3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.7.1.1 Uji Validitas
Arikunto 2000 mengemukakan tujuan uji coba berhubungan dengan pengelolaan tujuan lain adalah diperolehnya informasi mengenai kualitas instrumen
yang digunakan yaitu informasi mengenai sudah dan belumnya instrumen yang bersangkutan memenuhi syarat.
Nazir 2000 menyatakan reliabilitas dan validitas mencakup mutu seluruh proses pengumpulan data sejak konsep disiapkan sampai kepada data siap untuk
dianalisa. Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, maka perlu diuji dulu kesahihannya, dengan alat uji validitas. Uji validitas dilakukan pada perusahaan
sejenis yaitu PT Astra Graphia, Tbk Jl.Sisingamangaraja KM 6,5 No. 4 Medan sebanyak 30 orang. Menurut Arikunto 1998, bahwa jumlah responden untuk uji
coba adalah antara 15-50 responden. Responden dalam uji coba validitas tidak diikutkan dengan sebagai responden dalam penelitian ini.
Hasil uji validitas variabel persediaan mesin Y, variabel lingkungan pengendalian X
1
, variabel penilaian resiko manajemen X
2
, variabel sistem informasi dan komunikasi X
3
, variabel aktivitas pengendalian X
4
dan variabel monitoring X
5
adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Uji Validitas Variabel Penelitian
Instrumen Variabel
Butir Instrumen r hitung
R tabel Ket
Persediaan Mesin Y
1. kelengkapan pencatatan persediaan barang
dagangan yang telah dilaksanakan. 2.
keakuratan atas pencatatan persediaan barang dagangan yang telah dilaksanakan.
3. prosedur penugasan yang diberikan
perusahaan bagi pelaksana dalam pencatatan. 4.
keadaan fisik atas kartu persediaan yang ada. 5.
kekonsistensiaan waktu setiap periodik saat akan melakukan perhitungan fisik persediaan.
6. pelaksanaan atas pengisian kartu stok yang
telah dilaksanakan selama ini. 7.
prosedur yang telah ada dalam hal meminta dan menerima sampai dengan pencatatan
persediaan. 8.
pelaksanaan yang terjadi selama ini dalam perusahaan saat meminta dan menerima
sampai dengan pencatatan persediaan. 9.
keefisiensian yang ada saat meminta dan menerima persediaan.
10. kebijakan perusahaan dalam memberi
keamanan atas persediaan apabila terjadi kebakaran, kerusakan dan kebanjiran di
gudang.
11. tingkat keamanan di sekitar gudang dalam
menjaga persediaan agar tidak terjadi pencurian.
12. kebijakan perusahaan dalam memberikan
maintenance atas persediaan selama persediaan masih ada di gudang
0593 0, 835
0,546 0,884
0,861 0,593
0,835 0,546
0,884 0,861
0,593 0,835
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan : Uji validitas dilakukan terhadap variabel persediaan mesin Y, maka hasilnya adalah
valid. Artinya pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka
korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik r hitung r tabel maka
Universitas Sumatera Utara
instrumen tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian ini adalah N-2=30-2=28 dengan taraf signifikan 5 maka angka kritik untuk uji validitas pada
penelitian adalah 0,361. Berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai Corrected Item-Total Correlation bernilai positif dan di atas nilai r tabel 0,361 yang artinya
semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid.
Lanjutan Tabel 3.2. Lingkungan
Pengendalian X
1
, Penilaian Resiko
Manajemen X
2
, Sistem Informasi dan
Komunikasi X
3
, Aktivitas Pengendalian
X
4
dan Monitoring X
5
1. manajemen menghindari perilaku yang tidak
sesuai dengan etika. 2.
loyalitas karyawan dalam menunjukkan kepentingan perusahaan diatas kepentingan
pribadi. 3.
loyalitas pimpinan dalam menunjukkan kepentingan perusahaan diatas kepentingan
pribadi. 4.
standar etika yang telah ditetapkan oleh pimpinan pada seluruh unit perusahaan.
5. komitmen yang dimiliki menejemen atas
kejujuran. 6.
komitmen yang dimiliki menejemen atas sportivitas.
7. cara pimpinan mengidentifikasikan pekerjaan
dalam suatu posisi. 8.
pimpinan dalam melaksanakan analisis kebutuhan atas keahlian untuk pekerjaan
tertentu. 9.
peran pimpinan dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta konseling
dalam membantu karyawan meningkatkan kompetensinya di dalam pelaksanaan tugas.
10. sikap pimpinan dalam membatasi resiko yang
terkait dengan pencapaian misi perusahaan. 11.
proses interaksi yang aktif antara manajer senior dengan manajemen junior.
12. sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam
mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: fungsi akuntansi.
13. sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam
mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: sistem informasi manajemen.
14. sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam
mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: operasi personil.
0,684 0,550
0,734 0,684
0,733 0,684
0,550 0,734
0,684 0,733
0,684 0,550
0,734 0,684
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Universitas Sumatera Utara
15. sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam
mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: monitoring.
16. sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam
mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: audit internaleksternal.
17. sikap konsisten yang dimiliki pimpinan atas
hasil pelaporan keuangan. 18.
pelaksanaan bagan organisasi atas fungsi serta pembagian tugas sebagaimana mestinya pada
saat ini. 19.
perusahaan dalam menfasilitasi arus informaasi ke dalamluar perusahaan.
20. pengetahuan serta pengalaman dari manajer
kunci mencukupi agar dapat sejalan dengan tanggung jawabnya.
21. pendefinisian otorisasi serta tanggung- jawab
di perusahaan pada saat ini. 22.
pengkomunikasian otorisasi serta tanggung jawab di perusahaan pada saat ini.
23. penetapan tanggung jawab serta
pendelegasian otorisasi agar dapat sejalan dengan tujuan perusahaan.
24. hubungan atas pengendalian prosedur dengan
deskripsi pekerjaan pegawai. 25.
pengadaan jumlah karyawan di seluruh unit perusahaan.
26. pengadaan jumlah personil, terutama terkait
fungsi proses data dengan level kemampuan relatif atas ukuran aktivitas perusahaan.
27. manajemen sumber daya manusia dalam
mengklasifikasikan posisi dengan menggunakan teknik evaluasi yang dapat
dipertanggungjawabkan atas rekuitmen. 28.
tindakan sesuai yang diambil terkait dengan tingkah laku menyimpang dari pegawai.
29. kriteria retensi serta promosi terkait aturan
perilaku lainnya. 30.
perusahaan merumuskan tujuan sehingga menjadikannya sebagai pedoman dalam
penetapan kegiatan. 31.
perusahaan dalam memperoleh masukkan yang signifikan atas proses
pengkomunikasian tujuan perusahaan. 32.
kegiatan strategis yang dilakukan pada saat ini agar dapat sejalan dengan tujuan
perusahaan. 0,733
0,684
0,550 0,734
0,684 0,733
0,684 0,550
0,734 0,684
0,733 0,684
0,550 0,734
0,684 0,871
0,910 0,645
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Lanjutan Tabel 3.2.
Universitas Sumatera Utara
33. pimpinan dalam merumuskan faktor- faktor
kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan program perusahaan.
34. tujuan perusahaan pada tingkat kegiatan yang
didukung dengan sumber daya yang memadai.
35. tujuan perusahaan pada tingkat kegiatan dapat
saling melengkapi dengan kegiatan lain sehingga tidak saling bertentangan satu
dengan yang lain. 36.
pimpinan perusahaan dalam menggunakan metode identifikasi resiko yang memadai.
37. mekanisme yang ada pada saat ini dalam
mengidentifikasi faktor-faktor pendorong meningkatnya resiko yang timbul.
38. mekanisme yang ada pada saat ini dalam
mengidentifikasikan resiko yang timbul dari faktor internal.
39. mekanisme yang ada pada saat ini dalam
mengidentifikasikan resiko yang timbul dari faktor eksternal.
40. mekanisme yang ada pada saat ini dalam
mengidentifikasi ketidaksesuaian antara program dengan tujuan perusahaan.
41. cara pimpinan melakukan analisis terhadap
pengaruh resiko yang ada. 42.
pimpinan dalam mengolah resiko berdasarkan berapa besar resiko yang terjadi yang dapat
diterima oleh pimpinan perusahaan. 43.
pimpinan dalam mengendalikan resiko berdasarkan berapa besar resiko yang terjadi
yang dapat diterima oleh pimpinan perusahaan.
44. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan atas
informasi. 45.
ketepatan waktu atas informasi yang ada pada saat ini.
46. kemuktahiran atas informasi yang ada pada
saat ini. 47.
keakuratan atas informasi yang ada pada saat ini.
0,551
0,706
0,871 0,910
0,645 0,551
0,706 0,871
0,910 0,645
0,551 0,862
0,853 0,808
0,862 0,361
0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 Valid
Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid
Lanjutan Tabel 3.2.
Universitas Sumatera Utara
48. keefektivan yang ada dalam penyampaian
tanggung jawab. 49.
respon pimpinan perusahaan atas sumbang saran karyawan mengenai peningkatan
produktivitas. 50.
kecukupan komunikasi lintas unit agar memungkinkan karyawan memenuhi
tanggung jawabnya secara efektif. 51.
kelengkapan komunikasi lintas unit agar memungkinkan karyawan memenuhi
tanggung jawabnya secara efektif. 52.
keterbukaan saluran komunikasi antar karyawan.
