Analisis Persediaan Mesin Fotokopi Merek Xerox Dalam Kaitannya Dengan Sistem Pengendalian Manajemen Pada PT Astra Graphia, Tbk
ANALISIS PERSEDIAAN MESIN FOTOKOPI MEREK XEROX
DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PENGENDALIAN
MANAJEMEN PADA PT ASTRA GRAPHIA, TBK
TESIS
Oleh
ERIKA AMELIANI SURBAKTI
077019010/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(2)
ANALISIS PERSEDIAAN MESIN FOTOKOPI MEREK XEROX
DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PENGENDALIAN
MANAJEMEN PADA PT ASTRA GRAPHIA, TBK
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Megister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajamen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
ERIKA AMELIANI SURBAKTI
077019010/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
Judul Tesis : ANALISIS PERSEDIAAN MESIN FOTOKOPI MEREK XEROX DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA PT ASTRA GRAPHIA, TBK
Nama Mahasiswa : Erika Ameliani Surbakti Nomor Pokok : 077019010
Program Studi : Ilmu Manajemen
Menyetujui, Komisi Pembimbing:
(Prof. Dr. Ir. A Rahim Matondang, MSIE) (Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA) Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Ir. A Rahim Matondang, MSIE)
(4)
Telah diuji pada:
Tanggal 16 September 2011
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : 1. Prof. Dr. Ir. A Rahim Matondang, MSIE Anggota : 2. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA
3. Prof. Dr.Rismayani, SE, MS 4. Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si 5. Drs. Syahyunan, M.Si
(5)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis saya yang berjudul:
“Analisis Persediaan Mesin Fotokopi Merek Xerox dalam Kaitannya dengan Sistem
Pengendalian Manajemen Pada PT Astra Graphia, Tbk”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun juga sebelumnya.
Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara jelas dan benar.
Medan, 16 September 2011 Yang membuat pernyataan,
Erika Ameliani Surbakti
(6)
ABSTRAK
ANALISIS PERSEDIAAN MESIN FOTOKOPI MEREK XEROX DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA
PT ASTRA GRAPHIA, TBK
Erika Ameliani Surbakti, 2011, Analisis Persediaan Mesin Fotokopi Merek Xerox dalam Kaitannya dengan Sistem Pengendalian Manajemen Pada PT Astra Graphia, Tbk, dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., (Ketua), dan Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA., (Anggota)
Tingkat persaingan bisnis yang semakin tajam serta kualitas produk kompetitor yang juga semakin kompetitif, membuat PT Astra Graphia Tbk harus memikirkan aspek lain yang bisa dijual agar tetap bisa menjadi leader di bisnis yang saat ini sedang digelutinya. Rumusan masalah penelitian adalah sejauh mana sistem pengendalian manajemen yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian resiko manajemen, sistem komunikasi dan informasi, aktifitas pengendalian, dan monitoring berpengaruh dalam persediaan mesin fotokopi pada PT Astra Graphia Tbk?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Persediaan dan Teori Sistem Pengendalian Manajemen yang memiliki 5 (lima) komponen yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian resiko manajemen, sistem komunikasi dan informasi, aktifitas pengendalian, dan monitoring.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dan jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Adapun penelitian ini bersifat deskriptif eksplanatori. Populasi adalah seluruh personel divisi pemasaran dan keuangan. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan taraf kepercayaan sebesar 90%, dan jumlah sampel sebanyak 40 (empat puluh) responden.
Hasil penelitian menunjukkan secara simultan lingkungan pengendalian, penilaian resiko manajemen, sistem komunikasi dan informasi, aktifitas pengendalian, dan monitoring bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap persediaan barang. Sedangkan secara parsial penilaian resiko manajemen adalah yang lebih dominan berpengaruh signifikan terhadap persediaan mesin. Artinya penilaian resiko manajemen memang sangat menentukan atas kenaikan persediaan mesin
Kesimpulan penelitian ini adalah secara simultan lingkungan pengendalian, penilaian resiko manajemen, sistem komunikasi dan informasi, aktifitas pengendalian dan monitoring secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap persediaan mesin. Sedangkan secara parsial bahwa penilaian resiko manajemen adalah yang paling dominan berpengaruh signifikan terhadap persediaan mesin.
(7)
ABSTRACT
INVENTORY ANALYSIS XEROX COPIER BRAND IN RELATION TO MANAGEMENT CONTROL SYSTEMS IN PT ASTRA GRAPHIA, TBK
Erika Ameliani Surbakti, 2011, Inventory Analysis Xerox Copier Brand in Relation to Management Control Systems in PT Astra Graphia, Tbk, under the Guidance of Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., (Chairman), and Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA., (Member).
The increasing of business competition and products quality of competitors urge PT Astra Graphia Tbk to enhance other aspects of business to remain a leader in current business. Errors in determining the amount of inventory will result in disruption of the company's liquidity. Based on this, research problem is the extent to which management control system consists of control environment, risk assessment management, communication and information systems, control activities, and monitoring in relation to inventory xerox copier brand in PT Astra Graphia Tbk?
The theory used in this study is Inventory and Management Control System Theory that has a 5 (five) components: control environment, risk assessment management, communication and information systems, control activities, and monitoring.
Method of approach used in this study is survey and the type of research are descriptive quantitative. Population is the all of department marketing and department finance. The Number of sampels used in this study is Slovin’s formula with level of confidance as much as 90%, and 40 (fourteen) sampel of respondents.
The results show the simultaneous control environment, risk assessment management, communication and information systems, control activities, and monitoring are significant effect on inventories. Partial control environment, risk assessment management, and monitoring of each significant effect on engine supply.
Based on the results of research, then concluded: the simultaneous control environment, risk assessment management, communication and information systems, control activities, and monitoring are significant effect on inventories. Partial control environment, risk assessment management, and monitoring of each significant effect on engine supply.
(8)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus yang dengan rahmat dan nikmatNya penulis mampu menyelesaikan tugas akhir penulisan tesis ini.
Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara yang meneliti dengan judul ANALISIS PERSEDIAAN MESIN FOTOKOPI MEREK XEROX DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA PT ASTRA GRAPHIA, TBK.
Selama proses penyelesaian tesis ini maupun selama mengikuti proses perkuliahan, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil yang berasal dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Rektor Universitas Sumatera Utara Medan, Bapak Prof.Dr.dr.Syahril Pasaribu,DTM&H,M.Sc (CTM),Sp.A (K).
2. Bapak Kasta M Sebayang yang telah memberikan banyak inspirasi terhadap penulis pada saat melakukan riset pada Astra Graphia,Tbk
3. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE
(9)
4. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
5. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS., selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemn Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Manajemen sekaligus juga sebagai Anggota Komisi Pembimbing.
7. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, MS., Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si., dan Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberi masukkan untuk kesempurnaan tesis ini.
8. Seluruh Staf Pengajar dan Administrasi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis serta bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
9. Ayahanda tercinta Jurnalis Surbakti dan Ibunda Rosa br Perangin-angin yang selama ini telah memberikan kasih sayang tiada terhingga kepada penulis.
10.Suamiku tercinta Raymond Well Sembiring, SE., Ak., terima kasih atas sayang, doa dan motivasi sehingga penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Dua.
11.Seluruh Direksi dan Staf PT Astra Graphia,Tbk yang telah banyak memberikan bantuan baik moril maupun materil.
(10)
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini belumlah sempurna, namun demikian diharapkan nantinya dapat berguna bagi banyak pihak, khususnya bagi penelitian di bidang manajemen.
Medan, September 2011 Penulis,
(11)
RIWAYAT HIDUP
Erika Ameliani Surbakti, lahir di Medan, Provinsi Sumatera Utara tanggal 06 Oktober 1983, anak ke 3 dari 4 (empat) orang bersaudara, dari pasangan Jurnalis Surbakti dan Rosa br Perangin-angin Menikah pada tanggal 20 Agustus 2010 dengan Raymond Well Sembiring, SE., Ak.
Pendidikan dimulai dari sekolah dasar di SD Negeri 024765 Binjai, tamat dan lulus tahun 1989. Melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2 Binjai, tamat dan lulus tahun 1998. Selanjutnya meneruskan pendidikan ke sekolah menengah atas di SMA Taman Siswa Jakarta, tamat dan lulus tahun 2001. Kemudian menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1 (S-1) Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Persada Indonesia Jakarta, tamat dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2007 melanjutkan pendidikan Strata 2 (S-2) Program Studi Magister Ilmu Manajemen di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.
Sejak tahun 2010 sampai dengan saat ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Penelitian dan Pengembangan Kota Binjai.
