2.  Perilaku Demokratis
Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 9 item dengan model satu faktor, menunjukkan  model  tidak  fit  dengan  nilai  Chi-Square=157.23,  df=27,  P-
value=0.00000,  RMSEA=0.156.  Peneliti  kemudian  melakukan  modifikasi terhadap  model,  dimana  kesalahan  pengukuran  pada  beberapa  item  dibebaskan
berkorelasi  satu  sama  lain.  Modifikasi  dilakukan  sebanyak  12  kali  sehingga diperoleh  model  fit  dengan  nilai  Chi-Square=22.11,  df=15,  P-value=0.10503,
RMSEA=0.049.  Hasil  modifikasi  model  fit  yang  diperoleh  menjelaskan  bahwa seluruh  item  hanya  mengukur  satu  faktor  yaitu  perilaku  kepemimpinan  pelatih
pada dimensi perilaku demokratis. Langkah berikutnya adalah  menguji validitas  masing-masing  item  sehingga
dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis  nihil Ho tentang koefisien  muatan  faktor item. Pengujian
dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel  3.11.  Pada  tabel  3.11  dapat  dilihat  bahwa  seluruh  item  signifikan  dan
bermuatan positif. Dengan  ambang  batas  koefisien  muatan  faktor  sebesar  0.63.  Artinya  jika
nilai  koefisien  muatan  faktor  pada  hasil  CFA  pertama  0.63  maka  item  tersebut akan  diabaikan,  sementara  item  yang  tersisa  akan  tetap  digunakan  dalam
pengujian  CFA  kedua.  Berdasarkan  hasil  uji  CFA  pertama  pada  tabel  3.11 terdapat  6  item  pengukuran  dimensi  perilaku  demokratis  yang  memiliki  nilai
koefisien  0.63,  yaitu  item  nomor  7,  17,  22,  27,  34,  dan  38,  sementara  sisanya
memiliki  nilai  koefisien  0.63.  Dengan  hasil  ini,  maka  keenam  item  tersebut diabaikan, sementara 3 item sisanya akan dilakukan uji CFA kembali.
Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Perilaku Demokratis
No item Loading factor
Standard error t -value
Keterangan 2
0.63 0.07
9.03 √
7 0.48
0.08 6.03
√ 12
0.74 0.07
10.00 √
17 0.55
0.07 7.85
√ 22
0.49 0.07
6.86 √
27 0.45
0.08 5.87
√ 30
0.78 0.07
11.00 √
34 0.58
0.07 7.18
√ 38
0.51 0.07
7.18 √
Keterangan:tanda √ = signifikan t1.96 dan tanda X= tidak signifikan t1.96
Setelah  melakukan  CFA  pertama  terhadap  dimensi  dari  independent  variable, selanjutnya  peneliti  melakukan  CFA  kedua  dengan  seluruh  item  yang  signifikan
dan  memiliki koefisien muatan faktor 0.63. Dari hasil analisis CFA kedua yang dilakukan  terhadap  3  item  dengan  model  satu  faktor  menunjukkan  model  fit
dengan  nilai  Chi-Square=0.00,  df=0,  P-value=1.00000,  RMSEA=0.000.  Hasil model  fit  yang  diperoleh  menjelaskan  bahwa  seluruh  item  hanya  mengukur  satu
faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih pada dimensi perilaku demokratis.
