rangsangan kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam reflective thinking
”.
34
Menurut H. Zuhairini, Abdul Ghofir, dan Slamet As. Yusuf, “Metode diskusi dimaksudkan untuk merangsang murid berpikir dan
mengeluarkan pendapat sendiri, serta ikut menyumbangkan pikiran dalam satu masalah bersama yang terkandung banyak kemungkinan-
kemungkinan jawaban”.
35
Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa tujuan dari metode diskusi itu adalah cukup potensial untuk menggali
potensi yang ada pada diri siswa, membantu siswa berpikir secara kritis dan juga untuk mengembangkan motivasi belajar.
c. Jenis-jenis Diskusi
Ditinjau dari sudut formalitas dan jumlah peserta yang mengikutinya, Muhibbin Syah menggolongkan diskusi menjadi empat
macam: 1 Diskusi Informal. Biasanya hanya kelompok-kelompok kecil yang
salah seorang diantaranya tampil sebagai pemimpin tanpa pembantu atau wakil.
2 Diskusi Formal. Dua diantara peserta dipilih atau ditunjuk sebagai pemimpin dan wakilnya.
3 Diskusi Panel. Kata “panel” sendiri berarti kelompok pembicara
yang dipilih untuk berbicara. Tugas utama mereka ini menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta.
4 Diskusi Simposium.
Agenda masalah
dalam simposium
disampaikan oleh seorang pemrasaran atau lebih umumnya lebih. Pemrasaran secara bergiliran menyampaikan uraian pandangannya
mengenai topik yang sama atau salah satu aspek dari topik yang sama tersebut.
36
34
Muhibbin.... h. 205.
35
H. Zuhairini... h. 89.
36
Muhibbin... h. 206.
Sedangkan ditinjau dari sudut pola pemusatan orang yang berperan dalam diskusi di sekolah, metode diskusi terbagi menjadi dua:
1. Pola diskusi teacher centrality terpusat pada guru. Peran guru:
1 Indikator, yakni yang menampilkan agenda masalah sebagai topik diskusi.
2 Direktur, yang mengarahkan pembicaraan. 3 Moderator, yang berwenang mengatur lalu lutas pembicaraan.
4 Evaluator, penilai kemajuan dan partisipasi para partisipan.
Peran siswa partisipan: 1 Kontributor, penyumbang saran dan pemikiran
2 Evaluator, penilai taraf keberhasilan upaya pemecahan masalah. 2. Pola diskusi student centrality terpusat pada siswa.
Peran guru: 1 Indikator;
2 Konsultan penasehat; 3 Encourager pendorong semangat;
4 Observer dan Evaluator peninjau dan penilai partisipan.
Peran siswa partisipan: 1 Moderator;
2 Kontributor; 3
Encourager; 4
Evaluator.
37
Pelaksanaan diskusi menurut H. Zuhairin, Abdul Ghofir, dan Slamet As. Yusuf dapat dengan:
1. Diskusi kelas class discussion langsung dipimpin oleh guru, dengan melontarkan bahan pokok
bahasan diskusi kepada semua anak, dan setiap anak diharapkan partisipasinya untuk memecahkannya bersama-
sama.
2. Diskusi kelompok small group discussion Dengan jalan membagi kelas menjadi beberapa kelompok
dengan beberapa pokok bahasan diskusi yang berbeda-beda. Tahap pertama pokok bahasan tersebut didiskusikan dalam
37
Muhibbin... h. 207