Pengertian Pembelajaran Aktif Pembelajaran Aktif

pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat peserta didik dapat saling mengajar satu sama lain. Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan. Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihar orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat, memandang, membaca, mengingat, berpikir, latihan atau praktek, dan sebagainya. Dalam belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang mempengaruhi dan menentukan aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian. Setiap situasi di manapun dan kapanpun memberikan kesempatan belajar kepada seseorang. Aktivitas-aktivitas belajar itu menurut Syaiful Bahri Djamarah meliputi: mendengarkan, memandang, meraba, membau, mencicipimengecap, menulis atau mencatat, membaca, membuat ikhtisar atau rangkuman dan menggarisbawahi, mengamati tabel-tabel, digram-diagram dan bagan-bagan, menyusun paper atau kertas kerja, mengingat, berpikir, serta latihan atau praktek. 2 Dalam kalimat bijak terungkap “Anda dapat memberitahu para peserta didik tentang apa yang perlu mereka ketahui dengan sangat cepat. Tetapi mereka bahkan akan lebih cepat melupakan apa yang anda beritahu kepada mereka ”. Ada banyak hal yang dapat diajarkan, bukan diberitahukan Belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi ke kepala seorang peserta didik. Belajar membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan pelajar itu sendiri. Penjelasan dan peragaan oleh mereka sendiri tidak akan menuju ke arah belajar yang sebenarnya dan tahan lama. Hanya belajar aktif saja yang akan mengarah kepada pengertian ini. 2 Syaifu Bahri Djamarah., Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2000. h. 38.

b. Inti dan Kerangka Belajar Aktif

Suatu kebutuhan manusia dalam merespon yang lain dan secara bersama-sama terlibat dalam mencapai tujuan disebut reciprocity. Reciprocity merupakan sumber motivasi yang setiap pengajar dapat mengalirkan stimulasi untuk belajar dan keterlibatan yang diperlukan. Reciprocity diperlukan bagi kelompok untuk mencapai tujuan, kemudian terdapat proses yang menyebabkan individu terlibat dalam belajar, mengantarkannya pada kemampuan yang diperlukan dalam menyusun kelompok. 3 Pada saat kegiatan belajar itu aktif, peserta didik melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka menggunakan otak mereka. Mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan secara pribadi menarik hati. Seringkali, peserta didik tidak hanya terpaku di tempat-tempat duduk mereka, berpindah-pindah dan berpikir keras. Metode mengajar dan belajar aktif menciptakan gabungan yang paling bagus untuk peserta didik sekarang. Mereka hidup di dunia di mana hal-hal terjadi secara cepat dan banyak pilihan. Objek-objek, baik yang riil maupun virtual lebih cepat. Kesempatan untuk mengubah sesuatu dari satu keadaan pada keadaan yang lain terjadi dimanapun. Agar efektif, pendidik hendaknya menggunakan hal-hal berikut: diskusi kelompok kecil dan proyek penelitian, presentasi kelas dan berdebat, latihan pengalaman, pengalaman lapangan, simulasi dan studi kasus.

2. Pembelajaran PKn

a. Pengertian Pembelajaran PKn

Ada banyak pengertian yang diberikan oleh ahli Pendidikan dan teori belajar terhadap arti belajar itu sendiri. Hal demikian merupakan suatu yang wajar dalam perkembangan keilmuan, karena masing- 3 Silberman, Melvin L., Active Learningterjemahan. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007, Cet. 6, h. 9. masing dari mereka mempunyai metode, pendekatan, dan latar belakang yang berbeda, serta lingkungan sosio-kultural yang mengitarinya juga berbeda pula. Namun diantara mereka masih terdapat titik singgung atau titik temu mengenai apa belajar itu sendiri dan juga apa hakikat dari belajar. Menurut Muhibbin Syah, “Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. 4 Sedangkan Arief S. Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono, dan Rahardjito mengartikan kata pembelajaran sengaja dipakai sebagai padanan kata dari kata bahasa Inggris instruction yang mempunyai pengertian lebih luas daripada pengajaran. Jika kata pengajaran ada dalam konteks guru-murid dikelas ruang formal, pembelajaran atau instruction mencakup kegiatan belajar mengajar yang dihadiri guru secara fisik. Oleh karena dalam instruction yang ditekankan adalah proses belajar, maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa kita sebut pembelajaran. 5 Dalam beberapa kutipannya, Muhibbin Syah mendefinisikan makna belajar sebagai berikut: Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. … acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience. belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya process of acquiring responses as a result of special practice, belajar ialah proses memperoleh respons- respons sebagai akibat adanya latihan khusus. Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior. Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme manusia atau hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that accurs as a result of experience. Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macamkeseluruhan tingkah laku suatu 4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru , Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997, cet. 3, h. 92. 5 Arief S. Sadiman dkk., Media Pendidika: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta: Pustekom. Dikbud. dan PT. RajaGrafindo, 2010, cet. 14 h. 7

Dokumen yang terkait

Implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa arab di madrasah ibtidaiyah

0 12 14

Penerapan Model Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah : penelitian tindakan kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta

2 42 160

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa melalui metode eksperimen: penelitian tindakan kelas di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al-Mukhlisin Pasar Minggu Jakarta Selatan

0 12 182

Efektifitas pembelajaran akidah akhlak pada siswa kelas IV di madrasah ibtidaiyah Alhikmah Kalibata Jakarta Selatan

3 17 78

Upaya meningkatkan hasil belajar fiqih melalui penerapan metode demonstrasi di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Kalibata Jakarta Selatan : penelitian tindakan kelas

3 9 87

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Outdoor Learning terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas III dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Pondok Karya Tangerang Selatan

29 303 156

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR PKn KELAS IV MELALUI PENERAPAN METODE THINK- Peningkatan Aktivitas Siswa Dan Hasil Belajar PKn Kelas IV Melalui Penerapan Metode Thinkpair-Share Di SDN Sugiharjo 02 Pati Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 0 17

PENINGKATAN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE QUANTUM LEARNING Peningkatan Motivasi Dalam Pembelajaran PKn Melalui Metode Quantum Learning Pada Siswa Kelas VI SD IT Hidayah Klaten Tahun 2012/2013.

0 1 15

PENINGKATAN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE QUANTUM LEARNING Peningkatan Motivasi Dalam Pembelajaran PKn Melalui Metode Quantum Learning Pada Siswa Kelas VI SD IT Hidayah Klaten Tahun 2012/2013.

0 1 14

UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI SKI MELALUI METODE PEMBELAJARAN SARAPAN PAGI PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL HUDA 2 BONDOWOSO TAHUN 2008 - Test Repository

0 1 52