3.  Perilaku Autokratis
Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 5 item dengan model satu faktor, menunjukkan  model  tidak  fit  dengan  nilai  Chi-Square=12.97,  df=5,  P-
value=0.02364,  RMSEA=0.090.  Peneliti  kemudian  melakukan  modifikasi terhadap  model,  dimana  kesalahan  pengukuran  pada  beberapa  item  dibebaskan
berkorelasi  satu  sama  lain.  Modifikasi  dilakukan  sebanyak  2  kali  sehingga diperoleh  model  fit  dengan  nilai  Chi-Square=2.63,  df=3,  P-value=0.45171,
RMSEA=0.000.  Hasil  modifikasi  model  fit  yang  diperoleh  menjelaskan  bahwa seluruh  item  hanya  mengukur  satu  faktor  yaitu  perilaku  kepemimpinan  pelatih
pada dimensi perilaku autokratis. Langkah berikutnya adalah  menguji validitas  masing-masing  item  sehingga
dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis  nihil Ho tentang koefisien  muatan  faktor item. Pengujian
dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel  3.12.  Pada  tabel  3.12  dapat  dilihat  bahwa  seluruh  item  signifikan  dan
bermuatan positif. Dengan  ambang  batas  koefisien  muatan  faktor  sebesar  0.63.  Artinya  jika
nilai  koefisien  muatan  faktor  pada  hasil  CFA  pertama  0.63  maka  item  tersebut akan  diabaikan,  sementara  item  yang  tersisa  akan  tetap  digunakan  dalam
pengujian  CFA  kedua.  Berdasarkan  hasil  uji  CFA  pertama  pada  tabel  3.12 terdapat  3  item  pengukuran  dimensi  perilaku  autokratis  yang  memiliki  nilai
koefisien 0.63, yaitu item  nomor  3, 8  dan 13,  sementara  sisanya  memiliki nilai koefisien  0.63.  Pengecualian  diberikan  pada  item  nomor  13  karena  memiliki
koefisien muatan faktor paling tinggi diantara dua lainnya. Pengecualian diberikan agar data dapat diolah dan diwakili oleh sekurang-kurangnya 3 item. Dengan hasil
ini, maka hanya dua item yang diabaikan, sementara 3 item sisanya akan langsung digunakan dalam analisis regresi.
Setelah  melakukan  CFA  pertama  terhadap  dimensi  dari  independent variable,  selanjutnya  peneliti  melakukan  CFA  kedua  dengan  seluruh  item  yang
signifikan dan memiliki koefisien muatan faktor 0.63.
Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Perilaku Autokratis
No item Loading factor
Standard error t -value
Keterangan 3
0.33 0.08
4.24 √
8 0.52
0.08 6.86
√ 13
0.55 0.07
7.39 √
18 0.84
0.07 11.61
√ 23
0.73 0.07
10.10 √
Keterangan:tanda √ = signifikan t1.96 dan tanda X= tidak signifikan t1.96
Dari hasil analisis CFA kedua yang dilakukan terhadap 3 item dengan model satu faktor  menunjukkan  model  fit  dengan  nilai  Chi-Square=0.00,  df=0,  P-
value=1.00000,  RMSEA=0.000.  Hasil  model  fit  yang  diperoleh  menjelaskan bahwa  seluruh  item  hanya  mengukur  satu  faktor  yaitu  perilaku  kepemimpinan
pelatih pada dimensi perilaku autokratis.
4.  Dukungan Sosial
Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 8 item dengan model satu faktor, menunjukkan  model  tidak  fit  dengan  nilai  Chi-Square=79.43,  df=20,  P-
value=0.00000,  RMSEA=0.122.  Peneliti  kemudian  melakukan  modifikasi terhadap  model,  dimana  kesalahan  pengukuran  pada  beberapa  item  dibebaskan
berkorelasi  satu  sama  lain.  Modifikasi  dilakukan  sebanyak  5  kali  sehingga diperoleh  model  fit  dengan  nilai  Chi-Square=20.99,  df=15,  P-value=0.13719,
