Hubungan antara Usia dengan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif

lxxxiv adalah Ajartha 2007, menemukan hanya 15 persalinan yang berlangsung tanpa nyeri atau nyeri ringan, 35 persalinan disertai nyeri sedang, 30 persalinan disertai nyeri hebat dan 20 persalinan disertai nyeri yang sangat hebat.

C. Hubungan antara Usia dengan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif

Usia atau umur adalah lama waktu hidup sejak lahir KBBI, 2001. Usia merupakan salah satu faktor yang di duga berhubungan dengan nyeri persalinan kala I. Variabel usia dikelompokkan menjadi dua yaitu High risk yaitu pada usia 20 tanhun - 35 tahun, dan Low risk pada usia 20 tahun – 35 tahun. Pada usia 20 - 35 tahun merupakan usia yang beresiko tinggi tarhadap komplikasi persalinan dan ketidak nyamanan akibat nyeri yang timbul Astuti, 2008. Sedangkan usia 20 tahun – 35 tahun, dianggap aman menjalani persalinan karena usia tersebut dalam rentang kondisi prima. Rahim sudah mampu memberi perlindungan, mental pun siap untuk menghadapi persalinan. Berdasarkan hasil penelitian distribusi frekuensi usia ibu yang termasuk High risak 20 - 30 tahun sebanyak 31,2 dan low risk 20-35 tahun sebanyak 68,8. Sebagian besar responden yang didapatkan yaitu pada usia 20-35 tahun atau disebut Low risk. Jadi 31,2 responden yang beresiko terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif. Menurut Astuti 2008 bahwa usia yang dianggap aman untuk menjalani persalinan yaitu usia 20-35 tahun sehingga 68,8 responden dianggap aman untun menjalani persalinan. Berdasarkan hasil analisis bivariat, didapatkan bahwa rata-rata nyeri persalinan pada ibu yang High risk yaitu 4,00 dan pada usia ibu Low risk yaitu lxxxv 3,20. Rata-rata nyeri yang dirasakan ibu dengan usia High risk lebih tinggi dibandingkan dengan usia ibu pada Low risk. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Komariah 2005 bahwa usia ibu 20 lebih beresiko terhadap nyeri dan merasakan nyeri lebih berat. Dari hasil uji statistik t-independen didapatkan Pvalue = 0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan nyeri persalinan kala I fase aktif. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusdiatin 2007 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan nyeri persalinan kala I. Dalam penelitian Komariah 2005, menyatakan bahwa usia yang lebih muda atau 20 tahun memiliki intensitas nyeri yang lebih tinggi, hal ini disebabkan karena usia tersebut memiliki sensori nyeri yang lebih intens. Sesuai dengan teori Melzack dalam Rumbin, 2008, yang menyatakan bahwa usia mempengaruhi derajat nyeri persalinan, semakin muda usia ibu 20 tahun maka akan semakin nyeri bila dibandingkan dengan usia ibu yang lebih tua. Menurut Ladewig 1998 dalam Rumbin 2008, dikatakan bahwa usia mempengaruhi keberhasilan seseorang ibu dalam melaksanakan peran sebagai ibu, usia juga menentukan kesiapan dalam memutuskan dan bertindak yang dalam hal ini kesiapan seorang ibu bersalin dalam menghadapi persalinannya. Dengan demikian diharapkan kepada semua ibu yang akan menghadapi persalinan untuk selalu rutin dalam melakukan kunjungan antenatal care. Hal ini dimaksudkan agar tiap ibu dapat menerima informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan termasuk persiapan bagi ibu dalam menghadapi persalinanya lxxxvi kelak. Sehingga tiap ibu yang akan bersalin dapat mempunyai gambaran tentang apa yang akan dialami termasuk nyeri pada persalinan.

D. Hubungan antara Paritas dengan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif