadap prestasi belajar adalah -0,002. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel
berpengaruh negatif terhadap derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Nilai signifikansi koefisien
regresi
3
β dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan
kultur sekolah terhadap prestasi belajar menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,000 a= 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh
kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar adalah signifikan. Artinya semakin besar power
distance guru dengan siswa, semakin berorientasi feminin, semakin
berorientasi kolektif, semakin kuat tingkat uncertainty avoidance siswa, maka menguatkan derajat hubungan antara kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar siswa. Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan dugaan awal penelitian bahwa ada pengaruh
kultur keluarga terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa SMP negeri dan swasta di Kota
Madya Yogyakarta.
C. Pembahasan Hasil Penelitian