Medan, 16 September 2011
(12)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1. Teori tentang Sistem Pengendalian Manajemen ... 5
2.2. Komponen Sistem Pengendalian Manajemen ... 6
2.2.1. Lingkungan Pengendalian ... 6
2.2.1.1. Integritas dan Nilai Etika... 7
2.2.1.2. Komitmen terhadap Kompetensi ... 8
2.2.1.3. Filosofi Manajemen dan Gaya Kepemimpinan ... 9
2.2.1.4. Struktur Organisasi... 10
2.2.1.5. Penetapan dari Otoritas dan Pertanggung jawaban ... 10
2.2.1.6. Kebijakan dan Prosedur Sumber Daya Manusia ... 11
2.2.2. Penilaian Resiko Manajemen ... 12
2.2.2.1 Perumusan tujuan organisasi secara keseluruhan ... 12
2.2.2.2. Perumusan tujuan organisasi pada tingkat kegiatan ... 13
2.2.2.3. Identifikasi resiko ... 13
2.2.2.4. Analisis resiko ... 14
(13)
2.2.3. Informasi dan Komunikasi ... 15
2.2.3.1. Informasi ... 15
2.2.3.2. Komunikasi ... 16
2.2.4. Aktivitas Pengendalian... 18
2.2.5. Monitoring ... 19
2.2.5.1. Monitoring kegiatan yang sedang berjalan 19 2.2.5.2. Evaluasi yang terpisah ... 20
2.2.5.3. Tindak lanjut atas temuan audit ... 21
2.3. Pengertian Persediaan ... 22
2.4. Pengendalian Internal atas Persediaan ... 23
2.5. Kerangka Berpikir ... 24
2.6. Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 26
3.1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 26
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
3.3. Populasi dan Sampel ... 27
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 28
3.5. Sumber Data ... 29
3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 29
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33
3.7.1. Uji Validitas ... 33
3.7.2. Uji Reliabilitas ... 40
3.8. Metode Analisis Data ... 41
3.8.1. Pengujian Hipotesis Serempak ... 42
3.8.2. Pengujian Hipotesis Parsial ... 42
3.9. Uji Asumsi Klasik ... 43
3.9.1. Uji Normalitas ... 43
3.9.2. Uji Multikolinearitas ... 44
3.9.3. Uji Heteroskedastisitas ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
4.1. Hasil Penelitian ... 46
4.1.1. Gambaran Umum PT Astra Graphia Tbk ... 46
4.1.1.1. Visi dan Misi PT Astra Graphia Tbk ... 47
4.1.1.2. Tujuan PT. Astra Graphia Tbk ... 47
4.1.1.3. Struktur Organisasi PT. Astra Graphia Tbk 48 4.1.1.4. Strategi PT. Astra Graphia Tbk ... 50
4.1.2. Karakteristik Responden ... 51
4.1.3. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 52
4.1.3.1. Variabel Lingkungan Pengendalian (X1) .. 52 4.1.3.2. Variabel Penilaian Resiko Manajemen (X2) 58
(14)
4.1.3.3. Variabel Sistem Informasi dan
Komunikasi (X3) ... 61
4.1.3.4. Variabel Aktivitas Pengendalian (X4) ... 63
4.1.3.5. Variabel Monitoring (X5) ... 66
4.1.3.6. Variabel Persediaan Mesin (Y) ... 67
4.2. Pembahasan ... 70
4.2.1. Uji Asumsi Klasik ... 70
4.2.1.1. Uji Normalitas Data ... 70
4.2.1.2. Uji Multikolinearitas ... 71
4.2.1.3. Uji Heteroskedastisitas ... 72
4.2.2. Pengujian Hipotesis ... 73
4.2.2.1. Hasil Persamaan Regresi ... 74
4.2.2.2. Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 76
4.2.2.3. Pengujian Hipotesis Dengan Uji F ... 77
4.2.2.4. Pengujian Hipotesis Dengan Uji t ... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81
5.1. Kesimpulan ... 81
5.2. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA... 83
(15)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1. Data Penjualan PT. Astra Graphia dari Tahun 2007 s/d 2008 ... 3
3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 31
3.2. Uji Validitas Variabel Penelitian ... 34
3.3. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ... 40
4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51
4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 51
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 52
4.4. Deskripsi Variabel Lingkungan Pengendalian (X1) ... 52
4.5. Deskripsi Variabel Penilaian Resiko Manajemen (X2) ... 58
4.6. Deskripsi Variabel Sistem Informasi dan Komunikasi (X3) ... 61
4.7. Deskripsi Variabel Aktivitas Pengendalian (X4) ... 63
4.8. Variabel Monitoring (X5) ... 66
4.9. Variabel Persediaan Mesin (Y) ... 68
4.10. Uji Multikolinearitas ... 72
4.11. Hasil Analisis Regresi ... 75
4.12. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 76
4.13. Uji F ... 77
(16)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Penelitian ... 24
4.1. Struktur Organisasi PT. Astra Graphia Document Solution ... 49
4.2. Grafik Uji Normalitas ... 71
(17)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran I Daftar Pertanyaan ... 86
Lampiran II Data Hasil Penelitian (Angka) ... 90
Lampiran III Data Hasil Uji Coba Kuesioner ... 94
Lampiran IV Hasil Analisis Reliabilitas dan Validitas ... 98
Lampiran V Hasil Analisis Deskriptif ... 111
Lampiran VI Hasil Analisis Regresi ... 141
Lampiran VII Tabel r ... 146
Lampiran VIII Tabel t ... 147
(18)
ABSTRAK
ANALISIS PERSEDIAAN MESIN FOTOKOPI MEREK XEROX DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA
PT ASTRA GRAPHIA, TBK
Erika Ameliani Surbakti, 2011, Analisis Persediaan Mesin Fotokopi Merek Xerox dalam Kaitannya dengan Sistem Pengendalian Manajemen Pada PT Astra Graphia, Tbk, dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., (Ketua), dan Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA., (Anggota)
Tingkat persaingan bisnis yang semakin tajam serta kualitas produk kompetitor yang juga semakin kompetitif, membuat PT Astra Graphia Tbk harus memikirkan aspek lain yang bisa dijual agar tetap bisa menjadi leader di bisnis yang saat ini sedang digelutinya. Rumusan masalah penelitian adalah sejauh mana sistem pengendalian manajemen yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian resiko manajemen, sistem komunikasi dan informasi, aktifitas pengendalian, dan monitoring berpengaruh dalam persediaan mesin fotokopi pada PT Astra Graphia Tbk?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Persediaan dan Teori Sistem Pengendalian Manajemen yang memiliki 5 (lima) komponen yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian resiko manajemen, sistem komunikasi dan informasi, aktifitas pengendalian, dan monitoring.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dan jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Adapun penelitian ini bersifat deskriptif eksplanatori. Populasi adalah seluruh personel divisi pemasaran dan keuangan. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan taraf kepercayaan sebesar 90%, dan jumlah sampel sebanyak 40 (empat puluh) responden.
Hasil penelitian menunjukkan secara simultan lingkungan pengendalian, penilaian resiko manajemen, sistem komunikasi dan informasi, aktifitas pengendalian, dan monitoring bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap persediaan barang. Sedangkan secara parsial penilaian resiko manajemen adalah yang lebih dominan berpengaruh signifikan terhadap persediaan mesin. Artinya penilaian resiko manajemen memang sangat menentukan atas kenaikan persediaan mesin
Kesimpulan penelitian ini adalah secara simultan lingkungan pengendalian, penilaian resiko manajemen, sistem komunikasi dan informasi, aktifitas pengendalian dan monitoring secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap persediaan mesin. Sedangkan secara parsial bahwa penilaian resiko manajemen adalah yang paling dominan berpengaruh signifikan terhadap persediaan mesin.
(19)
ABSTRACT
INVENTORY ANALYSIS XEROX COPIER BRAND IN RELATION TO MANAGEMENT CONTROL SYSTEMS IN PT ASTRA GRAPHIA, TBK
Erika Ameliani Surbakti, 2011, Inventory Analysis Xerox Copier Brand in Relation to Management Control Systems in PT Astra Graphia, Tbk, under the Guidance of Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., (Chairman), and Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA., (Member).
The increasing of business competition and products quality of competitors urge PT Astra Graphia Tbk to enhance other aspects of business to remain a leader in current business. Errors in determining the amount of inventory will result in disruption of the company's liquidity. Based on this, research problem is the extent to which management control system consists of control environment, risk assessment management, communication and information systems, control activities, and monitoring in relation to inventory xerox copier brand in PT Astra Graphia Tbk?
The theory used in this study is Inventory and Management Control System Theory that has a 5 (five) components: control environment, risk assessment management, communication and information systems, control activities, and monitoring.
Method of approach used in this study is survey and the type of research are descriptive quantitative. Population is the all of department marketing and department finance. The Number of sampels used in this study is Slovin’s formula with level of confidance as much as 90%, and 40 (fourteen) sampel of respondents.
The results show the simultaneous control environment, risk assessment management, communication and information systems, control activities, and monitoring are significant effect on inventories. Partial control environment, risk assessment management, and monitoring of each significant effect on engine supply.
Based on the results of research, then concluded: the simultaneous control environment, risk assessment management, communication and information systems, control activities, and monitoring are significant effect on inventories. Partial control environment, risk assessment management, and monitoring of each significant effect on engine supply.
(20)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tingkat persaingan bisnis yang semakin tajam serta kualitas produk kompetitor yang juga semakin kompetitif, membuat PT Astra Graphia Tbk harus memikirkan aspek lain yang bisa dijual agar tetap bisa menjadi leader di bisnis yang saat ini sedang digelutinya. Dalam menjalankan bisnisnya, PT Astra Graphia Tbk melaksanakan penjualan dengan 3 (tiga) macam transaksi yaitu jual lepas, jual dengan kontrak service, dan sewa dengan kontrak service. Mengacu kepada tipe transaksi yang ada di atas, maka ketersedian mesin fotokopi sebagai barang dagangan mutlak dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Dengan demikian efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan persediaan di PT Astra Graphia Tbk dituntut harus selalu ada pada tingkat paling optimal. Sehingga, diharapkan kepuasan pelanggan serta stock level inventory juga bisa dijamin selalu ada pada titik yang paling optimal. Maka dari itu pengendalian internal atas persediaan sangat penting dilakukan karena persediaan merupakan darah bagi perusahaan sehingga kadar pengendalian fisik atas persediaan haruslah sesuai dengan sifat persediaanya. Tujuan pengendalian internal terhadap persediaan adalah untuk memastikan bahwa persediaan diamankan dan dilaporkan secara benar dalam laporan keuangan. Unsur – unsur pengendalian internal yang baik atas persediaan adalah sebagai berikut:
1) Menghitung fisik persediaan sekurang- kurangnya pada setiap akhir tahun terlepas dari sistem yang diterapkan (fisik ataupun perpetual).
(21)
2) Mempertahankan prosedur pembelian, penerimaan, dan pengiriman yang efisien.
