Uji Validitas Konstruk Skala Perilaku Kepemimpinan Pelatih

2. Perilaku Demokratis

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 9 item dengan model satu faktor, menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=157.23, df=27, P- value=0.00000, RMSEA=0.156. Peneliti kemudian melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 12 kali sehingga diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=22.11, df=15, P-value=0.10503, RMSEA=0.049. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih pada dimensi perilaku demokratis. Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil Ho tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.11. Pada tabel 3.11 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan bermuatan positif. Dengan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama 0.63 maka item tersebut akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.11 terdapat 6 item pengukuran dimensi perilaku demokratis yang memiliki nilai koefisien 0.63, yaitu item nomor 7, 17, 22, 27, 34, dan 38, sementara sisanya memiliki nilai koefisien 0.63. Dengan hasil ini, maka keenam item tersebut diabaikan, sementara 3 item sisanya akan dilakukan uji CFA kembali. Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Perilaku Demokratis No item Loading factor Standard error t -value Keterangan 2 0.63 0.07 9.03 √ 7 0.48 0.08 6.03 √ 12 0.74 0.07 10.00 √ 17 0.55 0.07 7.85 √ 22 0.49 0.07 6.86 √ 27 0.45 0.08 5.87 √ 30 0.78 0.07 11.00 √ 34 0.58 0.07 7.18 √ 38 0.51 0.07 7.18 √ Keterangan:tanda √ = signifikan t1.96 dan tanda X= tidak signifikan t1.96 Setelah melakukan CFA pertama terhadap dimensi dari independent variable, selanjutnya peneliti melakukan CFA kedua dengan seluruh item yang signifikan dan memiliki koefisien muatan faktor 0.63. Dari hasil analisis CFA kedua yang dilakukan terhadap 3 item dengan model satu faktor menunjukkan model fit dengan nilai Chi-Square=0.00, df=0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000. Hasil model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih pada dimensi perilaku demokratis.

3. Perilaku Autokratis

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 5 item dengan model satu faktor, menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=12.97, df=5, P- value=0.02364, RMSEA=0.090. Peneliti kemudian melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 2 kali sehingga diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=2.63, df=3, P-value=0.45171, RMSEA=0.000. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih pada dimensi perilaku autokratis. Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil Ho tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.12. Pada tabel 3.12 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan bermuatan positif. Dengan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama 0.63 maka item tersebut akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.12 terdapat 3 item pengukuran dimensi perilaku autokratis yang memiliki nilai koefisien 0.63, yaitu item nomor 3, 8 dan 13, sementara sisanya memiliki nilai koefisien 0.63. Pengecualian diberikan pada item nomor 13 karena memiliki koefisien muatan faktor paling tinggi diantara dua lainnya. Pengecualian diberikan agar data dapat diolah dan diwakili oleh sekurang-kurangnya 3 item. Dengan hasil ini, maka hanya dua item yang diabaikan, sementara 3 item sisanya akan langsung digunakan dalam analisis regresi. Setelah melakukan CFA pertama terhadap dimensi dari independent variable, selanjutnya peneliti melakukan CFA kedua dengan seluruh item yang signifikan dan memiliki koefisien muatan faktor 0.63. Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Perilaku Autokratis No item Loading factor Standard error t -value Keterangan 3 0.33 0.08 4.24 √ 8 0.52 0.08 6.86 √ 13 0.55 0.07 7.39 √ 18 0.84 0.07 11.61 √ 23 0.73 0.07 10.10 √ Keterangan:tanda √ = signifikan t1.96 dan tanda X= tidak signifikan t1.96 Dari hasil analisis CFA kedua yang dilakukan terhadap 3 item dengan model satu faktor menunjukkan model fit dengan nilai Chi-Square=0.00, df=0, P- value=1.00000, RMSEA=0.000. Hasil model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih pada dimensi perilaku autokratis.