RMSEA=0.045.  Hasil  modifikasi  model  fit  yang  diperoleh  menjelaskan  bahwa seluruh  item  hanya  mengukur  satu  faktor  yaitu  perilaku  kepemimpinan  pelatih
pada dimensi dukungan sosial. Langkah berikutnya adalah  menguji validitas  masing-masing  item  sehingga
dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis  nihil Ho tentang koefisien  muatan  faktor item. Pengujian
dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel  3.13.  Pada  tabel  3.13  dapat  dilihat  bahwa  seluruh  item  signifikan  dan
bermuatan positif. Dengan  ambang  batas  koefisien  muatan  faktor  sebesar  0.63.  Artinya  jika
nilai  koefisien  muatan  faktor  pada  hasil  CFA  pertama  0.63  maka  item  tersebut akan  diabaikan,  sementara  item  yang  tersisa  akan  tetap  digunakan  dalam
pengujian  CFA  kedua.  Berdasarkan  hasil  uji  CFA  pertama  pada  tabel  3.13 terdapat  3  item  pengukuran  dimensi  dukungan  sosial  yang  memiliki  nilai
koefisien 0.63, yaitu item  nomor  4, 9  dan 36,  sementara  sisanya  memiliki nilai koefisien 0.63. Dengan hasil ini, maka ketiga item tersebut diabaikan, sementara
5 item sisanya akan dilakukan uji CFA kembali. Tabel 3.13
Muatan Faktor Item Dukungan Sosial No item
Loading factor Standard error
t -value Keterangan
4 0.45
0.07 6.00
√ 9
0.50 0.07
6.77 √
14 0.70
0.07 10.23
√ 19
0.68 0.07
9.75 √
24 0.64
0.07 9.15
√ 28
0.65 0.07
9.43 √
32 0.74
0.07 10.83
√ 36
0.26 0.08
3.23 √
Keterangan:tanda √ = signifikan t1.96 dan tanda X= tidak signifikan t1.96
Setelah  melakukan  CFA  pertama  terhadap  dimensi  dari  independent  variable, selanjutnya  peneliti  melakukan  CFA  kedua  dengan  seluruh  item  yang  signifikan
dan  memiliki koefisien muatan faktor 0.63. Dari hasil analisis CFA kedua yang dilakukan  terhadap  5  item  dengan  model  satu  faktor  menunjukkan  model  fit
dengan  nilai  Chi-Square=6.64,  df=5,  P-value=0.24853,  RMSEA=0.041.  Hasil
model  fit  yang  diperoleh  menjelaskan  bahwa  seluruh  item  hanya  mengukur  satu faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih pada dimensi dukungan sosial.
5.  Umpan Balik Positif
Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 5 item dengan model satu faktor, menunjukkan  model  fit  dengan  nilai  Chi-Square=9.41,  df=5,  P-value=0.09376,
RMSEA=0.067.  Hasil  model  fit  yang diperoleh  menjelaskan bahwa  seluruh item hanya  mengukur  satu  faktor  yaitu  perilaku  kepemimpinan  pelatih  pada  dimensi
umpan balik positif. Langkah berikutnya adalah  menguji validitas  masing-masing  item  sehingga
dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis  nihil  Ho tentang koefisien  muatan  faktor item. Pengujian
dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel  3.14.  Pada  tabel  3.14  dapat  dilihat  bahwa  seluruh  item  signifikan  dan
bermuatan positif. Dengan  ambang  batas  koefisien  muatan  faktor  sebesar  0.63.  Artinya  jika
nilai  koefisien  muatan  faktor  pada  hasil  CFA  pertama  0.63  maka  item  tersebut akan  diabaikan,  sementara  item  yang  tersisa  akan  tetap  digunakan  dalam
pengujian  CFA  kedua.  Berdasarkan  hasil  uji  CFA  pertama  pada  tabel  3.14 terdapat  1  item  pengukuran  dimensi  umpan  balik  positif  yang  memiliki  nilai
koefisien  0.63,  yaitu  item  nomor  5,  sementara  sisanya  memiliki  nilai  koefisien 0.63.  Dengan  hasil  ini,  maka  kedua  item  tersebut  diabaikan,  sementara  4  item
sisanya akan dilakukan uji CFA kembali.
Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Umpan Balik Positif
No item Loading factor
Standard error t -value
Keterangan 5
0.47 0.07
6.41 √
10 0.78
0.07 11.98
√ 15
0.72 0.07
10.48 √
20 0.76
0.07 11.68
√ 25
0.67 0.07
9.77 √
Keterangan:tanda √ = signifikan t1.96 dan tanda X= tidak signifikan t1.96
Setelah  melakukan  CFA  pertama  terhadap  dimensi  dari  independent  variable, selanjutnya  peneliti  melakukan  CFA  kedua  dengan  seluruh  item  yang  signifikan
dan  memiliki koefisien muatan faktor 0.63. Dari hasil analisis CFA kedua yang dilakukan terhadap 4 item dengan model satu faktor menunjukkan model tidak fit
dengan  nilai  Chi-Square=6.89,  df=2,  P-value=0.03184,  RMSEA=0.111.  Peneliti kemudian  melakukan  modifikasi  terhadap  model,  dimana  kesalahan  pengukuran
pada  beberapa  item  dibebaskan  berkorelasi  satu  sama  lain.  Modifikasi  dilakukan sebanyak 1 kali sehingga diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=1.84, df=1,
P-value=0.17554,  RMSEA=0.065.  Hasil  modifikasi  model  fit  yang  diperoleh menjelaskan  bahwa  seluruh  item  hanya  mengukur  satu  faktor  yaitu  perilaku
kepemimpinan pelatih pada dimensi umpan balik positif.
3.9.Uji Validitas Konstruk Skala Hubungan Pelatih-Atlet
Skala  ini  memiliki  tiga  dimensi,  yaitu  kedekatan  emosional,  komitmen,  dan perilaku komplementer.
1.  Kedekatan Emosional
Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 5 item dengan model satu faktor, menunjukkan  model  tidak  fit  dengan  nilai  Chi-Square=193.05,  df=20,  P-
value=0.00000,  RMSEA=0.209.  Peneliti  kemudian  melakukan  modifikasi
terhadap  model,  dimana  kesalahan  pengukuran  pada  beberapa  item  dibebaskan berkorelasi  satu  sama  lain.  Modifikasi  dilakukan  sebanyak  10  kali  sehingga
diperoleh  model  fit  dengan  nilai  Chi-Square=22.11,  df=15,  P-value=0.10503, RMSEA=0.049..Hasil  modifikasi  model  fit  yang  diperoleh  menjelaskan  bahwa
seluruh  item  hanya  mengukur  satu  faktor  yaitu  hubungan  pelatih-atlet  pada dimensi kedekatan emosional.
Langkah berikutnya adalah  menguji validitas  masing-masing  item  sehingga dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang
diuji adalah hipotesis  nihil Ho tentang koefisien  muatan  faktor item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada
tabel  3.15.  Pada  tabel  3.15  dapat  dilihat  bahwa  seluruh  item  signifikan  dan bermuatan positif.
Dengan  ambang  batas  koefisien  muatan  faktor  sebesar  0.63.  Artinya  jika nilai  koefisien  muatan  faktor  pada  hasil  CFA  pertama  0.63  maka  item  tersebut
akan  diabaikan,  sementara  item  yang  tersisa  akan  tetap  digunakan  dalam pengujian  CFA  kedua.  Berdasarkan  hasil  uji  CFA  pertama  pada  tabel  3.15
terdapat  2  item  pengukuran  dimensi  kedekatan  emosional  yang  memiliki  nilai koefisien  0.63,  yaitu  item  nomor  13  dan  15,  sementara  sisanya  memiliki  nilai
koefisien 0.63. Dengan hasil ini, maka kedua item tersebut diabaikan, sementara 6 item sisanya akan dilakukan uji CFA kembali.
Setelah  melakukan  CFA  pertama  terhadap  dimensi  dari  independent variable,  selanjutnya  peneliti  melakukan  CFA  kedua  dengan  seluruh  item  yang
signifikan  dan  memiliki  koefisien  muatan  faktor  0.63.  Dari  hasil  analisis  CFA
kedua  yang  dilakukan  terhadap  6  item  dengan  model  satu  faktor  menunjukkan model  tidak  fit  dengan  nilai  Chi-Square=96.18,  df=9,  P-value=0.00000,
RMSEA=0.221. Peneliti kemudian melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain.