3) Menyimpan persediaan untuk melindunginya terhadap pencurian, kerusakan dan pembusukan
4) Hanya memberikan akses ke persediaan kepada orang yang tidak mempunyai aksas ke catatan akuntansi
5) Membeli persediaan pada kuantitas yang ekonomis.
6) Mempertahankan saldo persediaan pada kuantitas yang memadai untuk mencegah situasi kehabisan persediaan, yang dapat mengakibatkan lepasnya penjualan.
7) Tidak menumpuk persediaan terlalu banyak, dengan demikian mencegah beban penanaman uang pada unsur persediaan yang tidak begitu di butuhkan. PT Astra Graphia Tbk, dalam operasinya tersebar di seluruh Indonesia dan seluruh cabang memasarkan semua model mesin yang mencapai puluhan item yang mana kondisi ini tentunya menjadi kendala tersendiri bagi PT Astra Graphia Tbk dalam upaya memberikan kepuasan paling optimal kepada customer-nya dengan biaya yang paling optimal pula, maka dari itu perlu adanya suatu mekanisme yang menyeluruh dalam hal pengadaan persediaan barang yang didalamnya harus mencakup aspek internal kontrol sehingga tujuan kepuasan pelanggan nantinya bisa tercapai.
Berdasarkan tabel di bawah ini terlihat bahwa penjualan empat jenis mesin yang terjadi di PT Astra Graphia Tbk, sangat lamban sejak tahun 2007, sehingga mengakibatkan menumpuknya persediaan mesin fotokopi di gudang.
(22)
Tabel 1.1. Data Penjualan PT. Astra Graphia dari Tahun 2007 s/d 2008
Kesalahan dalam menentukan besarnya persediaan akan mengakibatkan terganggunya likuiditas perusahaan. Disamping itu juga akan mempengaruhi keuntungan perusahaan yang diakibatkan meningkatnya biaya perusahaan. Adanya persediaan yang terlalu besar dibandingkan kebutuhan perusahaan akan menambah beban bunga, biaya pemeliharaan dan penyimpanan dalam gudang, serta kemungkinan terjadinya penyusutan dan kualitas yang tidak bisa dipertahankan, sehingga semuanya ini akan mengurangi keuntungan perusahaan. Demikian pula sebaliknya, persediaan yang terlalu kecil dalam perusahaan akan mengakibatkan kemacetan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, sehingga akan mengalami lost
oppurtunity.
1.2. Perumusan Masalah
Sejauh mana sistem pengendalian manajemen yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian resiko manajemen, sistem komunikasi dan informasi, aktivitas pengendalian, dan monitoring berpengaruh terhadap persediaan mesin fotokopi pada PT Astra Graphia Tbk?
(23)
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sistem pengendalian manajemen yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian resiko manajemen, sistem komunikasi dan informasi, aktivitas pengendalian, dan monitoring terhadap persediaan mesin fotokopi merek xerox pada PT Astra Graphia Tbk.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh adalah : 1. Bagi Perusahaan
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menetukan sistem pengendalian manajemen.
2. Bagi Peneliti Berikutnya
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji masalah yang sama di masa mendatang.
3. Bagi Penulis
Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan dalam sistem pengendalian manajemen.
(24)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori tentang Sistem Pengendalian Manajemen
Pusat Pendidikan Pelatihan dan Pengawasan BPKP (2007) menyatakan bahwa: “In short, internal control, which is synonymous with management control,
helps government program managers achieve desired results through effective stewarship of public resources”, sehingga istilah pengendalian intern merupakan
istilah yang dapat dipertukarkan dengan pengendalian manajemen. Sugeng (2006) menyatakan bahwa sistem pengendalian manajemen merupakan alat untuk memonitor atau mengamati pelaksanaan manajemen perusahaan yang mencoba mengarahkan pada tujuan organisasi dalam perusahaan agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dapat berjalan lebih efisien dan lancar.
Syarifuddin (2008) : pengendalian intern mencangkup rencana organisasi dan seluruh metode koordinasi dan ukuran yang diadopsi dalam suatu usaha atau bisnis untuk melindungi asset-asetnya, memeriksa akurasi dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi kegiatan dan kepatuhan pada kebijakan manajerial yang telah ditetapkan. Definisi ini mungkin telah luas dari arti yang acapkali diberikan pada istilah tersebut. Definisi ini mengakui bahwa luas pengertian sistem pengendalian intern melampaui hal-hal yang berkaitan langsung dengan fungsi departemen atau bidang keuangan dan akuntansi. Definisi tersebut mengungkapkan bahwa pengendalian intern tidak hanya didefinisikan sebagai pengecekan internal semata, tetapi mengandung lingkup yang lebih luas, mencakup perencanaan suatu organisasi
(25)
bahkan khusus definisi struktur pengendalian intern bagi auditor internal (Internal
Auditor) mencakup lingkup yang luas dan rinci. Menurut Arens dan Beasley
(2003:396) adalah sebagai berikut “suatu sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen jaminan yang wajar bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya”.
2.2. Komponen Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) dalam SAS (Statement on Auditing Standards) No. 78 yang terdapat dalam Standar Profesi Akuntan Publik menyatakan bahwa komponen pengendalian internal terdiri dari : Lingkungan Pengendalian (Control Environtment), Pengendalian Resiko Manajemen (Management Risk Assessment), Sistem Komunikasi dan Informasi (Information and
Communication System), Aktivitas Pengendalian (Control Activities) dan Monitoring. 2.2.1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian intern adalah hal yang mendasar dalam komponen pengendalian intern. Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan, prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan dewan komisaris, dan pemilik suatu satuan usaha tersebut (Arens dan Loebbecke. 2000 : 261). Dari pengertian lingkungan pengendalian intern tersebut, dapat diketahui bahwa efektifitas pengendalian dalam suatu organisasi terletak pada sikap manajemen. Pusdiklawas BPKP (2007) menyatakan bahwa manajemen dan staf harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam organisasi yang menetapkan perilaku positif dan dukungan terhadap pengendalian manajemen dan kesadaran manajemen.
(26)
Lingkungan pengendalian yang positif merupakan landasan bagi seluruh standar pengendalian manajemen. Lingkungan pengendalian memberikan suatu bidang pengetahuan dan struktur serta suasana yang mempengaruhi mutu pengendalian manajemen. Berikut beberapa sub komponen dari lingkungan pengendalian manajemen:
2.2.1.1. Integritas dan Nilai Etika
Integritas dan nilai etika merupakan produk standar etika, perilaku organisasi dan bagaimana standar tersebut dikomunikasikan serta didorong untuk dilaksanakan. Standar tersebut mencakup tindakan-tindakan manajemen untuk menghindarkan diri atau mengurangi dorongan atau godaan yang mungkin mendorong seseorang untuk bertindak tidak jujur, melanggar hukum, atau tindakan lain yang tidak etis. Contoh: pencanangan komitmen untuk bertindak jujur, disiplin dan obyektif dalam pelaksanaan tugas seperti yang diwajibkan kepada pejabat pembuat komitmen, panitia pengadaan dan para penyedia barang dan jasa dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 adalah contoh diterapkannya sub komponen integritas dan nilai etika. Untuk mengefektifkan sub komponen integritas dan nilai etika, maka pihak manajemen harus memusatkan perhatian pada aspek berikut: Aturan perilaku dan nilai etika serta menunjukkan praktiknya dan konflik kepentingan yang dapat diterima.
1) Standar etika dan perilaku telah ditetapkan oleh pimpinan dan dikomunikasikan ke seluruh unit organisasi.
(27)
2) Hubungan yang terkait dengan publik, seperti DPR, karyawan, rekanan, auditor dan lainnya wajib dikelola dengan etika tinggi dan telah dikomunikasikan melalui jalur organisasi (dealing with counterparts).
3) Tindakan disiplin diambil dalam merepon adanya deviasi dari kebijakan dan prosedur atau pelanggaran kode etik (performance target).
4) Manajemen menunjukkan tindakan atas intervensi atau pengabaian pengendalian manajemen. Hal ini tentunya mencakup penyediaan metode pelaporan pelanggaran etika.
5) Manajemen menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan etika; memiliki komitmen atas kejujuran dan sportivitas; pengakuan dan kesadaran atas hukum dan kebijakan.
2.2.1.2. Komitmen terhadap Kompetensi
Kompetensi adalah pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk penyelesaian tugas yang merumuskan tugas-tugas individu. Komitmen atas kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas tingkat kompetensi untuk tugas-tugas tertentu dan bagaimana tingkat-tingkat kompetensi ini diterjemahkan ke dalam pengetahuan dan keahlian yang dipersyaratkan. Uraian tugas disertai program pelatihan bagi mereka yang akan melaksanakan tugas adalah contoh sederhana komitmen terhadap kompetensi. Titik perhatian atas sub komponen komitmen terhadap kompetensi meliputi:
1) Pimpinan telah mengidentifikasi dan mendefinisikan tugas dalam suatu pekerjaan dan berbagai posisinya (task definition).
(28)
2) Pimpinan telah melaksanakan analisis kebutuhan atas pengetahuan, keahlian, dan kemampuan untuk pekerjaan tertentu.
3) Pimpinan telah melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta konseling dalam membantu karyawan memelihara dan meningkatkan kompetensinya di dalam pelaksanaan tugas.
2.2.1.3. Filosofi Manajemen dan Gaya Kepemimpinan
Filosofi dan gaya kepemimpinan manajemen memberikan tanda yang jelas bagi para staf tentang arti pentingnya pengendalian. Auditor dapat mengidentifikasi aspek-aspek yang memberikan kepadanya pemahaman tentang sikap manajemen terhadap pengendalian. Perhatian dan keberpihakan pada aspek pengendalian oleh pimpinan instansi dengan memberdayakan secara optimal fungsi auditor intern adalah contoh sub komponen filosofi manajemen dan gaya kepemimpinan. Titik perhatian dari filosofi manajemen dan gaya kepemimpinan adalah:
1) Pimpinan memiliki sikap dalam mengambil atau membatasi risiko terkait dengan pencapaian misi atau operasi organisasi (risk tolerance).
