Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

berpengaruh secara parsial terhadap Persediaan mesin fotokopi pada PT Astragraphia Tbk di Jakarta. H 1 : β i ≠ 0; Lingkungan pengendalian, Penilaian resiko manajemen, Sistem komunikasi dan informasi, Aktivitas pengendalian, dan Monitoring berpengaruh secara parsial terhadap Persediaan mesin fotokopi pada PT Astragraphia Tbk di Jakarta. Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah dengan uji statistik t dua arah, dengan ketentuan apabila hasil t hitung t tabel maka H ditolak dan H 1 diterima, sebaliknya H diterima dan H 1 ditolak apabila – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel . Hasil pengujian signifikan dapat juga dilihat dari besarnya nilai signifikan yang diperoleh, yaitu apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima, tetapi apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka H diterima dan H 1 ditolak. Rumus yang digunakan untuk uji statistik t hitung : , 1, 2,..., i i hitung b b t i p S = = dimana: b = koefisien regresi S b = kesalahan baku koefisien

3.9. Pengujian Asumsi Klasik

3.9.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F Universitas Sumatera Utara diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Oleh sebab itu Santoso 2001 menyatakan “Untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau mendekati normal dan atau bias dianggap normal, jika bias maka akan dilakukan uji Normality Plot, yaitu suatu pengujian dengan menggunakan Grafik PP-Plot”. Uji normalitas data dengan menggunakan Uji Normality Plot dengan dasar pengambilan keputusan melihat grafik PP-Plot yaitu jika terlihat sebaran data bergerombol di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Dengan demikian data tersebut bisa dikatakan normal.

3.9.2. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. Menurut Ghozali 2005 bahwa “jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal”. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF, jika nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF 10 berarti terdapat multikolinearitas.

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Santoso 2001 uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka Universitas Sumatera Utara disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Menurut Gujarati dalam Ghozali 2005 bahwa “salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji Glejser yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen “Uji Glejser” dengan menggunakan SPSS, apabila variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen nilai absolut Ut Abs Ut, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum PT Astra Graphia Tbk

Astragraphia mengawali perjalanannya pada tahun 1971 sebagai Devisi Xerox di PT Astra International yang bergerak dalam bidang pemasaran dan penyediaan layanan purna jual bagi mesin fotokopi Xerox secara eksklusif di seluruh Indonesia. Dengan perkembangan bisnis yang pesat, PT Astra Graphia Tbk didirikan berdasarkan akta Notaris Kartini Muljadi, S.H. No. 186 tanggal 31 Oktober 1975, dan selanjutnya pada tanggal 22 April 1976 PT Astra Graphia Tbk secara resmi mengoperasikan bisnis Xerox yang merupakan pemisahan dari Divisi Xerox PT Astra Internasional. Guna membangun landasan yang kokoh bagi pertumbuhan bisnisnya, pada tahun 1989 Astragraphia menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dahulu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan sibol saham ASGR. Saat ini saham Astragraphia dimiliki oleh PT Astra Internasional sebanyak 76,87, dan publik sebanyak 23,13. Untuk mengembangkan usaha dan memperkuat kemampuan dalam memberikan solusi bisnis berbasis teknologi informasi yang terbaik dan inovatif bagi pelanggan, Perseroan melakukan kerjasama strategis strategic alliances dengan mitra usaha yang memiliki reputasi international. Saat ini Perseroan menjalin kerjasama dengan perusahaan perusahaan terkemuka kelas dunia, antara lain : Fuji Xerox, Marconi, Cisco System, SAP, Oracle dan Microsoft. Universitas Sumatera Utara