b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Ahmadi 1991: 131 menyatakan bahwa, prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhinya baik dari dalam diri faktor internal maupun dari luar
diri faktor eksternal. Yang tergolong faktor internal yaitu :
1 Faktor jasmaniah fisiologis baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2 Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
terdiri atas: a
Faktor intelektual yang meliputi : 1
Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. 2
Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. b
Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan
penyesuaian diri. 3
Faktor kematangan fisik maupun psikis Yang tergolong faktor eksternal adalah :
1 Faktor sosial yang terdiri atas :
a Lingkungan keluarga
b Lingkungan sekolah
c Lingkungan masyarakat
d Lingkungan kelompok
2 Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kesenian. 3
Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. 4
Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
c. Prestasi belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1976: 768 adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan. Menurut Ahmad dan Supriyono 1991:
130 prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri faktor internal maupun dari luar
dirinya faktor eksternal individu. Menurut Azwar 1996 : 11 prestasi merupakan hasil tindakan dalam
belajar yang berkenaan dengan ranah kognitif. Sedangkan Dalyono 2005: 15 menyatakan bahwa, prestasi belajar memiliki beberapa faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor intern dan ekstern. Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah
belajar dan mengerjakan secara optimal yang diperoleh dari hasil tes individu. Prestasi belajar yang dicapai siswa berbeda-beda karena faktor
yang mempengaruhinya juga berbeda-beda. Menurut Sumadi Suryabrata 1987 : 324 menyatakan bahwa nilai
merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru menganai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu. Dengan nilai rapor, kita dapat mengetahui prestasi belajar siswa. Siswa yang nilai
rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilainya jelek dikatakan prestasi belajarnya rendah.
Menurut Azwar 1996 : 15 Prestasi belajar dapat diukur dengan alat ukur tertentu. Tes belajar merupakan salah satu alat ukur di bidang
pendidikan yang sangat penting artinya sebagai sumber. Jadi prestasi belajar diperoleh dengan perangkat tes dan hasil tes dapat memberi
informasi tentang apa yang telah dikuasai peserta didik, serta dapat memberikan informasi kedudukan siswa dibanding dengan siswa lain atau
kelompoknya. Dengan demikian seseorang dikatakan berhasil bila mampu menyelesaikan tes prestasi belajar dengan baik.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor dari
dalam internal dan faktor dari dalam eksternal individu yang diaplikasikan dengan hasil peringkat, nilai rapot, dan kelulusan yang
biasanya dilambangkan dengan angka nilai.
B. Penelitian yang Relevan
Hubungan Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru Dengan Prestasi Belajar, Studi Kasus Pada Siswa SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta,
Monika Novita Kumalasari. Menunjukkan bahwa ada respon positif persepsi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa terhadap profesionalisme guru dengan persentase 68. Kompetensi pedagogik menunjukkan persentase sebesar 55 dengan interpretasi positif,
kompetensi kepribadian guru menunjukkan persentase 50 dengan interprestasi sangat positif, kompetensi sosial menunjukkan persentase 49 dengan
interpretasi positif dan kompetensi profesional menunjukkan persentase 51 dengan interprestasi positif. Sehingga dalam penelitian ini menunjukkan adanya
hubungan positif dan signifikan mengenai persepsi siswa terhadap profesionalisme guru dengan prestasi belajar.
C. Kerangka berfikir
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa, guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Menurut Husdarta 2007: 13, kompetensi guru dalam pembelajaran menjadi bagian terpenting dalam mendukung terciptanya proses pendidikan secara efektif
terutama dalam membangun sikap disiplin dan mutu hasil belajar siswa. Kompetensi guru juga dapat ditunjukkan dari seberapa besar kompetensi-