2) Adanya interaksi yang aktif antara manajemen senior dengan manajemen operasi (interactions).
3) Pimpinan memiliki sikap yang positif dan mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: fungsi akuntansi, sistem informasi manajemen, operasi personil, monitoring, dan audit internal/eksternal (attitudes).
4) Pimpinan memiliki sikap yang konsisten atas pelaporan keuangan, anggaran dan operasi (action toward reporting).
(29)
2.2.1.4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merumuskan garis tanggung jawab dan wewenang yang ada. Dengan memahami struktur organisasi, auditor dapat mempelajari dan memahami unsur manajerial dan fungsional serta merasakan bagaimana pengendalian dikaitkan dengan kebijakan dan prosedur yang dilaksanakan. Titik perhatian atas struktur organisasi adalah:
1) Memfasilitasi arus informasi ke dalam, ke luar, dan di dalam organisasi (ability to flow information).
2) Area kunci dari otoritas dan tanggung jawab telah didefinisikan dan dikomunikasikan (definition and understanding of responsibilities).
3) Pengetahuan dan pengalaman dari manajer kunci mencukupi sejalan dengan tanggung jawabnya (adequate of knowledge and experience).
2.2.1.5. Penetapan dari Otoritas dan Pertanggung jawaban
Penetapan otoritas (wewenang) dan pertanggung jawaban merupakan bentuk komunikasi formal berkaitan dengan pengendalian atas kegiatan yang dilaksanakan. Nota atau memo dinas dari manajemen puncak kepada bawahannya mengenai hal-hal yang mencerminkan pentingnya pengendalian dan kaitannya dengan rencana kegiatan, uraian tugas dan kebijakan merupakan contoh bentuk penetapan otoritas dan pertanggung jawaban. Titik perhatian atas penetapan dari otoritas dan pertanggung jawaban adalah:
1) Penetapan tanggung jawab dan pendelegasian otoritas sejalan dengan tujuan dan sasaran, fungsi operasi dan peraturan, termasuk sistem informasi dan perubahan (assignment and delegation).
(30)
2) Kecukupan atas hubungan pengendalian dengan standar dan prosedur, termasuk deskripsi pekerjaan pegawai (control-related standards and
procedures).
3) Jumlah personil yang memadai, terutama terkait fungsi proses data dan akuntansi, dengan level kemampuan relatif atas ukuran, sifat dan kompleksitas dari aktivitas dan sistem (quantity and quality of people).
2.2.1.6. Kebijakan dan Prosedur Sumber Daya Manusia
Manusia merupakan aspek penting dari sistem pengendalian manajemen. Apabila staf memiliki kompetensi dan dapat dipercaya, maka pengendalian lain mungkin dapat dipercaya. Seorang pegawai yang memiliki integritas diharapkan akan mampu melaksanakan tingkat pekerjaan yang berat walau hanya ada beberapa pengendalian yang mendukungnya. Sebaliknya, seorang pegawai yang tidak dapat dipercaya cenderung akan berusaha untuk menghancurkan sistem pengendalian yang ada walaupun didukung dengan berbagai pengendalian. Namun demikian, seorang pegawai yang jujur dan dapat dipercaya sekalipun tidak luput dari kelemahan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pengendalian yang efektif atas sumber daya manusia, harus diciptakan kebijakan dan metode rekruitmen, pelatihan, pengembangan, promosi, dan kompensasi yang sesuai. Titik perhatian atas kebijakan dan prosedur dari sumber daya manusia adalah:
1) Manajemen sumber daya manusia meminta, mengklasifikasikan dan mengevaluasi posisi dengan menggunakan teknik evaluasi yang diterima dan bertanggung jawab atas rekuritmen dan seleksi (employeelife-cycle
(31)
2) Tindakan yang sesuai diambil terkait dengan tingkah laku menyimpang dari pegawai (departures from policy and remedial checks).
3) Kelayakan dan kriteria retensi dan promosi serta teknik informasi terkait dengan aturan perilaku dan pedoman lainnya (retention and promotion
criteria).
2.2.2. Penilaian Resiko Manajemen
Menurut Singleton (2007) “perusahaan harus melakukan penilaian resiko (risk
assessment) untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola resiko yang
berkaitan dengan pelaporan keuangan”. Penilaian resiko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan dan desain serta implementasi aktivitas pengendalian yang ditujukan untuk mengurangi resiko tersebut pada tingkat minimum untuk mermpertimbangkan biaya dan manfaatnya. Tujuan manajemen mengadakan penilaian resiko adalah untuk menentukan bagaimana cara mengatasi resiko yang telah di identifikasi.
Urutan-urutan penilaian risiko dapat dibagi ke dalam beberapa tahapan, yaitu:
2.2.2.1. Perumusan tujuan organisasi secara keseluruhan
Agar perumusan tujuan organisasi secara keseluruhan dapat berjalan secara efektif, maka organisasi harus melakukan hal-hal berikut:
1) Organisasi harus merumuskan tujuan dan menjadikannya sebagai pedoman dalam penetapan arah dan kegiatan.
2) Tujuan organisasi telah dikomunikasikan secara efektif kepada seluruh jenjang organisasi dan telah memperoleh masukan yang signifikan dalam proses pengkomunikasian tujuan organisasi.
(32)
3) Tujuan organisasi sejalan dengan kegiatan strategis yang dilakukan oleh organisasi tersebut.
4) Organisasi telah merumuskan rencana penilaian risiko yang relevan terhadap tujuan organisasi dan terhadap risiko yang mungkin timbul yang datang dari faktor internal maupun eksternal.
2.2.2.2. Perumusan tujuan organisasi pada tingkat kegiatan
Agar perumusan tujuan organisasi pada tingkat kegiatan efektif, maka organisasi harus menyusun program organisasi dengan syarat:
1) Sejalan dengan tujuan rencana strategis organisasi;
2) Saling melengkapi dengan pemberdayaan kegiatan lain dan tidak saling bertentangan satu dengan yang lain;
3) Sejalan dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit-unit kerja yang terdapat dalam organisasi tersebut;
4) Harus dapat diukur;
5) Harus didukung dengan sumber daya yang memadai; dan
6) Pimpinan harus merumuskan faktor-faktor kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan program organisasi.
2.2.2.3. Identifikasi risiko
Pendekatan strategis untuk menilai suatu risiko sangat tergantung pada identifikasi risiko terhadap tujuan utama organisasi. Risiko yang relevan terhadap tujuan organisasi harus diperhatikan dan dievaluasi. Mengidentifikasikan risiko tidak hanya penting dalam melakukan proses identifikasi risiko, tetapi juga penting untuk
(33)
mengalokasikan sumber-sumber daya untuk menyikapi risiko dimaksud. Dalam melakukan identifikasi risiko, hal-hal yang menjadi titik perhatian adalah:
1) Pimpinan organisasi menggunakan metode identifikasi risiko yang memadai. 2) Terdapat mekanisme yang memadai dalam mengidentifikasikan risiko yang
timbul dari faktor internal dan eksternal.
3) Terdapat mekanisme yang memadai dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong meningkatnya risiko yang timbul.
4) Terdapat mekanisme yang memadai dalam mengidentifikasi ketidaksesuaian antara program dan tujuan organisasi.
2.2.2.4. Analisis risiko
Dalam menentukan bagaimana menangani risiko, tidak hanya mengidentifikasi dasar-dasar dari jenis risiko yang muncul, tetapi juga harus mengevaluasi faktor signifikan dan menilai risiko yang mungkin terjadi. Salah satu tujuan utama mengevaluasi risiko adalah untuk memberikan informasi kepada pimpinan tentang adanya risiko yang memerlukan langkah penanganan secara prioritas dan komprehensif dengan mengelompokkan risiko menjadi risiko tinggi, risiko menengah, dan risiko rendah. Dalam melakukan analisis risiko, hal-hal yang menjadi titik perhatian adalah:
1) Setelah pimpinan mengidentifikasi risiko secara menyeluruh, pimpinan harus melakukan analisis terhadap pengaruh risiko tersebut.
2) Pimpinan harus merumuskan pendekatan dalam mengelola dan mengendalikan risiko berdasarkan berapa besar risiko yang terjadi yang dapat diterima oleh pimpinan organisasi.
(34)
2.2.2.5. Mengelola risiko
Respon terhadap risiko adalah tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan risiko yang telah teridentifikasi.
2.2.3. Informasi dan Komunikasi
Boynton dan Kell (2002), menerangakn informasi dan komunikasi dalam definisi sebagai berikut :
“The informatin system relevant to financial reporting objectives, which includes the accounting system, consists of the methods, and records esthablished to identify, assemble, analyze, classify, record and report entity transaction (as well as events and conditions) and to maintain accountability for the related assets and liabilities. Communication involves providing a clearInformasi dan komunikasi penting untuk merealisasikan semua tujuan sistem pengendalian manajemen. Salah satu tujuan dari sistem understanding of individual roles and responsibility pertaining to the internal control structure over financial reporting”.
pengendalian manajemen misalnya adalah memenuhi kewajiban akuntabilitas publik. Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan dan memelihara informasi keuangan dan non keuangan yang dapat dipercaya dan relevan serta mengkomunikasikan informasi ini dengan pengungkapan yang wajar dalam laporan yang tepat waktu. Informasi dan komunikasi adalah komponen sistem pengendalian manajemen yang menghubungkan keempat komponen lainnya sehingga kelima komponen memiliki hubungan yang integral. Hubungan komponen informasi dan komunikasi dengan komponen lainnya dapat digambarkan sebagai berikut:
2.2.3.1. Informasi
Informasi merupakan laporan yang terkait dengan kegiatan operasional, keuangan, dan non keuangan. Untuk menghasilkan informasi tersebut, diperlukan sistem informasi yang memadai. Sistem informasi ini tidak hanya berhubungan
(35)
dengan data internal tetapi juga data eksternal yang penting bagi pelaporan dan pengambilan keputusan. Kemampuan pimpinan organisasi membuat keputusan sangat dipengaruhi oleh kualitas informasi yang harus memenuhi persyaratan berikut:
1) Informasi harus sesuai dengan kebutuhan pimpinan. 2) Informasi harus tepat waktu.
