Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

49 terdapat problem multikolonieritas multikom. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor VIF serta besaran korelasi antar variabel independen. 47 Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance, sedangkan dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah dibawah 0,5. Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko. 48 Untuk teknik analisa data ini, peneliti menggunakan survei langsung kelapangan melalui penyebaran kuesioner. Setelah dihitung dan data kuesioner didapatkan maka harus dihitung validitasnya. Dimana arti validitas itu sendiri adalah instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pustakawan layanan sirkulasi terhadap peningkatan jumlah Anggota dengan menggunakan Regresi Linier. Hal ini peneliti ambil karena Regresi Linier ialah bentuk hubungan di mana variabel bebas X maupun variabel tergantung Y sebagai faktor yang berpangkat satu. Regresi linier ini dibedakan menjadi: 47 Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Program SPSS, Semarang: Universitas Diponegoro, 2009, hlm. 95. 48 Santoso Singgih, Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS Jakarta: PT. Alex Media Komputindo, 2010, hlm. 213. 50 a. Regresi linier sederhana dengan bentuk fungsi: Y = a + bX + e, b. Regresi linier berganda dengan bentuk fungsi: Y = b0 + b1X1 + . . + bpXp + e Dari kedua fungsi di atas 1 dan 2; masing-masing berbentuk garis lurus linier sederhana dan bidang datar linier berganda. 49 Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen X dengan variabel dependen Y. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut: Keterangan: Y’ = Variabel dependen nilai yang diprediksikan X = Variabel independen a = Konstanta nilai Y’ apabila X = 0 b = Koefisien regresi 49 I M. Narka Tenaya, “Regresi Linear Sederhana”, Bahan Kuliah Ekonometrika Program Studi Agribisnis, diakses dari http:www.fp.unud.ac.idindwp- contentuploadsmk_ps_agribisnisekonomitrika2_.2020Analisis20Regresi20Linier20S ederhana.pdf , pada tanggal 18 Maret 2015 pukul 14:19, hlm. 8. Y’ = a + bX 51 Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan Rumus dibawah ini: 50 a = Σy Σx² - Σx Σxy nΣx² – Σx² b = nΣxy – Σx Σy nΣx² – Σx² Berikut ini adalah Langkah-langkah dalam melakukan Analisis Regresi Linear Sederhana: 51 1. Tentukan Tujuan dari melakukan Analisis Regresi Linear Sederhana 2. Identifikasikan Variabel Faktor Penyebab Predictor dan Variabel Akibat Response 3. Lakukan Pengumpulan Data 4. Hitung X², Y², XY dan total dari masing-masingnya 5. Hitung a dan b berdasarkan rumus di atas. 6. Buatkan Model Persamaan Regresi Linear Sederhana. 7. Lakukan Prediksi atau Peramalan terhadap Variabel Faktor Penyebab atau Variabel Akibat. Terkait dengan penggunaan alat uji regresi linier sederhana terdapat beberapa analisis yang digunakan, antara lain: 50 Diergaz Febregaz. Modul Regresi Linier Sederhana, diakses dari http:www.ilab.gunadarma.ac.idmodulNewATAModul20ATAStatistika2022020Prak M7.pdf pada 20 Oktober 2015 pukul 14:18 51 Dickson Kho, Analisis Regresi Linear Sederhana Simple Liear Regression, diakses dari http:teknikelektronika.comanalisis-regresi-linear-sederhana-simple-linear-regression pada 20 Oktober 2015 pukul 14:25 52 1. Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi R ₂ pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 52 2. Uji Signifikan Simultan Uji Statistik F Uji Statisitk F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji F digunakan untuk rnengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. 53 Dasar pengambil keputusan adalah sebagai berikut: a. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H ₀ diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. b. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H ₀ ditolak atau Ha diterima, ini berani menyatakan bahwa semua variabel 52 Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Program SPSS, Semarang: Universitas Diponegoro, 2009, hlm. 83 53 Imam, Aplikasi Multivariate Program SPSS, hlm. 84. 53 independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen atau terikat. 3. Uji Signifikansi Parsial Uji Statistik t Uji statisitik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. 54 Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: a. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H ₀ diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. b. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H ₀ ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. 4. Analisis Korelasi Metode korelasi bertujuan untuk mengetahui dan menemukan ada tidaknya antara variabel yang telah ditetapkan untuk penelitian hingga dapat mengukur karakteristik hubungan, serta arti maupun implikasinya dari hubungan positif + maupun negatif -. Dalam korelasi ada dua arah korelasi, yaitu searah dan tidak searah. Pada IBM 54 Imam, Aplikasi Multivariate Program SPSS, hlm. 83. 54 SPSS hal ini ditandai dengan pesan two tailed. Arah korelasi dilihat dari angka koefesien korelasi. Jika koefesien korelasi positif, maka hubungan kedua variabel searah. Searah artinya jika variabel X nilainya tinggi, maka variabel Y juga tinggi. Jika koefesien korelasi negatif, maka hubungan kedua variabel tidak searah. Tidak searah artinya jika variabel X nilainya tinggi, maka variabel Y akan rendah. Metode yang digunakan untuk menghitung karakteristik besarnya korelasi adalah metode korelasi multivariat, yaitu metode statistik yang dapat menggambarkan dan menemukan hubungan antara beberapa variabel. Untuk mentafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut 55 : 0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah dianggap tidak ada 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat 0,5 – 0,75 : korelasi kuat 0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis: Ho; p = 0: tidak ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua variabel. Ha; p ≠ 0: ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua variabel. Pengujian berdasarkan signifikan: Jika probabilitas 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitas 0,05 Ho ditolak. 55 Jonathan Sarwono dan Ely Suhayati, Riset Akuntansi Menggunakan SPSS, Yogyakarta: Graha Ilmu, [s.a], hlm. 200. 55

G. Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini diuraikan dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan definisi operasional dan cara pengukurannya. a. Peningkatan Jumlah Anggota X perpustakaan mempunyai tugas memberi pelayanan kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan informasi tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama maupun umur. Dengan adanya peningkatan jumlah Anggota maka dapat dikatakan perpustakaan ini mengalami perkembangan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala 5 poin dari sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, netral 3, setuju 4, dan sangat setuju 5. b. Kualitas Pustakawan Layanan Sirkulasi Y Layanan sirkulasi merupakan tolak-ukur keberhasilan sebuah perpustakaan. Perpustakaan akan dinilai baik secara keseluruhan apabila dinilai mampu memberikan layanan yang terbaik sesuai dengan harapan Anggota atau sebaliknya akan dinilai buruk apabila layanan yang diberikan buruk atau kurang memuaskan sesuai harapan Anggota . Variabel ini diukur dengan menggunakan skala 5 poin dari sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, netral 3, setuju 4, dan sangat setuju 5

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut 56 merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, akan tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran. 56 Hipotesis yang akan digunakan pada penelitian adalah: 1. H : Tidak Ada Pengaruh Peningkatan Jumlah Anggota terhadap Kualitas pustakawan layanan sirkulasi. 2. H 1 : Ada Pengaruh Peningkatan Jumlah Anggota terhadap Kualitas pustakawan layanan sirkulasi. 56 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hlm. 71. 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bekasi

1. Sejarah berdirinya Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota

Bekasi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bekasi dahulu adalah Kantor Perpustakaan Daerah KAPERPUSDA yang dibentuk untuk meningkatkan kondisi fisik masyarakat Kota Bekasi untuk mewujudkan visi Kota Bekasi Cerdas, Sehat, Ihsan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 05 Tahun 2008 tentang urusan Pemerintah Wajib dan Pilihan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Bekasi Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 05 dibentuklah Kantor Perpustakaan Daerah KAPERPUSDA Kota Bekasi. Kantor Perpustakaan Daerah Pemerintah Kota Bekasi tersebut merupakan unsur Lembaga Teknis Daerah yang dalam kedudukannya bertanggung jawab kepada Walikota Bekasi melalui Sekretaris Daerah. Berdasarkan Peraturan Saerah Kota Bekasi Nomor 09 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kota Bekasi No 05 Tahun 2008 Tentang Lembaga Teknis Daerah Kota Bekasi. Ketentuan Pasal 2 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk perangkat daerah sebagai Lembaga Teknis Daerah berupa Badan, Inspektorat, Rumah 58 Sakit Umum Daerah dan Kantor yang melaksanakan fungsi utama selaku unsur pendukung tugas Walikota dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis yang bersifat spesifik dengan susunan yang sudah berubah menjadi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Pasal 25 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan kepustakaan dan kearsipan.

2. Visi dan Misi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bekasi

a. Visi

Terwujudnya Masyarakat Kota Bekasi Yang Cerdas, Terampil dan Kompetitif Dengan Meningkatkan Gemar Membaca.

b. Misi

Mewujudkan Masyarakat Kota Bekasi Yang Cerdas, Terampil dan Kompetitif Dengan Meningkatkan Gemar Membaca, dengan cara: 1 Mewujudkan perpustakaan yang berbasis teknologi informasi dengan sistem pelayanan yang cepat dan tepat dan perpustakaan yang dikenal masyarakat; 2 Meningkatkan eksistensi dan kualitas pelayanan untuk mengembangkan kondisi fisik dan kebiasaan membaca masyarakat;