Modifikasi kedua dilakukan sebanyak 5 kali sehingga diperoleh model  fit dengan nilai  Chi-Square=5.02,  df=4, P-value=0.28480, RMSEA=0.036. Hasil  modifikasi
model  fit  yang  diperoleh  menjelaskan  bahwa  seluruh  item  hanya  mengukur  satu faktor yaitu hubungan pelatih-atlet pada dimensi kedekatan emosional.
Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Kedekatan Emosional
No item Loading factor
Standard error t -value
Keterangan 1
0.75 0.06
11.85
√
4 0.75
0.06 12.23
√
7 0.63
0.07 9.58
√
8 0.78
0.06 12.63
√
13 0.59
0.07 8.78
√
15 0.57
0.07 8.11
√
18 0.91
0.06 16.03
√
20 0.77
0.06 12.34
√ Keterangan:tanda √ = signifikan t1.96 dan tanda X= tidak signifikan t1.96
2.  Komitmen
Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 5 item dengan model satu faktor, menunjukkan  model  tidak  fit  dengan  nilai  Chi-Square=42.48,  df=9,  P-
value=0.00000,  RMSEA=0.137.  Peneliti  kemudian  melakukan  modifikasi terhadap  model,  dimana  kesalahan  pengukuran  pada  beberapa  item  dibebaskan
berkorelasi  satu  sama  lain.  Modifikasi  dilakukan  sebanyak  2  kali  sehingga diperoleh  model  fit  dengan  nilai  Chi-Square=10.77,  df=7,  P-value=0.14904,
RMSEA=0.052.  Hasil  modifikasi  model  fit  yang  diperoleh  menjelaskan  bahwa
seluruh  item  hanya  mengukur  satu  faktor  yaitu  hubungan  pelatih-atlet  pada dimensi komitmen.
Langkah berikutnya adalah  menguji validitas  masing-masing  item  sehingga dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang
diuji adalah hipotesis  nihil Ho tentang koefisien  muatan  faktor item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada
tabel  3.16.  Pada  tabel  3.16  dapat  dilihat  bahwa  seluruh  item  signifikan  dan bermuatan positif.
Tabel 3.16 Muatan Faktor Item Komitmen
No item Loading factor
Standard error t -value
Keterangan 2
0.74 0.06
11.49 √
9 0.61
0.07 8.84
√ 10
0.84 0.06
13.60 √
12 0.79
0.06 12.53
√ 16
0.63 0.07
9.28 √
21 0.68
0.07 9.85
√
Keterangan:tanda √ = signifikan t1.96 dan tanda X= tidak signifikan t1.96
Menggunakan  ambang  batas  koefisien  muatan  faktor  sebesar  0.63.  Artinya jika  nilai  koefisien  muatan  faktor  pada  hasil  CFA  pertama  0.63  maka  item
tersebut akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam pengujian  CFA  kedua.  Berdasarkan  hasil  uji  CFA  pertama  pada  tabel  3.16
terdapat  1  item  pengukuran  dimensi  komitmen  yang  memiliki  nilai  koefisien 0.63,  yaitu  item  nomor  9,  sementara  sisanya  memiliki  nilai  koefisien  0.63.
Dengan  hasil  ini,  maka  item  tersebut  diabaikan,  sementara  5  item  sisanya  akan dilakukan uji CFA kembali.
Setelah  melakukan  CFA  pertama  terhadap  dimensi  dari  independent variable,  selanjutnya  peneliti  melakukan  CFA  kedua  dengan  seluruh  item  yang
signifikan  dan  memiliki  koefisien  muatan  faktor  0.63.  Dari  hasil  analisis  CFA kedua  yang  dilakukan  terhadap  5  item  dengan  model  satu  faktor  menunjukkan
model  tidak  fit  dengan  nilai  Chi-Square=13.63,  df=5,  P-value=0.01817, RMSEA=0.093. Peneliti kemudian melakukan modifikasi terhadap model, dimana
kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Modifikasi  dilakukan  sebanyak  1  kali  sehingga  diperoleh  model  fit  dengan  nilai
Chi-Square=4.48,  df=4,  P-value=0.34544,  RMSEA=0.024.  Hasil  modifikasi model  fit  yang  diperoleh  menjelaskan  bahwa  seluruh  item  hanya  mengukur  satu
faktor yaitu hubungan pelatih-atlet pada dimensi komitmen.