3) Informasi harus selalu termutahir (up to date). 4) Informasi haruslah akurat dan benar.
5) Informasi harus dapat diakses dengan mudah oleh pihak-pihak yang kompeten.
Beberapa titik perhatian dalam melakukan evaluasi atas informasi adalah:
1) Memperoleh informasi internal dan eksternal dan menyajikan laporan yang penting terkait dengan kinerja organisasi kepada pimpinan organisasi.
2) Memperoleh informasi dari orang yang tepat dengan tingkat rincian yang cukup dan tepat waktu.
3) Pengembangan atau perbaikan sistem informasi didasarkan pada rencana stratejik untuk sistem informasi.
4) Dukungan pimpinan untuk pengembangan sistem informasi yang diperlukan, ditunjukkan dengan komitmen dan sumber daya yang tepat.
5) Terdapat mekanisme untuk mengidentifikasi berkembangnya kebutuhan informasi.
2.2.3.2. Komunikasi
Informasi merupakan dasar untuk komunikasi yang harus memenuhi harapan dari kelompok dan individu agar mereka dapat menyelesaikan tanggung jawabnya
(36)
secara efektif. Komunikasi yang efektif seharusnya terjadi di segala arah, mengalir dari atas ke bawah, dan lintas unit organisasi. Salah satu saluran komunikasi yang paling kritis adalah komunikasi antara atasan – bawahan. Atasan menyampaikan komunikasi yang spesifik dan terarah kepada bawahan yang meliputi suatu pernyataan yang jelas atas filosofi dan pendekatan pengendalian manajemen serta pendelegasian wewenang. Komunikasi seharusnya meningkatkan kesadaran tentang arti pentingnya dan relevansi dari sistem pengendalian manajemen yang efektif, mengkomunikasikan hasrat risiko dan toleransi risiko organisasi, dan menyadarkan tanggung jawab dan peran karyawan yang dapat mempengaruhi serta mendukung sistem pengendalian manajemen. Dalam mengevaluasi komunikasi, perlu memperhatikan titik-titik perhatian sebagai berikut:
1) Efektivitas komunikasi dalam menyampaikan tugas dan tanggung jawab. 2) Penetapan saluran komunikasi untuk melaporkan ketidakwajaran.
3) Respon pimpinan organisasi atas sumbang saran (urun rembuk) karyawan mengenai peningkatan produktivitas, kualitas, dan cara perbaikan lainnya. 4) Kecukupan komunikasi lintas unit, kelengkapan, ketepatan waktu informasi
dan kecukupannya agar memungkinkan karyawan memenuhi tanggung jawabnya secara efektif.
5) Keterbukaan dan keefektivan saluran komunikasi dengan pihak luar. 6) Penyampaian kepada pihak luar mengenai kode etik organisasi.
7) Pimpinan melakukan tindak lanjut secara benar dan tepat waktu untuk merespon hasil komunikasi yang dilakukan dengan pihak luar.
(37)
2.2.4. Aktivitas Pengendalian
Singleton (2007) “Aktivitas pengendalian (control activity) adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah dilakukan untuk menangani berbagai resiko yang telah diidentifikasikan perusahaan”. Menurut Pusdiklawas (2007) abktivitas pengendalian adalah kebijakan, prosedur, teknik, dan mekanisme yang memberikan arah bagi manajemen, seperti: proses ketaatan pada ketentuan tentang perencanaan dan pelaksanaan anggaran. Aktivitas pengendalian ini membantu untuk meyakini bahwa tindakan-tindakan perlu diambil dalam rangka mengantisipasi risiko. Aktivitas pengendalian merupakan bagian yang menyatu atau integral dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengkajian ulang dan pertanggungjawaban atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan serta pencapaian hasil yang efektif. Aktivitas pengendalian terjadi pada semua tingkat dan fungsi organisasi yang meliputi berbagai kegiatan seperti: persetujuan, pemberian otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, reviu kinerja, memelihara keamanan, serta menciptakan dan memelihara catatan terkait yang dapat memberikan bukti pelaksanaan kegiatan. Aktivitas pengendalian dapat pula diterapkan pada sistem informasi yang berbasis komputer. Kegiatan dapat diklasifikasikan ke dalam sasaran pengendalian khusus atau spesifik, seperti meyakini kelengkapan dan akurasi proses informasi. Aktivitas pengendalian merupakan salah satu komponen pengendalian intern yang berupa kebijakan dan prosedur yang ditetapkan manajemen untuk memenuhi tujuan operasional dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan. Lima kategori dari aktivitas pengendalian meliputi:
(38)
2) Otorisasi transaksi dan aktivitas yang seharusnya. 3) Dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang memadai. 4) Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan.
5) Pengecekan yang independen atas kinerja.
2.2.5. Monitoring
Monitoring adalah pengawasan oleh manajemen dan pegawai lain yang ditunjuk atas pelaksanaan tugas sebagai penilaian terhadap kualitas dan efektivitas sistem pengendalian manajemen. Monitoring terhadap sistem pengendalian manajemen bertujuan untuk meyakinkan bahwa pengendalian telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan diperbaiki sesuai dengan kebutuhan. Aspek monitoring mencakup penilaian kegiatan rutin, seperti supervisi, reviu atas transaksi yang terjadi guna memastikan apakah kegiatan operasional telah sesuai dengan sistem dan prosedur pengendalian yang telah ditetapkan. Monitoring dapat dilakukan terhadap kegiatan rutin secara terus menerus dan evaluasi secara terpisah, dan monitoring atas tindak lanjut temuan audit.
2.2.5.1. Monitoring kegiatan yang sedang berjalan (on-going monitoring)
Monitoring atas pengendalian manajemen yang sedang berjalan menyatu pada kegiatan rutin dan berulang. Monitoring ini mencakup setiap komponen sistem pengendalian manajemen dan kegiatan untuk mencegah terjadinya sesuatu yang tidak lazim, tidak etis, tidak ekonomis, tidak efisien dan tidak efektif dalam pelaksanaan kegiatan. Kegiatan monitoring dalam suatu organisasi merupakan tanggung jawab seluruh jenjang organisasi namun dengan fokus yang berbeda-beda, yaitu:
(39)
1) Bagi staf/karyawan, fokus kegiatan monitoring adalah untuk mengetahui bahwa pekerjaan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Setiap karyawan hendaknya melakukan pengecekan terhadap pekerjaan sebelum disampaikan kepada atasannya. Penyimpangan pada tingkat ini segera dapat dideteksi. 2) Di tingkat penyelia, monitoring dilakukan atas seluruh kegiatan di bawah
kendalinya guna memastikan bahwa seluruh staf/karyawan yang ada di bawah kendalinya telah melaksanakan tanggung jawabnya masing-masing. 3) Pada tingkat manajer, monitoring dilakukan untuk menilai apakah
pengendalian telah berfungsi pada masing-masing unit dalam organisasi dan sejauh mana para penyelia telah melakukan monitoring pada bagian yang menjadi tanggung jawabnya.
4) Pada tingkat pimpinan eksekutif, fokus monitoring adalah pada organisasi dalam lingkup yang menyeluruh, yaitu memonitor apakah tujuan organisasi telah tercapai. Pimpinan juga melakukan monitoring atas keberadaan tantangan dan peluang, baik dari sisi internal maupun eksternal yang mungkin membutuhkan perubahan dalam perencanaan organisasi.
2.2.5.2. Evaluasi yang terpisah (separate evaluations)
Evaluasi terpisah adalah penilaian secara periodik atas kinerja organisasi dibandingkan dengan standar pengukuran yang ada atau yang telah disepakati. Ruang lingkup dan frekuensi evaluasi yang terpisah bergantung pada penilaian risiko dan efektivitas prosedur monitoring ang sedang diterapkan. Evaluasi ini bermanfaat untuk memusatkan secara langsung kepada efektivitas pengendalian pada suatu waktu tertentu dan dapat berbentuk penilaian mandiri (self assessment). Semua
(40)
penyimpangan yang dijumpai dalam kegiatan monitoring ini baik yang sedang berlangsung maupun yang telah berjalan harus dikomunikasikan kepada pihak yang terkait untuk mengambil tindakan perbaikan. Dalam melakukan evaluasi terpisah, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Ruang lingkup dan frekuensi evaluasi yang terpisah terhadap sistem pengendalian manajemen.
2) Terdapat metode yang logis dan sesuai kebutuhan untuk mengevaluasi pengendalian manajemen.
3) Bila evaluasi terpisah dilakukan oleh auditor internal maka harus dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang memadai dan independen.
4) Kelemahan yang ditemukan selama evaluasi terpisah segera diatasi.
2.2.5.3. Tindak lanjut atas temuan audit
Tindak lanjut atas temuan audit dilakukan untuk memastikan bahwa temuan audit dan reviu lainnya segera diselesaikan. Hal-hal yang harus dilakukan organisasi dalam tindak lanjut atas temuan audit adalah sebagai berikut:
1) Organisasi memiliki mekanisme untuk memastikan adanya penyelesaian atas temuan hasil audit dan review lainnya dengan segera.
2) Pimpinan organisasi tanggap atas temuan-temuan dan rekomendasi audit dan
review lainnya yang bertujuan memperkuat sistem pengendalian manajemen.
3) Organisasi melakukan tindak lanjut yang sesuai dengan temuan dan rekomendasi audit serta review lainnya.
