42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian verificative research dengan metode explanatory survey. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apa
yang akan terjadi bila variabel- variabel tertentu dikontrol atau dimanipulasi secara tertentu Mardalis, 1989:26. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kejelasan atas pengaruh variabel locus of control, kultur keluarga dan kultur sekolah terhadap hubungan antara kecerdasan emosional
terhadap prestasi belajar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP-SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten di
Daerah Kota Madya Yogyakarta. 2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Februari 2007
C. Subjek dan Obyek Penelitian
1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Swasta dan SMP Negeri
kelas 3 yang ada di Daerah Kota Madya Yogyakarta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah locus of control, kultur keluarga, kultur
sekolah, kecerdasan emosional, dan prestasi belajar.
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Variabel Locus of control Locus of control
merupakan suatu keyakinan atau kepercayaan dari individu atas penentu hidupnya. Dimensi locus of control meliputi locus of
control internal dan locus of control eksternal. Indikator dari locus of
control mencakup : kebutuhan untuk dihargai, ingin dianggap kompeten,
kesuksesan dalam berkarya, kebutuhan untuk mengontrol aktivitas orang lain, kebutuhan untuk berkuasa, keyakinan diri, menggantungkan pada diri
sendiriusaha sendiri, menghindari frustasi dengan mencari perlindungan dan keamanan, menggantungkan diri pada orang lain, kebutuhan untuk
dicintai, kehangatan, perhatian, cinta dan kasih sayang, kebutuhan akan kepuasan fisik menghindari sakit, mencari kesenangan jasmani. Berikut
disajikan table operasionalnya:
Tabel 3.1 Operasional Variabel Locus of Control
Dimensi Indikator
No. Item 1. Recognition
status penghargaan
status.
2. Dominance dominasi.
a. Kebutuhan untuk dihargai b. Ingin dianggap kompeten
c. Kesuskesan dalam berkarya d. Kebutuhan untuk mengontrol
aktifitas orang lain 4,5,10,14, 23
3,12,17,22,24 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Independence
ketergantungan .
4. Protection- dependensi
perlindungan- ketergantungan.
5. Love and affection
cinta dan kasih
sayang.
6. Physical comfot kenyamanan
fisik. e. Kebutuhan untuk berkuasa
f. Keyakinan diri g. Menggantungkan pada diri
sendiriusaha sendiri h. Menghindari frustasi dengan
mencari perlindungan dan keamanan
i. Menggantungkan diri pada orang lain
j. Kebutuhan untuk dicintai orang lain
k. Kehangatan, perhatian, cinta dan kasih sayang.
l. Kebutuhan akan kepuasan fisik menghindari sakit,
mencari kesenangan jasmani. 8,9,11,13,
15,18,21, 2528
1,2,6 16,19,29
20,26 27
Pengukuran locus of control yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengembangan dari instrumen yang pernah digunakan
Indriantoro 1993 yang bersumber pada penelitian Rotter 1966. Pada penelitian ini, item pertanyaan yang mengukur locus of control terdiri dari
29 pertanyaan. Instrumen dibuat dalam bentuk format pilihan, yaitu pernyataan internal berpasangan dengan pernyataan eksternal. Nilai atau
skor nol 0 diberikan untuk pernyataan eksternal yang dipilih, dan skor satu 1 untuk pernyataan internal yang dipilih. Jika total skor locus of
control responden tinggi, maka responden tersebut cenderung memiliki internal locus of
control, dan sebaliknya jika skor total locus of control resonden rendah, maka responden tersebut cenderung memiliki eksternal
locus of control. Pengukuran locus of control pada penelitian didasarkan
pada skala nominal. Skor 1= locus of control internal, sedangkan skor 0= locus of
control eksternal. 2. Kultur Keluarga
Kultur keluarga adalah suatu nilai- nilai yang dimiliki suatu masyarakatkeluarga yang merupakan hasil kajianpengalaman yang
berlangsung turun temurun. Kultur keluarga mempunyai beberapa dimensi, yaitu: power distance, collectivism vs individualism, femininity vs
masculinity dan uncertainty avoidance. Indikator dari power distance,
yaitu: aturan dan norma dalam keluarga, menghormati orang tua dan orang yang lebih tua, orang tua mempunyai otoritas, dan ketergantungan.