53. pelaksanaan komunikasi antar bawahan dan
atasan yang telah berjalan selama ini. 54.
pemisahan tugas yang memadai yang ada pada saat ini.
55. cara pimpinan dalam memilah-milah tugas
agar berjalan secara efektif. 56.
cara pimpinan dalam memilah-milah tugas agar berjalan secara efisien.
57. pelaksanaan otorisasi transaksi yang sudah
berjalan pada saat ini. 58.
pelaksanaan otorisasi aktivitas yang ada pada saat ini.
59. proses semua penerimaan yang dibukukan
dalam Buku Kas Umum. 60.
proses semua pengeluaran yang dibukukan dalam Buku Kas Umum.
61. dokumen-dokumen yang memadai yang ada
pada saat ini. 62.
catatan-catatan yang memadai yang ada pada saat ini.
63. susunan laporan yang didukung dengan
catatan yang kompeten. 64.
pengendalian fisik atas aktiva. 65.
pengendalian fisik atas catatan persediaan. 66.
pengendalian fisik atas catatan akuntansi. 67.
pengecekan yang independen atas kinerja. 68.
pengendalian berjalan efektif untuk meminimalkan godaan.
0,853
0,808 0,862
0,853 0,808
0,862 0,904
0,891 0,654
0,518 0,761
0,904 0,891
0,654 0,518
0,761 0,904
0,891 0,654
0,518
0,761 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361
0,361 Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid
Valid
Lanjutan Tabel 3.2.
Universitas Sumatera Utara
69. isi dari laporan saat disusun dari catatan yang
formal. 70.
pemantauan secara teratur kepada seluruh karyawan untuk mengetahui tingkat
pemahaman terhadap aturan yang berlaku. 71.
pemantauan secara teratur kepada seluruh karyawan untuk mengetahui tingkat
kepatuhan terhadap aturan yang berlaku. 72.
keefektivitasan kegiatan audit internal. 73.
penyesuaian metode pemisahan tugas yang ditetapkan oleh perusahaan dengan kebutuhan
untuk mengevaluasi pengendalian managemen.
74. jika evaluasi terpisah dilakukan oleh auditor
internal yang independent. 75.
saat kelemahan yang ditemukan selama evaluasi terpisah segera diatasi.
76. perusahaan memiliki mekanisme untuk
memastikan adanya penyelesaian atas temuan audit dengan segera.
77. pimpinan perusahaan tanggap atas temuan-
temuan audit yang bertujuan memperkuat sistem pengendalian manajemen.
78. perusahaan melakukan tindak lanjut yang
sesuai dengan temuan audit lainnya. 0,904
0,842 0,608
0,511
0,840 0,492
0,842 0,608
0,511 0,840
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
0,361 0,361
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 data diolah Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan :
Uji validitas dilakukan terhadap variabel Lingkungan Pengendalian X
1
, Penilaian Resiko Manajemen X
2
, Sistem Informasi dan Komunikasi X
3
, Aktivitas Pengendalian X
4
dan Monitoring X
5
, maka hasilnya adalah valid. Artinya pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas
dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik r hitung r tabel maka instrumen
tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian ini adalah N-2=30-2=28
Lanjutan Tabel 3.2.
Universitas Sumatera Utara
dengan taraf signifikan 5 maka angka kritik untuk uji validitas pada penelitian adalah 0,361. Berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai Corrected Item-Total
Correlation bernilai positif dan di atas nilai r tabel 0,361 yang artinya semua butir
pertanyaan dapat dikatakan valid. 3.7.2. Uji Reliabilitas
Jika alat ukur sudah dinyatakan valid maka selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Umar 2003 mengatakan reliabilitas adalah suatu nilai yang
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan
hasil pengukuran yang konsisten. Uji reliabilitas dilakukan dengan internal consistency atau derajat ketetapan jawaban responden dengan teknik belah dua split
half. Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan genap. Selanjutnya skor total kelompok ganjil dikorelasikan
dengan skor total kelompok genap.
Tabel 3.3. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian Variabel
Alpha Cronbach’s
Batas Reliabilitas
Keterangan
Persediaan Mesin Y
1
a. Lingkungan Pengendaliaan X
1
b. Penilaian Resiko Manajemen X
2
c. Sistem Komunikasi dan Informasi X
3
d. Aktivitas Pengendaliaan X
4
e. Monitoring X
5
0,942 0,957
0,947 0,963
0,956 0,899
0,6 0,6
0,6 0,6
0,6 0,6
Reliabel Reliabel
Reliabel Reliabel
Reliabel Reliabel
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 data diolah
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas menunjukkan alpha cronbach’s lebih besar dari 0,6 maka dapat dinyatakan instrumen
tersebut reliabel.
3.8. Metode Analisis Data