2. Manfaat praktis kepada pihak-pihak terkait, meliputi: a. Guru PKn sebagai bahan masukan dan pedoman dalam
pelaksanaan metode diskusi. b. Siswa sebagai penerima ilmu dapat menjadikan metode diskusi
ini untuk mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah. c. Sekolah sebagai umpan balik feed back agar terus berupaya
meningkatkan dan mengembangkan metode diskusi. d. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam
menerapkan pembelajaran PKn melalui metode diskusi.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran Aktif
a. Pengertian Pembelajaran Aktif
Menurut Melvin L. Silberman dalam bukunya active Learning berpendapat, What I hear, I forget. What I hear see, and ask questions
about or discuss with someone else, I begin to understand. What I hear, see discuss, and do, I acquire knowledge and skill. What I teach
to another, I master. Apa yang saya dengar, saya lupa, Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit, apa yang saya dengar, lihat,
dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa kolegateman, saya mulai paham, apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan,
saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan, Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya.
1
Pendapat tersebut mengindikasikan bahwa pembelajaran yang aktif adalah pembelajaran yang di dalamnya mengandung unsur
mendengar, melihat,
mendiskusikan, mempraktekkan,
dan mengajarkannya kepada orang lain. Sedangkan kata aktif berarti setiap
orangindividu terlibat dalam interaksi yang membahas sebuah persoalan atau pembelajaran.
Belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif. Belajar aktif
meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan
dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Juga terdapat teknik-teknik memimpin belajar bagi seluruh
kelas, bagi kelompok kecil, merangsang diskusi dan debat, mempraktekkan
keterampilan-keterampilan, mendorong
adanya
1
Silberman, Melvin L., Active Learningterjemahan. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007, Cet. 6, h. 2
pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat peserta didik dapat saling mengajar satu sama lain.
Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan. Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihar orang yang belajar
tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat, memandang,
membaca, mengingat, berpikir, latihan atau praktek, dan sebagainya. Dalam belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari
situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang mempengaruhi dan
menentukan aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian. Setiap situasi di manapun dan kapanpun memberikan kesempatan belajar
kepada seseorang. Aktivitas-aktivitas belajar itu menurut Syaiful Bahri Djamarah
meliputi: mendengarkan,
memandang, meraba,
membau, mencicipimengecap, menulis atau mencatat, membaca, membuat
ikhtisar atau rangkuman dan menggarisbawahi, mengamati tabel-tabel, digram-diagram dan bagan-bagan, menyusun paper atau kertas kerja,
mengingat, berpikir, serta latihan atau praktek.
2
Dalam kalimat bijak terungkap “Anda dapat memberitahu para
peserta didik tentang apa yang perlu mereka ketahui dengan sangat cepat. Tetapi mereka bahkan akan lebih cepat melupakan apa yang
anda beritahu kepada mereka ”. Ada banyak hal yang dapat diajarkan,
bukan diberitahukan Belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi ke kepala seorang peserta didik. Belajar
membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan pelajar itu sendiri. Penjelasan dan peragaan oleh mereka sendiri tidak akan menuju ke
arah belajar yang sebenarnya dan tahan lama. Hanya belajar aktif saja yang akan mengarah kepada pengertian ini.
2
Syaifu Bahri Djamarah., Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2000. h. 38.