3.  Perilaku Komplementer
Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 8 item dengan model satu faktor, menunjukkan  model  tidak  fit  dengan  nilai  Chi-Square=141.70,  df=20,  P-
value=0.00000,  RMSEA=0.175.  Peneliti  kemudian  melakukan  modifikasi terhadap  model,  dimana  kesalahan  pengukuran  pada  beberapa  item  dibebaskan
berkorelasi  satu  sama  lain.  Modifikasi  dilakukan  sebanyak  7  kali  sehingga diperoleh  model  fit  dengan  nilai  Chi-Square=15.80,  df=13,  P-value=0.26031,
RMSEA=0.033.  Hasil  modifikasi  model  fit  yang  diperoleh  menjelaskan  bahwa seluruh  item  hanya  mengukur  satu  faktor  yaitu  hubungan  pelatih-atlet  pada
dimensi perilaku komplementer. Langkah berikutnya adalah  menguji validitas  masing-masing  item  sehingga
dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang
diuji adalah hipotesis  nihil Ho tentang koefisien  muatan  faktor item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada
tabel  3.17.  Pada  tabel  3.17  dapat  dilihat  bahwa  seluruh  item  signifikan  dan bermuatan positif.
Dengan  ambang  batas  koefisien  muatan  faktor  sebesar  0.63.  Artinya  jika nilai  koefisien  muatan  faktor  pada  hasil  CFA  pertama  0.63  maka  item  tersebut
akan  diabaikan,  sementara  item  yang  tersisa  akan  tetap  digunakan  dalam pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.17, bahwa
seluruh item  memiliki  nilai koefisien 0.63. Dengan hasil ini,  maka seluruh item akan tetap digunakan dan tidak dilakukan uji CFA kembali.
Tabel 3.17 Muatan Faktor Item Perilaku komplementer
No item Loading factor
Standard error t -value
Keterangan 3
0.82 0.06
13.23 √
5 0.71
0.06 11.14
√ 6
0.70 0.06
11.19 √
11 0.77
0.06 12.42
√ 14
0.78 0.06
12.94 √
17 0.70
0.06 10.85
√ 19
0.66 0.06
10.18 √
22 0.81
0.06 13.46
√
3.9.  Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian  ini  berjalan  dengan  tiga  tahapan  prosedur  penelitian,  yaitu  tahapan
persiapan, pelaksanaan penelitian, dan pengolahan data.
1  Persiapan Dimulai  dengan  perumusan  masalah,  menentukan  variabel yang akan  diteliti,
melakukan  kajian  teori  untuk  mendapatkan  gambaran  dan  penjelasan  yang
tepat  tentang  variabel  penelitian.  Kemudian  menentukan,  menyusun  dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan.
2  Pelaksanaan penelitian Penelitian  dilaksanakan  pada  tanggal  27  Maret  2013  di  klub  sepakbola
Universitas  Negeri  Jakarta,  dengan  sampel  sebanyak  60  atlet  sepakbola. Penelitian  selanjutnya  dilaksanakan  pada  tanggal  31  Maret  2013  di  klub
sepakbola Bina Taruna dengan sampel sebanyak 50 atlet sepakbola. Penelitian selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 2 April 2013 di URAKAN FC, dengan
sampel sebanyak 50 atlet sepakbola.. Penelitian selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 2 April 2013 di PS ABC Wirayudha, dengan sampel sebanyak 40 atlet
sepakbola. 3  Pengolahan data
Untuk  setiap  variabel  penelitian  peneliti  menghitung  true  skor  faktor  skor dengan menggunakan CFA. Dalam hal ini hanya item yang tidak didrop yang
akan dianalisis dalam perhitungan faktor skor.
