Ciri Masa Remaja Remaja

reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak Hurlock, 1990; Papalia Olds, 2001, dalam Jahja, 2011. Masa remaja yang secara literatur berarti “tumbuh hingga mencapai kematangan”, secara umum berarti proses fisiologis, sosial, dan kematangan yang dimulai dengan perubahan pubertas Wong dkk, 2008. Pubertas puberty adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja awal Santrock, 2003. Masa remaja dibagi menjadi masa remaja awal dan masa remaja akhir Santrock, 2003. Masa remaja awal early adolescence kira-kira sama dengan masa sekolah menengah pertama dan mencakup kebanyakan perubahan pubertas, berlangsung antara usia 13 tahun sampai 16-17 tahun Santrock, 2003; Jahja, 2011. Masa remaja akhir late adolescence, yaitu usia matang secara hukum berkisar antara usia 16-17 tahun hingga 18 tahun Jahja, 2011. Jadi dapat didefinisikan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa anak menjadi dewasa berkisar usia belasan yaitu antara usia 11 tahun hingga 19 tahun yang ditandai dengan perubahan yang cepat baik biologis, psikologis, maupun sosial.

2. Ciri Masa Remaja

Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia, menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa Santrock, 2003. Pendapat lain bahwa masa remaja juga dikatakan sebagai masa perubahan Jahja, 2011. Beberapa perubahan yang terjadi masa remaja, di antaranya perubahan fisik, kognitif, sosial, dan emosional Wong dkk, 2008. a. Perubahan Fisik Terdapat lima perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja, yaitu pertambahan tinggi badan yang cepat pacu tumbuh, perkembangan seks sekunder, perkembangan organ-organ reproduksi, perubahan komposisi tubuh serta perubahan sistem sirkulasi dan sistem respirasi yang berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh Tanner, 1989 dalam Batubara, 2010. Perubahan fisk yang terjadi, yang paling tampak nyata semasa pubertas adalah meningkatnya tinggi dan berat, serta kematangan seksual Santrock, 2003. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja Jahja, 2011. Remaja menunjukkan perhatian yang besar terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan mengembangkan gambaran pribadi mengenai seperti apa tubuh mereka Santrock, 2003. b. Perubahan Kognitif Berpikir kognitif mencapai puncaknya pada kemampuan berpikir abstrak. Pada tahap ini, yaitu periode operasional formal, merupakan tahap Piaget yang ke empat dan terakhir. Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual, yang merupakan ciri berpikir konkret Wong dkk, 2008. Piaget juga mengatakan bahwa remaja termotivasi untuk memahami dunia dan menyesuaikan berpikirnya untuk mendapat informasi baru Santrock, 2003. Remaja dalam pandangan Piaget, secara aktif membangun dunia kognitif mereka, dimana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka Jahja, 2011. Dengan kata lain, pada saat ini mereka lebih jauh ke depan. Tanpa memusatkan perhatian pada situasi saat ini, mereka dapat membayangkan suatu rangkaian peristiwa yang mungkin terjadi seperti kemungkinan kuliah dan bekerja, memikirkan bagaimana segala sesuatu mungkin dapat berubah di masa depan, seperti hubungan dengan orang tua, dan akibat tindakan mereka, misalnya dikeluarkan dari sekolah Wong dkk, 2008. c. Perubahan Sosial Proses untuk memperoleh kematangan pada remaja penuh dengan ambivalensi baik dari remaja maupun orang tua Wong dkk, 2008. Remaja menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan ini, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab terkait dengan kemandirian Jahja, 2011. Kebebasan pada remaja memerlukan perkembangan hubungan sosial di luar keluarga yang membantu remaja mengidentifikasi peran di masyarakat. Perkembangan sosial pada remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua Conger, 1991; Papalia dan Olds, 2001 dalam Jahja, 2011. Teman sebaya menyediakan sarana untuk perbandingan secara sosial dan sumber informasi tentang dunia di luar keluarga Santrock, 2003. d. Perubahan Emosional Masa remaja adalah masa stres emosional, yang timbul dari perubahan fisik yang sedemikian cepat pada masa pubertas Hall dalam Aghla, 2004. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal sebagai masa storm stress. Segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya Jahja, 2011. Sebuah survei yang dilakukan pada 60 orang remaja, penyebab utama dari stres pada remaja dapat berasal dari hubungan dengan teman dan keluarga, tekanan dan harapan dari dalam diri sendiri dan orang lain, tekanan di sekolah, masalah ekonomi, dan tragedi yang ada dalam kehidupan mereka seperti kematian, perceraian, atau penyakit yang dideritanya atau anggota keluarganya Walker, 1985 dalam Walker 2002. Salah satu contoh penyebab stres yang sering terjadi pada remaja yang berasal dari lingkungan yaitu tekanan dari lingkungan sekolah Namara, 2000 dalam Suldo, Shaunessy, Hardesty, 2008. Stres yang berkaitan dengan sekolah di bagi dua, 1 academic pressures tekanan akademik meliputi pengaruh dari lingkungan sekolah berupa cara guru mengajar, tugas-tugas, beban mata pelajaran, tidak dapat mengelola waktu belajar, ujian dan 2 peer pressures tekanan sebaya, berupa konflik, persaingan, diterima atau ditolak kelompok sebaya, lawan jenis juga dapat mempengaruhi stres siswa Greenberg, 2002 dalam Arief 2012.

D. Ujian Nasional

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL (UN) PADA SISWA KELAS 3 SMP

0 20 16

KONTROL DIRI DAN KECEMASAN SISWA SMA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Kontrol Diri Dan Kecemasan Siswa Sma Dalam Menghadapi Ujian Nasional.

0 2 15

KONTROL DIRI DAN KECEMASAN SISWA SMA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Kontrol Diri Dan Kecemasan Siswa Sma Dalam Menghadapi Ujian Nasional.

0 2 17

HUBUNGAN STRATEGI KOPING DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN Hubungan Strategi Koping Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian SBMPTN.

0 4 15

HUBUNGAN STRATEGI KOPING DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI SBMPTN Hubungan Strategi Koping Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian SBMPTN.

0 2 18

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Hubungan Antara Kestabilan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pada Siswa Kelas 3 SMK Muhammadiyah Pekalongan.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Hubungan Antara Kestabilan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pada Siswa Kelas 3 SMK Muhammadiyah Pekalongan.

0 1 14

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MAHASISWA MENGHADAPI Hubungan Kepercayaan Diri Dan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian Osca.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI AKADEMIK DAN STRATEGI KOPING DALAM MENGHADAPI Hubunagn Antara Konsep Diri Akadmeik dan Strategi Koping dalam Menghadapi Ujian Semester.

0 1 15

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL.

2 10 24