4. Dukungan Sosial

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 8 item dengan model satu faktor, menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=79.43, df=20, P- value=0.00000, RMSEA=0.122. Peneliti kemudian melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 5 kali sehingga diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=20.99, df=15, P-value=0.13719, RMSEA=0.045. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih pada dimensi dukungan sosial. Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil Ho tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.13. Pada tabel 3.13 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan bermuatan positif. Dengan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama 0.63 maka item tersebut akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.13 terdapat 3 item pengukuran dimensi dukungan sosial yang memiliki nilai koefisien 0.63, yaitu item nomor 4, 9 dan 36, sementara sisanya memiliki nilai koefisien 0.63. Dengan hasil ini, maka ketiga item tersebut diabaikan, sementara 5 item sisanya akan dilakukan uji CFA kembali. Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Dukungan Sosial No item Loading factor Standard error t -value Keterangan 4 0.45 0.07 6.00 √ 9 0.50 0.07 6.77 √ 14 0.70 0.07 10.23 √ 19 0.68 0.07 9.75 √ 24 0.64 0.07 9.15 √ 28 0.65 0.07 9.43 √ 32 0.74 0.07 10.83 √ 36 0.26 0.08 3.23 √ Keterangan:tanda √ = signifikan t1.96 dan tanda X= tidak signifikan t1.96 Setelah melakukan CFA pertama terhadap dimensi dari independent variable, selanjutnya peneliti melakukan CFA kedua dengan seluruh item yang signifikan dan memiliki koefisien muatan faktor 0.63. Dari hasil analisis CFA kedua yang dilakukan terhadap 5 item dengan model satu faktor menunjukkan model fit dengan nilai Chi-Square=6.64, df=5, P-value=0.24853, RMSEA=0.041. Hasil model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih pada dimensi dukungan sosial.

5. Umpan Balik Positif

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 5 item dengan model satu faktor, menunjukkan model fit dengan nilai Chi-Square=9.41, df=5, P-value=0.09376, RMSEA=0.067. Hasil model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih pada dimensi umpan balik positif. Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil Ho tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.14. Pada tabel 3.14 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan bermuatan positif. Dengan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama 0.63 maka item tersebut akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.14 terdapat 1 item pengukuran dimensi umpan balik positif yang memiliki nilai koefisien 0.63, yaitu item nomor 5, sementara sisanya memiliki nilai koefisien 0.63. Dengan hasil ini, maka kedua item tersebut diabaikan, sementara 4 item sisanya akan dilakukan uji CFA kembali. Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Umpan Balik Positif No item Loading factor Standard error t -value Keterangan 5 0.47 0.07 6.41 √ 10 0.78 0.07 11.98 √ 15 0.72 0.07 10.48 √ 20 0.76 0.07 11.68 √ 25 0.67 0.07 9.77 √ Keterangan:tanda √ = signifikan t1.96 dan tanda X= tidak signifikan t1.96 Setelah melakukan CFA pertama terhadap dimensi dari independent variable, selanjutnya peneliti melakukan CFA kedua dengan seluruh item yang signifikan dan memiliki koefisien muatan faktor 0.63. Dari hasil analisis CFA kedua yang dilakukan terhadap 4 item dengan model satu faktor menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=6.89, df=2, P-value=0.03184, RMSEA=0.111. Peneliti kemudian melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 1 kali sehingga diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=1.84, df=1, P-value=0.17554, RMSEA=0.065. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih pada dimensi umpan balik positif. 3.9.Uji Validitas Konstruk Skala Hubungan Pelatih-Atlet Skala ini memiliki tiga dimensi, yaitu kedekatan emosional, komitmen, dan perilaku komplementer.