3.10.  Metode Analisa Data
Untuk  melihat  pengaruh  independent  variable  terhadap  dependent  variable, peneliti  menggunakan  analisis  regresi  berganda.  Paling  tidak  ada  empat  tahap
yang  akan  dilakukan  untuk  melihat  pengaruh  variabel  independen  terhadap variabel  dependen  Pedhazur,  1997.  Pertama,  peneliti  menghitung  konstanta  a,
b
1
,  b
2
,...,b
k
dari  persamaan  regresi  Y’  =  a  +  b
1
X
1
+  b
2
X
2
+...+  b
k
X
k
.  Dengan begitu  peneliti  dapat  menggunakan  variabel  penelitian  untuk  memprediksi  Y
partisipan.  Kedua,  peneliti  akan  menghitung  proporsi  varian  dari  ketangguhan
mental  yang  dapat  dijelaskan  oleh  independent  variable  yang  diteliti,  yaitu  R
2
. Ketiga,  peneliti  akan  menguji  signifikansi  dari  hasil  yang  didapat.  Jadi  peneliti
dapat  mengetahui  apakah  regresi  dari  ketangguhan  mental  atas  delapan  variabel signifikan secara statistik. Peneliti juga dapat mengetahui apakah koefisien regresi
b  dari  persamaan  regresi  secara  statistik  berbeda  dari  nol.  Terakhir,  peneliti dapat  menentukan  relativitas  pentingnya  setiap  variabel  independen  dalam
menjelaskan  ketangguhan  mental.  Berikut  penjelasan  secara  singkat  dari  empat langkah tersebut.
Pertama  membuat  persamaan  regresi  dari  ketangguhan  mental.  Berikut persamaan regresi tersebut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ b
6
X
6
+ b
7
X
7
+ b
8
X
8
+ e Dengan  dependent  variabel  ketangguhan  mental,  dan  independent  variable
training  and  instruction,  perilaku  demokratis,  perilaku  autokratis,  dukungan sosial,  umpan  balik  positif,  kedekatan  emosional,  komitmen,  dan  perilaku
komplementer maka penjelasan persamaan regresi di atas sebagai berikut: Y’= ketangguhan mental
a = konstantaintersep b = koefisien regresi masing-masing independent variable
X
1
= training and instruction X
2
= perilaku demokratis X
3
= perilaku autokratis X
4
= dukungan sosial X
5
= umpan balik positif X
6
= kedekatan emosional X
7
= komitmen X
8
= perilaku komplementer e= error
Langkah  kedua  yaitu  peneliti  menghitung  proporsi  varian  yang  dapat dijelaskan  oleh  delapan  variabel  independen  R
2
.  R
2
atau  squared  multiple correlation  coefficient  bernilai  antara  0  hingga  1.  Ketika  R
2
dikali  dengan  100,
peneliti  mendapatkan  presentase  varian  dari  ketangguhan  mental  yang  dapat dijelaskan oleh delapan variabel independen. Rumus dari R
2
ialah sebagai berikut:
R
2
= SS reg
SS y Ketiga,  peneliti  melakukan  uji  signifikan.  Paling  tidak  ada  tiga  uji
signifikan  yang  akan  dilakukan  pada  penelitian  ini.  Yang  pertama  ialah  uji signifikan  dari  R
2
. R
2
diuji  signifikannya  dengan  uji  F.  Berikutnya  ialah  uji signifikan dari koefisien regresi atas setiap variabel independen. Koefisien regresi
diuji dengan uji t. Yang terakhir ialah uji dari kenaikan proporsi varian yang dapat dijelaskan atau R
2
change. Keempat,  peneliti  ingin  mengetahui  variabel  independen  yang  memiliki
pengaruh paling signifikan terhadap variabel dependen diantara variabel lain yang diteliti.  Ada dua cara  yang peneliti  lakukan untuk  dapat mengetahui hal tersebut,
yaitu  dengan  melihat  standardized  coefficient  regression  atau  beda,  dan pertambahan increments proporsi varian yang dapat dijelaskan atau R
2
change.