(41)
2.3. Pengertian Persediaan
Pada setiap tingkat perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah persediaan yang dimilikinya. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak boleh terlalu banyak dan juga tidak boleh terlalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan oleh persediaan tersebut.
Menurut Prasetyo (2006), “Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan yang dimaksud untuk dijual dalam satu periode menunggu masa pemggunaannya pada proses produksi”.
Menurut Reeve (2005), “Persediaan juga didefinisikan sebagai aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses produksi atau yang dalam perjalanan dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”.
Erlina (2002) : Alasan yang mendorong perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah yang relatif besar adalah karena masalah ketidakpastian permintaan. Jika permintaan akan bahan atau produk lebih besar dari yang diperkirakan, maka persediaan dapat berfungsi sebagai penyangga, yang memberikan perusahaan kemampuan untuk memenuhi tanggal penyerahan sehingga pelanggan merasa puas. Secara umum alasan untuk memiliki persediaan adalah sebagai berikut :
1. Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dan biaya penyimpanan.
(42)
2. Untuk memenuhi permintaan pelanggan, misalnya menepati tanggal pengiriman.
3. Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat : kerusakan mesin, kerusakan komponen, tidak tersedianya komponen, pengiriman komponen yang terlambat
4. Untuk menyanggah proses produksi yang tidak dapat diandalkan. 5. Untuk memanfaatkan diskon
6. Untuk menghadapi kenaikan harga di masa yang akan datang.
2.4. Pengendalian Internal Atas Persediaan
Menurut Stice dan Skousen (2009), pengendalian internal atas persediaan adalah sangat penting karena:
1. Persediaan adalah suatu aktiva yang signifikan dan pada kebanyakan perusahaan biasanya persediaan merupakan unsur yang terbesar dalam aktiva. 2. Persediaan berkaitan dengan kegiatan utama dalam perusahaan dagang dan
Perusahaan manufaktur.
3. Kesalahan dalam menentukan biaya persediaan dapat menyebabkan kesalahan dalam menyajikan laporan keuangan, oleh karena pengaruh dari kesalahan tersebut dapat meluas yaitu pada neraca, laporan rugi laba, dan juga laporan arus kas.
4. Persediaan secara fisik harus dilindungi dari resiko resiko seperti kebakaran dan pencurian juga kecurangan yang dilakukan oleh para karyawan.
(43)
Menurut Stice dan Skousen (2009), “Persediaan adalah istilah yang diberikan untuk aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau aktiva yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung ke dalam barang yang akan diproduksi dan kemudian dijual”. Kesimpulannya adalah bahwa persediaan merupakan suatu istilah yang menunjukkan segala sesuatu dari sumberdaya yang ada dalam suatu proses yang bertujuan untuk mengantisipasi terhadap segala kemungkinan yang terjadi karena adanya permintaan.
2.5. Kerangka Berpikir
Pusdiklatwas BPKP (2007) menyatakan bahwa: “In short, internal control,
which is synonymous with management control, helps government program managers achieve desired results through effective stewarship of public resources”, sehingga
istilah pengendalian intern merupakan istilah yang dapat dipertukarkan dengan pengendalian manajemen.
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Penelitian
Persediaan Mesin Fotokopi
1. Lingkungan Pengendalian 2. Penilaian Resiko
Manajemen
3. Sistem Informasi dan Komunikasi
4. Aktivitas Pengendalian 5. Monitoring
(44)
2.6. Hipotesis Penelitian
Sistem pengendalian manajemen yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian resiko manajemen, sistem komunikasi dan informasi, aktivitas pengendalian, dan monitoring berpengaruh terhadap persediaan mesin fotokopi pada PT Astra Graphia Tbk.
(45)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sifat Penelitian
Pendekatan penelitian ini berdasarkan pendekatan survei. Singarimbun dan Effendi (1995) menyatakan bahwa, penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan variabel penelitian.
Jenis penelitian ini menurut tingkat ekplanasinya adalah deskriptif kuantitatif. Sugiyono (1999) menyatakan bahwa, penelitian tingkat ekplanasi (level of exlpanation) adalah tingkat penjelasan. Penelitian ini bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain sedangkan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau hubungan dengan variabel yang lain.
Adapun sifat penelitian ini adalah deskriptif explanatory. Sugiyono (2004) menyatakan bahwa, penelitian explanatory merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variabel dengan yang lain.
(46)
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Astra Graphia Tbk, Jl. Kramat Raya No.43 Jakarta. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2009 sampai dengan Oktober 2009.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi (N) dalam penelitian ini adalah seluruh personel divisi marketing dan keuangan pada PT Astra Graphia TBK Jakarta, yang berjumlah 66 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode tidak acak (non
random sampling), artinya dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada
populasi dengan ciri atau karakteristik tertentu untuk menjadi sampel penelitian. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (Sekaran, 1992):
2
1
N n
Ne
= + dimana :
n = jumlah sampel N = jumlah populasi
e = tingkat kesalahan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel)
Populasi N sebanyak 66 personel dan tingkat kesalahan e sebesar 10% maka besarnya sampel adalah:
2
66
39, 76 40 personel 1 66(0,1)
n= = =
(47)
Jumlah sampel pada divisi marketing dan keuangan adalah sebagai berikut:
No Divisi Total
1 Marketing 20 orang
2 Keuangan 20 orang
Jumlah 40 orang
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Pengamatan (Observation), yaitu pengamatan atas rutinitas pekerjaan para pegawai PT Astra Graphia, Tbk pada saat jam kerja dan di lokasi tempat para pegawai melaksanakan tugasnya.
2. Daftar pertanyaan (Questionnaire), yang diberikan kepada pegawai PT Astra Graphia, Tbk yang dijadikan sampel.
3. Studi dokumentasi, mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen yang relevan untuk mendukung data penelitian yang diperoleh dari PT. Astra Graphia, Tbk.
(48)
3.5 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer diperoleh dari pengamatan (Observation), daftar pertanyaan (Questionnaire), dan wawancara (Interview).
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi dokumentasi.
3.6 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian terdiri dari satu variabel dependen yaitu Persediaan Mesin Fotokopi (Y) dan variabel independen yaitu: Lingkungan Pengendalian (X1), Penilaian Resiko Manajemen (X2), Sistem Informasi dan Komunikasi (X3), Aktivitas Pengendalian (X4), dan Monitoring (X5).
Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (1999) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:
SB = Sangat Baik Bk = Baik
KB = Kurang Baik TB = Tidak Baik
(49)
Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dependen dan independen di atas adalah sebagai berikut :
1. Variabel Lingkungan Pengendalian (X1) adalah suatu lingkungan yang diciptakan dalam suatu organisasi, yang menetapkan perilaku positif dan lingkungan positif sehingga memberikan suatu bidang pengetahuan dan struktur serta suasana yang mempengaruhi mutu pengendalian manajemen.
2. Variabel Penilaian Resiko Manajemen (X2) ialah suatu konsep yang digunakan untuk mengekspresikan ketidakpastian tentang kejadian dan/atau dampaknya yang dapat memiliki efek atas pencapaian tujuan organisasi.
3. Variabel Sistem Informasi dan Komunikasi (X3) ialah komponen sistem
pengendalian manajemen yang menghubungkan keempat komponen lainnya sehingga kelima komponen memiliki hubungan yang integral.
4. Variabel Aktivitas Pengendalian (X4) ialah kebijakan, prosedur, teknik, dan
mekanisme yang memberikan arah bagi manajemen seperti: proses ketaatan pada ketentuan tentang perencanaan dan pelaksanaan anggaran. Aktivitas pengendalian ini membantu untuk meyakini bahwa tindakan-tindakan perlu diambil dalam rangka mengantisipasi risiko.
5. Variabel Monitoring (X5) ialah monitoring terhadap sistem pengendalian
manajemen untuk meyakinkan bahwa pengendalian telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan diperbaiki sesuai dengan kebutuhan.
6. Variabel Persediaan (Y) ialah merupakan aktiva lancar yang termasuk elemen utama yang sangat aktif perputarannya dalam suatu kegiatan perusahaan. Disamping itu persediaan juga merupakan salah satu pos modal kerja.
(50)
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
DEFENISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
VARIABEL DEFINISI INDIKATOR PENGUKURAN
Lingkungan
Pengendalian (X1)
Suatu lingkungan yang diciptakan dalam suatu
organisasi, yang menetapkan perilaku positif dan lingkungan
positif sehingga memberikan suatu bidang
pengetahuan dan struktur serta suasana yang mempengaruhi mutu pengendalian manajemen.
1. Integritas dan Nilai Etika
2. Komitmen atas kompetensi
untuk tugas-tugas tertentu
3. Filosofi Manajemen dan
Gaya Kepemimpinan
4. Struktur Organisasi
5. Penetapan dari Otoritas dan
Pertanggungjawaban
6. Kebijakan dan Prosedur
Sumber Daya Manusia
Skala Likert
Penilaian Resiko
Manajemen (X2)
Suatu konsep yang digunakan untuk mengekspresikan
ketidakpastian tentang kejadian dan/atau dampaknya yang dapat memiliki efek atas
pencapaian tujuan organisasi.
1. Perumusan tujuan organisasi
secara keseluruhan yang efektif agar dapat meminimalkan resiko.
2. Perumusan tujuan organisasi
pada tingkat kegiatan keseluruhan yang efektif agar dapat meminimalkan resiko
3. Identifikasi Resiko
4. Mengelola Resiko yang
ditemukan
Skala Likert
Informasi dan
Komunikasi (X3)
Komponen sistem pengendalian manajemen yang menghubungkan keempat komponen lainnya sehingga kelima komponen memiliki hubungan yang integral.