1. Kedekatan Emosional

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 5 item dengan model satu faktor, menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=193.05, df=20, P- value=0.00000, RMSEA=0.209. Peneliti kemudian melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 10 kali sehingga diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=22.11, df=15, P-value=0.10503, RMSEA=0.049..Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu hubungan pelatih-atlet pada dimensi kedekatan emosional. Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil Ho tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.15. Pada tabel 3.15 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan bermuatan positif. Dengan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama 0.63 maka item tersebut akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.15 terdapat 2 item pengukuran dimensi kedekatan emosional yang memiliki nilai koefisien 0.63, yaitu item nomor 13 dan 15, sementara sisanya memiliki nilai koefisien 0.63. Dengan hasil ini, maka kedua item tersebut diabaikan, sementara 6 item sisanya akan dilakukan uji CFA kembali. Setelah melakukan CFA pertama terhadap dimensi dari independent variable, selanjutnya peneliti melakukan CFA kedua dengan seluruh item yang signifikan dan memiliki koefisien muatan faktor 0.63. Dari hasil analisis CFA kedua yang dilakukan terhadap 6 item dengan model satu faktor menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=96.18, df=9, P-value=0.00000, RMSEA=0.221. Peneliti kemudian melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Modifikasi kedua dilakukan sebanyak 5 kali sehingga diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=5.02, df=4, P-value=0.28480, RMSEA=0.036. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu hubungan pelatih-atlet pada dimensi kedekatan emosional. Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Kedekatan Emosional No item Loading factor Standard error t -value Keterangan 1 0.75 0.06 11.85 √ 4 0.75 0.06 12.23 √ 7 0.63 0.07 9.58 √ 8 0.78 0.06 12.63 √ 13 0.59 0.07 8.78 √ 15 0.57 0.07 8.11 √ 18 0.91 0.06 16.03 √ 20 0.77 0.06 12.34 √ Keterangan:tanda √ = signifikan t1.96 dan tanda X= tidak signifikan t1.96

2. Komitmen

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 5 item dengan model satu faktor, menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=42.48, df=9, P- value=0.00000, RMSEA=0.137. Peneliti kemudian melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 2 kali sehingga diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=10.77, df=7, P-value=0.14904, RMSEA=0.052. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu hubungan pelatih-atlet pada dimensi komitmen. Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil Ho tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.16. Pada tabel 3.16 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan bermuatan positif. Tabel 3.16 Muatan Faktor Item Komitmen No item Loading factor Standard error t -value Keterangan 2 0.74 0.06 11.49 √ 9 0.61 0.07 8.84 √ 10 0.84 0.06 13.60 √ 12 0.79 0.06 12.53 √ 16 0.63 0.07 9.28 √ 21 0.68 0.07 9.85 √ Keterangan:tanda √ = signifikan t1.96 dan tanda X= tidak signifikan t1.96 Menggunakan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama 0.63 maka item tersebut akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.16 terdapat 1 item pengukuran dimensi komitmen yang memiliki nilai koefisien 0.63, yaitu item nomor 9, sementara sisanya memiliki nilai koefisien 0.63. Dengan hasil ini, maka item tersebut diabaikan, sementara 5 item sisanya akan dilakukan uji CFA kembali. Setelah melakukan CFA pertama terhadap dimensi dari independent variable, selanjutnya peneliti melakukan CFA kedua dengan seluruh item yang signifikan dan memiliki koefisien muatan faktor 0.63. Dari hasil analisis CFA kedua yang dilakukan terhadap 5 item dengan model satu faktor menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=13.63, df=5, P-value=0.01817, RMSEA=0.093. Peneliti kemudian melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 1 kali sehingga diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=4.48, df=4, P-value=0.34544, RMSEA=0.024. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu hubungan pelatih-atlet pada dimensi komitmen.

3. Perilaku Komplementer

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 8 item dengan model satu faktor, menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=141.70, df=20, P- value=0.00000, RMSEA=0.175. Peneliti kemudian melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 7 kali sehingga diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=15.80, df=13, P-value=0.26031, RMSEA=0.033. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu hubungan pelatih-atlet pada dimensi perilaku komplementer. Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil Ho tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.17. Pada tabel 3.17 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan bermuatan positif. Dengan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama 0.63 maka item tersebut akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.17, bahwa seluruh item memiliki nilai koefisien 0.63. Dengan hasil ini, maka seluruh item akan tetap digunakan dan tidak dilakukan uji CFA kembali. Tabel 3.17 Muatan Faktor Item Perilaku komplementer No item Loading factor Standard error t -value Keterangan 3 0.82 0.06 13.23 √ 5 0.71 0.06 11.14 √ 6 0.70 0.06 11.19 √ 11 0.77 0.06 12.42 √ 14 0.78 0.06 12.94 √ 17 0.70 0.06 10.85 √ 19 0.66 0.06 10.18 √ 22 0.81 0.06 13.46 √

