Faktor Pembentuk Akhlak Pembentukan Akhlak Siswa

j. Dan lain-lain. 57 Adapun contoh akhlak buruk, adalah antara lain: a. Bohong, ingkar janji, fitnah, dan munafik b. Takabur, riya, dan ujub c. Iri dengki hasad, putus asa, pengecut, pemalas, fasiq, dan dendam d. Tamak, rakus, dan kikir e. Dzalim, suka mengicuh, adu domba, dan memutuskan silahturrahim. f. Dan lain-lain. 58

5. Pembentukan Akhlak Siswa

Pembentukan adalah sebuah kata benda yang memiliki arti proses, cara, atau perbuatan membentuk. 59 Bika demikian maka dapat disimpulkan bahwa pembentukan membutuh suatu cara, untuk melakukan sesuatu bentukan, dan hal itu melalui proses. Dapat dibayangkan bahwa pembentukan itu bukan hal yang mudah. Untuk hasil yang baik harus ada keahlian, kesungguhan dan ketulusan, karena semua itu dapat memberikan pengaruh yang baik pada bentuk yang akan dihasilkan. Hal tesebut di atas juga berlaku pada pembentukan akhlak siswa. Dr. Iman Abdul Mukmin Sa’aduddin dalam bukunya Meneladani Akhlak Nabi menyampaikan pendapatnya tentang 5 lima cara atau metode dalam pembinaan akhlak, yaitu: a. Memberikan pelajaran atau nasihat, menunjukkan yang baik dan maslahat dengan maksud agar menghindari mudarat. b. Membiasakan akhlak yang baik, mengulangi kegiatan tertentu berkali-kali agar menjadi bagian hidup, seperti shalat dan shalat c. Memilih teman yang baik, karena teman itu tak lepas dan saling mempengaruhi, dan temanlah yang menunjukkan tentang orang yang ditemaninya 57 Chatibul Umam, Aqidah Akhlaq untuk Madrasah Tsanawiyah kelas I, Kudus: Menara Kudus, 1990, h. 175 - 176 58 Ibid., h. 176-177 59 Departemen Pendidikan Nasional, op. Cit., h. 136 d. Memberi pahala dan sanksi, untuk menumbuhkan kesadaran atas motivasi iman sehingga dapat memperbaharui niat dan pelaksanaannya. e. Memberikan keteladanan yang baik, hal ini penting sebab anak-anak itu suka meniru orang-orang yang mereka lihat baik tindakan maupun budi pekertinya. 60 Memperhatikan pendapat di atas, penulis ingin menyampaikan juga pendapat yang selaras dengan apa yang disampaikan oleh Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya Pendidikan Anak dalam Islam beliau mengutip dari pendapat para ahli bahwa metode pendidikan yang berpengaruh terhadap anak, dalam hal yang menyangkut iman, moral, mental, jasmani maupun rohani tersimpul dalam lima hal, yaitu: a. Pendidikan dengan keteladanan: adalah pendidikan melalui keteladanan pendidik. Mengingat pendidik adalah seorang figur terbaik dalam pandangan anak, yang tindak-tanduk dan sopan-santunnya, disadari atau tidak, akan ditiru oleh mereka, baik perkataan atau perbuatan, akan senantiasa tertanam dalam kepribadian anak b. Pendidikan dengan adat kebiasaan: adalah pendidikan yang menggunakan peranan pembiasaan, dalam pengajaran dan pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak untuk menumbuhkan tauhid yang murni, budi pekerti yang mulia, rohani yang luhur dan etika religi yang lurus c. Pendidikan dengan nasihat: adalah pendidikan anak dengan petuah dan memberikan kepadanya nasihat-nasihat, karena nasihat memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak-anak kesadaran akan hakikat sesuatu, mendorong mereka menuju harkat dan martabat yang luhur, menghiasi dengan akhlak yang mulia, serta membekali dengan prinsip- prinsip Islam d. Pendidikan dengan memberikan perhatian: adalah pendidikan yang senantiasi mencurahkan perhatian penuh dan mengikuti perkembangan 60 Sa’aduddin, op.cit, h. 59-89