1. Ketepatan informasi yang
diperoleh
2. Kemudahan mendapatkan
Informasi
3. Komunikasi yang efektif
4. Komunikasi antara sesama
rekan karyawan
5. Komunikasi antar bawahan
dan atasan
Skala Likert
Aktivitas Pengendalian
(X4)
Kebijakan, prosedur, teknik, dan mekanisme yang memberikan arah bagi manajemen seperti: proses ketaatan pada
1. Pemisahan tugas yang
memadai dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan baik disengaja
(51)
ketentuan tentang perencanaan dan pelaksanaan anggaran. Aktivitas pengendalian ini membantu untuk meyakini bahwa tindakan-tindakan perlu diambil dalam rangka mengantisipasi risiko.
maupun tidak disengaja
2. Otorisasi yang semestinya
atas transaksi dan aktivitas
3. Dokumen-dokumen dan
catatan-catatan yang memadai untuk
menyampaikan informasi
4. Pengendalian fisik atas
aktiva
5. Pengecekan yang
independen atas kinerja
Monitoring (X5)
Monitoring terhadap sistem pengendalian manajemen untuk meyakinkan bahwa pengendalian telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan diperbaiki sesuai dengan kebutuhan.
1. Monitoring kegiatan yang
sedang berjalan pada kegiatan rutin dan berulang
2. Evaluasi yang terpisah
(separate evaluations) untuk menilai secara periodik atas kinerja organisasi
3. Tindak lanjut atas temuan
audit
Skala Likert
Persediaan Mesin (Y)
aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau aktiva yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung ke dalam barang yang akan diproduksi dan kemudian dijual. Disamping itu persediaan juga merupakan salah satu pos modal kerja yang cukup penting karena kebanyakan modal perusahaan adalah dari persediaan. kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan gejala yang kurang baik.
1. Sistem pencatat persediaan
barang dagangan
2. Melakukan perhitungan
fisik persediaan barang dagangan secara periodik dan mencocokkannya dengan persediaan menurut kartu persediaan
3. Prosedur yang efisien yang
tercermin dalam arus dokumen sejak barang diminta dan diterima sampai dengan pencatatan
persediaan
4. Tempat penyimpanan
persediaan
Skala Likert
Sumber: Adopsi dari beberapa penelitian dan artikel
(52)
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.7.1.1Uji Validitas
Arikunto (2000) mengemukakan tujuan uji coba berhubungan dengan pengelolaan tujuan lain adalah diperolehnya informasi mengenai kualitas instrumen yang digunakan yaitu informasi mengenai sudah dan belumnya instrumen yang bersangkutan memenuhi syarat.
Nazir (2000) menyatakan reliabilitas dan validitas mencakup mutu seluruh proses pengumpulan data sejak konsep disiapkan sampai kepada data siap untuk dianalisa. Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, maka perlu diuji dulu kesahihannya, dengan alat uji validitas. Uji validitas dilakukan pada perusahaan sejenis yaitu PT Astra Graphia, Tbk Jl.Sisingamangaraja KM 6,5 No. 4 Medan sebanyak 30 orang. Menurut Arikunto (1998), bahwa jumlah responden untuk uji coba adalah antara 15-50 responden. Responden dalam uji coba validitas tidak diikutkan dengan sebagai responden dalam penelitian ini.
Hasil uji validitas variabel persediaan mesin (Y), variabel lingkungan pengendalian (X1), variabel penilaian resiko manajemen (X2), variabel sistem informasi dan komunikasi (X3), variabel aktivitas pengendalian (X4) dan variabel monitoring (X5) adalah sebagai berikut:
(53)
Tabel 3.2. Uji Validitas Variabel Penelitian
Instrumen Variabel
Butir Instrumen r hitung R tabel Ket
Persediaan Mesin (Y)
1. kelengkapan pencatatan persediaan barang dagangan yang telah dilaksanakan.
2. keakuratan atas pencatatan persediaan barang dagangan yang telah dilaksanakan.
3. prosedur penugasan yang diberikan
perusahaan bagi pelaksana dalam pencatatan. 4. keadaan fisik atas kartu persediaan yang ada. 5. kekonsistensiaan waktu setiap periodik saat
akan melakukan perhitungan fisik persediaan. 6. pelaksanaan atas pengisian kartu stok yang
telah dilaksanakan selama ini.
7. prosedur yang telah ada dalam hal meminta dan menerima sampai dengan pencatatan persediaan.
8. pelaksanaan yang terjadi selama ini dalam perusahaan saat meminta dan menerima sampai dengan pencatatan persediaan.
9. keefisiensian yang ada saat meminta dan
menerima persediaan.
10. kebijakan perusahaan dalam memberi
keamanan atas persediaan apabila terjadi kebakaran, kerusakan dan kebanjiran di gudang.
11. tingkat keamanan di sekitar gudang dalam menjaga persediaan agar tidak terjadi pencurian.
12. kebijakan perusahaan dalam memberikan
maintenance atas persediaan selama persediaan masih ada di gudang
0593 0, 835 0,546 0,884 0,861 0,593 0,835 0,546 0,884 0,861 0,593 0,835 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan :
Uji validitas dilakukan terhadap variabel persediaan mesin (Y), maka hasilnya adalah valid. Artinya pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka
(54)
instrumen tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian ini adalah
N-2=30-2=28 dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk uji validitas pada
penelitian adalah 0,361. Berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai Corrected
Item-Total Correlation bernilai positif dan di atas nilai r tabel 0,361 yang artinya
semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid.
Lanjutan Tabel 3.2.
Lingkungan Pengendalian (X1), Penilaian Resiko
Manajemen (X2), Sistem Informasi dan Komunikasi (X3), Aktivitas Pengendalian (X4) dan
Monitoring (X5)
1. manajemen menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan etika.
2. loyalitas karyawan dalam menunjukkan
kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi.
3. loyalitas pimpinan dalam menunjukkan
kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi.
4. standar etika yang telah ditetapkan oleh
pimpinan pada seluruh unit perusahaan.
5. komitmen yang dimiliki menejemen atas
kejujuran.
6. komitmen yang dimiliki menejemen atas
sportivitas.
7. cara pimpinan mengidentifikasikan pekerjaan dalam suatu posisi.
8. pimpinan dalam melaksanakan analisis
kebutuhan atas keahlian untuk pekerjaan tertentu.
9. peran pimpinan dalam melaksanakan
pendidikan dan pelatihan serta konseling dalam membantu karyawan meningkatkan kompetensinya di dalam pelaksanaan tugas. 10. sikap pimpinan dalam membatasi resiko yang
terkait dengan pencapaian misi perusahaan. 11.proses interaksi yang aktif antara manajer
senior dengan manajemen junior.
12.sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: fungsi akuntansi.
13.sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: sistem informasi manajemen.
14.sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: operasi personil. 0,684 0,550 0,734 0,684 0,733 0,684 0,550 0,734 0,684 0,733 0,684 0,550 0,734 0,684 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
(55)
15. sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: monitoring.
16.sikap positif yang dimiliki pimpinan dalam mendukung fungsi-fungsi yang ada, seperti: audit internal/eksternal.
17. sikap konsisten yang dimiliki pimpinan atas hasil pelaporan keuangan.
18. pelaksanaan bagan organisasi atas fungsi serta pembagian tugas sebagaimana mestinya pada saat ini.
19. perusahaan dalam menfasilitasi arus
informaasi ke dalam/luar perusahaan.
20. pengetahuan serta pengalaman dari manajer kunci mencukupi agar dapat sejalan dengan tanggung jawabnya.
21.pendefinisian otorisasi serta tanggung- jawab di perusahaan pada saat ini.
22. pengkomunikasian otorisasi serta tanggung jawab di perusahaan pada saat ini.
23. penetapan tanggung jawab serta
pendelegasian otorisasi agar dapat sejalan dengan tujuan perusahaan.
24. hubungan atas pengendalian prosedur dengan deskripsi pekerjaan pegawai.
25. pengadaan jumlah karyawan di seluruh unit perusahaan.
26.pengadaan jumlah personil, terutama terkait fungsi proses data dengan level kemampuan relatif atas ukuran aktivitas perusahaan.
27. manajemen sumber daya manusia dalam
mengklasifikasikan posisi dengan menggunakan teknik evaluasi yang dapat dipertanggungjawabkan atas rekuitmen. 28. tindakan sesuai yang diambil terkait dengan
tingkah laku menyimpang dari pegawai. 29. kriteria retensi serta promosi terkait aturan
perilaku lainnya.
30. perusahaan merumuskan tujuan sehingga
menjadikannya sebagai pedoman dalam penetapan kegiatan.
31. perusahaan dalam memperoleh masukkan
yang signifikan atas proses pengkomunikasian tujuan perusahaan.
32. kegiatan strategis yang dilakukan pada saat ini agar dapat sejalan dengan tujuan perusahaan. 0,733 0,684 0,550 0,734 0,684 0,733 0,684 0,550 0,734 0,684 0,733 0,684 0,550 0,734 0,684 0,871 0,910 0,645 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
(56)
33.pimpinan dalam merumuskan faktor- faktor kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan program perusahaan.
34. tujuan perusahaan pada tingkat kegiatan yang didukung dengan sumber daya yang memadai.
35. tujuan perusahaan pada tingkat kegiatan dapat saling melengkapi dengan kegiatan lain sehingga tidak saling bertentangan satu dengan yang lain.
36. pimpinan perusahaan dalam menggunakan
metode identifikasi resiko yang memadai.
37. mekanisme yang ada pada saat ini dalam
mengidentifikasi faktor-faktor pendorong meningkatnya resiko yang timbul.
38. mekanisme yang ada pada saat ini dalam
mengidentifikasikan resiko yang timbul dari faktor internal.
39.mekanisme yang ada pada saat ini dalam
mengidentifikasikan resiko yang timbul dari faktor eksternal.
40. mekanisme yang ada pada saat ini dalam
mengidentifikasi ketidaksesuaian antara program dengan tujuan perusahaan.