Indikator dari collectivism vs individualism, yaitu: demokrasi dalam keluarga, kesetiaan kepada kelompok adalah sumber daya bersama,
mampu mengelola keuangan, upacara keagamaantidak boleh dilupakan, merasa bersalah jika melanggar peraturan, dan keluarga menjadi tempat
bersatunya keluarga. Indikator dari femininity vs masculinity, yaitu: relasi antara orang tua dan anak ada jarak, perbedaan peran orang tua, peran
wanita lebih rendah dari pria, dan belajar bersama menjadi rendah hati. Indikator dari uncertainty avoidance, yaitu: toleransi terhadap situasi yang
tidak pasti dan mempunyai inisiatif, keluarga menjadi tempat belajar, dan memiliki aturan. Berikut ini disajikan tabel operasionalnya:
Tabel 3.2 Operasional Variabel Kultur Keluarga
No Dimensi
Indikator No.
Item 1
Power distance
a. Aturan dan norma dalam keluarga b. Menghormati orang tua dan orang
yang lebih tua c. Orang tua mempunyai otoritas
d. Ketergantungan 1
2 3
9 2
Collectivism vs
individualism a. Demokrasi dalam keluarga
b. Kesetiaan kepada kelompok adalah sumber daya bersama
c. Mampu mengelola keuangan d. Upacara keagamaan
tidak boleh dilupakan
e. Merasa bersalah jika melanggar peraturan
f. Keluarga menjadi tempat bersatunya
keluarga 5
6 7
8 10,11
4 3
Femininity vs
masculinity a. Relasi antara orang tua dan anak ada
jarak b. Perbedaan peran orang tua
c. Peran wanita lebih rendah dari pria d. Belajar bersama menjadi rendah hati
12 13
14 15
4 Uncertainty
avoidance a. Toleransi terhadap situasi yang tidak
pasti dan mempunyai inisiatif b. Keluarga menjadi tempat belajar
c. Memiliki aturan 16
17 18
Pengukuran variabel kultur keluarga didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing- masing indikator dijabarkan dalam bentuk
pernyataan yang ditanyakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS = 4; setuju S = 3; tidak setuju TS = 2; dan sangat tidak setuju
STS =1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Variabel kultur sekolah Kultur sekolah adalah suatu nilai yang dianut oleh sekolah yang
mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya kualitas kehidupan sekolah. Kultur sekolah mempunyai beberapa dimensi, yaitu: power distance,
collectivism vs individualism, femininity vs masculinity dan uncertainty
avoidance . Indikator dari power distance, yaitu: perlakuan guru terhadap
proses pembelajaran, proses pembelajaran terpusat pada siswa, kesempatan bertanya, kebebasan menyampaikan kritik, komunikasi dua
arah di kelas, peran orang tua di sekolah, aturan dan norma di sekolah, pengembangan kemampuan dan bakat, dan orang tua diuntungkan dengan
proses pembelajaran sekolah. Indikator dari collectivism vs individualism, yaitu: kebebasan mengungkapkan pendapat, penyelesaian tugas dari guru,
tingkat peerimaan diri oleh orang lain, sikap positif dalam mengerjakan tugas, dan tujuan berprestasi. Indikator dari femininity vs masculinity,
yaitu: suasana kompetisi kelas, berorientasi pada prestasi, dan kompetesi guru. Indikator dari uncertainty avoidance, yaitu: tingkat penerimaan
siswa dengan kekurangan guru, kejelasan guru dalam menerangkan, dan kedekatan hubungan antara guru, siswa dan orang tua. Berikut ini
disajikan tabel operasionalnya: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.3 Operasional Variabel Kultur Sekolah
No Demensi
Indikator No. Item
1 Power
distance a. Perlakuan guru terhadap proses
pembelajaran b. Proses pembelajaran terpusat pada
siswa c. Kesempatan bertanya
d. Kebebasan menyampaikan kritik e. Komunikasi dua arah di kelas
f. Peran orang tua di sekoah g. Aturan dan norma di sekolah
h. Pengembangan kemampuan dan
bakat i. Orang tua diuntungkan dengan
proses pembelajaran sekolah 1
2 3
4 5
6 7
8
9 2
Collectivism vs
individualism a. Kebebasan mengungkapkan
pendapat b. Penyelesaian tugas dari guru
c. Tingkat peerimaan diri oleh orang lain
d. Sikap positif dalam mengerjakan tugas
e. Tujuan berprestasi 10
11 12
13 14
3 Femininity
Vs Masculinity
a. Suasana kompetensi kelas b. Berorientasi pada
c.