3.9. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini berjalan dengan tiga tahapan prosedur penelitian, yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan penelitian, dan pengolahan data. 1 Persiapan Dimulai dengan perumusan masalah, menentukan variabel yang akan diteliti, melakukan kajian teori untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang tepat tentang variabel penelitian. Kemudian menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan. 2 Pelaksanaan penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2013 di klub sepakbola Universitas Negeri Jakarta, dengan sampel sebanyak 60 atlet sepakbola. Penelitian selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2013 di klub sepakbola Bina Taruna dengan sampel sebanyak 50 atlet sepakbola. Penelitian selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 2 April 2013 di URAKAN FC, dengan sampel sebanyak 50 atlet sepakbola.. Penelitian selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 2 April 2013 di PS ABC Wirayudha, dengan sampel sebanyak 40 atlet sepakbola. 3 Pengolahan data Untuk setiap variabel penelitian peneliti menghitung true skor faktor skor dengan menggunakan CFA. Dalam hal ini hanya item yang tidak didrop yang akan dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.10. Metode Analisa Data

Untuk melihat pengaruh independent variable terhadap dependent variable, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Paling tidak ada empat tahap yang akan dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen Pedhazur, 1997. Pertama, peneliti menghitung konstanta a, b 1 , b 2 ,...,b k dari persamaan regresi Y’ = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 +...+ b k X k . Dengan begitu peneliti dapat menggunakan variabel penelitian untuk memprediksi Y partisipan. Kedua, peneliti akan menghitung proporsi varian dari ketangguhan mental yang dapat dijelaskan oleh independent variable yang diteliti, yaitu R 2 . Ketiga, peneliti akan menguji signifikansi dari hasil yang didapat. Jadi peneliti dapat mengetahui apakah regresi dari ketangguhan mental atas delapan variabel signifikan secara statistik. Peneliti juga dapat mengetahui apakah koefisien regresi b dari persamaan regresi secara statistik berbeda dari nol. Terakhir, peneliti dapat menentukan relativitas pentingnya setiap variabel independen dalam menjelaskan ketangguhan mental. Berikut penjelasan secara singkat dari empat langkah tersebut. Pertama membuat persamaan regresi dari ketangguhan mental. Berikut persamaan regresi tersebut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 + b 8 X 8 + e Dengan dependent variabel ketangguhan mental, dan independent variable training and instruction, perilaku demokratis, perilaku autokratis, dukungan sosial, umpan balik positif, kedekatan emosional, komitmen, dan perilaku komplementer maka penjelasan persamaan regresi di atas sebagai berikut: Y’= ketangguhan mental a = konstantaintersep b = koefisien regresi masing-masing independent variable X 1 = training and instruction X 2 = perilaku demokratis X 3 = perilaku autokratis X 4 = dukungan sosial X 5 = umpan balik positif X 6 = kedekatan emosional X 7 = komitmen X 8 = perilaku komplementer e= error Langkah kedua yaitu peneliti menghitung proporsi varian yang dapat dijelaskan oleh delapan variabel independen R 2 . R 2 atau squared multiple correlation coefficient bernilai antara 0 hingga 1. Ketika R 2 dikali dengan 100, peneliti mendapatkan presentase varian dari ketangguhan mental yang dapat dijelaskan oleh delapan variabel independen. Rumus dari R 2 ialah sebagai berikut: R 2 = SS reg SS y Ketiga, peneliti melakukan uji signifikan. Paling tidak ada tiga uji signifikan yang akan dilakukan pada penelitian ini. Yang pertama ialah uji signifikan dari R 2 . R 2 diuji signifikannya dengan uji F. Berikutnya ialah uji signifikan dari koefisien regresi atas setiap variabel independen. Koefisien regresi diuji dengan uji t. Yang terakhir ialah uji dari kenaikan proporsi varian yang dapat dijelaskan atau R 2 change. Keempat, peneliti ingin mengetahui variabel independen yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap variabel dependen diantara variabel lain yang diteliti. Ada dua cara yang peneliti lakukan untuk dapat mengetahui hal tersebut, yaitu dengan melihat standardized coefficient regression atau beda, dan pertambahan increments proporsi varian yang dapat dijelaskan atau R 2 change.