lxxxi
BAB VI PEMBAHASAN
A. Ketarbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut yaitu :
1. Penelitian ini menggunakan rancangan studi Cross Sectional atau desain potong lintang yang memiliki kelemahan rawan terhadap bias, kerena pada
rancangan ini peneliti melakukan observasi variabel independen dan dapenden hanya satu kali secara bersamaan pada periode yang sama.
Sehingga tidak ada tindak lanjut dan tidak bisa melihat adanya hubungan sebab akibat antara variabel independen dan variabel dependen.
2. Terdapat variabel independen lain di dalam kerangka teori yang diduga berhubungan dengan variabel dependen namun belum masuk dalam
kerangka konsep yaitu mekanisme koping, support system, budaya, lamanya persalinan, kelelahan dan emosional.
3. Kesulitan lain dalam pengumpulan data ini yaitu dalam memberikan Informed consent terhadap responden dikarenakan kondisi beberapa
responden tidak memungkinkan untuk berkomunikasi dengan baik. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti memberikan informed consent kepada suami
atau keluarga responden yang ada dan meminta memberikan tandatangan jika bersedia menjadi responden.
4. Perbedaan respon terhadap tingkat nyeri merupakan salah satu keterbatasan dalam penelitian ini karena peneliti sulit untuk mengetahui rasa nyeri yang
dirasakan responden tersebut.
lxxxii
B. Gambaran Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat individual yang dapat mempengaruhi seluruh pikiran seseorang yang bersifat
subyektif pada setiap individu Kozier, 2000. Pilliteri 2003, mengemukakan bahwa proses persalinan selalu berhubungan dengan ketidak nyamanan atau
nyeri selama proses persalinan tersebut berlangsung. Nyeri yang timbul pada saat persalinan disebabkan karena adanya peregangan servik, kontraksi uterus
dan penurunan janin yang menyebabkan dilepaskan prodtaglandin yang dapat menimbulkan nyeri. Nyeri yang tidak teratasi dapat menimbulkan bahaya
secara fisiologis maupun psikologis bagi ibu dan janin Kozier, 2000. Proses persalinan secara fisiologis menimbulkan nyeri pada kala I, nyeri
ini terutama disebabkan oleh peningkatan kontraksi uterus, kemajuan pembukaan atau dilatasi serviks dan tekanan janin Durham, 2002. Perasaan
nyeri pada waktu kontraksi uterus juga sangat subyektif tidak hanya tergantung pada intensitas kontraksi uterus juga tergantung pada keadaan mental ibu
bersalin Lowe, 2002 dalam Astuti, 2008. Persalinan kala I fase aktif dimulai dari pembukaan 3-4 sampai
pembukaan 10 atau disebut pembukaan lengkap Rukiyah, 2009. Kala I fase aktif persalinan terbagi kedalam 3 fase yaitu fase akselarasi dalam waktu 2
jam pembukaan mencapai 3-4, fase dilatasi pebukaan menjadi cepat mencapai pembukaan 9 dan fase deselarasi pembukaan menjadi lengkap yaitu
pembukaan 10 Hutahaean, 2009. Hasil penelitian ini, pengukuran nyeri dengan menggunakan skala FPRS
Face Pain Rating Scale dengan skala minimal 0 dan maksimal 5. Didapatkan
lxxxiii
rata-ratanya nyeri persalinan pada fase akselarasi yaitu 2,72, pada fase dilatasi yaitu 3,42 sedangkan pada fase deselarasi yaitu 4,48. Terlihat bawha terjadi
peningkatan nyeri pada kala I fase aktif. Rata-rata nyeri paling tingggi dirasakan ibu terjadi pada fase akselarasi yaitu 4,48. Sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Rukiyah 2009, bahwa puncak nyeri terjadi pada ahir kala I yaitu fase aktif dimana pembukan menjadi lengkap yaitu mencapai 10.
Seiring dengan pembukaan yang meninggat, maka nyeri dan kontraksi pun semakin kuat Rukiyah, 2009. Nyeri tersebut berasal dari kontraksi uterus,
sehingga kontraksi menjadi lebih lentur, lebih lama dan kuat sehingga nyeri yang dirasakan semakin hebat Cunningham, 2005. Sesuai dengan hasil yang
di dapatkan dalam penelitian ini yaitu semakin meningkat pembukaan semakin meningkat pula kontraksi dan nyeri yang dirasakan ibu.
Berdasarkan tingkatanya 53,1 responden merasakan nyeri sedang, 46,9 ibu merasakan nyeri berat. Hasil yang didapatkan sejalan dengan penelitian
dilakukan oleh Rusdiatin 2007, mendapatkan bahwa 53,3 ibu bersalin mengalami nyeri sedang dan 46,7 mengalami nyeri persalinan yang berat.
Dari kedua penelitian tersebut tidak ada ibu yang merasakan nyeri ringan, akan tetapi ibu merasakan nyeri sedang sampai nyeri berat.
Penelitian terkait dilakukan oleh Reeder 1997 bahwa sebagian ibu yang melahirkan merasakan nyeri yang berat, hanya 9-14 ibu melahirkan
mengalami nyeri ringan tanpa tindakan penurunan nyeri persalinan. Baker 2001 dalam Komariah 2005, menjelaskan hasil studi yang di lakukan di
Inggris, terhadap wanita yang melahirkan, didapatkan 93,5 merasakan nyeri berat atau nyeri yang tidak tertahankan. Hasil penelitian lain yang mendukung
lxxxiv
adalah Ajartha 2007, menemukan hanya 15 persalinan yang berlangsung tanpa nyeri atau nyeri ringan, 35 persalinan disertai nyeri sedang, 30
persalinan disertai nyeri hebat dan 20 persalinan disertai nyeri yang sangat hebat.
C. Hubungan antara Usia dengan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif