Aspek keterampilan teknis akan membantu individu untuk mampu menyusun tahapan-tahapan untuk melakukan suatu kegiatan hingga
dapat diwujudkan dan diselesaikan, yang meliputi pengetahuan taktis, metodis, dan imajinatif.
3. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Empat cara untuk meningkatkan rasa percaya diri remaja Santrock, 2003, yaitu melalui:
a. Mengidentifikasi sumber rasa percaya diri Mengidentifikasi sumber rasa percaya diri remaja merupakan langkah
yang penting untuk memperbaiki tingkat rasa percaya diri. Penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa untuk meningkatkan rasa
percaya diri secara signifikan harus dilakukan intervensi terhadap penyebab dari rendahnya rasa percaya diri. Remaja memiliki tingkat
rasa percaya diri yang paling tinggi ketika mereka berhasil di dalam domain-domain diri yang penting, sehingga remaja harus didukung
untuk mengidentifikasikan dan menghargai kompetensi-kompetensi
mereka Harter 1990b dalam Santrock, 2003. b. Dukungan emosional dan penerimaan sosial
Dukungan emosional dan persetujuan sosial dalam bentuk konfirmasi dari orang lain merupakan pengaruh yang juga penting bagi rasa
percaya diri remaja Harter, 1990b dalam Santrock, 2003. Sumber dukungan alternatif secara informal seperti dukungan dari seorang
guru, pelatih, atau orang dewasa lain yang berpengaruh, maupun
secara formal melalui program seperti kakak laki-laki asuh Big Brothers dan kakak perempuan asuh Big Sisters. Dukungan orang
dewasa dan teman sebaya menjadi faktor yang berpengaruh terhadap rasa percaya diri remaja. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa
dukungan orang tua dan teman sebaya sama-sama berhubungan dengan harga diri remaja secara keseluruhan Robinson, 1995 dalam
Santrock, 2003. c. Prestasi
Prestasi juga dapat memperbaiki tingkat rasa percaya diri remaja Bednar, Wells, Peterson, 1989 dalam santrock, 2003. Rasa percaya
diri remaja meningkat menjadi lebih tinggi karena mereka tahu tugas- tugas apa yang penting untuk mencapai tujuannya, dan karena mereka
telah melakukan tugas-tugasnya tersebut atau yang serupa dengan tugas-tugasnya tersebut. Penekanan dari pentingnya prestasi dalam
meningkatkan tingkat rasa percaya diri remaja memiliki banyak kesamaan dengan konsep teori belajar sosial kognitif Bandura
mengenai kualitas diri self-efficacy yang merupakan keyakinan individu
bahwa dirinya
dapat menguasai
suatu situasi
dan menghasilkan sesuatu yang positif Santrock, 2003.
d. Koping Rasa percaya diri dapat meningkat ketika remaja menghadapi masalah
dan berusaha untuk mengatasinya, bukan hanya menghindarinya Bednar, Wells, Peterson, 1989; Lazarus, 1991 dalam santrock,
2003. Hal ini sesuai dengan pengertian koping adaptif yaitu koping
yang mendukung fungsi integrasi seperti dengan memecahkan masalah Stuart Sundeen, 1995 dalam Nasir Muhith, 2011. Remaja
menjadi lebih mampu menghadapi masalah secara nyata, jujur, dan tidak menjauhinya ketika remaja memilih mengatasi masalahnya dan
bukan menghindarinya. Perilaku ini menghasilkan suatu evaluasi diri yang menyenangkan yang dapat mendorong terjadinya persetujuan
terhadap diri sendiri yang bisa meningkatkan rasa percaya diri. Perilaku yang sebaliknya dapat menyebabkan rendahnya rasa percaya
diri Santrock, 2003.
4. Aspek Kepercayaan Diri