Perilaku Kepemimpinan Pelatih Hubungan Pelatih-Atlet

Tabel 3.2 Blueprint Skala Perilaku Kepemimpinan Pelatih No. Dimensi No.Item Jumlah Favourable Unfavourable 1 Training and Instruction 1, 6, 11, 16, 21, 26, 29, 31, 33, 35, 37, 39, 40 - 13 2 Perilaku Demokratis 2, 7, 12, 17, 22, 27, 30, 34, 38 - 9 3 Perilaku Autokratis 3, 8, 13, 18, 23 - 5

4 Dukungan Sosial

4, 9, 14, 19, 24, 28, 32, 36 - 8

5 Umpan Balik Positif

5, 10, 15, 20, 25 - 5 Jumlah 40 40

3.4.3. Alat Ukur Hubungan Pelatih-Atlet

Alat ukur hubungan pelatih-atlet merupakan sebuah skala yang digunakan untuk mengukur variabel hubungan pelatih-atlet. Alat ukur hubungan pelatih-atlet yang peneliti gunakan dalam penelitian ini mengadaptasi kepada alat ukur yang dikembangkan oleh Jowett dan Ntoumanis 2002 yaitu Coach –Athlete Relationship Questionnaire CART-Q yang terdiri dari 11 item. Peneliti melakukan adaptasi dengan melakukan penambahan jumlah item pada alat ukur hubungan pelatih-atlet menjadi dua kali jumlah item awal dengan pertimbangan apabila terdapat suatu item yang gugur setelah uji validitas, maka peneliti masih memiliki item lain yang mengukur variabel yang sama. Dua puluh dua item dalam skala ini terdiri atas 8 item mengukur dimensi kedekatan emosional. Delapan item mengukur dimensi komitmen dan 8 item mengukur dimensi perilaku komplementer. Instrumen ini menggunakan skala model Likert dengan rentangan sebanyak 4 pilihan jawaban dari “sangat setuju” hingga “sangat tidak setuju”. Tabel 3.3 Blueprint Skala Hubungan Pelatih-Atlet No. Dimensi No.Item Jumlah Favourable Unfavourable

1 Kedekatan Emosional

1, 4, 7, 8, 13, 15, 18, 20 - 8 2 Komitmen 2, 9, 10, 12, 16, 21 - 6 3 Perilaku Komplementer 3, 5, 6, 11, 14, 17, 19, 22 - 8 Jumlah 22 22

3.5. Pengujian Validitas Konstruk

Dalam sebuah penelitian, penting untuk melakukan uji validitas kostruk. Pengujian validitas konstruk menggunakan Confirmatory Factor Analysis CFA yang bertujuan untuk mengetahui apakah setiap item pada variabel valid dalam mengukur apa yang hendak diukur. CFA digunakan dalam proses pengembangan skala untuk memeriksa struktur laten dari suatu alat tes. Dalam konteks ini, CFA digunakan untuk verifikasi jumlah dimensi yang mendasari instrumen faktor dan pola hubungan item dengan faktor factor loading. Dalam Confirmatory Factor Analysis CFA, peneliti harus memiliki gambaran yang spesifik mengenai a jumlah faktor, b variabel yang mencerminkan suatu faktor, dan c faktor yang saling berkorelasi. Tahapan dalam CFA diawali dengan merumuskan model teoritis hipotesis tentang pengukuran variabel laten, kemudian model tersebut diuji kebenarannya secara statistik menggunakan data. CFA lebih tepat digunakan pada pengujian teori karena a langsung menguji teori dan b tingkat fit pada model dapat diukur dalam berbagai cara. Adapun logika dasar dari CFA menurut Harrington 2009 : 1. Bahwa terdapat sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan secara operasional sehingga dapat disusun suatu pertanyaan atau