Adapun tujuan IPS menurut NCSS 1994: 5 adalah: “ is to prepare young people to be humane, rational, participating, citizens in a world that is be comeing
increasingly interdependent” menyiapkan generasi muda agar menjadi manusia yang manusiawi, berfikir rasional, warga negara yang partisipatif di dunia yang
semakin ketergantungan. Dari uraian tersebut tampak bahwa IPS bersifat terpadu dan transdisipliner dari
ilmu-ilmu sosial, yang bertujuan mempelajari, menganalisis dan menyintesis mengambil kesimpulan atau makna secara kritis dari setiap fakta, peristiwa,
kejadian baik masalalu maupun masa sekarang yang diharapkan dapat berguna dimasa yang akan datang sehingga terciptalah warga negara yang baik good
Cityzen yang mampu berkontribusi membangun bangsa dan negaranya.
2.8. Konsep Keterampilan Sosial
Memberikan bimbingan dan pengarahan perlu dilakukan untuk mengatasi gangguan prilaku dan dan menjadi hal yang perlu diperhatikan. Gangguan prilaku
sangat merugikan tidak hanya pada anak-anak, remaja tapi juga masyarakat. Meskipun anak dalam masa yang dapat ditolerir dalam gangguan prilaku namun
beberapa anak memiliki gangguan prilaku berat yang berakibat rusaknya generasi muda, seperti menggunakan obat-obatan terlarang, melakukan kekerasan tauran,
free sexs. Hal-hal tersebut akan berpengaruh buruk terhadap psikologis, sehingga anak sulit
beradaptasi dengan pendidikan dan pekerjaan, melakukan perkawinan umur yang akan menyebabkan keluarga tidak stabil, cenderung akan bersikap keras dalam
mengasuh anak-anaknya yang pada akhirnya akan membuat anak-anak mereka mengalami gangguan perilaku juga, serta resisten terhadap upaya penyembuhan.
Menurut Maryani 2011: 9 norma dan nilai pada dasarnya adalah segala aturan yang harus dipatuhi dan hal-hal yang dianggap berharga seperti kekayaan spiritual
dan material, yang membawa manusia ke dalam kedudukan tertentu dan keharmonisan hidup bersama dalam masyakat.
Jarolimek 1997: 5 mengemukakan bahwa keterampilan sosial dapat meliputi, 1 Living and Working Together; taking turns; respecting the right of other; being
socially sensitive 2 Learning self-control ang self-direction, dan 3 Sharing ideas and experience with others. Hidup dan bekerjasama, bergiliran, kepedulian, dan
sensitif terhadap hak-hak orang lain, belajar mengontrol diri dan tahu diri, berbagi ide dan pengalaman dengan orang lain.
Menurut Maryani 2011: 18 keterampilan sosial adalah keterampilan untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan berpartisipasi dalam kelompok. Keterampilan
sosial perlu didasari oleh kecerdasan personal berupa kemampuan mengontrol diri, percaya diri, disiplin dan tanggung jawab. Untuk selanjutnya kemampuan tersebut
dipadukan dengan kemampuan berkomunikasi secara jelas, lugas, meyakinkan, dan mampu membangkitkan inspirasi, sehingga mampu mengatasi silang pendapat dan
dapat menciptakan kerjasama. Untuk selanjutnya persamaan pandangan, empati, toleransi, saling menolong dan membantu secara positif, solidaritas, menghasilkan
pergaulan interaksi, secara harmonis untuk kemajuan besama. Belajar memberi dan menerima, berbagi hak dan tanggung jawab, menghorrmati hak orang
lainmembentuk kesadaran sosial, dan menjadi embrio bagi keterampilan sosial.
Menurut Laura Cadler, dalam Maryani 2011: 19 menjelaskan pentingnya keterampilan sosial dikembangkan di kelas. Keterampilan sosial sangat diperlukan
dan harus jadi prioriatas dalam mengajar. Mengajar bukan hanya mengembangkan keterampilan akademik.
Hal yang sangat penting dalam mengembangkan keterampilan sosial adalah mendiskusikan sesama guru atau orang tua tentang keterampilan sosial tentang apa
yang harus menjadi prioritas, memilih salah satu keterampilan sosial, memaparkan pentingnya keterampilan sosial, mempraktikan, merefleksikan,
dan akhirnya mereview dan mempraktikkannya kembali setelah memperbaiki, merefleksi dan seterusnya sampai betul-betul terkuasai oleh peserta didik.
Di Amerika Keterampilan sosial dirumuskan oleh ASCD Association For Supervision Curriculum Development meliputi keterampilan hidup life skill yang
berupa. 1. Keterampilan berfikir dan bernalar
2. Keterampilan bekerja dengan orang lain 3. Keterampilan pengendalian diri
4. Keterampilan dalam memanfaatkan peluang kerja. Menurut Maryani 2011: 21, keterampilan sosial tersebut dapat dicapai melalui:
1. Proses pembelajaran: dalam menyampaikan materi guru mempergunakan berbagai metode misalnya bertanya, diskusi, bermain peran investigasi,
kerja kelompok,
atau penugasan.
Sumberpembelajaran dapat
mempergunakan lingkungan sekitar. 2. Pelatihan: guru selalu membiasakan siswa untuk selalu mematuhi aturan
main yang telah ditentukan, misalnya memberi salam, berbicara dengan sopan, mengajakmengunjungi orang yang kena musibahsakit, atau kena
bencana, datang ke panti asuhan dan sebagainya.
3. Penilaian berbasis portopolio atau kinerja. Penilaian tidak hanya diperoleh dari hasil tes, tapi juga dari hasil prilaku dan budi pekerti siswa.