Akhlak Siswa Pembentukan Akhlak Siswa
d. Memberi pahala dan sanksi, untuk menumbuhkan kesadaran atas motivasi
iman sehingga dapat memperbaharui niat dan pelaksanaannya. e.
Memberikan keteladanan yang baik, hal ini penting sebab anak-anak itu suka meniru orang-orang yang mereka lihat baik tindakan maupun budi
pekertinya.
60
Memperhatikan pendapat di atas, penulis ingin menyampaikan juga pendapat yang selaras dengan apa yang disampaikan oleh Abdullah Nasih Ulwan,
dalam bukunya Pendidikan Anak dalam Islam beliau mengutip dari pendapat para ahli bahwa metode pendidikan yang berpengaruh terhadap anak, dalam hal yang
menyangkut iman, moral, mental, jasmani maupun rohani tersimpul dalam lima hal, yaitu:
a. Pendidikan dengan keteladanan:
adalah pendidikan melalui keteladanan pendidik. Mengingat pendidik adalah seorang figur terbaik dalam
pandangan anak, yang tindak-tanduk dan sopan-santunnya, disadari atau tidak, akan ditiru oleh mereka, baik perkataan atau perbuatan, akan
senantiasa tertanam dalam kepribadian anak b.
Pendidikan dengan
adat kebiasaan:
adalah pendidikan
yang menggunakan peranan pembiasaan, dalam pengajaran dan pendidikan bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak untuk menumbuhkan tauhid yang murni, budi pekerti yang mulia, rohani yang luhur dan etika religi yang
lurus c.
Pendidikan dengan nasihat: adalah pendidikan anak dengan petuah dan
memberikan kepadanya nasihat-nasihat, karena nasihat memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak-anak kesadaran akan hakikat
sesuatu, mendorong mereka menuju harkat dan martabat yang luhur, menghiasi dengan akhlak yang mulia, serta membekali dengan prinsip-
prinsip Islam d.
Pendidikan dengan memberikan perhatian: adalah pendidikan yang
senantiasi mencurahkan perhatian penuh dan mengikuti perkembangan
60
Sa’aduddin, op.cit, h. 59-89
aspek akidah dan moral anak, mengawasi dan memperhatikan kesiapan moral dan sosial
e. Pendidikan dengan memberikan hukuman
: adalah pendidikan dengan menggunakan hukuman sesuai dengan syaria’at Islam. Menurut para imam
mujtahid dan ulama ushul fiqh, syari’at Islam memiliki peran dalam
melindungi lima kebutuhan, yaitu: a menjaga agama, b menjaga jiwa, c menjaga kehormatan, d menjaga akal, e dan menjaga harta.
61
Dari uraian di atas penulis berpendapat bahwauntuk melakukan perannya yang begitu kompleks, seorang guru Pendidikan Agama Islam, harus melibatkan
semua unsur kekuatannya, yang di dalamnya meliputi kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual. Dengan demikian berarti tugas dan
peranguru Pendidikan Agama Islam memang harus dilakukan oleh seorang yang ahli dan selalu konsisten dengan tanggung jawab pada perannya agar dapat
mengambil langkah-langkah tepat dalam membentuk akhlak siswa serta memberikan pengaruh secara efektif.