Dari perbandingan nilai mean, diperoleh hasil bahwa hanya terdapat satu variabel dalam faktor sasaran prestasi dan latihan yang nilai rataannya tidak ada
perbedaan nyata yaitu pada variabel cukup tidaknya fasilitas yang diberikan. Nilai rataan yang berbeda signifikan pada selang kepercayaan 99 persen terdapat pada
variabel sejauh mana responden sudah diberi jenis latihan manajemen yang inginkan, sedangkan perbedaan signifikan pada selang kepercayaan diatas 99
persen terdapat pada variabel tingkat sasaran prestasi yang diinginkan oleh atasan untuk dicapai oleh organisasi.
5.3. Analisis Perbedaan Model Desain Organisasi Berdasarkan Faktor-
Faktor dalam Profil Ciri pada KUD Karya Teguh dan KPSBU Lembang.
Untuk meganalisis apakah terdapat perbedaan desain organisasi melalui profil ciri-ciri organisasi yang terjadi pada KUD Karya Teguh yang merupakan
koperasi yang top-down maupun KPSBU yang bottom-up dilakukan Uji Mann- Whitney
. Dengan perhitungan berdasarkan ketetapan yang ada maka dapat diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan terhadap profil ciri-ciri organisai KUD
dan KPSBU dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 9, bahwa hasil yang didapatkan dari perhitungan
dengan uji yang dilakukan dan melihat kemungkinan pada tabel z ternyata kemungkinan atau probability yang lebih kecil dibandingkan
α-nya p = 0,0
5
130 dan
α = 0,05, sehingga keputusan pengujian menyatakan bahwa desain organisasi yang diperoleh melalui profil ciri-ciri organisasi antara KUD Karya Teguh dan
KPSBU tidak tergolong sama atau berbeda antara keduanya.
Desain organisasi yang ada berbeda antar kedua koperasi ini jika dilihat dari faktor-faktor dalam profil ciri dapat dinyatakan bahwa 51 variabel dalam
delapan faktor ciri yaitu proses kepemimpinan, ciri-ciri kekuatan motivasi, ciri- ciri proses komunikasi, ciri-ciri proses interaksi, ciri-ciri proses pengambilan
keputusan, ciri-ciri penetapan sasaran dan pemberian perintah, ciri-ciri proses kontrol serta sasaran prestasi dan latihan diterapkan secara berbeda pada kedua
koperasi. Hal yang membuat terciptanya perbedaan tersebut adalah adanya pengaruh keragaan usaha masing-masing koperasi. Permasalahan yang dihadapi
koperasi dan potensi bisnis yang ada pada masing-masing koperasi membuat adanya cara pencapaian tujuan yang berbeda-beda.
Pada KUD Karya Teguh terdapat permasalahan yaitu adanya persaingan dengan badan swasta lain di unit bisnis pasar swalayan seperti hadirnya berbagai
waralaba Alfa Mart, Griya, Ramayana, Borma, Indomart, YoMart, Matahari dan sebagainya. Masalah sumber daya pengurus dan pengawas yang tingkat
pendidikannya rendah dan masalah tingkat partisipasi anggota yang masih rendah ditunjukkan dengan keikutsertaan anggota ketika sedang membutuhkan koperasi
saja. Pada KPSBU berbeda, kendala dan permasalahan ada pada persaingan
harga dengan susu skim impor karena rendahnya bea masuk yang menyebabkan mudahnya susu skim impor masuk ke Indonesia, teknologi yang digunakan dalam
pemerasan susu sapi oleh peternak masih dilakukan secara manual sehingga susu yang dihasilkan kurang higienis, ketidakjujuran peternak sapi perah yang
mencampur susu perahan dengan air, ketersediaan staf serta sumber daya keuangan.
Potensi bisnis yang ada juga turut berpengaruh pada perbedaan ini, pada KUD Karya Teguh terdapat potensi berupa kerja sama dengan Perusahaan Listrik
Negara PLN dalam bidang kelistrikan sehingga koperasi dapat melayani pelanggan PLN di Bandung Utara dalam pembayaran rekening listrik. Potensi di
unit bisnis sarana produksi peternakan dengan melakukan kerjasama lewat pengusaha di bidang peternakan sehingga koperasi dapat menjadi supplier
kebutuhan pakan bagi peternak dan potensi dengan peningkatan kinerja koperasi melalui perekrutan staf-staf ahli untuk mengisi posisi yang tersedia. Potensi bisnis
pada KPSBU berbeda yakni masih dapat meningkatkan volume usahanya dalam menambah jumlah peternak dari daerah sekitar Lembang. Potensi adanya
kerjasama dengan koperasi-koperasi disekitarnya anggota GKSI dan juga koperasi di Luar Negeri diantaranya Canadian Co-operative Association CCA
serta Dinas Peternakan yang tentu saja berperan untuk pengembangan diri dan keahlian, potensi pengembangan teknologi bagi industri pengolahan susu.
Keberadaan koperasi bila dilihat dari segi ekonomi merupakan pemanfaatan skala usaha. Semakin besar skala usahanya maka biaya produksi
akan semakin berkurang. Skala usaha koperasi yang besar memungkinkan koperasi untuk berproduksi dengan biaya yang lebih rendah dan jumlah produksi
yang lebih besar. Sebagai organisasi ekonomi koperasi harus mampu menjalankan usahanya secara berkesinambungan. Apabila pada suatu koperasi berhenti
menjalankan usaha berarti berhenti pula kegiatan koperasi sebagai organisasi manusia. Salah satu indikator profesionalisme dari suatu koperasi adalah
perkembangan dan pertumbuhan usaha yang berkesinambungan atas usahanya sendiri.
RASIO SHU PER ASSET
0.000 0.005
0.010 0.015
0.020 0.025
2002 2003
2004
TAHUN
KUD Karya Teguh KPSBU
5.4. Evaluasi Kinerja KUD Karya Teguh dan KPSBU Lembang.