41. cara pimpinan melakukan analisis terhadap pengaruh resiko yang ada.
42.pimpinan dalam mengolah resiko berdasarkan berapa besar resiko yang terjadi yang dapat diterima oleh pimpinan perusahaan.
43. pimpinan dalam mengendalikan resiko
berdasarkan berapa besar resiko yang terjadi yang dapat diterima oleh pimpinan perusahaan.
44. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan atas informasi.
45. ketepatan waktu atas informasi yang ada pada saat ini.
46. kemuktahiran atas informasi yang ada pada saat ini.
47. keakuratan atas informasi yang ada pada saat ini. 0,551 0,706 0,871 0,910 0,645 0,551 0,706 0,871 0,910 0,645 0,551 0,862 0,853 0,808 0,862 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
(57)
48.keefektivan yang ada dalam penyampaian tanggung jawab.
49.respon pimpinan perusahaan atas sumbang saran karyawan mengenai peningkatan produktivitas.
50. kecukupan komunikasi lintas unit agar
memungkinkan karyawan memenuhi tanggung jawabnya secara efektif.
51. kelengkapan komunikasi lintas unit agar
memungkinkan karyawan memenuhi tanggung jawabnya secara efektif.
52. keterbukaan saluran komunikasi antar
karyawan.
53. pelaksanaan komunikasi antar bawahan dan atasan yang telah berjalan selama ini.
54.pemisahan tugas yang memadai yang ada
pada saat ini.
55.cara pimpinan dalam memilah-milah tugas agar berjalan secara efektif.
56.cara pimpinan dalam memilah-milah tugas agar berjalan secara efisien.
57.pelaksanaan otorisasi transaksi yang sudah berjalan pada saat ini.
58.pelaksanaan otorisasi aktivitas yang ada pada saat ini.
59.proses semua penerimaan yang dibukukan dalam Buku Kas Umum.
60.proses semua pengeluaran yang dibukukan dalam Buku Kas Umum.
61.dokumen-dokumen yang memadai yang ada
pada saat ini.
62. catatan-catatan yang memadai yang ada pada saat ini.
63. susunan laporan yang didukung dengan
catatan yang kompeten. 64. pengendalian fisik atas aktiva.
65.pengendalian fisik atas catatan persediaan. 66.pengendalian fisik atas catatan akuntansi. 67.pengecekan yang independen atas kinerja.
68.pengendalian berjalan efektif untuk
meminimalkan godaan. 0,853 0,808 0,862 0,853 0,808 0,862 0,904 0,891 0,654 0,518 0,761 0,904 0,891 0,654 0,518 0,761 0,904 0,891 0,654 0,518 0,761 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
(1)
LAMPIRAN VI HASIL ANALISIS REGRESI
Regression
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Persediaan Mesin 4,0958 ,39294 40
Lingkungan
Pengendalian 4,2603 ,37967 40
Penilaian Resiko
Manajemen 3,6732 ,48469 40
Sistem Informasi dan
Komunikasi 3,7975 ,60319 40
Aktivitas Pengendalian 4,1625 ,74984 40
Monitoring 3,6222 ,43639 40
Variables Entered/Removed(b)
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1
Monitoring, Aktivitas Pengendali an , Lingkungan Pengendali an, Penilaian Resiko Manajemen, Sistem Informasi dan Komunikasi( a)
. Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Persediaan Mesin
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 ,957(a) ,915 ,903 ,12233 2,173
a Predictors: (Constant), Monitoring, Aktivitas Pengendalian , Lingkungan Pengendalian, Penilaian Resiko Manajemen, Sistem Informasi dan Komunikasi
(2)
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5,513 5 1,103 73,671 ,000(a)
Residual ,509 34 ,015
Total 6,022 39
a Predictors: (Constant), Monitoring, Aktivitas Pengendalian , Lingkungan Pengendalian, Penilaian Resiko Manajemen, Sistem Informasi dan Komunikasi
b Dependent Variable: Persediaan Mesin
Residuals Statistics(a)
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 3,3414 5,0504 4,0958 ,37597 40
Std. Predicted Value -2,007 2,539 ,000 1,000 40
Standard Error of
Predicted Value ,025 ,073 ,046 ,010 40
Adjusted Predicted Value 3,3230 5,0666 4,0962 ,37933 40
Residual -,24719 ,18899 ,00000 ,11422 40
Std. Residual -2,021 1,545 ,000 ,934 40
Stud. Residual -2,091 1,673 -,001 1,008 40
Deleted Residual -,26472 ,22151 -,00040 ,13373 40
Stud. Deleted Residual -2,207 1,720 -,002 1,026 40
Mahal. Distance ,673 12,800 4,875 2,634 40
Cook's Distance ,000 ,237 ,029 ,041 40
Centered Leverage Value ,017 ,328 ,125 ,068 40
(3)
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. 95% Confidence Interval for B Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound Tolerance VIF
1 (Constant) ,320 ,334 ,958 ,345 1,000 ,359
Lingkungan
Pengendalian ,213 ,054 ,206 3,921 ,000 ,103 ,324 ,900 1,111
Penilaian Resiko
Manajemen ,649 ,050 ,800 12,992 ,000 ,547 ,750 ,655 1,527
Sistem Informasi dan
Komunikasi ,019 ,076 ,029 ,252 ,803 -,135 ,173 ,183 5,464
Aktivitas Pengendalian ,040 ,031 ,076 1,293 ,205 -,023 ,103 ,717 1,396
Monitoring ,245 ,099 ,272 2,467 ,019 ,043 ,446 ,205 4,875
a Dependent Variable: Persediaan Mesin
Collinearity Diagnostics(a)
Model Dimension Eigenvalue
Condition
Index Variance Proportions
(Constant)
Lingkungan Pengendalian
Penilaian Resiko Manajemen
Sistem Informasi dan
Komunikasi
Aktivitas
Pengendalian Monitoring
1 1 5,932 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00
2 ,037 12,647 ,00 ,01 ,05 ,01 ,35 ,01
3 ,018 17,996 ,02 ,09 ,08 ,08 ,12 ,01
4 ,008 28,013 ,01 ,21 ,71 ,01 ,40 ,04
5 ,003 41,875 ,44 ,64 ,05 ,15 ,00 ,09
6 ,002 61,976 ,53 ,06 ,11 ,75 ,12 ,85
(4)
Charts
Regression Standardized Residual
3 2
1 0 -1 -2 -3
Frequency
12
10
8
6
4
2
0
Histogram
Dependent Variable: Persediaan Mesin
Mean =-2.56E-15 Std. Dev. =0.934
N =40
E
xpect
ed
C
um
P
rob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
(5)
Regression Studentized Residual
3 2 1 0 -1 -2 -3
R
egressi
on
S
tandardi
zed
P
redi
ct
ed
V
a
lu
e
3
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
(6)
t Table
cum. prob t.50 t.75 t.80 t.85 t.90 t.95 t.975 t.99 t.995 t.999 t.9995
one-tail
0.50
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.001
0.0005two-tails
1.00
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.05
0.02
0.01
0.002
0.001
df
1 0.000 1.000 1.376 1.963 3.078 6.314 12.71 31.82 63.66 318.31 636.62
2 0.000 0.816 1.061 1.386 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925 22.327 31.599
3 0.000 0.765 0.978 1.250 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841 10.215 12.924
4 0.000 0.741 0.941 1.190 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604 7.173 8.610
5 0.000 0.727 0.920 1.156 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032 5.893 6.869
6 0.000 0.718 0.906 1.134 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707 5.208 5.959
7 0.000 0.711 0.896 1.119 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499 4.785 5.408
8 0.000 0.706 0.889 1.108 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355 4.501 5.041
9 0.000 0.703 0.883 1.100 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250 4.297 4.781
10 0.000 0.700 0.879 1.093 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169 4.144 4.587
11 0.000 0.697 0.876 1.088 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106 4.025 4.437
12 0.000 0.695 0.873 1.083 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055 3.930 4.318
13 0.000 0.694 0.870 1.079 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012 3.852 4.221
14 0.000 0.692 0.868 1.076 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977 3.787 4.140
15 0.000 0.691 0.866 1.074 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947 3.733 4.073
16 0.000 0.690 0.865 1.071 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921 3.686 4.015
17 0.000 0.689 0.863 1.069 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898 3.646 3.965
18 0.000 0.688 0.862 1.067 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878 3.610 3.922
19 0.000 0.688 0.861 1.066 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861 3.579 3.883
20 0.000 0.687 0.860 1.064 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845 3.552 3.850
21 0.000 0.686 0.859 1.063 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831 3.527 3.819
22 0.000 0.686 0.858 1.061 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819 3.505 3.792
23 0.000 0.685 0.858 1.060 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807 3.485 3.768
24 0.000 0.685 0.857 1.059 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797 3.467 3.745
25 0.000 0.684 0.856 1.058 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787 3.450 3.725
26 0.000 0.684 0.856 1.058 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779 3.435 3.707
27 0.000 0.684 0.855 1.057 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771 3.421 3.690
28 0.000 0.683 0.855 1.056 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763 3.408 3.674
29 0.000 0.683 0.854 1.055 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756 3.396 3.659
30 0.000 0.683 0.854 1.055 1.310 1.697 2.042 2.457 2.750 3.385 3.646
40 0.000 0.681 0.851 1.050 1.303 1.684 2.021 2.423 2.704 3.307 3.551
60 0.000 0.679 0.848 1.045 1.296 1.671 2.000 2.390 2.660 3.232 3.460
80 0.000 0.678 0.846 1.043 1.292 1.664 1.990 2.374 2.639 3.195 3.416
100 0.000 0.677 0.845 1.042 1.290 1.660 1.984 2.364 2.626 3.174 3.390
1000 0.000 0.675 0.842 1.037 1.282 1.646 1.962 2.330 2.581 3.098 3.300