Tujuan berprestasi
14 16
17 4
Uncertainty avoidance
a. Tingkat penerimaan siswa dengan kekurangan guru
b. Kejelasan guru dalam menerangkan
c. Kedekatan hubungan antara guru, siswa dan orang tua
18
19 20
Pengukuran variabel kultur sekolah didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing- masing indikatornya dijabarkan dalam bentuk
pernyataan yang dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SS = 4; setuju S = 3; tidak setuju TS = 2; dan sangat tidak setuju STS =1
4. Variabel Kecerdasan emosional Kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengenali perasaan
sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan
kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain. Dimensi kecerdasan emosional meliputi: kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan
keterampilan sosial. Indikator dari kesadaran diri, yaitu: mengenali emosi sendiri, mengetahui kekuatan diri, mengetahui keterbatasan diri dan
keyakinan harga diri dan kemampuan sendiri. Indikator dari pengaturan diri, yaitu: mengelola emosi dan dorongan negatif, menjunjung norma
kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi, luwes terhadap perubahan dan terbuka dengan ide- ide serta informasi baru.
Indikator dari motivasi, yaitu: dorongan untuk menjadi lebih baik, menyesuaikan diri dengan sasaran kelompokorganisasi, kesiapan untuk
memanfaatkan kesempatan serta kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan dan hambatan. Indikator dari empati, yaitu: memahami perasaan
orang lain, mengembangkan yang lain, menciptakan kesempatan- kesempatan melalui pergaulan dengan berbagai macam orang serta
membaca hubungan antara keadaan emosi dan kekuatan hubungan suatu kelompok. Indikator dari keterampilan sosial, yaitu: kemampuan untuk
melakukan persuasi, mendengar dengan terbuka dan memberi pesan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jelas, kemampuan menyelesaikan persoalan, semangat leadership, kolaborasi dan kooperasi dan kemampuan tim. Berikut ini disajikan tabel
operasionalisasinya:
Tabel 3.4 Operasional Variabel Kecerdasan Emosional
No Dimensi
Indikator No. Item
1. Kesadaran
diri a. Mengenali emosi sendiri
b. Mengetahui kekuatan diri c. Mengetahui keterbatasan diri
d. Keyakinan harga diri dan
kemampuan sendiri 1,2
3 4
2. Pengaturan
diri a. Mengelola emosi dan dorongan
negatif b. Menjunjung norma kejujuran dan
integritas c. Bertanggung jawab atas kinerja
pribadi d. Luwes terhadap perubahan
e. Terbuka dengan ide- ide serta informasi baru
5 6
7 8
9
3. Motivasi
a. Dorongan untuk menjadi lebih baik b. Menyesuaikan diri dengan sasaran
kelompokorganisasi c. Kesiapan untuk memanfaatkan
kesempatan d. Kegigihan dalam memperjuangkan
kegagalan dan hambatan 10
11 12
13 4.
Empati a. Memahami perasaan orang lain
b. Mengembangkan yang lain c. Menciptakan kesempatan-
kesempatan melalui pergaulan dengan berbagai macam orang
d. Membaca hubungan antara keadaan emosi dan kekuatan hubungan suatu
kelompok e. Menumbuhkan peluang melalui
pergaulan dengan bermacam- macam orang
14 15
16 17
18
5. Keterampila
a. Kemampuan untuk melakukan persuasi.
19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
n sosial b. Mendengar dengan terbuka dan
memberi pesan yang jelas c. Kemampuan menyelesaikan
persoalan d. Semangat leadership
e. Kolaborasi dan kooperasi f. Kemampuan tim
g. Kerjasama dengan orang lain demi
tujuan bersama h. Menumbuhkan hubungan sebagai
alat 20
21 22
23 24
25 26
27
Pengukuran variabel kecerdasan emosional didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing- masing indikator dijabarkan dalam bentuk
pernyataan yang dinyatakan dalam empat skala Likert, yaitu sangat setuju SS=4; setuju S=3; tidak setuju TS=2; dan sangat tidak setuju
STS=1. 5. Variabel Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan
nilaiangka hasil tes yang diberikan oleh guru. Pihak sekolah mencatat nilai ini dalam buku raport. Nilai pada buku raport akan digunakan sebagai
penilaian prestasi belajar dari nilai yang ada pada semester satu kelas 3 SMP. Untuk mengukur prestasi belajar digunakan acuan dalam penilaian
dengan menggunakan PAP II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Populasi dan Sampel